Sunday, January 28, 2024

,

ReThinking Sekolah - Sekolah Membunuh Kreativitas?

 

ged pollo

oleh: grefer pollo

Sekolah Membunuh Kreativitas?

Gagasan bahwa sekolah tradisional dapat menghambat kreativitas telah menjadi topik diskusi selama beberapa waktu.

Sudah banyak diskusi dan pemikiran yang disampaikan mengenai hal ini.

Ada yang mengatakan bahwa sekolah sering kali memprioritaskan mata pelajaran akademis tertentu daripada mengembangkan kreativitas dan beragam bakat.


baca juga: Kemampuan Berpikir


Pemikiran lain berkata bahwa sistem pendidikan cenderung mendorong kesesuaian bukannya membangun persamaan dan menyatu-harmoniskan perbedaan.

Yang lain mengatakan bahwa sekolah mencegah pengambilan risiko yang merupakan aspek penting dalam memupuk kreativitas.

Kritikan lain terhadap pendidikan yang sudah dan sedang berlangsung adalah sorotan kepada pengujian standar, struktur kurikulum yang kaku, dan pendekatan satu ukuran untuk semua.

Tentunya, hal ini tidak akan memenuhi kebutuhan dan minat individu siswa.


baca juga: pengembangan kecerdasan


Kreativitas sering kali melibatkan pemikiran di luar kebiasaan, memacu keberanian untuk berinovasi, mempertanyakan norma-norma, dan mengeksplorasi perspektif unik.

Kesemuanya ini sangat mungkin tidak selaras dengan struktur pendidikan tradisional.

Di samping itu, ada kesadaran bahwa tidak semua sekolah dan sistem pendidikan sama.

Ada institusi sekolah atau pendidikan dan terus berjuang mereformasi pendidikan untuk lebih mendorong kreativitas dan pemikiran kritis.


baca juga: kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)


Beberapa pendidik dan institusi menggabungkan pembelajaran berbasis proyek, pendekatan interdisipliner, dan metode lain untuk menumbuhkan kreativitas siswa.

Korelasi (hubungan) antara pendidikan dan kreativitas sangatlah kompleks.

Titik beratnya terdapat pada beberapa hal seperti: metode pengajaran yang digunakan, kurikulum yang diterapkan, keyakinan pemimpin sekolah dan pengambil keputusan di sekolah itu, dan budaya sistem pendidikan secara keseluruhan.

Mereka itu harus terus memikirkan kembali dan menilai kembali dan menyesuaikan praktik pendidikan untuk lebih mengembangkan beragam bakat dan potensi kreatif siswa yang telah Tuhan Allah, Pencipta mereka menaruhnya di dalam hidup para siswa mereka.


Continue reading ReThinking Sekolah - Sekolah Membunuh Kreativitas?

Thursday, January 18, 2024

Fan or Fanatic

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Kata sifat Latin fanaticus merupakan turunan dari kata benda fanum, yang berarti “kuil”, yang secara origin memiliki arti berasal dari (of) atau berkaitan dengan kuil”.

Kata ini kemudian digunakan untuk merujuk pada seseorang yang secara rohaniah atau spiritual dianggap terinspirasi oleh dewa atau dewi.

Belakangan, pengertian ”panik, hiruk pikuk, gila” muncul karena ada anggapan bahwa orang yang berperilaku seperti itu kerasukan dewa.


baca juga: Biblical repentance


Ini adalah arti pertama dari kata fanatik dalam bahasa Inggris.

Pengertian ini kini sudah tidak berlaku lagi, namun mengarah pada makna “sangat antusias, terutama dalam hal keagamaan”.

Kata tersebut kemudian menjadi kurang spesifik, yang berarti “sangat antusias atau tidak masuk akal”.

Kata benda fan, yang berarti “penggemar”, mungkin merupakan kependekan dari fanatik.

 

Di sini kita dapati bahwa kata “fan” dan “fanatic” adalah dua istilah terkait yang mengacu pada seseorang yang memiliki antusiasme atau dukungan kuat terhadap sesuatu, seperti tim olahraga, musisi, film, hobi, atau minat lainnya atau hal-hal lain yang lebih luas..

 

Namun, di masa kini terdapat perbedaan antara kedua istilah tersebut dalam hal intensitas antusiasme dan konotasi yang terkait dengannya.


Fan (penggemar):

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki minat atau hasrat terhadap subjek atau aktivitas tertentu.

Penggemar bisa berdedikasi dan antusias terhadap apa yang mereka dukung, namun keterlibatan mereka biasanya dalam batas wajar.

Mereka mungkin menghadiri acara, mengikuti berita, mengumpulkan memorabilia, dan terlibat dalam diskusi terkait minat mereka.

Menjadi seorang penggemar umumnya dipandang sebagai bentuk antusiasme yang positif dan dapat diterima secara sosial.

 

Fanatic:

"Fanatik" yang merupakan turunan dari kata "fan" dan memiliki konotasi yang lebih ekstrim.

Seorang fanatik adalah seseorang yang antusiasme atau pengabdiannya telah melewati batas menjadi obsesi atau irasionalitas.

