Tantangan pendidikan masa kini
Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan diikuti lahirnya organisasi PGRI pada tahun 1945, bangsa Indonesia terus berkomitmen membangun pendidikan demi tercapainya cita-cita luhur bangsa seperti yang termuat dalam pembukaan UUD 1945.
Berbagai upaya dilakukan untuk maksud itu, salah satunya adalah adaptasi kurikulum terhadap tantangan zaman agar dapat mendekatkan lulusan kepada kebutuhan masyarakat dan kehidupan yang lebih baik.
Akan tetapi, meski telah lebih dari 10 kali kurikulum berganti, pendidikan di Indonesia kini justru sedang menghadapi tantangan besar.
Para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anak mereka dan biaya pendidikan yang makin tinggi. Siswa mengeluhkan kurang relevannya materi yang dipelajari dengan kenyataan sehari-hari.
Para pemilik perusahaan mengeluhkan kurang berkualitasnya kompetensi pencari kerja.
Masyarakat luas mengeluhkan cepatnya perubahan teknologi digital yang sulit dijangkau dan dipergunakan oleh mereka.
Belum lagi
ditemukan solusi yang tepat bagi berbagai permasalahan di atas, awal
tahun 2020, Indonesia termasuk salah satu negara terdampak covid-19
yang memaksa sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat mesti berubah
dan beradaptasi dengan model kehidupan baru.
Berbagai upaya sudah dikerahkan untuk meminimalisir paparan covid-19. Di antaranya adalah ide bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, dan belajar dari rumah.
Prasyarat
dari penerapan ide tersebut adalah kebutuhan akan teknologi,
sedangkan konsekuensi dari hal ini adalah menghadapi tantangan baru yaitu masih
banyak siswa, orangtua siswa, dan guru yang belum melek teknologi, banyaknya daerah
yang belum dijamah listrik dan jaringan internet yang memadai.
Menanggapi
konsep belajar dari rumah ini, maka pada tanggal 16 Maret 2020 lalu,
Kemendikbud menyebut beberapa platform pembelajaran dalam jaringan di
Indonesia, seperti Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper,
Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Platform apa yang akan
dipergunakan dalam pembelajaran di sekolah dan bagaimana menerapkannya menjadi
kebijakan sekolah bersama siswa dan orangtua siswa.
Transformasi pendidikan
Proses pendidikan tidak bisa lagi hanya berfokus kepada menyiapkan siswa untuk menguasai ketrampilan tertentu. Sebab jika demikian, maka saat teknologi baru sudah muncul maka sangat mungkin ketrampilan yang baru dikuasai itu sudah tidak dapat digunakan lagi.
Pendidikan tidak hanya menghasilkan lulusan yang memiliki daya sintas (bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan, dalam jangka waktu yang lama) saja, tetapi harus dikembangkan dengan berbasis kepada penguatan kapabilitas siswa. Apalagi di tengah dunia VUCA (Volatile: bergejolak, Uncertain: tidak pasti, Complex: kompleks, dan Ambiguity: tidak jelas) ini.
Salah satu pilar transformasi pendidikan yang dapat dilakukan sekarang adalah
melalui pembelajaran efektif dan menyenangkan melalui sistem dalam jaringan.
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dilakukan menggunakan berbagai metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa (audio, visual, kinestetis), pendekatan sosio-humanis-religius, menuju ketercapaian tujuan pembelajaran, dan holistis (intelligence quotient, emotional quotient, spiritual quotient, dan adversity quotient).
Dalam mempersiapkan ini guru harus memperhatikan kualitas pembelajaran, waktu, kurikulum, media yang digunakan, disrupsi kehidupan sebagai akibat dari hadirnya perkembangan artificial intelligence (AI), big data, dan connectivity.
Kesemuanya ini menuntut rekonstruksi dari pemikiran akan mengejar spesialisasi dini dan sekedar ketrampilan teknis-taktikal dari seorang siswa.
Sejak awal seorang siswa mesti diajar akan pentingnya memiliki wawasan berpikir generalis, strategis, holistis, melalui pembelajaran yang interdisiplin dan transdisiplin.
Oleh bantuan big data dan connectivity siswa harus diajar untuk memiliki kemampuan berpikir dan daya analitis-sintetis. Sebagai seorang manusia, siswa harus dipersiapkan untuk mengerjakan apa yang mesin tidak dapat lakukan.
baca juga: Belajar (di) dari Rumah (teknologi)
Selanjutnya sebagai institusi, melalui pelatihan atau tutorial, sekolah perlu menyiapkan guru dan siswa agar melek teknologi dan platform pembelajaran yang digunakan.
