Thursday, November 26, 2020

,

Sebuah Pemikiran Tentang Seni dan Budaya

 

seni dan budaya

oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd

Seni budaya menjadi lestari karena diajarkan dan diturunan dalam spirit kebapaan. Dari orang tua kepada anak. 


Jika seni budaya diteruskan tidak dalam semangat tersebut melainkan untuk hal lain seperti mencari uang, ketenaran, penampilan semata maka itu merupakan “penistaan” terhadap spirit seni dan konsekuensinya adalah seni budaya akan hilang makna, hilang spirit, hilang bentuk, tidak dikenal oleh generasi penerus di suatu waktu tertentu. 
Waktu itu bisa saja dalam tidak lama lagi.

2.   Lopo adalah tempat di mana kekeluargaan dibangun. Dalam sebuah lopo sebuah keluarga membangun relasi dan bertutur tentang kehidupan yang sangat dimaknai dan didominasi oleh spirit kebapaan. Sehingga tepat jika spirit kebapaan menjadi semangat yang melandasi pengembangan seni dan budaya ini.


3.  Sudah cukup lama seni budaya hanya dianggap dan digarap sebagai pertunjukan jalanan sehingga banyak orang bertutur: “melalui seni budaya orang tidak dapat penghidupan yang layak”. 


  Sebuah gagasan yang baik jika pengembangan seni dan budaya dikemas secara akademisi, kompetisi, kolaborasi, performa bersama senior dan junior dalam kancah pengalaman mengelola dan mengembangkan seni budaya. Mengapa? Seni memiliki sifat ilmiah dan inspirasi. Tanpa inspirasi suatu seni akan kehilangan arti dan tidak melegenda. 


  Inspirasi tidak dapt dibeli dan dibayar karena sifat kekekalan di dalamnya. Seni diangkat dari “jalanan” kepada level akademisi/intelek dan elegan. Seniman cenderung memiliki sifat individual. Namun, seperti kehidupan, seniman perlu berkolaborasi. 


   Performa bersama senior dan junior sebagai simbol dan kenyataan bahwa seni itu diturunkan. Kolaborasi seni. Seorang bapa menuntun anaknya untuk menjadi dewasa dan meneruskan seni budaya tersebut.

0 comments:

Post a Comment