Orang-orang fanatik sering kali dicirikan oleh dedikasi yang berlebihan dan terkadang tidak rasional terhadap kepentingan mereka, seringkali merugikan aspek-aspek lain dalam kehidupan mereka.

Istilah "fanatik" dapat mempunyai konotasi negatif, karena menyiratkan tingkat obsesi yang tidak sehat dan keengganan untuk mempertimbangkan perspektif atau kepentingan lain.

 

 

 Referensi: https://www.merriam-webster.com/dictionary/fanatic




Continue reading Fan or Fanatic

Wednesday, January 17, 2024

Biblical repentance, biblical hope, biblical sanctification

 

ged pollo

oleh: grefer pollo

Pertobatan yang menuntun kepada terobosan dan

perubahan hidup


Mazmur 51: 5-6 Sebab aku sendiri sadar akan

pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan

dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku

telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap

jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, 

bersih dalam penghukuman-Mu.

 

Banyak pengajaran di gereja telah membuat jemaat stres, kecewa pada diri sendiri, tidak tahu harus buat apa untuk berubah (bertobat).

Hal seperti ini menjadi celah dan kesempatan bagi Iblis untuk menghancurkan hidup dan kehidupan jemaat.

Mengapa? Mereka (jemaat) dipaksa untuk segera bertobat secara sempurna. Sekali mendengar pengajaran harus langsung bertobat sempurna dan tidak ulangi lagi selamanya.

Coba bayangakan dan ingat, sebuah kesalahan kecil atau sepele yang sering Saudara lakukan. Saudara membutuhkan waktu berapa lama untuk tidak mengulanginya lagi?

Apakah semua orang membutuhkan waktu yang sama untuk berubah dan tidak mengulanginya sama sekali?


Setiap kita membutuhkan seorang accountability partner.

Apa dan siapa itu accountability partner?

Seorang accountability partner (mitra akuntabilitas) adalah seseorang yang Saudara percayai untuk membantu Saudara mengerjakan komitmen atau tujuan yang Saudara sudah buat.

Mereka akan menolong, mengingatkan, meminta Saudara bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku yang dapat memengaruhi kemajuan Saudara dalam mencapai suatu tujuan.

Mereka sering kali adalah keluarga atau pasangan hidup atau teman atau kenalan tepercaya yang secara teratur bertanya kepada Saudara tentang kemajuan Saudara atau menerima pengakuan atas kesalahan yang Saudara buat.

Dalam kekristenan, accountability partner sering menjadi alat atau bagian yang menolong jemaat untuk terlepas dan menang atas berbagai godaan, cobaan, dosa-dosa “kesayangan” yang sulit dilepaskan.

Di luar kekristenan, accountability partner telah digunakan dalam berbagai konteks bagi seseorang yang ingin menjaga komitmen, meningkatkan produktivitas, atau mempertahankan rutinitas pengembangan diri.

Misalnya, dalam hal kesehatan dan kesejahteraan, bisnis, dan akademisi.

Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, di situlah kita menemukan alasan mengapa gereja perlu menyiiapkan bagi setiap pelayanan seorang accountability partner seperti mentor atau konselor bagi tiap pelayan.

Dari konteks bacaan Mazmur 51 (bandingkan dengan 2 Samuel 11:1-27), kita menemukan alasan kejatuhan Raja Daud. Meski dia seorang yang dekat kepada Tuhan namun, saat kelalaiannya dia jatuh dalam dosa seksual dengan istri Uria yaitu prajurit setia dan terbaiknya sendiri, pembunuhan berencana terhadap Uria untuk mendapatkan istrinya (Batsheba).

Dalam anugerah Allah, Daud memiliki seorang

accountability partner yakni Nabi Natan yang datang

menegornya.

Sebagai seorang raja yang berkuasa, sukses, terkenal, dan sebagainya, sangat mungkin bagi Daud untuk membunuh Nabi Natan seperti dia membunuh Uria.

Tetapi, hal itu tidak dia lakukan.

Raja Daud lalu berdoa dan bertobat.

Dosa adalah melanggar hukum Allah, melanggar batasan yang Allah sudah buat

Dosa melawan Allah.

Akibat dosa dirasakan oleh pelaku dosa itu sendiri dan juga orang dekatnya. Dalam kisah Raja daud, konseluensi dosanya dialami oleh dia dan keluarganya.

Pertobatan melalui pengakuan dosa adalah mengaku kesalahan sendiri. Tidak menyalahkan orang lain atau keadaan.

Pertobatan adalah cara Allah untuk memulihkan kita dan relasi kita dengan Allah.

Pertobatan yang benar akan membawa pada terobosan hidup.

Pertobatan dilakukan dan terjadi setiap hari.

Pengudusan terjadi setiap hari.

Demikian juga dengan pengharapan dialami setiap hari.

Jemaat dan gereja tidak mampu berjalan sendiri.

Mereka membutuhkan anugerah Allah.

Selama masih dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa, jemaat Tuhan akan jatuh dan jatuh.

Berdosa dan berdosa tiap hari.

