Monday, January 3, 2022

,

Renungan KASIH SETIA ALLAH & KESUKAAN KITA

 

grefer pollo

grefer pollo


PENGANTAR 

Pertama

Setiap orang memiliki kesukaan yang sangat mungkin tidak disukai oleh orang lain. Contoh seseorang yang suka membaca sedang orang lain tidak. Mereka tidak tahu dan mengerti enaknya membaca. Sehingga mereka cukup heran melihat oranglai menikmati waktu kesendirian dan membaca. 

Atau, yang lain suka memancing sedang orang lain tidak suka dan tidak mengerti alasan mereka menikmati memancing, menghabiskan waktu duduk diam di tepi sungai atau di tengah laut dan menunggu bahkan sampai pagi hari.


Kedua

  1. Berapa banyak yang hadir saat ini yang percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah?
  2. Berapa banyak yang hadir saat ini yang percaya bahwa firman Allah adalah makanan bagi jiwa kita?
  3. Berapa banyak yang hadir saat ini yang percaya: Alkitab adalah satu-satunya buku yang paling berpengaruh membawa orang kepada hidup yang bermakna?
  4. Berapa banyak yang hadir saat ini yang membaca Alkitab tiap hari?
  5. Berapa banyak yang hadir saat ini yang tidak hanya baca tapi merenungkannya tiap hari?
  6. Dari mana kita yakin Alkitab adalah firman Allah? Apa buktinya?


Ketiga


Mengenai dunia tempat kita tinggal perlu dipahami bahwa

  • Kejadian 3:15 Allah sendiri yang merencanakan dan melakukan permusuhan (pertikaian berdarah) antara Iblis dengan manusia (band. Efesus 6 tentang peperangan rohani)

  • Dunia sudah dipenuhi dosa sehingga sebenarnya hal yang lumrah jika setiap hari ada kejahatan di mana-mana dan kita pun setiap hari berbuat dosa. Jika orang yang berbuat dosa harusnya dihukum maka hal yang mengherankan jika kita masih bisa bangun tidur. Seharusnya saat bangun tidur dan kita lihat di cermin kita harus berkata: terima kasih Tuhan orang jahat ini masih diberi anugerah untuk hidup di hari ini.

  • Dalam keadaan perang permusuhan antara Iblis dengan manusia dan manusia hidup di dunia yang penuh dosa, maka kita hanya bisa hidup karena kasih setia Allah. Karena itu, Allah yang lebih dulu mengasihi kita dengan kasih setia yang kekal yang tidak dapat dibatalkan oleh siapa dan apapun dan Dia telah meteraikan dengan darah Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus di kayu salib.

  • Dia katakan dalam Roma 8:37-39: Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

  • Karena itu, dalam hidup ini kita mesti berhati-hati dan memiliki gaya hidup yang berkenan kepada Allah


BACAAN ALKITAB: Mazmur 1:1-2

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Mazmur 1 menunjukkan ada 2 jalan: jalan orang benar dan jalan orang fasik (band Yesus katakan jalan luas dan jalan yang sempit)


Mazmur 1 ini juga tidak sesuai dengan pemikiran filsafat modern yang katakan bahwa kebahagiaan itu adalah kondisi psikologis ataupun etis moral.


Mari kita lihat beberapa penjelasan dari beberapa kata dalam Mazmur 1:1-2 di atas


BERBAHAGIALAH ---> Ash'rey

Mari kita lihat, siapakah yang berbahagia menurut Mazmur 1:1
Kata "berbahagialah!" (LAI TB) adalah berasal dari kata Ibrani: 'ASH'REY.


Secara harfiah diartikan: kebahagiaan-kebahagiaan (jamak).
Kebahagiaan oleh karena ketaatan kepada Tuhan sehingga diberi kemujuran dan keberuntungan dalam jerih payah
Alkitab Bahasa Inggris yang lain menerjemahkan kata Ash’rey menjadi blessed (diberkatilah).

Sedikit membandingkan kata Ibrani berkat seperti yang digunakan dalam Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!


Ayat 8 dari Yeremia 17 mirip dengan Mazmur 1:3

Yeremia 17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.


Mazmur 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.


Yeremia 17: 7 "diberkatilah" menggunakan kata: BÂRAKH: memberkati. Makna utama dari kata, memberkati, adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sambil berlutut dan  menghormatinya. Makna yang lebih luas adalah melakukan atau memberikan sesuatu yang bernilai positif kepada orang lain.

Dari sini kita dapat memahami bahwa dari orang yang sombong tidak akan memberkati orang lain.

