tujuan utama dari belajar bukan supaya pintar tetapi, untuk mengenal Penciptanya dan mengasihinya dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan serta mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri.
Banyak orang memiliki
pemikiran yang keliru mengenai ibadah.
Mereka berpikir bahwa datang beribadah
berarti datang untuk mengambil sesuatu. Ini konsep yang keliru.
KBBI definisikan ibadah:
perbuatan untuk menyatakan bakti kepada
Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya; ibadat;
Sedangkan
terjemahan dari istilah Ibrani untuk kata ibadah yang dalam Perjanjian Lama
(PL), yaitu 'AVODAH atau 'ABODAH.
Kata ini bisa diartikan sebagai "Ibadah/
Worship/ Pelayanan" dan "Pekerjaan/ Service". Atau, diartikan
sebagai mengabdi.
Dari sini kita dapat
memahami bahwa beribadah berarti datang untuk memberi.
Datang untuk
mempersembahkan sesuatu. Ibarat sebuah kerajaan yang kalah perang dan datang
memberi upeti kepada raja yang mengalahkan mereka.
Dalam Yes 1:11-15 Tuhan
menolak ibadah orang Israel. Mereka mempersembahkan paersembahan yang terbaik
kepada Allah tetapi ditolak.
Seolah mereka mau menyogok Tuhan dengan
persembahan terbaik mereka.
Tetapi Tuhan tetap menolaknya. Tuhan tidak dapat
disogok oleh manusia.
Ibadah Israel ditolak
karena mereka beribadah tetapi tetap hidup dalam dosa.
Melalui Yesus Kristus,
dosa manusia sudah diampuni. Siapa yang ada dalam Kristus dia adalah ciptaan
baru.
Yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang.
Karena itu kita
beribadah kepada Allah di dalam nama Kristus.
Kita datang untuk memberi ucapan
syukur dan penyembahan dari hati yang sudah dibaharui dalam Kristus Yesus.
10 hukum Tuhan yang
diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa di gunung sinai memuat 2
hal besar yakni mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia.
Prinsip ini sama
dengan hukum kasih yang dikatakan oleh Tuhan Yesus yakni kasihilah TUHAN, Allahmu dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, segenap akal budimu, dan segenap
kekuatanmu.
Dan, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Kembali kepada 10
hukum Tuhan.
Dalam hukum 1 – 4 berisi aturan untuk mengasihi Allah, dimulai
dari jangan ada padamu allah lain dihadapanku, jangan buat patung dan jangan
sujud menyembah kepadanya, jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan,
ingat dan kuduskan hari sabat.
Hukum 5-10 berisi
aturan untuk mengasihi sesama dimulai dari hormati ayahmu dan ibumu, jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan ucap saksi dusta, jangan
ingini milik sesamamu.
Dari sini kita belajar
bahwa pertama kita tidak mungkin mengasihi sesama jika kita tidak mengasihi Allah dengan
segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan lebih dulu.
kedua, kita tidak akan berhasil
mengasihi sesama jika kita tidak mulai dari menghormati ayah dan ibu kita lebih
dulu.
Ajaran untuk
menghormati ayah dan ibu kita akan mendasari perilaku kita terhadap sesama.
Misalnya,
dalam praktek sehari-hari kita pernah dengar nasihat orang tua kepada anak,
jangan bikin malu orang tua.
Anak itu akan pegang nasihat itu dan dia akan
menjaga perilakunya dalam bergaul.
Mari kita sungguh-sungguh
belajar mengasihi Tuhan dan sesama.
Bagaimana caranya
Saudara mengetahui sebuah masalah itu adalah masalah besar atau kecil?
Ukuran sebuah
masalah itu besar atau kecil bisa diketahui dari siapa yang datang menyelesaikannya.
Misalnya, jika terjadi masalah pertengkaran antara kakak beradik di sebuah
keluarga, tidak perlu seorang hakim agung datang meleraikannya.
Bagaimana caranya kita
mengetahui bahwa sebuah berita itu penting atau tidak?
Bisa diketahui dari
siapa yang harus mengetahui isi berita itu.