Sekolah menetapkan jadwal pembelajaran dan mengkomunikasikan kepada guru, siswa, dan orangtua siswa metode pembelajaran synchronous learning (online chatting dan video call) dan asynchronous learning, dan desain pembelajaran menyenangkan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain seperti yang ada pada fitur-fitur pada platform yang digunakan.
Fitur-fitur tersebut akan mendorong siswa
terlibat secara aktif dan guru menjadi teman bermain bagi siswa. Hal ini sangat
perlu agar guru dapat memahami dan memotivasi siswa untuk mencapai pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, dan perubahan karakter.
Dari sini dapat diketahui bahwa meskipun pembelajaran berlangsung dalam jaringan namun relasi antara guru dan siswa tetap menjadi hal yang utama.
Karena itu, guru tidak hanya berfokus kepada materi yang akan diajar dan bagaimana siswa belajar tetapi juga perlu memahami kondisi siswa saat belajar.
Misalnya,
guru menanyakan kesehatan siswa, rasa aman dan nyaman siswa terhadap dirinya
sendiri, keluarga dan orang-orang dekatnya, atau juga lingkungan eksternal, dan
peduli kepada kebutuhan belajar siswa dalam jaringan seperti pasokan listrik
dan internet.
Pembelajaran dalam jaringan bukanlah tatap muka langsung sehingga guru cukup sulit mengontrol keberadaan siswa dan proses belajar yang sedang dilakukannya.
Oleh karena itu, batasan tertentu melalui rules and procedures perlu diatur oleh guru dan disepakati oleh siswa.
Misalnya, siswa harus mengikuti pembelajaran dengan terarah menurut agenda belajar harian yang disampaikan, tata cara berpakaian saat belajar, dan tempat yang dipakai siswa untuk belajar dari rumah.
Jika siswa tidak mengikuti pembelajaran seperti seharusnya, maka sekolah akan menghubungi mereka setelah sesi pembelajaran selesai.
Sementara belajar, siswa harus fokus dan tidak boleh melakukan chatting dengan teman atau melakukan hal lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, dan saat menyalakan video, siswa tidak boleh melakukan gerakan tubuh atau lainnya yang tidak sesuai dengan apa yang sedang dipelajari.
Pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan dapat menjadi langkah maju bagi pendidikan di Indonesia
Referensi
Cendekiawan, Y. L. (2019, Desember 18). Arah Transformasi Pendidikan.
Retrieved from Media Indonesia:
https://mediaindonesia.com/read/detail/278423-arah-transformasi-pendidikan.
Nn. (2015, April 4). Pengertian Pembelajaran Efektif Menurut Para
Ahli. Retrieved from IDTesis:
https://idtesis.com/pengertian-pembelajaran-efektif-menurut-para-ahli/.
Setyosari, P. (2014). MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN
BERKUALITAS. Retrieved from Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran:
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/article/view/2103#:~:text=Pembelajaran%20yang%20efektif%20dapat%20didefinisikan,)%20ganjaran%20dan%204)%20waktu.
https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/08/membangun-indonesia-melalui-dunia.html peserta lomba blog nomor 82
ReplyDeleteterima kasih om jay
DeleteTerimakasih pak buat buku yg sangat menginspirasi saya, belajar tidak hanya utk pintar tapi dengan belajar akan memberi dampak yg besar dan pengaruh serta manfaat utk diri sendiri dan orang2 di sekitar kita. Sukses selalu pak ged Tuhan Berkati
DeleteSukses To'o
ReplyDeleteterima kasih buat supportnya
DeleteMantap.
ReplyDeleteTerima kasih pak kris
Deletesepakat dengan pemikiran ini "ebagai institusi, melalui pelatihan atau tutorial, sekolah perlu menyiapkan guru dan siswa agar melek teknologi dan platform pembelajaran yang digunakan. Sekolah menetapkan jadwal pembelajaran dan mengkomunikasikan kepada guru, siswa, dan orangtua siswa metode pembelajaran synchronous learning (online chatting dan video call) dan asynchronous learning, dan desain pembelajaran menyenangkan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain seperti yang ada pada fitur-fitur pada platform yang digunakan".
ReplyDeleteTerima kasih untuk gagasan dan konfirmasinya
Deletetulisan ini bagus dan menginspirasi, semoga terpilih menjadi tulisan terbaik dalam lomba tingkat Nasional
ReplyDeleteTerima kasih untuk supportnya
DeleteSaya setuju bahwa guru dan siswa mesti "melek" teknologi dan relasi antara keduanya pentin agar pembelajaran baik luring maupun daring dapat berjalan efektif. Namun ada 1 hal yg tidak kalah penting adalah peran orangtua siswa 😊.
