Monday, September 25, 2023

Gereja: Reproduksi Kesenjangan Sosial (?)

ged pollo

oleh: grefer pollo

 

Gereja sebagai institusi pelayanan kekristenan maupun sebagai tanda kehadiran kerajaan Allah di dunia memiliki banyak peran penting dalam hidup bermasyarakat dan berjemaat.

Di antaranya dalam hal mengatasi atau mereduksi kesenjangan sosial.

Kesenjangan sosial dapat merujuk pada perbedaan dalam akses terhadap sumber daya, materi, pendidikan, pekerjaan, layanan sosial, akses politik, hak berpendapat, layanan kesehatan, dan sebagainya.  

Di samping beberapa gereja yang belum pernah melakukan sesuatu hal untuk mereduksi kesenjangan sosial, ada beberapa gereja lain yang telah melakukan beberapa cara di bawah ini untuk berkontribusi dalam mereduksi kesenjangan sosial:

Pelayanan Sosial: program pelayanan sosial bertujuan untuk membantu jemaat yang kurang mampu dalam masyarakat. 

Ini mungkin termasuk pemberian makanan kepada orang-orang yang kelaparan, penyediaan tempat tinggal bagi yang tanpa rumah, dan bantuan medis bagi yang membutuhkannya.

Pendidikan: dukungan  pendidikan oleh gereja dilakukan dengan cara menyediakan sekolah dan program pendidikan bagi anak-anak dan dewasa yang kurang mampu.

Bantuan kesehatan: beberapa gereja memiliki fasilitas kesehatan baik rumah sakit ataupun klinik dan program bantuan kesehatan yang membantu jemaat yang tidak memiliki akses mudah ke perawatan medis.

Advokasi sosial: beberapa gereja sudah menghadirkan peran advokasi bagi mereka yang menderita akibat ketidaksetaraan sosial.

Pendidikan moral, karakter, dan etika: sudah seharusnya gereja mengajarkan nilai-nilai moral, karakter, dan etika yang dapat mempengaruhi tindakan sosial individu. 

Ini bisa mencakup pemahaman tentang tanggung jawab sosial terhadap mereka yang membutuhkan.

Pemberdayaan ekonomi komunitas: gereja seharusnya memfasilitasi program pemberdayaan komunitas yang membantu orang-orang untuk mengatasi kesenjangan sosial dengan cara yang berkelanjutan. 

Contohnya adalah pelatihan keterampilan, program kewirausahaan, atau program pengembangan ekonomi lokal.


Di samping hal-hal baik yang seharusnya sudah dilakukan oleh gereja di atas, gereja pun perlu memperhatikan hal lain yang terlihat sederhana atau mungkin dianggap sepele namun berarti.

Misalnya dalam hal berpakaian ke gereja.


Alkitab menceritakan kepada kita bahwa seringkali para pemungut cukai, orang berdosa, orang-orang miskin berbondong-bondong mengikuti Yesus ke mana Yesus pergi atau berada.

Mari membayangkan seperti apa pakaian yang mereka (orang-orang ini) gunakan saat berada di sekitar Yesus.

Beberapa orang jemaat berpakaian baik, rapi, bersih, fashionate, gaya terbaru bahkan ada yang cenderung mewah.

Beberapa dari mereka ini memiliki alasan bahwa menghadap Tuhan haruslah demikian.

Ironisnya, banyak jemaat yang akhirnya tidak datang ke gereja karena alasan tidak memiliki pakaian yang pantas ke gereja.

Merasa tidak layak dan tidak pantas karena membandingkan diri mereka dengan orang lain yang berpakaian berbeda jauh dengan mereka.

Ada juga banyak jemaat yang tidak mendapatkan layanan-layanan sosial seperti di atas dengan berbagai alasan yang menyertainya.

Tanpa disadari, bergereja telah mereproduksi kesenjangan sosial.

 




Continue reading Gereja: Reproduksi Kesenjangan Sosial (?)

Wednesday, September 13, 2023

Fight or Flight or Freeze

 

ged pollo solitude silence

oleh: grefer pollo


Bayangkan Anda sedang menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan. Apa yang terjadi dalam diri Anda dan fenomena negatif apa yang berdampak pada perasaan Anda?

Salah satu reaksi yang biasa terjadi pada kebanyakan orang adalah stres. 