Misalnya, seorang anak kecil
memecahkan celengannya untuk membeli sepeda baru.
Berita itu cukup diketahui
oleh bapak dan ibunya.
Seluruh kelurahan atau provinsi atau dunia tidak perlu
mengetahuinya.
Alkitab yang adalah
firman Tuhan memberitakan kepada kita bahwa Yesus Kristus datang ke dalam dunia
sebagai manusia, mati disalibkan karena dosa-dosa kita.
Dia dikuburkan dan
bangkit pada hari ketiga. Yesus adalah firman Allah yang menjadi manusia.
Berarti
masalah terbesar manusia adalah dosa bukan kemiskinan, bukan kelaparan, dsb.
Dan, Yesus sudah menyelesaikan masalah itu melalui penyaliban, kematian, dan
kebangkitan-Nya.
Dalam Injil Matius
28:19-20, Yesus Kristus memerintahkan kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan
Injil kepada segala bangsa dan menjadikan segala bangsa murid-murid-Nya.
Segala
bangsa harus mendengarkan Injil.
Artinya, berita terpenting yang harus
diberitakan adalah berita Injil.
Sudahkah Saudara
bersyukur kepada Yesus Kristus yang telah menyelesaikan masalah dosa Saudara?
Maukah
Saudara memberitakan Injil melalui perkataan dan perbuatan Saudara pada hari
in?
Selamat menjadi berkat
bagi sesama. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Shalom bertemu kembali
dalam program time 3 menit yang memberi inspirasi.
Kali ini kita merenungkan
sebuah judul pikir masa lalu atau masa depan?
Ada orang yang pernah berkata
bahwa hari ini akan menjadi masa lalu di hari esok.
Ya setiap orang memiliki masa
lalu.
Kebanyakan dari masa lalu itu bersifat buruk.
Sayangnya, kita tidak
punya kesempatan dan cara untuk mengubah masa lalu.
Tetapi kita punya
kesempatan untuk rencanakan masa depan yang penuh harapan.
Dalam Alkitab ada
kisah tentang pertobatan Saulus atau Paulus setelah bertemu dengan Yesus
Kristus.
Ananias, hamba Tuhan
di Damsyik diutus Allah untuk mendoakan Paulus. Ananias keberatan karena
melihat masa lalu Paulus yang adalah seorang pembunuh pengikut Kristus.
Tetapi
Allah melihat masa depan Paulus yaitu akan menjadi rasul Kristus.
Bagaimana cara kita
menilai diri kita sendiri di hadapan Allah?
Bagaimana cara kita menilai orang
lain?
Apakah menurut masa lalunya atau harapan bagi masa depannya?
Akan jauh lebih bijak
jika kita melihat diri kita sendiri menurut masa depan yang penuh harapan.
Allah di dalam Kristus, menjanjikan msa depan yang penuh harapan bagi mereka
yang datang kepadaNya.
Salah satu definisi uang
menurut kamus Bahasa Indonesia adalah alat tukar atau standar pengukur nilai
(kesatuan hitungan) yang sah
Kamus bahasa Indonesia juga mendefinisikan beli sebagai memperoleh
atau memiliki sesuatu dengan membayar.
Apakah kita pernah membeli sesuatu dengan uang?
Saya merenungkan
lebih dalam tentang hal ini.
Saya mendapati bahwa kita tidak pernah membeli sesuatu dalam hidup dengan
menggunakan uang.
Uang hanyalah alat tukar.
Kita menukar sebuah barang
dengan menggunakan uang.
Misalnya kita ingin mendapatkan sebuah handphone.
Kita
menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada penjual handphone itu lalu handphone
itu diberikan kepada kita.
Tetapi dari mana kita mendapatkan uang untuk mendapatkan
handphone itu?
Misalnya, uang itu kita dapatkan sebagai upah kerja
kita selama 20 hari bekerja.
20 hari, atau waktu hidup kita selama 20 hari itulah
yang kita gunakan untuk membeli handphone tersebut.
Jadi kita membeli handphone itu menggunakan waktu hidup kita.