ReplyDeleteSukses terus, Pak GED
Terima kasih buat konfirmasi dan supportnya
DeleteSemoga terpilih. Artikel baik. Apakah sesuai kriteria beta sonde tau. Nanti beta perlu baca di laptop baru tau
ReplyDeleteTerima kasih pak roni buat dukungannya
DeleteBanyak formula yang diberikan untuk siswa,sukses Bapa.. God Bless.
ReplyDeleteTerima kasih utk konfirmasi, support, dan doanya
DeletePemikiran yg dijabarkan dengan singkat namun tetap padat berisi, Pak Ged. Secara keseluruhan saya setuju. Saat ini dan ke depan, tugas guru akan semakin sulit dan kompleks, sehingga masyarakat perlu mendukung terus kinerja guru dan juga memantau kualitasnya. Saya pkir negara jg prlu melakukan sesuatu yang cukup signifikan demi meningkatkanya kuantitas serta kualitas guru di Indonesia.
ReplyDeleteSukses Pak Ged, Sukses Guru Indonesia, Maju NTT Maju Indonesia !
Terima kasih untuk respon dan konfirmasinya. Maju pendidikan NTT bagi Indonesia
DeleteTerima kasih pak Ged atas pandangan pandangan yang mencerahkan.
ReplyDeleteTerima kasih buat komentar dan supportnya
DeleteKeren..
ReplyDeleteterima kasih untuk supportnya
Delete👍
ReplyDeleteterima kasih untuk responnya
ReplyDeleteSukses Pak Ged
ReplyDeleteterima kasih untuk dukungan dan doanya
ReplyDeleteShalom...
ReplyDeleteSangat setuju dengan poin terakhir yg ditekankan bahwa sebenarnya salah satu masalah besar dari sistem belajar online adalah "personal relation" antara guru dan siswa. Sangat sulit membangunnya secara online, apalagi bagi guru yg baru, atau siswa baru.
Relasi ini yg menjadi penguat kita ketika mendidik siswa (materi dan tugas secara umum serta cara pandang, nasrhat, rambu/larangan dan kebenaran secara khusus).
Kita bisa memperkenalkan pribadi Sang Pencipta lewat relasi kita pada mereka. Sangat baik tuklisan ini memulai dengan poin mengenal Sang Pencipta sebagai acuan kita bergumul ttg fakta pergumulan kita dalam mengajar, relasi.
Kiranya tulisan ini mengingatkan dan menguatkan.
Tuhan berkati
Kiranya
terima kasih banyak Pak Simplisius untuk komentar yang komprehensif dan konfirmatif. Sukses selalu buat bapak
DeleteShalom...
ReplyDeleteSangat setuju dengan poin terakhir yg ditekankan bahwa sebenarnya salah satu masalah besar dari sistem belajar online adalah "personal relation" antara guru dan siswa. Sangat sulit membangunnya secara online, apalagi bagi guru yg baru, atau siswa baru.
Relasi ini yg menjadi penguat kita ketika mendidik siswa (materi dan tugas secara umum serta cara pandang, nasrhat, rambu/larangan dan kebenaran secara khusus).
Kita bisa memperkenalkan pribadi Sang Pencipta lewat relasi kita pada mereka. Sangat baik tuklisan ini memulai dengan poin mengenal Sang Pencipta sebagai acuan kita bergumul ttg fakta pergumulan kita dalam mengajar, relasi.
Kiranya tulisan ini mengingatkan dan menguatkan.
Tuhan berkati
Kiranya
terima kasih banyak Pak Simplisius untuk komentar yang komprehensif dan konfirmatif. Sukses selalu buat bapak
DeleteSepakat rules and procedure perlu diatur oleh guru dan disepakati oleh murid!! Mantap Pak Ged..
ReplyDeleteterima kasih untuk konfirmasi terhadap tulisan ini
DeleteSHALOOM,sangat luar biasa gagasan ini, izin share ya...membantu kotong untuk bersama memajukan pendidikan modern, salam
ReplyDeleteshalom om deky, terima kasih untuk responnya. Dengan senang hati om deky, silakan membagikan tulisan ini. Kiranya menjadi berkat bagi banyak orang
DeleteTerima kasih buat tulisannya yang sangat memberkati. Sukses terus pak Ge,dan teruslah memberkati banyak orang lewat tulisan dan buku2 pak Ge ��
ReplyDeleteterima kasih untuk dukungan dan doanya ibu Krisni. Sukses selalu
DeleteMantaaap Pak get,,,
ReplyDeleteterima kasih untuk respon dan dukungannya
DeleteInspiratif semoga pembelajaran yg menyenangkan dan nyaman bisa kita capai lewat niat dan tekad..maju terus dunia pendidikan ..mkash PK penulis
ReplyDeleteterima kasih untuk konfirmasi, dukungan, dan harapan bagi dunia pendidikan. pendidikan ibarat pelita di tengah kegelapan
DeleteBuku nya bagus bisa untuk recomended buat anak2
ReplyDeleteterima kasih respon, komentar, dan rekomendasinya pak carles
DeleteTulisan yang sangat inspiratif. Semua pelaku pendidikanemang perlu dipersiapkan untuk menghadapi situasi darurat dalam rangka membawa pendidikan menuju era transformasi dan generasi siap guna serta generasi yang siap saing. Semoga tulisan ini lolos seleksi. Salam sehat dan sukses bagi pak Grefer.