 

Secara umum makhluk hidup (terutama manusia dan hewan) memiliki naluri untuk bertahan hidup. 

Upaya ini dilakukan melalui dua mekanisme yakni menyerang (fight) atau melarikan diri (flight). 

Respons fisiologis ini terjadi dalam tubuh manusia dan hewan saat berhadapan dengan situasi yang dianggap sebagai ancaman atau bahaya.

Gagasan mengenai "fight or flight" pertama kali disampaikan oleh seorang ahli fisiologi dan ahli saraf Amerika bernama Walter Cannon pada tahun 1915.  

Teori ini dikembangkan berdasarkan penelitiannya tentang reaksi tubuh terhadap stres di mana saat menghadapi situasi stres atau bahaya, tubuh manusia dan hewan mengalami serangkaian perubahan fisiologis seperti peningkatan denyut jantung, aliran darah ke otot-otot besar, kewaspadaan, dan sebagainya

Perubahan yang terjadi pada tubuh ini akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman dengan berjuang (fight) atau melarikan diri (flight).

Konsep ini kemudian berkembang menjadi "fight, flight, or freeze".

Dikatakan bahwa dalam menghadapi situasi stres, reaksi tubuh juga bisa melibatkan pembekuan atau kebekuan.

Maksudnya dalam situasi stres, seseorang tidak bisa atau tidak tahu harus berbuat apa atau tidak ingin berjuang atau melarikan diri dari ancaman.

Respons ini mengungkapkan bahwa dalam beberapa situasi, seseorang mungkin tidak merasa mampu atau tidak merasa aman untuk berjuang atau melarikan diri. 

Karena itu, tubuh merespons dengan membeku atau tidak bergerak. 

Secara psikis dan spiritual, dapat dianggap situasi demikian mend0rong seseorang untuk melakukan aktivitas kesendirian dengan Tuhan (silence and solitude).


Coba ingat-ingat atau bayangkan apa yang terjadi pada tubuh Anda saat menghadapi situasi stres atau bahaya yang mengancam Anda.

Detak jantung Anda akan meningkat. Terjadi peningkatan kecepatan napas untuk menyuplai lebih banyak oksigen dalam darah.

Bagian mata (pupil) akan membesar. Ini akan membuat Anda dapat melihat lebih baik kondisi sekitar dan lebih waspada.

Telinga Anda akan lebih peka dan mampu mendengar lebih baik untuk mengawasi kondisi sekitar.

Kulit Anda akan terlihat lebih pucat dan berkeringat lebih banyak.

Tubuh Anda akan gemetar untuk memberi tanda otot-otot pada tubuh Anda sudah siap untuk fight or flight or freeze.

Memang teori atau konsep ini dikembangkan puluhan tahun lalu. tetapi respon flight or fight  or freeze dianggap masih relevan dengan kehidupan masa kini. 


Hanya saja, terdapat perbedaan tipe bahaya dan ancaman. 

 

Jika manusia prasejarah memiliki binatang buas sebagai ancaman maka pada era modern atau postmodern seperti sekarang ancaman bisa berasal dari lingkungan ataupun orang di sekitar.


Hal yang pertama menyerang bukan pula fisik seperti saat melawan binatang buas, melainkan kesehatan pikiran, mentalitas, spiritualitas, psikis, dan sejenisnya.

 

Dalam keadaan stress seseorang membutuhkan inspirasi yang dipengaruhi oleh hikmat dari Tuhan untuk bertindak.


Inspirasi, dalam beberapa kasus atau peristiwa, didapat saat seseorang berdiam diri (silence and solitude) di hadapan Tuhan.


Berkaitan dengan dunia kerja atau pelayanan, hal baik yang dapat menolong kita saat menghadapi tekanan adalah mengingat bahwa semua yang kita lakukan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23).


 

Referensi: dari berbagai sumber

Continue reading Fight or Flight or Freeze

Tuesday, September 12, 2023

,

Memberi Perintah Melalui Tindakan Empati

 

bertanya untuk perubahan - ged pollo

oleh: grefer pollo


Di dunia militer, perintah adalah bagian dari operasi sehari-hari. Orang yang menerima perintah harus segera mengerjakannya dengan baik agar memenuhi harapan dari komandannya.