Kata barakh bisa ditemukan juga dalam beberapa pembacaan lain seperti: Kejadian 1:28 (Allah memberkati manusia yang Dia baru ciptakan), Bilangan 6:24-26 (berkat imam: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, …), dan Kejadian 12:1-2 (Allah memberkati Abraham)


BERJALAN --> Hã-lak

Salah satu artinya: gaya hidup (manner of life).
Gaya hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh cara pandang dia terhadap kehidupan.
Contoh cara pandang Ayub sehingga dia tetap setia dalam segala pencobaan yg dia alami


Refleksi dari kisah Ayub

  • Teman-teman Ayub mewakili cara berpikir manusia tentang penderitaan (hukum retribusi sempit: karena salah atau dosa maka menderita). Mereka desak Ayub utk akui dosa Ayub. Istri Ayub paksa dia utk kutuk Allah lalu matilah. Ayub menolak utk lakukan itu

  • Dari mana penderitaan Ayub dimulai? Dari tantangan Iblis kepada Allah: Ayub hidup saleh karena Allah berbuat baik kepada dia. Coba buka pagar itu. Allah ijinkan Iblis lakukan yg dia mau tapi nyawa Ayub harus dibiarkan.

  • Jawaban Allah kepada Iblis: buktikan itu.

Bagaimana dengan kita?

Apakah kita mengasihi Allah hanya karena Dia baik kepada kita menurut cara pandang kita? Atau, dalam kesulitan, hal-hal yang terjadi tidak sesuai keinginan dan harapan kita lalu dengan mudahnya kita mengutuk, kecewa, hakimi orang lain, keadaan, dsb?

Kita mengasihi Allah karena Dia baik kepada kita ATAU, kita mengasihi Allah karena SIAPA DIA

Pada akhirnya saat Ayub mulai menyesali hari lahir dan hidupnya, Allah bilang kepada Ayub utk belajar dari hippopotamus (Alkitab terjemahkan sebagai kuda nil). Lalu Ayub meminta ampun kepada Allah. Allah pulihkan hidupnya dan menyatakan teman-teman Ayub bersalah.


Jangan cepat-cepat kita reaktif terhadap keadaan karena kita tidak tahu apa yg sedang Allah kerjakan.
Yesaya 55: jalanmu bukan jalanKu, rancanganmu bukan rancanganKu.


Ayub tidak mengerti apa yang terjadi tetapi dia percaya Allah yang berdaulat atas semuanya.

Kitab Ayub tidak memberi jawaban tentang alasan dan cara mengatasi penderitaan dan masalah hidup manusia tetapi memberitahukan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu.

Gaya hidup lain yang Tuhan mau kita lakukan adalah menyukai firman Allah dan merenungkan itu siang dan malam.


KESUKAAN --> KHEF'TSO

Dari kata dasar: KHEFETS, "delight, pleasure, want, wish" yang menunjukkan ketertarikan seseorang kepada sesuatu hal, kata ini dalam makna Ibraninya tidak merujuk kepada suatu keinginan yang biasa, tetapi suatu keinginan yang diidam-idamkan yang menjadi tujuan dari kehidupan seseorang.

Keinginan/ kegemaran itu dilakukan dengan mempelajari Firman Allah siang dan malam. Disini merujuk kepada tindakan yang berulang-ulang.


MERENUNGKAN --> YEH'GEH

Berasal dari kata HAGAH, berarti: membaca dalam hati atau bicara kepada diri sendiri sementara berpikir.
Kata Ibrani HAGAH juga berarti: mengucapkan dengan suara rendah dan merenung (Mazmur 35:28; Amsal 15:28).

Kamus lain definisikan kata "HAGAH" ini:
Berbicara dengan diri sendiri, menggumam dan dengan suara rendah, seperti yang sering dilakukan oleh orang yang sedang merenung.

Ketika Yosua diangkat menjadi pemimpin atas bangsa Israel. Sebagai penerus dari pelayanan Musa, ia diperintahkan untuk menjaga hukum Allah, dan ia diperintah untuk merenungkan Hukum Allah itu siang dan malam.

Yosua 1:8
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Jika kita menyukai sesuatu maka kita akan habiskan banyak waktu untuk itu.


Mari buktikan:
  1. dalam 1 hari: 24 jam: berapa jam kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
  2. dalam 1 minggu: 7 hari berapa jam kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
  3. dalam 1 bulan: 31 hari berapa jam kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
  4. dalam tahun 1 tahun: 365 hari berapa jam kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
Apakah sungguh-sungguh kesukaan kita adalah firman Allah dan kita renungkan itu siang dan malam?

Jika kita yakin bahwa

1. Alkitab adalah firman Allah
2. Firman Allah adalah makanan bagi jiwa kita
3. Alkitab adalah satu-satunya buku yang paling berpengaruh membawa orang kepada hidup yang bermakna

Maka, adalah layak jika membaca dan merenungkan Alkitab siang dan malam adalah kesukaan kita.