ReplyDeleteterima kasih ibu clania untuk respon, konfirmasi, dan dukungannya. salam sehat dan tetap semangat buat ibu dan keluarga.
ReplyDeleteBagus tulisannya ... sangat setuju bahwa relasi personal guru dan murid tetap harus dibangun, dalam hal ini guru juga perlu diperlengkapi dengan ketrampilan membangun relasi secara on-line, mungkin dalam hal ini pihak manajemen sekolah bisa berperan membekali para guru dengan ketrampilan pembelajaran online, dan juga menetapkan rules and procedure dalam proses belajar mengajar tersebut. Sukses pak Ge, Tuhan berkati.
ReplyDeleteterima kasih untuk respon dan komentarnya. salam sukses. Tuhan berkati
ReplyDeleteTulisan yang sangat inspiratif. Semua pelaku pendidikanemang perlu dipersiapkan untuk menghadapi situasi darurat dalam rangka membawa pendidikan menuju era transformasi dan generasi siap guna serta generasi yang siap saing.
ReplyDeleteterima kasih utk respon dan komentarnya demi mendukung transformasi pendidikan Indonesia
Deletepemikiran yg bagus... semoga di era new normal dunia pendidikan indonesia bisa beradaptasi secepatnya.. maju terus ged
ReplyDeleteterima kasih utk respon dan komentarnya k chris demi mendukung transformasi pendidikan Indonesia. salam semangat
DeleteSangat setuju dengan pemaparan Mr.Ged.
ReplyDeleteDulu saya sempat kepikiran kalau2 teknologi semakin menguasai dunia pendidikan, bisa2 guru akan semakin 'terpinggirkan' keberadaannya. Konten pengetahuan akan didapatkan dengan sangat mudah melalui platform2 edukasi dan juga mesin pencarian di internet.
Tulisan ini semakin menguatkan bahwa faktor penting dari eksistensi guru adalah relasi.
Saya juga diingatkan betapa pentingnya untuk mempersiapkan diri sendiri dan juga murid untuk memiliki skill bertahan hidup tidak hanya pada satu kondisi saja.
Terima kasih untuk tulisan yang menginspirasi, Mr Ged.
Sukses selalu.
Terima kasih juwita. Seorang murid yang menjadi guru akan lebih bijaksana. Terima kasih berkenan memberi konfirmasi dan menjadi guru yang inspiratif. salam semangat dan sukses selalu
DeleteSangat menginspirasi pak Grefer.
ReplyDeleteSemoga pendidikan Indonesia makin maju demi mempersiapkan generasi-generasi bangsa ini ke depan.
Salam dari Pulau Nias.
Tuhan memberkati.
Terima kasih untuk komentar dan dukungan bagi transformasi pendidikan di Indonesia. Salam buat ono niha. Ya'ahowu
DeleteTulisannya sangat menginspirasi. Relevan bagi pembelajaran saat ini, terima kasih untuk tulisannya, semangat Pak.
ReplyDeleteTerima kasih bu Helga. Kiranya pendidikan Indonesia semakin maju dan ertransform
DeleteTerimakasih K’ Ged, tulisan ini mengingatkan dan menginspirasi kami untuk terus mencari formulasi kreatif tentang relasi guru sebagai pendidik dengan murid yang sudah sangat ’native’ dengan dunia digital.
ReplyDeleteTerima kasih om eci, kita terus berharap pendidikan di Indonesia makin maju. Guru, siswa dan orangtua siswa dapat terus membangun relasi demi transformasi Indonesia
DeleteSuksess selalu om ged..
ReplyDeleteTuhan Yesus Meberkati
Terima kasih untuk dukungan dan doanya. Tuhan Yesus berkati
DeleteSukses om Ge...sangat menginspirasi
ReplyDeleteTerima kasih kembali. Sukses selalu
DeleteSepakat om ged. Sukses selalu
ReplyDeleteTerima kasih untuk dukungannya. Salam sukses dan semangat selalu
DeleteTulisan yang bagus dan menginspirasi Hidup jaya pendidikan di Indonesia
ReplyDeleteTerima kasih bu Sri untuk dukungannya bagi transformasi pendidikan Indonesia
DeleteTerima kasih Pak Grefer...Terus menjadi inspiras Pak.