Hal itu bukan menjadi sebuah alasan untuk berdosa dan jatuh tetapi menjadi alasan untuk membutuh anugerah Allah dan bergantung sepenuhnya kepada anugerah Allah untuk hidup berkenan kepada-Nya dan berjalan bersama-Nya setiap hari.

Ciri pertobatan yang bawa kepada terobosan dalam hidup adalah menyadari akan konsekuensi dosa dan menerimanya dengan berharap akan anugerah Allah.

Dalam Injil Lukas 24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem., Yesus menyampaikan pesan ini sebelum Ia terangkat ke sorga

Jadi gereja yang tidak sepenuh hati dan berjuang dalam memberitakan secara tegas dan benar tentang pertobatan perlu ditanyakan.


Continue reading Biblical repentance, biblical hope, biblical sanctification

Tuesday, January 16, 2024

,

Filosofi Teras

ged pollo

oleh: grefer pollo




Kita semua mengenal teras sebagai area yang memiliki lahan terbuka, luas, datar dan berada dekat suatu bangunan.

Teras yang demikian selain berada di lahan rumah juga bisa berada di atap rumah seperti balkon. 

Namun, teras di depan, samping, atau belakang rumah biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dari balkon.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata teras sebagai:

1 bidang tanah datar yang miring; bidang tanah yang lebih tinggi daripada yang lain (biasanya ditumbuhi rumput), 

2 tanah atau lantai yang agak ketinggian di depan rumah, 

3 atap rumah yang datar (biasanya diberi pagar di pinggirnya), 

4 landasan yang lebih tinggi daripada tanah sekelilingnya untuk landasan candi (tempat berjalan-jalan atau tempat duduk-duduk); 

5 bagian dari gili-gili di muka restoran yang diisi dengan kursi untuk duduk-duduk; 

6 keadaan tanah persawahan dan sebagainya yang bertangga-tangga dari atas ke bawah.


Teras rumah dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran, tergantung pada desain arsitektur rumah dan preferensi pemilik rumah. 

Beberapa teras rumah mungkin terbuka, sementara yang lain dapat ditutup atau beratap tergantung pada iklim dan fungsi yang diinginkan.


baca juga Komitmen Kepada Yang Tidak Kelihatan


Fungsi Teras Rumah

sangat beragam, misalnya bersantai, berkumpul bersama keluarga dan teman, menikmati pemandangan sekitar, atau bahkan sebagai tempat untuk mengadakan acara kecil.

Dengan merancang teras rumah yang sesuai, pemilik rumah dapat menambah nilai estetika dan kenyamanan pada rumah mereka.

Teras depan rumah juga dapat bermanfaat sebagai ruang penerima tamu atau area tunggu sebelum tamu dipersilakan masuk.

Teras samping rumah bisa menjadi tempat untuk bersantai.

Teras belakang, bisa menjadi ruang makan, tempat melakukan aktivitas hobi dan tempat berkumpul anggota keluarga.


Filosofi Teras

Teras tempat berkumpul berbagai kalangan, seperti keluarga, tamu, dan sebagainya.

Teras menjadi tempat membicarakan banyak hal. Entah obrolan santai tanpa arti, memiliki makna, dan juga sesuatu yang sangat berharga.

Fungsi teras seperti ini sangat baik dan perlu dimiliki dan dihidupi di masa sekarang.

Anak-anak dan generasi masa kini perlu belajar menghidupi kehidupan sosial yang bermakna dan berdampak bagi banyak orang. Bukan egois dan narsistik.

Generasi Milenial dan Gen-Z yang ingin menjalani hidupnya dengan lebih tangguh dan tahan banting, perlu menghidupi filosofi teras ini.

Mengingat banyak generasi ini memiliki tantangan tersendiri dalam membangun daya resiliensi dalam diri mereka.

Mereka perlu belajar dan diajar untuk fokus pada hal-hal yang dapat mereka kontrol, seperti sikap, tindakan, dan pemikiran mereka sendiri secara bijaksana dan juga hal-hal yang tidak bisa mereka kontrol seperti apa kata orang terhadap mereka, dan sebagainya.

Membangun kehidupan dalam filosofi teras dapat mendukung kehidupan dalam ketenangan dan terbebas dari emosi negatif.

Misalnya, menikmati alam dengan penuh ucapan syukur kepada Allah Sang Pencipta, menjalani kehidupan harus yang selaras dengan alam karena kita diciptakan dari debu tanah (alam) dan menerima nafas Allah.

Menghidupi kehidupan yang berjalan sesuai kehendak Pencipta-Nya dan Allah Pencipta kita dan selaras dengan alam itu brearti kita juga mengembangkan kemampaun akal kita agar tidak terbawa arus yang menyimpang.

Menghidupi filosofi teras menolong kita untuk menyadari dan memikirkan solusi agar bijak menggunakan medsos yang sering menyajikan berita hoaks.


Bijak menyaring sebelum dibagikan ke yang lain.


Membangun filosofi teras membangun kehidupan yang tidak single fighter tetapi berkolaborasi, bersinergi.




Continue reading Filosofi Teras