Suatu saat Kapten D. Michael Abrashoff mengambil alih kepemimpinan di USS Benfold, sebuah kapal penghancur misil, dia sadar bahwa dia menghadapi sebuah tantangan yang membutuhkan pendekatan yang berbeda.

Benfold bukan kapal tercanggih milik angkatan laut. Awak kapalnya muram, semangat mereka rendah, dan kebanyakan hanya menunggu waktu sampai penugasan mereka di situ selesai.

Untuk menambah kerumitan ada situasi kepemimpinan yang sudah pelik, komandan sebelumnya tidak begitu disukai, sehingga para kru mengamati pemimpin baru mereka dengan sudut pandang yang kejam dan kritis.

Tetapi, ada hal yang berbeda. 

Ini adalah kesempatan pertama Kapten Abrashoff menjadi komandan laut, dan dia bertekad untuk menjalankannya dengan baik. 

baca juga: Di Manakah Orang Beriman

Langkah pertamanya adalah mempelajari para krunya.

“Saya tidak membutuhkan waktu lama untuk menyadari bahwa para kru saya yang masih muda pintar, berbakat, dan memiliki banyak ide yang seringkali tidak membuahkan apa-apa karena tidak ada pemimpin yang mendengarkan mereka,” tulis Kapten Abrashoff dalam It’s Your Ship, catatannya mengenai masa-masa saat berada di Benfold.

Jadi Kapten Abrashoff bertekad untuk mendengarkan awak kapalnya, tetapi tidak hanya saat mereka memutuskan untuk berbicara. 

Dia berusaha juga untuk memulainya lebih dulu.

Dia tahu bahwa jika dia ingin mengubah keadaan kapal, cara untuk melakukannya harus berasal dari para awak kapal. 

Dan untuk mengetahuinya, cara apa yang lebih baik dibandingkan wawancara?

baca juga: Fasilitasi yang Efektif-Seni Komunikasi

Kapten Abrashoff mewawancari lima awak kapal setiap harinya sampai dia selesai mewawancarai seluruh awak kapal yang ada. Kira-kira 310 orang.

Apa yang didapatkannya?

Para awak kapal itu sebelumnya menghabiskan banyak waktu melakukan tugas-tugas menjemukkan, seperti mencat kapal enam kali setahun. 

Jadi Abrashoff menemukan cara untuk menggantikan seluruh pengikat yang menyebabkan karat di kapal itu serta sebuah cara untuk mengecat begitu banyak panel eksterior kapal itu dengan proses pengecatan khusus.

Kapal tersebut tidak perlu dicat lagi selama nyaris dua tahun, memberikan banyak waktu untuk tugas-tugas yang lebih penting, seperti pelatihan yang baik.

Kapten Abrashoff mengetahui banyak dari awak kapalnya mendaftar ke angkatan laut sebagai cara untuk membayar uang kuliah mereka. 

Jadi dia pun mengatur agar SAT dan kursus penempatan jarak jauh diadaakn di kapal untuk para kru.

Dia mengetahui bahwa banyak dari mereka berasal dari latar belakang yang keras dan menjalani kehidupan yang keras tetapi juga sangat terikat dengan keluarga mereka. 

Jadi sebisa mungkin dia melibatkan anggota keluarga mereka dalam kehidupan para awak kapal dengan mengirimkan kartu ulang tahun, surat-surat berisi pujian, dan surat-surat penting lainnya kepada orang tua dan pasangan mereka.

“Saya ingin menghubungkan tujuan-tujuan kami,” tulis Kapten Abrashoff, “agar mereka dapat melihat prioritas saya untuk memajukan Benfold sebagi sebuah kesempatan bagi mereka untuk mengaplikasikan bakat mereka dan memberikan tujuan yang nyata kepada pekerjaan mereka.”

Apa hasil yang didapatkan dengan memberikan pertanyaan kepada para awak kapalnya?

Sebuah perubahan semangat yang drastis, sebuiah kesediaan yang lebih besar untuk mendorong diri melebihi batas, dan beberapa hasil ujian tertinggi dalam sejarah angkatan laut.

Memberikan pertanyaan tidak hanya membuat sebuah perintah terdengar lebih menyenangkan dan menhgurangi rasa jengkel, seringkali tindakan ini memancing kreativitas dan inovasi dalam memecahkan masalah yang ada.