ReplyDeleteTerima kasih untuk dukungannya pak sepri bagi pendidikan Indonesia yang transformatif
Deletesaya setuju bahwa "sebagai institusi, melalui pelatihan atau tutorial, sekolah perlu menyiapkan guru dan siswa agar melek teknologi dan platform pembelajaran yang digunakan" agar pembelajaran yang terjadi saat ini lebih efektif dan memberi hasil yang baik bagi para siswa.
ReplyDeletetetapi, sekolah juga harus tetap mengontrol pembelajaran yang terjadi di rumah saat ini, karena pada beberapa Sekolah Negeri pembelajan yg terjadi dari rumah seolah dibiarkan begitu saja. pihak sekolah tau bahwa para murid sedang belajar, tapi pada kenyataannya banyak siswa yang bermain pada jam pelajaran.
semoga tulisan ini bisa menginspirasi dan menyadarkan pihak sekolah dan para pendidik.
Terima kasih & semangat Mr. Ged . teruslah menginspirasi ^^
Terima kasih untuk komentar yang komprehensif dan mendukung bagi pembelajaran daring yang efektif dan menyenangkan
DeleteTerima kasih untuk tulisannya Pak Grefer. Saya sangat terberkati Pak. Biarlah pendidikan bisa membawa siswa untuk semakin mengenal dan mengagumi Sang Pencipta. Teruslah menjadi inspirasi Pak Grefer.
ReplyDeleteTerima kasih bu tika untuk support yang berarti bagi pendidikan Indonesia yang transformatif
DeleteMantaaap pak👍🏻
ReplyDeleteTerima kasih untuk respon dan dukungannya
DeleteSukses pak Ged
ReplyDeleteTerima kasih untuk respon dan dukungannya
DeleteTerima kasih Pak Grefer sudah menuliskan tulisan ini, saya sangat terberkati dan setuju bahwa "relasi" saat ini perlu menjadi fokus. Semoga segera pulih. Sukses untuk memberkati banyak orang pak
ReplyDeleteTerima kasih untuk respon dan konfirmasinya. Semoga Indonesia semakin maju melalui pendidikan yg tertransformasi
DeleteArtikel yang sangat bagus dan menginspiratif bagi pelajar dan pengajar dalam mengikuti daring selama pandemi.terus menginspirasi di dunia pendidikan ya Mr.Grefer. God Bless
ReplyDeleteTerima kasih untuk dukungan terhadap pendidikan Indonesia agar segera tertransformasi
DeleteArtikel yang sangat baik sekali. Setuju dengan Pak Ged. Saat ini Guru harus berinovasi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa untuk aktif dalam setiap pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas para siswa, ditambah lagi dengan pembelajaran jarak jauh yang berdampak bagi siswa yang tinggal di daerah-daerah yang fasilitas listik dan internetnya kurang memadai.
ReplyDeleteSemoga Pendidikan Indonesia semakin maju dan keadaan ini segera pulih.
Sukses selalu Pak Ged, Tuhan Yesus memberkati.
Terima kasih untuk respon dan komentar yang baik agar pendidikan segera mengalami pemulihan dan transformasi
DeleteSebagai seorang siswa, saya sangat terberkati melalui tulisan ini kak. Benar bahwa metode pembelajaran saat ini perlu diperhatikan agar pembelajaran yang terjadi saat ini lebih efektif dan memberi hasil yang baik bagi para siswa.
ReplyDeleteDisamping itu, sekolah juga harus tetap mengontrol pembelajaran daring saat ini, karena yang saya alami selama pembelajaran daring adalah kami dibiarkan begitu saja setelah diberikan banyak tugas. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi semua pihak terutama pihak sekolah dan para pendidik.
Terima kasih untuk kesediaan memberi komentar sebagai siswa. Masukan ini sangat baik bagi pembaharuan dan transformasi pendidikan Indonesia. Semoga pembelajaran efektif dan menyenangkan dapat terwujud
DeleteMantap pak Grefer. Terus jadi berkat
ReplyDeleteTerima kasih untuk dukungan bagi pendidikan Indonesia
DeleteTerima kasih untuk karya tulisnya pak terus menjadi berkat dan menginspirasi banyak orang melalui pemikiran dan karya tulis berikutnya pak
ReplyDeleteTuhan berkati
Terima kasih pak Dani untuk dukungan bagi transformasi pendidikan di Indonesia
DeleteTerima kasih untuk tulisan yang memberkati dan menginspirasi,Pak Ge. Terus semangat berkarya.
ReplyDeleteTerima kasih untuk dukungan yang baik pendidikan Indonesia
DeleteSalom Pak Ged.