Kita
menukar handphone itu menggunakan uang kita.
Karena itu, mari kita memperhatikan betul-betul, sungguh-sungguh waktu hidup
kita untuk mendapatkan hal-hal yang bersifat kekal, keselamatan, dan pertobatan
dalam diri agar tidak menyesal nanti.
Jagalah agar waktu hidup kita tidak digunakan untuk
membeli hal-hal yag sia-sia.
Tiap orang punya kesukaan yang mungkin orang lain tidak tahu alasannya dan tidak suka.
Contoh kita suka baca, tetapi mungkin orang lain tidak.
Mereka tidak tahu dan mengerti enaknya membaca.
Atau, yang lain suka memancing, tetapi mungkin kita tidak suka dan tidak mengerti alasan mereka menikmati memancing.
Kedua
1. Berapa banyak yang hadir di sini yang percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah?
2. Berapa banyak yang percaya bahwa firman Allah adalah makanan bagi jiwa kita?
Berapa banyak yang yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang paling berpengaruh membawa orang kepada hidup yang bermakna?
3. Berapa banyak yang baca Alkitab tiap hari?
4. Berapa banyak yang tidak hanya membaca tapi merenungkannya tiap hari?
5. Dari mana kita yakin Alkitab adalah firman Allah? Apa buktinya?
Ketiga
1. Dunia sudah dipenuhi dosa sehingga sebenarnya bukan hal yang mengherankan jika setiap hari ada kejahatan di mana-mana dan kita pun setiap hari berbuat dosa.
Jika orang yang berbuat dosa harusnya dihukum maka hal yang mengherankan jika kita masih bisa bangun tidur.
Seharusnya saat bangun tidur dan kita lihat di cermin kita harus berkata: terima kasih Tuhan orang jahat ini masih diberi anugerah untuk hidup di hari ini.
2. Dalam keadaan perang permusuhan antara Iblis dengan manusia dan manusia hidup di dunia yang penuh dosa, maka kita hanya bisa hidup karena kasih setia Allah.
Karena itu, Allah yang lebih dulu mengasihi kita dengan kasih setia yang kekal yang tidak dapat dibatalkan oleh siapa dan apapun dan Dia telah meteraikan dengan darah Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus di kayu salib.
Dia katakan dalam Roma 8:37-39: Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Karena itu, dalam hidup ini kita mesti berhati-hati dan memiliki gaya hidup yang berkenan kepada Allah.
Mempelai bagi Kristus
Kalau kita mau perhatikan baik-baik isi Alkitab, dapat disimpulkan: Seorang Bapa yang mencari mempelai bagi AnakNya.
Dimulai dari kisah keluarga di Taman Eden dan ditutup dengan keluarga kekal dalam wahyu.
Yesus menyebut diriNya mempelai Laki-laki dan gereja-Nya mempelai perempuan.
Seperti novel romantis dan kisah cinderella: mereka kemudian menikah dan bahagia selama-lamanya.
Itulah kisah perkawinan Anak Domba dengan gereja-Nya dalam surat wahyu.
Seperti seorang Bapa yang mencari mempelai bagi AnakNya, Allah menghendaki gereja-Nya berbuah roh, berkarakter kerajaan sorga.
BACAAN ALKITAB: Mazmur 1:1-2
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Mazmur 1 menunjukkan ada 2 jalan: jalan orang benar dan jalan orang fasik (band Yesus katakan jalan lebar dan jalan yang sempit)
Mazmur 1 ini juga tidak sesuai dengan pemikiran filsafat modern yang katakan bahwa kebahagiaan itu adalah kondisi psikologis ataupun etis moral.
BERBAHAGIALAH ---> Ash'rey
Mari kita lihat, siapakah yang berbahagia menurut Mazmur 1:1
Kata "berbahagialah!" (LAI TB) adalah berasal dari kata Ibrani: ASH'REY.
Kebahagiaan oleh karena ketaatan kepada Tuhan sehingga diberi kemujuran dan keberuntungan dalam jerih payah.