Orang-orang cenderung mengikuti jalan yang baru jika mereka merasa bahwa mereka terlibat dalam membentuk jalan itu.


dikutip dari buku How To Win Friends & Influence People (in the digital age) karya Dale Carnegie 2012




 


Continue reading Memberi Perintah Melalui Tindakan Empati

Saturday, September 9, 2023

,

Di Manakah Orang Beriman?

 

hebat baik beriman

oleh: grefer pollo

Sekitar tahun 1990-an, saya suka mendengar siaran radio. Seorang penyiar bernama Ebet Kadarusman yang memulai kariernya sebagai presenter untuk radio ABC di Australia sering memberikan ungkapan yang terngiang-ngiang di telinga saya sampai sekarang, yakni: "It is nice to be important, but it is more important to be nice"

Memang, dalam hidup ini kita akan sering menemukan banyak orang hebat, beberapa orang baik, dan sangat sedikit orang hebat tetapi juga baik.

Di sekitar kita ada banyak orang yang memiliki berbagai karakter dan kualitas.

Di antar mereka itu mungkin memiliki keahlian atau bakat yang luar biasa dalam suatu bidang tertentu, seperti seni, olahraga, ketrampilan tertentu, atau ilmu pengetahuan.

Mereka ini sering dianggap sebagai "orang hebat" dalam konteks keahlian atau prestasi mereka.

baca juga: fasilitasi efektif - seni komunikasi

Di sudut kehidupan yang lain, kita akan sering menemukan juga beberapa orang yang baik bahkan bisa dikatakan sangat baik tetapi tidak sehebat mereka yang sebelumnya.

Bisa jadi, dalam sedikit atau lebih sedikit kesempatan mereka yang baik ini tidak dikenal karena mereka tidak hebat.

Akan tetapi meskipun tidak hebat, beberapa dari mereka ini memiliki kehidupan yang lebih berbahagia dari pada mereka yang hebat itu.

Boleh dikatakan, mereka yang hebat itu sukses (sukses ditentukan oleh pandangan orang lain terhadap apa yang dimiliki oleh seseorang) tetapi tidak bahagia di dalam hati mereka sendiri.

baca juga: Mengejar Kehidupan yang Bermakna dan Bermartabat

Mereka yang baik memiliki hati yang tulus, empati, dan keinginan untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan. 

Mereka dapat memberikan dampak positif dan pengaruh yang besar dalam kehidupan orang lain melalui tindakan baik mereka.

Di pinggiran kehidupan yang lain lagi, ada sangat sedikit kita temukan orang yang memiliki kombinasi kualitas hebat dan baik.



Orang seperti itu sering menjadi inspirasi bagi banyak orang dan memiliki pengaruh yang kuat dalam komunitas.

Mereka tidak hanya mampu mencapai kesuksesan dalam bidang mereka, tetapi juga menggunakan keahlian dan prestasi mereka untuk menabur berbagai kebaikan, dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Selain sisi, sudut, dan pinggiran kehidupan dengan orang hebat dan baik itu, ada juga mereka yang beriman kepada Yesus Kristus.

Bagaimana kehidupan mereka?

Saudara mungkin tahu dan mengenal orang-orang ini.

Apakah mereka termasuk orang yang hebat saja atau orang yang baik saja?

Ataukah mereka adalah orang-orang yang hebat dan baik?

Mengapa bisa demikian?


Dua puluhan tahun yang lalu, saya pernah membaca sebuah tulisan dari seseorang demikian:

Orang bodoh dikalahkan oleh orang pintar

Orang pintar dikalahkan oleh orang cerdik

Orang cerdik dikalahkan  oleh orang beruntung

Semua orang ini dikalahkan oleh orang beriman






Continue reading Di Manakah Orang Beriman?

Wednesday, September 6, 2023

,

Fasilitasi yang Efektif - Seni Komunikasi

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Seseorang yang memiliki kemampuan untuk memandu, mendukung, dan memoderasi interaksi atau proses kelompok dengan cara yang membuatnya berjalan lancar, produktif, dan terbuka terhadap berbagai ide akan dapat melakukan fasilitasi secara efektif dan komunikatif.

