Gereja menetapkan 7 Minggu sebelum Paskah sebagai saat perenungan umat akan sengsara, penderitaan dan kematian Yesus Kristus.
Peringatan minggu sengsara dimulai dari peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang banyak.
Masuknya Yesus Kristus ke kota Yerusalem adalah hal yang istimewa sebab hal ini terjadi sebelum Yesus disiksa, mati, dan bangkit dari kematian.
Peringatan minggu sengsara
berakhir pada peringatan minggu Paskah.
Ini adalah periode dalam liturgi Kristen yang didedikasikan untuk mengenang dan merenungkan penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Selama peringatan minggu-minggu sengsara, Gereja Kristen mengadakan berbagai upacara ibadah dan aktivitas yang mengingatkan jemaat akan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Kristus, termasuk Perjamuan Terakhir, Penyaliban, dan Kebangkitan-Nya.
Ini adalah periode yang dianggap sakral dan penting dalam kehidupan rohani umat Kristen, karena mereka memperdalam pengalaman akan pengorbanan Kristus untuk penebusan dosa manusia.
Kematian martir atau
kematian kurban
Kematian Yesus bukanlah kematian
“martir” tetapi kematian kurban.
Kematian martir dimaknai
sebagai “mati demi mempertahankan kebenaran
dan bertahan terhadap pemaksaan dari musuh-musuh Tuhan hingga akhir hayatnya”.
Ya, seseorang
bisa saja menjadi martir sebagi bukti tanda
cintanya kepada Tuhan dan
kebenaran yang diyakininya
sehingga ia dibunuh dalam kemartiran. Dan, di dalam itu pula Tuhan tetap menjadi pusat baktinya.
Kematian Yesus adalah kematian kurban
Kematian seperti ini
berarti seseorang merelakan jiwanya sendiri
untuk dikorbankan (sebenarnya dia
sendiri masih bisa hindari kematian itu tetapi dia merelakannya).
Demi
kasih yang begitu besar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa orang yang dikasihinya, Yesus merelakannya.
Seperti kata firman Tuhan
di bawah ini: 1 Korintus 13:3
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Tulisan di atas kayu salib
Yesus
Yohanes 19:19-20
19:20 Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." 19:20 Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani.
Ayat tersebut membuktikan bahwa pada masa itu dunia Yahudi atau di sekitar
Palestina di zamannya Tuhan Yesus Kristus multi-etnik
dan multi-lingual.
Dicatat bahwa inksripsi di atas kayu salib Yesus dicatat dalam bahasa Ibrani, Yunani dan Latin.
Yohanes menuliskan cerita penyaliban Yesus dengan sangat rinci.
Rincian itu
termasuk tanda yang ditulis oleh Pilatus sendiri dan ditempelkan pada kayu
salib.
Tulisan itu merupakan tuduhan resmi terhadap Yesus Kristus yang berkaitan langsung dengan dengan otoritas orang-orang Romawi di Yudea dengan memproklamasikan dirinya atau diproklamasikan sebagai "Raja Orang Yahudi."
Menjadi kebiasaan pada masa itu bahwa penjahat yang akan dihukum digambarkan sebagai memakai tanda di leher mereka atau pada bagian tubuh mereka yang menggambarkan kejahatan dan hukuman mereka.
Kunjungi link film kisah nyata tentang keluarga Kristen dengan judul 70 x 7 di bawah ini.
https://tinyurl.com/filmrohanikisahnyata70x7
Terima kasih untuk bacaanya
ReplyDeleteTerima kasih kembali. Semoga bermanfaat
Delete