Alkitab Bahasa Inggris yang lain menerjemahkan kata Ash’rey menjadi blessed (diberkatilah).
Sedikit membandingkan kata Ibrani berkat seperti yang digunakan dalam Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Yeremia 17:8 mirip dengan Mazmur 1:3
(Yeremia 17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
(Mazmur 1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Yeremia 17:7 "diberkatilah" menggunakan kata: BÂRAKH: memberkati.
Kata ini memberi makna: memberkati, yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain sambil berlutut dan menghormatinya.
Jadi, kesan di sini bahwa dari orang yang sombong kita tidak akan diberkati.
Kata barakh: kejadian 1:28 (Allah memberkati manusia yang Dia baru ciptakan),
Bilangan 6:24-26 (berkat imam: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, …),
Kejadian 12:1-2 (Allah memberkati Abraham)
Diberkati mendatangkan bahagia
Ucapan Adam saat lihat Hawa pertama kali (inilah dia tulang dari tulangku, …)
Kerja sudah ada sebelum dosa ada.
Dosa hamartia melenceng dari sasaran.
Membuat cara pandang berubah kepada kejahatan.
Dosa membuat cara pandang manusia terhadap berkat menjadi masalah lalu salahkan Allah.
Manusia jadi budak pekerjaan bukan lagi manager atas kerja.
Bekerja menjadi berat dan sumber keluhan hidup.
Seperti Adam berkata kepada Allah bahwa perempuan yang Kau tempat di sisiku, dialah yang memberikan buah itu.
Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang tidak berkaitan dan tidak berorientasi kepada kekekalan adalah kejahatan dan dosa.
BERJALAN --> Hã-lak
Salah satu arti: gaya hidup (manner of life).
Gaya hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh cara pandang dia terhadap kehidupan.
Contoh cara pandang Ayub sehingga dia tetap setia dalam segala pencobaan yg dia alami
Refleksi dari kisah Ayub
1. Teman-teman Ayub mewakili cara berpikir manusia tentang penderitaan (hukum retribusi sempit: karena salah atau dosa maka menderita).
Mereka desak Ayub untuk mengakui dosa Ayub.
Istri Ayub memaksa dia untuk kutuk Allah lalu matilah.
Ayub menolak untuk melakukan itu
2. Dari mana penderitaan Ayub dimulai?
Dari tantangan Iblis kepada Allah: Ayub hidup saleh karena Allah berbuat baik kepada dia.
Iblis berkata kepada Allah agar membuka pagar perlindungan-Nya atas Ayub.
Allah ijinkan Iblis lakukan yang dia mau tetapi nyawa Ayub harus dibiarkan.
Bagaimana dengan kita.
Apakah kita mengasihi Allah hanya karena Dia baik kepada kita menurut cara pandang kita?
Atau dalam kesulitan, hal-hal yang terjadi tidak sesuai keinginan dan harapan kita lalu dengan mudahnya kita mengutuk, kecewa, hakimi orang lain, keadaan, dsb?
Kita mengasihi Allah karena Dia baik kepada kita ATAU kita mengasihi Allah karena SIAPA DIA
3. Pada akhirnya saat Ayub mulai menyesali hari lahir dan hidupnya, Allah bilang kepada Ayub untuk belajar dari hippopotamus (Alkitab terjemahkan sebagai kuda nil).
Lalu Ayub minta ampun kepada Allah.
Allah pulihkan hidupnya dan menyatakan teman-teman Ayub bersalah.
Jangan cepat-cepat kita reaktif terhadap keadaan karena kita tidak tahu apa yang sedang Allah kerjakan.
Yesaya 55: jalanmu bukan jalanKu, rancanganmu bukan rancanganKu.
Ayub tidak mengerti apa yang terjadi tetapi dia percaya Allah yang berdaulat atas semuanya.
Kitab Ayub tidak memberi jawaban tentang alasan dan cara atasi penderitaan dan masalah hidup manusia tetapi memberitahukan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu.
Gaya hidup lain yang Tuhan mau kita lakukan adalah menyukai firman Allah dan merenungkan itu siang dan malam.