Fasilitator yang efektif dan komunikatif harus memiliki sejumlah keterampilan dan karakteristik yang meliputi:

Pemahaman yang kuat dan mendalam tentang tujuan, proses, dan konteks dari sesi fasilitasi. Mereka harus memahami masalah atau topik yang dibahas.

Kemampuan mendengarkan aktif, mendengarkan dengan teliti dan tanpa prasangka, serta mampu menangkap pesan yang tidak diucapkan.

Kemampuan bertanya yang efektif yakni bertanya dengan baik Seorang fasilitator harus mampu mengajukan pertanyaan yang relevan, reflektif, mendorong pemikiran kritis, dan memotivasi peserta untuk berkontribusi.

quote hari ini



Keterampilan berkomunikasi secara verbal dan nonverbal untuk menjelaskan konsep, menjawab pertanyaan, dan menjaga alur diskusi. Selain itu, keterampilan komunikasi nonverbal, seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh, juga penting dalam mengomunikasikan empati dan pemahaman.

Fasilitator yang efektif harus dapat memahami perasaan dan perspektif peserta (empati) sesuai kebutuhan dan harapan peserta.

Dapat memfasilitasi konflik yang timbul dengan bijaksana, mendengarkan semua pihak, dan mencari solusi yang memuaskan.

Fasilitator kreatif dapat secara efektif merancang dan memfasilitasi sesi untuk memotivasi peserta dan menghasilkan ide-ide baru.



Fasilitator yang kreatif dan efektif dapat mengelola prioritas aktivitas dengan baik sehingga sesi tidak terlalu lama atau terlalu singkat, serta memastikan semua topik yang penting tercakup.

Oleh karena keadaan sangat mungkin berubah maka perubahan rencana atau situasi tak terduga dapat terjadi.

Fasilitator yang efektif harus fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Evaluasi dan umpan balik sangat penting bagi pengembangan diri. Karena itu, setelah sesi fasilitasi selesai, fasilitator harus mampu mengevaluasi hasilnya dan menerima umpan balik dari peserta untuk perbaikan di masa mendatang.

Fasilitasi yang efektif dan komunikatif adalah keterampilan yang dapat dikembangkan melalui pelatihan dan pengalaman praktis. Ini penting dalam berbagai konteks, termasuk pertemuan bisnis, pelatihan, kelas, atau kelompok kerja sama. 



Seni berkomunikasi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, ide, perasaan, data, dan informasi dengan cara yang efektif dan memengaruhi orang lain.


Keterampilan dan aspek yang mendukung ini seperti:

Keterampilan mendengarkan dengan sabar dan teliti. Kesabaran dan ketelitian mendengarkan ditunjukkan oleh sikap minat pada apa yang mereka katakan dan mendengar lawan bicara secara responsif.

Kemampuan berbicara dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan diri secara verbal dengan jelas dan efektif. Ini mencakup penggunaan kata-kata yang tepat, pengucapan yang jelas, dan volume suara yang sesuai.

Penggunaan bahasa tubuh, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kontak mata, merupakan bagian penting dari komunikasi. Dalam beberapa pengalaman praktikal bahasa tubuh seringkali berbicara lebih kuat dari pada kata-kata.

Kemampuan berempati adalah elemen penting dari seni berkomunikasi. Kemampuan ini sangat memengaruhi komunikator (pembicara) dalam merespons dengan empati dan menghubungkan lebih baik dengan orang lain.

Kemampuan bertanya dengan baik adalah cara untuk memperjelas pemahaman, memotivasi diskusi, dan menggali ide lebih dalam. Pertanyaan yang baik dan tepat juga menunjukkan minat pada orang lain.

Kemampuan mempengaruhi seperti negosiasi atau presentasi menjadi bagian penting dalam seni berkomunikasi. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan argumen yang kuat dan persuasif.

Kesadaran akan perbedaan situasi sangat diperlukan untuk mendorong komunikator mampu membaca situasi dan menyesuaikan komunikasi sesuai dengan kebutuhan.

Dalam dunia digital yang semakin terhubung, kemampuan menulis dengan jelas dan efektif dalam bentuk teks atau email atau media sosial adalah bagian dari seni berkomunikasi.

Seni berkomunikasi dapat ditingkatkan melalui praktik yang konsisten dan menerima umpan balik dari orang lain.