ReplyDeleteTerima kasih untuk tulisannya yang sangat menginspirasi. Umtuk dunia pendidikan Guru selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi anak bangsa dengan selalu mengupgrade diri menjadi semakin lebih baik. Pembelajaran daring sebagai solusi yang tepat untuk saat ini.Tentunya bisa berjalan jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah, sekolah, guru, siswa dan tentunya peran orangtua. Sukses selalu pak Ged. GB
Shalom kak Wely, terima kasih untuk testimoni yang baik demi mendukung pendidikan yang tertransformasi. Sukses selalu kak Wely. Jbu
DeletePerkembangan dunia pendidikan dengan segala kompleksitas permasalahannya menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi.
ReplyDeleteKemajuan dimaksud haruslah merata dirasakan pada seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali dengan mengikutsertakan peran bersama seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
Adapun hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian antara lain :
1. Ketersediaan SarPras secara bermutu dan berkualitas disekolah maupun dirumah.
2. Dukungan kolaborasi peran antara kebijakan pemerintah, eksistensi sekolah, tanggungjawab orangtua dan kehendak baik siswa, serta lingkungan pergaulan.
3. Penerapan sistem pendidikan dgn skema on-off pada masa pandemi mengingat keterbatasan fasilitas internet.
4. Ketersediaan Kualitas SDM tenaga pendidik di masa pandemi dalam penguasaan IT dan pengembangannya.
5. Ketersediaan sikon sekolah rumahan yang sesuai dgn iklim belajar dgn dukungan waktu, ruang, serta pendampingan yang sesuai protokol kesehatan, mengingat cukup sulit membawa suasana sekolah diterapkan dirumah.
6. Perlu dukungan materi bagi siswa, diktat ajar bagi guru, pedoman belajar rumahan bagi ortu shgga dpt meminimalisir kejanggalan belajar mandiri di rumah.
7. Perlu penguatan pemahaman materi budi pekerti, moral kebangsaan, kebencanaan, dan religius bagi peserta didik.
Akhirnya menjadi penting dan bernilai suci nan mulia para pekerja di dunia pendidikan, manakala memanusiakan manusia yang manusiawi jauh lebih bermartabat ketimbang mendapat upah dari pekerjaan itu, Hal ini menjadi sulit mendapat tenaga didik dimasa sekarang ini yang memahami dan mau menaruh hati melayani dan membantu orang lain menjadi berhasil; hanya orang yang benar serta sungguh mengasihi yang mampu menelisik dan memaparkan pergumulun pendidikan seperti ini penulisan artikel ini.
Terimakasih banyak om ge
Tuhan memberkati
Terima kasih karena sudah berkenan melengkapi tulisan saya ini. Pemi,iran yang sangat baik. Kolaborasi para pemerhati pendidikan akan lebih ,endekatkan pendidikan kepada transformasi dan tujuan serta hakekat pendidikan itu sendiri
DeleteShalom pak..
ReplyDeleteTrimakasih untuk tulisan yg menginspirasi banyak org..
Gbu pak dan keluarga
Teeima kasih sudah berkenan memberi konfirmasi dan sumbangsih bagi transformasi pendidikan. Jbu dan keluarga juga
DeleteArtikel yang sangat bagus dan menginspirasi, terus semangat dan menjadi berkat bagi banyak orang terutama anak2...Tuhan berkati
ReplyDeleteTerima kasih ibu Yuli untuk komentar dan dukungannya terhadap pendidikan anak-anak Indonesia
DeleteThank you pak Grefer untuk tulisannya. Sangat menegur dan mengingatkan saya sebagai seorang guru masa kini. Terus jadi berkat pak melalui karya2nya. Tuhan berkati
ReplyDeleteTerima kasih untuk kesediaannya mengunjungi blog ini dan memebri komentar bagi transformasi pendidikan Indonesia. Tuhan berkati
DeleteLuar biasa pak...ini sangat membantu...