KESUKAAN --> KHEF'TSO
Dari kata dasar: KHEFETS, (bahasa Inggris: "delight, pleasure, want, wish"). kata dasr ini menjelaskan bukan ketertarikan biasa tetapi suatu keinginan yang diidam-idamkan yang menjadi tujuan dari kehidupan seseorang.
Keinginan/ kegemaran itu dilakukan dengan mempelajari Firman Allah siang dan malam.
MERENUNGKAN --> YEH'GEH
Kata dasarnya adalah HAGAH. Memiliki arti membaca dalam hati atau bicara kepada diri sendiri sementara berpikir.
Membaca atau mengucapkan dengan suara rendah dan merenung (Contohnya dalam Mazmur 35:28).
Atau juga diartikan sebagai berbicara dengan diri sendiri, menggumam dan dengan suara rendah, seperti yang sering dilakukan oleh orang yang sedang merenung.
Mari buktikan kesukaan kita:
a. dalam 1 hari 24 jam: berapa jam kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
b. dalam 1 minggu 7 hari: berapa hari kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
c. dalam 1 bulan 31 hari: berapa hari kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
d. dalam tahun 2021 365 hari: berapa hari kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa
Dalam dunia yang penuh dosa dan kejahatan, kita membutuhkan figur dan teladan hidup.
Yang pertama dan terutama dan sempurna kita temukan dalam diri Yesus Kristus.
Yang kedua, kita juga butuh dari manusia yang bisa kita lihat sehari-hari.
Bagi beberapa orang atau mungkin banyak orang, berbicara tentang kekristenan, berbicara tentang firman Tuhan, berbicara tentang ibadah mereka tidak butuh jawaban.
Karena jawaban bisa mereka dapatkan dari buku-buku apalagi sekarang masa digitalisasi, mereka bisa dapatkan dari youtube.
TETAPI, MEREKA BUTUHKAN KETELADANAN.
KETELADANAN INILAH YANG MENJADI ALASAN, MENGAPA BERIBADAH TIDAK CUKUP SECARA ONLINE.
KARENA, SECARA ONLINE KITA DAPAT TERTIPU DAN TIDAK DAPAT MENEMUKAN KETELADAN HIDUP.
TENTUNYA kita hanya dapat memberikan teladan hidup jika kesukaan kita adalah firman Allah dan merenungkan itu siang dan malam.
Dari situ kita akan belajar walk the talk. Memiliki integritas.
Katakan apa yg dilakukan dan melakukan apa yang dikatakan.
Memiliki konsistensi.
Kehidupan Yesus membuktikan bahwa DIA merenungkan firman itu siang dan malam.
Misalnya saat DIA dicobai Iblis setelah berpuasa. Dia gunakan firman Allah.
Apa yang masuk itulah yang keluar.
Biasanya saat orang hadapi tekanan hidup respon yang dia berikan adalah apa yang setiap hari dia dengar, lihat, dan simpan dalam hati.
Kenapa anak yang orang tuanya tidak ajari dia maki tapi dia bisa maki?
Karena dia sering dengar tetangganya maki.
Penutup
Refleksi kehidupan Salomo
Dia menulis 3 kitab:
1. Kidung Agung (Ibrani: SHIR HASHIRIM): kidung dari segala kidung - song of songs.
Salomo menulis itu dalam masa mudanya.
Dalam kidung agung tidak 1 kali pun menyebut kata Allah atau TUHAN.
Mungkin karena Salomo sebagai anak muda penuh dengan gelora cinta anak muda.
2. Amsal
Salomo menulis ini di masa paruh baya.
Setengah tua.
Dia sudah punya anak.
Dia mulai didik anak agar taat orang tua.
Taat pada Tuhan.
Hati-hati dengan perempuan jalang.
3. Pengkhotbah
Salomo menulis ini di masa tua.
Dia mulai melihat kehidupan di luar Tuhan sebagai kehidupan yang sia-sia.
Tanpa firman Allah hidup sia-sia.