Mempertimbangkan waktu dan tempat yang tepat untuk berkomunikasi sangat perlu dipikirkan. Misalnya, memberi apresiasi atau pujian di depan orang lain (publik) dan menegur atau kritik orang lain secara empat mata.


 


 

 


Continue reading Fasilitasi yang Efektif - Seni Komunikasi

Tuesday, September 5, 2023

,

Sekolah Kehidupan

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu." 

Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. 

Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. 

Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel! Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. 

Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka. 

Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka. Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.

Hidup ini seperti sebuah sekolah. Sekolah kehidupan.

Di sekolah ini pengalaman belajar di dapat dari pengalamn hidup. Pembelajaran yang diperoleh seseorang melalui pengalaman hidup mereka, bukan melalui sistem pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi.

Ini seperti sebuah konsep belajar sepanjang hayat. Sepanjang hidup masih ada dalam tubuh.

Apa yang di dapat dari kehidupan akan membentuk cara pandang mereka terhadap dunia dan kehidupan.


Di sekolah kehidupan, pembelajaran seringkali terjadi melalui pengalaman pribadi, tantangan, kegagalan, dan interaksi dengan orang lain.

Ujian yang dihadapi dalam kehidupan tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

Tiap orang yang ada dalam sekolah kehidupan harus terus menyiapkan diri menghadapi ujian tiap hari bahkan mungkin tiap saat.

Ujian ini lebih kepada hal karakter, iman, pengembangan keterampilan interpersonal, penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, dan pemahaman tentang nilai-nilai, dan etika.

 

Sekolah kehidupan juga menyoroti pentingnya repon atas peristiwa yang dialami, atas kesalahan yang dilakukan, atas pengalaman buruk yang dihadapi, atas peristiwa senang dan bahagia.

Cara pendekatan terhadap setiap keadaan merupakan hasil dari tiap jenjang dalam sekolah kehidupan. Sangat perlu pendekatan yang relevan dalam menghadapi situasi-situasi kehidupan yang kompleks dan tidak terduga.

Tentunya di dalam menghadapi sekolah kehidupan perlu belajar dari buku manual kehidupan yaitu Alkitab agar kita tahu menjalani hidup menurut kehendak dan rencana Perancang, Pencipta, Penebus, dan Pemelihara Kehidupan yaitu Allah di dalam Yesus Kristus.

Terkadang Allah membawa kita kepada suatu keadaan bukan untuk kita mengubah keadaan itu tetapi untuk belajar dari keadaan itu.



Continue reading Sekolah Kehidupan
,

Persembahan yang Benar (Kain dan Habel)

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Kisah pembunuhan fisik terhadap manusia pertama kali terjadi di dalam sebuah keluarga inti. 

Kain membunuh adik kandungnya Habel

Kisah ini adalah salah satu kisah yang terkenal

 dalam Alkitab, khususnya dalam Kitab Kejadian.


Kisah ini dapat ditemukan dalam Kejadian 4:1-16 (Alkitab TB):

Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." 

Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani. 

Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. 

Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? 

Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." 

Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. 

Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? 

Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. 

Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi." 

Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku." 

Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.

Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.



Secara detail, Alkitab tidak menjelaskan apa alasan di balik pembunuhan ini.

Hanya ada sebuah kesan hati Kain menjadi panas dan mukanya muram setelah peristiwa ibadah persembahan korban kepada TUHAN.

Dan, dalam percakapan TUHAN dengan Kain muncul ungkapan bahwa Kain memiliki kaitan dengan perbuatan yang tidak baik dan dosa sedang mengintip.

baca juga: gada dan tongkat

Beberapa waktu kemudian, terjadi peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain.

TUHAN lalu bertanya kepada Kain dan meminta pertanggung jawabannya. Tetapi kain menolak untuk bertanggung jawab.

TUHAN mengutuk Kain dan menjatuhkan hukuman kepadanya. Kain diusir dari hadapan Tuhan dan dijauhkan dari tanah pertanian yang dia kerjakan. 

Kain juga diberikan tanda perlindungan agar orang lain tidak membunuhnya sebagai pembalasan. Akhirnya, Kain pergi dan hidup sebagai pengembara.

baca juga: Di Manakah Tempat Duduknya

Kita tinggalkan sebentar cerita di atas, dan sedikit mundur ke dalam kisah Adam dan Hawa di Taman Eden.