ReplyDeleteTerima kasih ya untuk komentarnya. Kiranya pendidikan Indonesia menjadi berkat bagi anak-anak Indonesia
DeleteShalom pak, pemikiran yang sungguh luar biasa. Untuk sarannya, kalau bisa fitur-fitur yang di pakai untuk bermain sambil belajar bisa dijelaskan salah satunya 😀🙏
ReplyDeleteTerima kasih pak Arif untuk konfirmasi dan sarannya yg sangat baik
Delete#Belajar Agar Berpengetahuan#,
ReplyDeletebisa menghadapi semua persoalan & perubahan dalam kehidupan, terima kasih buat artikelnya sehingga bisa menggali lagi dinamika dunia pendidikan yg begitu kompleks
Perlu di tanamkan konsep #belajar utk Berpengetahuan# dari guru kpd murid
Terima kasih untuk komentar yg melengkapi tulisan ini demi transformasi pendidikan Indonesia
Delete#Belajar Agar Berpengetahuan#,
ReplyDeletebisa menghadapi semua persoalan & perubahan dalam kehidupan, terima kasih buat artikelnya sehingga bisa menggali lagi dinamika dunia pendidikan yg begitu kompleks
Perlu di tanamkan konsep #belajar utk Berpengetahuan# dari guru kpd murid
Memang Pandemi saat ini membuat dunia pendidikan mengalami perubahan dalam proses pembelajaran. Dan artikel ini memberikan salah satu poin penting yg tidak boleh hilang, yakni relasi guru dan murid untuk pengembangan karakter. Semoga setiap guru sudah mampu dalam melaksanakan pembelajaran jejaring, dan setiap murid juga memiliki respons hati yang benar dalam menjalakan proses pembelajaran. Semangat terus pak.
ReplyDeleteTerima kasih buat komentar yang mempertajam makna pendidikan sejati. Komentar dari seorang murid yang memuridkan. Tetap semangat
DeleteShallom pak Ge
ReplyDeleteTerimakasih untuk coretan tangan yang sangat memberkati dunia penindidikan, semoga pembelajaran yang efektif, inovatif dan menyenangkan dapat dinikmati oleh siswa sehingga mereka akan merasa nyaman, aman dan asyik saat belajar dan belajar bukan lagi merupakan suatu paksaan tetapi merupakan hal yang mengasyikkan sehingga muncul rasa keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu (+) Tuhan Yesus memberkati
Shalom dan terima kasih untuk komentar yang penuh harapan akan adanya transformasi pendidikan Indonesia. Tuhan Yesus memberkati
Deletekeren pak Ged. setuju sekali pembelajaran meskipun berbasis daring diharapkan tetap menyenangkan tetapi hubungan/relasi antara guru dan anak tetap dapat terjalin hangat dan harmonis. Hari Jumat kemarin anak saya ingin sekali bertemu dengan guru wali kelasnya karena selama ini di Grade 3 hanya bertemu secara virtual. akan tetapi, waktunya belum memungkinkan karena bertepatan dengan PD guru di sekolah. Namun, Melalui tulisan ini dapat kembali membuka wacana kita sebagai pendidik bahwa persiapan pembelajaran baik offline maupun online perlu memperhatikan sentuhan humanis nya. terima kasih pak Ged. terus Berkarya dan Tuhan memberkati.
ReplyDeleteTerima kasih untuk orangtua siswa yang sangat peduli terhadap pendidikan anak. Kiranya relasi baik antara orangtua-sekolah-siswa akan memberi warna khusus bagi transformasi pendidikan Indonesia. Terima kasih utk supportnya. Tuhan Yesus memberkati
DeleteSaya sangat setuju dengan artikel ini bahwa harapan saya yang pernah menjadi seorang murid, saya merasa bosan ketika saya harus dituntut harus mengikuti semua yang diperintahkan oleh guru
ReplyDeleteSeperti " Mata pelajaran Matematika yang begitu sulit tapi kita dituntut dalam waktu tertentu untuk menyelesaikannya dan apalagi dalam keadaan seperti ini kita belajar dari rumah, kita sementara belajar kita harus fokus dan tidak boleh melakukan chatting dengan teman atau melakukan hal lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, dan saat menyalakan video call, kita tidak boleh melakukan gerakan tubuh atau lainnya yang tidak sesuai dengan apa yang sedang dipelajari. Maka dari itu sebagai guru semestinya harus mengerti apa yang dirasakan kita sebagai murid. Harus membuat suasana kelas menyenangkan dan tidak membosankan.
Sekian & Terimakasih
Tuhan Berkati.