Dia menasihati anak-anak muda: INGATLAH PENCIPTAMU PADA MASA MUDAMU SEBELUM GIGI TIDAK LENGKAP LAGI, LUTUT MULAI GEMETAR, TELINGA TIDAK BISA DENGAR DENGAN JELAS, dsb
Apakah Salomo memiliki kesukaan merenungkan firman Tuhan? Di awal pemerintahan sebagai raja, IYA.
Saat mulai jaya, dia tinggalkan Tuhan Allahnya.
Cerita kuno dalam tradisi Yahudi: Saat-saat sebelum mati, Salomo masuk ke dalam bait Allah memandang ke atas sampai jatuh dan mahkotanya bergelinding.
Firman Allah tentang Salomo (kasih setia Allah)
2 Samuel 7:14-15 (TB) Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.
Yesus berkata jika kamu mengasihi Aku kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku.
Kasih dihubungkan dengan ketaatan.
Pertanyannya: dapatkah kita menaati pertintah-perintah Yesus secara sempurna? Jika tidak sempurna namanya dosa (hamartia).
Di situlah kasih setia Allah memampukan kita sehingga jika kita dapat melakukan itu semata-mata karena anugerah Allah yang bekerja dalam diri kita dan bukan karena usaha dan kemampuan kita.
Apa respon Anda, jika kepada Anda ditawari pekerjaan dengan jabatan rendah tetapi gaji yang tinggi?
Atau, pekerjaan dengan jabatan tinggi tetapi gaji yang rendah?
Yang mana yang Anda terima?
Aristoteles, filsuf Yunani, pernah berkata bahwa beberapa orang terlahir sebagai budak.
Maksud dia adalah mereka itu tidak memiliki kemampuan pemikiran rasional yang baik sehingga harus memberikan ruang kepada sejumlah orang yang bertalenta untuk mengupayaka kehidupan yang terhormat dan berbudaya.
Sadar atau tidak, dalam batasan tertentu pemikiran dan sikap seperti ini ada dalam gereja.
Misalnya, pemikiran bahwa pekerjaan itu jahat.
Sehingga banyak orang bekerja dengan penuh keluhan dan bersungut-sungut.
Bahkan tidak jarang mereka bekerja secara jahat, rakus, dan meraup yang bukan milik dan hak mereka.
Lain lagi yang berpikir bahwa pekerjaan yang baik adalah yang menghasilkan uang.
Sehingga dengan uang mereka dapat membiayai kebutuhan keluarga dan mengupahi orang lain untuk melakukan pekerjaan kasar dan pekerjaan yang dianggap rendahan lainnya.
Yang lain lagi berpikir bahwa pekerjaan yang statusnya lebih rendah dengan bayaran yang rendah akan merendahkan harga diri mereka.
Akibatnya, banyak orang yang berusaha bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan talenta dan karunia mereka asalkan memberikan gaji, gengsi, dan keuntungan yang banyak.
Padahal hal seperti ini akan berdampak pada kualitas kerja yang kurang dan efek pada kehidupan bersama yang kurang signifikan.
Yang lebih menimbulkan pertanyaan lagi adalah beberapa orang yang memilih menganggur dari pada harus bekerja pada sektor atau bagian pekerjaan yang membuat harga diri mereka rendah atau di bawah kelas mereka.
Tetapi, apa kata Alkitab tentang pekerjaan?
Alkitab menuliskan bahwa segala pekerjaan yang dikerjakan dengan tangan atau pikiran semua itu membuktikan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan mencerminkan gambar dan rupa Allah dalam manusia.
Melihat kepada penciptaan alam semesta dalam Kejadian 1, ketuka Allah menciptakan hewan dan tumbuhan, Allah memberi perintah untuk mereka berkembang biak.
Hanya kepada manusia Allah memberi perintah untuk menaklukkan dan menguasai serta memerintah bumi.
Pemuridan adalah topik sentral dalam Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru dan menjadi kunci dalam penginjilan.
Memuridkan seseorang berarti memberikan perhatian penuh melalui proses yang sangat kreatif.
Allah sanggup memakai siapapun dalam keadaan apapun untuk tugas itu yakni memuridkan orang lain.