Setelah mereka berdosa, mereka berinisiatif menutup rasa malu atas ketelanjangan-nya yang kelihatan dengan menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Tetapi, Allah tidak berkenan melihat itu.

TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Jika dilihat dari fungsinya apa yang dilakukan oleh manusia menggunakan daun pohon ara dan pakaian dari kulit binatang yang dibuat oleh Allah adalah sama.

Tetapi, makna yang Allah berikan dan maksudkan adalah lain.

Dalam peristiwa tersebut, Allah sedang memperkenalkan sebuah typology mengenai pengorbanan Kristus Yesus.

Bahwa dosa tidak dapat dihapus begitu saja.

Dosa tidak dapat dibayar atau dihapus oleh usaha dan perbuatan manusia.

Upah dosa adalah maut.

Pakaian dari kulit binatang tersedia itu berarti ada binatang yang dikorbankan. Ada darah yang tertumpah. Ada nyawa yang dikorbankan.

baca juga: Pendidikan Membangun Keluarga

Kembali kepada kisah persembahan yang dilakukan oleh Kain dan Habel.

TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.

Persembahan Kain tidak mengandung darah yang tercurah tetapi persembahan yang Habel berikan adalah korban dari binatang yang terbunuh, sebagai suatu typology bahwa pengampunan dosa hanya dengan darah.

Adam dan Hawa tentunya sudah memiliki pengalaman mengenai typology pengorbanan darah untuk menutup dosa, rasa malu dan telanjang mereka. Mereka sudah belajar mengenai cara mempersembahkan korban kepada Allah.

baca juga: Pelayanan Mengikuti Penyembahan

Sangat mungkin itu juga mereka teruskan kepada anak-anak mereka sehingga keturunan mereka belajar memberikan persembahan korban kepada Allah.

Kain dan Habel memberikan persembahan korban kepada Allah berarti mereka sudah belajar dan menyadari kehadiran Allah yang mahakuasa dan berusaha memperoleh perkenanan-Nya.

Kain berusaha mendapatkan perkenanan Allah denga caranya sendiri sedangkan Habel melakukannya seperti yang Allah kehendaki, yaitu persembahan melalui darah yang ditumpahkan demi pengampunan dosa.

Alasan mengapa Allah hanya berkenan atas persembahan Habel dijelaskan oleh penulis surat Ibrani "Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. 

Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati." (Ibrani 11:4).

Persembahan Kain ditolak karena tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kain tidak memiliki iman yang taat dan perbuatannya jahat.

Kesalahan Kain adalah dia hanya melakukan ritual persembahan tetapi tidak memahami esensi korban persembahan dan pengampunan dosa (upah dosa adalah maut) atau bisa disebut ritual tanpa spiritual.

Akibatnya, Kain lalu menujukan perbuatan dosa (perbuatan daging) yaitu: "permusuhan, percekcokan, kecemburuan, ledakan kemarahan" (Galatia 5:19-20).

Salah satu dosa Kain yang membuat Allah menghukum dia adalah Kain membunuh Habel dan generasi Habel.

Pada saat itu penduduk bumi sangat sedikit dan Allah sudah berfirman untuk beranak cucu dan penuhi bumi (Kejadian 1:28).

Kain melawan perintah Allah dengan menghambat keturunan dan pemenuhan bumi oleh manusia.

Allah sudah menyatakan kepada Kain yang sedang kesal itu untuk berbalik dari jalan-jalannya yang jahat tetapi Kain menolaknya. 

Dia memilih mengikuti dosa yang sedang mengintip dan berusaha merayunya ke dalam berbagai "keinginan/ nafsu/ desire" untuk berbuat dosa (Kejadian 4:6, 7; bdk. Yakobus 1:14-15).

Dari sini kita belajar bahwa kita berkenan kepada Allah bukan karena perbuatan kita. Sebaik apapun itu.

Kita berkenan kepada Allah, dosa kita diampuni karena sudah ada darah yang tertumpah: DARAH YESUS KRISTUS DI ATAS GOLGOTA.


Jadi, ibadah kita harus didasarkan pada kurban darah Kristus Yesus bukan atas dasar perbuatan, kesombongan, obsesi, dan ambisi kita dalam pelayanan kepada Tuhan sekalipun.




 


Continue reading Persembahan yang Benar (Kain dan Habel)