Ingatlah! Masalah tidak pernah menghancurkan iman kita. Tapi justru menunjukkan seperti apa iman yang kita miliki. Cara kita menyelesaikan dan merespon masalah menunjukkan seperti apa iman kita dan kepada siapa kita beriman.


KETELADANAN

Dalam dunia yang penuh dosa dan kejahatan, kita membutuhkan figur dan teladan hidup.

Yang pertama kita temukan dalam diri Yesus Kristus
Yang kedua, kita juga butuh dari manusia yang bisa kita lihat sehari-hari

Bagi beberapa orang atau mungkin banyak orang, berbicara tentang kekristenan, berbicara tentang firman Tuhan, berbicara tentang ibadah mereka tidak butuh jawaban. Karena jawaban bisa mereka dapatkan dari buku-buku apalagi sekarang masa digitalisasi, mereka bisa dapatkan dari youtube.

TETAPI, MEREKA BUTUHKAN KETELADANAN. KETELADANAN INILAH YANG MENJADI ALASAN, MENGAPA BERIBADAH SECARA ONLINE TIDAK CUKUP. KARENA, SECARA ONLINE KITA DAPAT TERTIPU DAN TIDAK DAPAT MENEMUKAN KETELADAN HIDUP.


TENTUNYA, kita hanya dapat memberikan teladan hidup jika kesukaan kita adalah firman Allah dan merenungkan itu siang dan malam.

Dari situ kita akan belajar apa itu walk the talk. Memiliki integritas.

Katakan apa yg dilakukan dan melakukan apa yang dikatakan.
Memiliki konsistensi.

Kehidupan Yesus membuktikan bahwa DIA merenungkan firman itu siang dan malam. Misalnya, saat DIA dicobai Iblis setelah berpuasa. Dia menggunakan firman Allah.

Apa yang masuk itulah yang keluar.
Biasanya saat seseorang menghadapi tekanan hidup, maka respon yang dia berikan terhadapa tekanan itu adalah apa yang setiap hari dia dengar, lihat, dan simpan dalam hati.


PENUTUP

Refleksi kehidupan Salomo


Salomo menulis 3 kitab:
  1. Kidung Agung (Ibrani: SHIR HASHIRIM): kidung dari segala kidung - song of songs. Salomo tulis dalam masa mudanya. Dalam kidung agung tidak sebut 1 kali pun kata Allah atau TUHAN. Penuh gelora cinta anak muda (biasa anak muda spt ini kurang dekat dengan keluarga, ortu, atau urusan ibadah dan Tuhan)
  2. Amsal. Salomo tulis di masa paruh baya. Setengah tua. Dia sudah punya anak. Dia mulai didik anak agar taat orang tua. Taat pada Tuhan. Hati-hati dengan perempuan jalang
  3. Pengkhotbah. Salomo tulis di masa tua. Dia mulai melihat kehidupan di luar Tuhan sebagai kehidupan yg sia-sia. Tanpa firman Allah hidup sia-sia. Dia nasihati anak-anak muda: INGATLAH PENCIPTAMU PADA MASA MUDAMU SEBELUM GIGI TIDAK LENGKAP LAGI, LUTUT MULAI GEMETAR, TELINGA TIDAK BISA DENGAR DENGAN JELAS, dsb
Apakah Salomo memiliki kesukaan merenungkan firman Tuhan? Di awal pemerintahan sebagai raja, IYA.

Saat mulai jaya, dia tinggalkan Tuhan Allahnya.

Cerita kuno dalam tradisi Yahudi mengatakan bahwa saat-saat sebelum meninggal, Salomo masuk ke dalam bait Allah, berdiam diri, memandang ke depan hingga suatu waktu dia terjatuh dan mahkotanya terlepas dari kepala dan bergelinding.

Suatu waktu, Raja Daud memiliki keinginan untuk membangun Bait Allah, tetapi Tuhan Allah meresponinya bahwa anak kandungnya yang akan membangunnya. 

Lalu, Allah berbicara tentang anak kandung itu seperti terdapat dalam 2 Samuel 7:14-15:
"Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu."

Yesus berkata jika kamu mengasihi Aku kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku.

Kasih dihubungkan dengan ketaatan.

Pertanyannya: dapatkah kita menaati pertintah-perintah Yesus secara sempurna? Jika tidak sempurna namanya dosa (hamartia).

Di situlah kasih setia Allah memampukan kita sehingga jika kita dapat melakukan itu semata-mata karena anugerah Allah yang bekerja dalam diri kita dan bukan karena usaha dan kemampuan kita.


Kasih setia Allah dalam Kristus 

menyertai kita semua

Continue reading Renungan KASIH SETIA ALLAH & KESUKAAN KITA