Keluarga adalah tempat yang terindah di dalam kehidupan. Tempat yang aman dan tenteram. Tempat di mana setiap kesalahan diterima tanpa di-bully namun, didisiplinkan demi perbaikan.
Tempat di mana saat memberi dan saat menerima terjadi. Tempat di mana kasih, keampunan, dan keadilan dalam kebenaran dijalankan sehingga lahirlah kemuliaan dan hormat yang satu dengan lainnya.
Tempat di mana ketika Anda memasuki rumah yang sedang dalam kegelapan lalu seseorang akan berlari mengambil sebuah pelita bagi Anda.
Tempat di mana saat Anda sedang menggigil kedinginan kemudian yang lainnya
mengambil selimut, menutup Anda sambil merangkul Anda.
Tempat di mana setiap
tetesan airmata Anda memiliki makna dan takkan dibiarkan menetes sia-sia lalu
jatuh ke bumi.
Tempat di mana kegirangan dan sukacita Anda dirayakan bersama
tanpa rasa iri dan dengki. Tempat di mana setiap tertawa bermakna dan takkan
pernah dibiarkan seorangpun tertawa sendirian.
baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2021/08/gereja-dan-sinema-sebuah-keker-kultural.html
Keluarga adalah tempat di mana setelah Anda menjadi letih, lelah, sedih, capek, cukup waktu bersuka di luar rumah maka Anda akan rindu untuk pulang kembali.
Pulang kembali ke rumah. Selain, Pencipta Anda, maka tak ada yang mengasihi Anda lebih daripada keluarga Anda. Saat Anda bahagia dan berkecukupan,
tetangga dan teman bergaul Anda akan
menerima Anda apa
adanya.
Apakah Anda menyadari bahwa semua keadaan kehidupan akhirnya akan dipersiapkan untuk “pulang”?. Kembali ke asalnya. Kembali ke rumah.
baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/10/sisi-lain-dari-literasi-teknologi-dan.html
Kembali ke keluarga yang sesungguhnya. Kembali kepada Dia yang telah menciptakan keluarga pertama. Kembali ke rumah Bapa.
Seluruh pengalaman hidup Anda dan saya adalah sebuah jalan persiapan untuk menyiapkan Anda dan saya menempuh perjalanan pulang.
Sehingga saat Anda dan saya tiba di rumah, Anda dan
saya akan membawa “cukup ole-ole”. Saat di luar rumah sekarang ini marilah bekerja
sedemikian rupa supaya Anda memiliki “cukup uang” untuk “membeli ole-ole” itu.
Membangun keluarga adalah membangun rumah, bukan gedung. Membangun keluarga adalah membangun nyawa, bukan tubuh.
Membangun keluarga adalah membangun esensi, bukan prestise. Membangun keluarga adalah membangun nilai, bukan angka.
Membangun keluarga adalah
membangun desa, bukan
kota. Mengapa desa? Desa adalah area dan spirit di mana kekeluargaan itu
benar-benar dialami.
Sekolah menyelenggarakan pendidikan demi menghidupi keluarga dan membangun keluarga. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang terlepas dari keluarga.
Pendidikan
yang sejati dan efektif akan mengembalikan seseorang kepada keluarga untuk
membangun keluarga. Karena itu, sudah sepatutnyalah kurikulum pendidikan diisi
dengan nilai hidup untuk membangun dan menghidupi keluarga.
Keluarga adalah miniatur gereja. Keluarga adalah basis negara dan bangsa.
Kehancuran gereja dan bangsa dimulai dari kehancuran keluarga.
Keluarga yang dibangun dan kuat akan mengokohkan bangsa dan spiritualitas gereja, negeri, dan negara.