Tanpa pemuridan Injil akan sulit diberitakan secara efektif dan memberikan buah pertobatan yang signifikan atau berdampak.
Pemuridan bukan sekedar memberitakan Injil dari atas mimbar dan selesai.
Pemuridan bukan sekedar nasehat.
Permuridan membutuhkan kerelaan untuk mengisi waktu atau bergaul dengan mereka yang akan diinjili.
Pemuridan membutuhkan kerelaan untuk menemani mereka yang akan dimuridkan untuk berjalan bersama mereka melalui hari-hari hidup mereka, dalam duka maupun suka.
Pemuridan membutuhkan kerelaan agar mereka yang mau dimuridkan melihat sisi-sisi dalam hidup kita dan meneladaninya seperti kita meneladani Kristus.
Beberapa tujuan dari pemuridan adalah menghasilkan pemimpin-pemimpin yang bisa menjadi panutan yang cakap mengajar orang lain, memimpin pemahaman Alkitab, memimpin tim pelayanan, atau persekutuan-persekutuan rumah.
Pemuridan mesti menghasilkan pribadi yang bertobat hingga akar rumput, yakni terjadi perubahan total dalam cara berpikir atau cara pandang Kristen, karakter, dan kemampuan melayani.
Kehidupan doa ataupun
pelayanan dalam bidang doa sepertinya bukanlah hal yang disukai atau diminati oleh
banyak orang Kristen.
Tidak banyak orang tua
mendidik anaknya untuk berdoa sejak kecil.
Bahkan orang tua-orang
tua seperti itupun tidak terbiasa
berdoa.
Bilangan Research Center
(BRC) pernah melakukan survei kepada 4.095 remaja-pemuda Kristen di Indonesia
dan mendapati bahwa 2 dari 5 remaja Kristen belum tentu dalam seminggu sekali
mengambil waktu untuk berdoa.
Doa ini termasuk di
dalamnya yang hanya berdoa sebelum makan dan tidur.
Di sisi lain, banyak orang
menjadikan doa hanyalah sekedar kebiasaan atau pun yang menjadi hafalan semata
tanp pemaknaan.
Tidak banyak orang
Kristen yang secara otomatis berdoa secara pribadi meskipun sudah doa bersama.
Ada kesan yang kuat
bahwa generasi muda masa kini hanya berkomunikasi dengan Tuhan ketika sedang
butuh pertolongan saja.
Kehidupan doa sepertinya
tidak memiliki dampak yang serius terhadap esensi dan efektivitas kehidupan.
Tetapi, ternyata hal ini
keliru.
Doa memiliki kekuatan
yang sangat memberi pengaruh terhadap kehidupan seseorang atau pun komunitas,
bahkan dunia ini.
Beberapa fakta di bawah ini dapat menunjukkan efek dari kehidupan doa
dan persekutuan dengan Tuhan yang sangat lemah dan tidak berdampak sehingga
mempengaruhi kehidupan khususnya remaja dan pemuda.
1. Bunuh Diri
Hasil survei menunjukkan bahwa 1 dari 4 pemuda yang
pernah berpikir bunuh diri telah mencoba melakukan hal tersebut.
Tiga alasan terbesar yang mendorong mereka berpikir
ingin mengakhiri hidupnya adalah stress, lelah masalah hidup, dan putus asa.
Penyebab hal-hal ini banyak terdapat dalam keluarga, seperti bertengkar dengan saudara, lelah masalah keluarga, kecewa dengan orang
tua, dan berbagai masalah lainnya dalam keluarga.
2. Lari dari Rumah
Remaja dan pemuda yang pernah lari dari rumah dikarenakan masalah
dengan keluarga, tidak tahan dengan keluarga, sering diomeli/dimarahi,
bertengkar dengan orang tua, dan sebagainya.
3. Konsumsi Obat
Terlarang
Motivasi hidup dan apa yang dilakukan dalam hidup sangat berpengaruh
signifikan terhadap perilaku remaja dan pemuda dalam menghadapi masalah hidup.
Orang yang menghadapi masalah hidup membutuhkan pertolongan
Yesus menawarkan hal tersebut. Matius 11:28 mencatat ajakan Yesus:“Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.”.
Sebagian remaja dan pemuda percaya bahwa Tuhan menjawab doa-doa mereka
tetapi yang lainnya tidak.
Mereka yang tidak merasa bahwa Tuhan menjawab doa
akan 2 kali lebih berpeluang untuk berpikir bunuh diri dan bahkan 4 kali lebih berpeluang untuk
mencobanya.
Mereka 2 kali lebih berpeluang untuk melarikan diri dari rumah dan 4 kali lebih mungkin untuk
mengkonsumsi obat terlarang.
Selain itu pemuda
yang tidak merasa bahwa Tuhan menolong mengatasi masalah mereka akan 3 kali
lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri dan hampir 4 kali lebih mungkin untuk
mengkonsumsi obat terlarang.
Peran keluarga
Bagi remaja dan pemuda yang memiliki relasi baik dengan keluarga akan
tertolong secara siginifikan dalam menghadapi masalah.
Orang tua yang memiliki waktu dan perhatian kepada remaja dan pemuda saat
mereka menghadapi masalah akan meminimalisir kemungkinan 2 kali atau lebih
berpikir untuk bunuh diri atau 3 kali atau lebih untuk mencoba bunuh diri.
Atau
pun 2 kali lebih kemungkinan lari dari rumah.
Peran sahabat dan guru atau dosen
Selain peran orang tua di atas, peran sahabat dan guru atau dosen juga
berpenagruh signifikan terhadap cara remaja dan pemuda menghadapi masalah dan
terhindar dari berpikir atau mencoba bunuh diri.
Tuhan selalu menyediakan pertolongan bagi seorang remaja dan pemuda baik
dari keluarga, sahabat, atau pun guru atau dosen.
Tujuan Hidup
Memiliki tujuan hidup, cita-cita, atau mimpi tentang masa depan sangat
memberi penagruh terhadap hidup remaja atau pemuda.
Memiliki cita-cita atau tujuan hidup akan mengurangi kemungkinan bunuh
diri sebanyak 4 kali.
Atau pun meminimalisir 2 kali kemungkinan lari dari rumah
atau menggunakan obat terlarang.
Demikian juga mereka yang memiliki tujuan hidup dalam Tuhan akan terhindar
dari berpikir untuk bunuh diri atau pun lari dari rumah atau menggunakan obat
terlarang.
Kenyamanan dan Harmonisasi dalam
Lingkungan
Suasana dan atmosfir rumah dan keluarga yang nyaman dan harmonis sangat
berpengaruh terhadap perkembangan remaja dan pemuda.
Kondisi seperti ini sangat
menurunkan potensi mereka unutk berbuat negatif termasuk bunuh diri, lari dari
rumah, dan menggunakan obat terlarang.
Peran Gereja
Peranan gereja dalam membangun kehidupan remaja dan pemuda yang efektif
dan dekat dengan keluarga terutama Tuhan sangatlah penting dan signifikan.
Gereja termasuk di dalamnya pendeta, presbiter (penatua, diaken,
pengajar) secara keseluruhan harus dan perlu membangun budaya “openness” dan “approachable”(terbuka dan dapat menjangkau) remaja dan pemuda.
Sebagian besar remaja dan pemuda merasa sungkan untuk berbagi cerita dan
pergumulan hidup dengan mereka yang ada dalam lingkungan gereja.
Ini sangat
terbalik dengan peran dan fungsi gereja itu sendiri.
Gereja perlu dan sudah seharusnya mengembangkan layanan konseling Kristen dan menyediakan konselor muda untuk
menjembatani kesenjangan generasi dan komunikasi remaja dan pemuda.
Perbedaan usia
yang cukup jauh, pengalaman hidup, dan sebagainya dapat menjadi hambatan dalam
berkomuikasi dan melakukan konseling.
Gereja pun perlu melatih para orang tua dalam menghadapi remaja dan
pemuda yang sedang mengalami stres hidup.