Terima kasih Angga untuk komentar yang turut memberi rasa nyata kepada pendidikan Indonesia. Apa yg selama ini dirasakan oleh seorang siswa harus benar-benar dipahami oleh guru. Lalu, diteruskan oleh sikap empati guru terhadap siswa sehingga pembelajaran akan memberi pengalaman belajar yg relevan dengan kehidupan nyata kini dan akan harapan masa depan. Tuhan memberkati
DeleteKeren Pak Grefer, Tuhan Yesus memberkati 🙏🏼
ReplyDeleteTerima kasih Jessica untuk dukungannya bagi pendidikan Indonesia. Tuhan Yesus memberkati
DeleteSEPAKAT KK GE GURU MENJADI TEMAN BERMAIN BAGI SISWA DAN KITA DI NTT BAGAIMANA KITA JUGA HARUS MAMPU MENCIPTAKAN KREATIFITAS DLM HAL STRATEGI PENDIDIKAN YG LEBIH MUDAH DI SERAP OLEH SISWA KALU BETA MAU SARAN BAGAIMANA KITA TAMBAHKAN GURU SEBAGAI TEMAN BERMAIN DENGAN SISWA MAKA AKAN TERCIPTA SEKOLAH SAMBIL BERMAIN JADI SECARA PISIKOLGIS AKAN TERCIPTA SISWA YG MANDIRI DAN MAMPU MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN,JADI SISWA TIDAK LAGI BERPIKIR UTK MENJADI PNS ,KESIMPULANNYA SETIAP SEKOLAH HARUS MAMPU MENAMBAH PELAJARAN EKTRAKULIKULER SESUAI DGN KEADAAN ALAM DAN KARAKTER BUDAYA MASYARAKAT KABUPATEN MASING MASING,MEREKA AKAN MEMBANGUN DESA MEREKA KEMBALI ,MAAF KK GE BT KEPINGIN SERING DGN KK GE MENYANGKUT PENDIDIKAN , KARNA PENDIDIKAN KITA TIDAK BISA TAWAR MENAWAR DAN PERLU GOTONG ROYONG DARI SEMUA UNSUR KASIAN ANAK ANAK DI DESA DALAM KEADAAN COVID SEPERTI INI,SUKSES UTK KK GE DAN TERIMA KASIH SUDA MAU PEDULI DGN PENDIDIKAN SELALU DI BERKATI TETEMANIS
ReplyDeleteTeeima kasih banyak kak Abe sudah berkenan menambah warna dan khazanah pemikiran bagi pendidikan yang sosio-humanis-religius. Siap kak Abe untuk sharing tentang perkembangan pendidikan dan transformasi pendidikan bagi NTT bagi Indonesia. Tuhan Yesus memberkati
DeleteSyalom,,..
ReplyDeleteSaya ibu rmh tangga mempunyai 2 orang anak laki.anak sulung berumur 4 thn 11 bulan yang saat ini baru saja menjadi murid baru TK B di salah 1 sekolah Kristen di kota Kupang.sebagai orang tua sekaligus sebagai guru untuk saat ini(karena efek pandemi)juga sebagai warga yang baik dalam mentaati aturan protokol kesehatan pemerintah maka dunia pendidikan saat ini di wajibkan khususnya anak murid dan guru belajar dari rumah/BDR dengan sistem daring/luring/kombinasi.dan itu sangat membantu.saya sungguh sangat merasakan nilai positif menjadi seorang guru.ada begitu banyak tawa dan juga gemesnya.tawa lucu karena si anak suka usil,suka humor juga,manja dll.gemesnya kalo kita arahkan begini buatnya lain,kita lagi fokus malah milih main mainan misalnya.atau belum selesai belajarnya tapi sudah tidak mau lagi belajar.sudah malas,suntuk dll.sedangkan dengan tugas/pelajaran yang harus di kirimkan dalam hari itu juga ke grup kelas masing-masing.nah ini tantangan untuk saya sebagai para guru di rumah bagaimana menyikapi si anak yang sudah mulai jenuh..
Saya sangat kagum dan juga berterima kasih kepada pa Ged ketika membaca artikel ini,yang sudah menoreh penanya lewat artikel ini.sungguh sangat menginspirasi kami sebagai orang tua juga guru di rumah bagi anak-anak kami.bahwa sangat setuju kalau suasana hati anak-anak harus di nomor 1 kan.ketika guru bisa menjadi teman untuk anak maka sudah pasti anak dapat menyimak,memahami,dan mengerti dari setiap mata pelajaran yang di berikan.suasana hati anak sangat membantu kita sebagai orang tua dapat belajar sampai selesai bersama anak dengan happy dan tuntas.dan itu sudah saya coba terapkan dan berhasil.memang butuh waktu lama tapi saya menikmatinya bersama anak saya.kami belajar bersama dan ketika si anak jenuh kami bermain mainan yang ada nilai edukasinya sambil saya membawanya kembali ke pelajaran yang harus di mengerti dan di tuntaskan dan akhirnya selesai deh belajarnya bahkan si anak minta belajar yang lainnya lagi.dan sebagai orang tua juga guru di rumah saya sangat bersyukur sekali.harapan saya kiranya untk dunia pendidikan bisa terapkan cara seperti ini.para murid tidak hanya sebagai murid saja.dan para guru tidak hanya sebatas pada guru saja tapi bisa menjadi teman.anak merasa nyaman,tidak canggung,betah walau lama dalam ruang kelas dengan begitu rumitnya pelajaran tapi selalu senang mau belajar sampai tuntas.krna sang guru mampu memahami dan mengerti hati anaknya sebagaimana orang tua mengerti hati anak-anaknya.Trimakasih sekali lagi untuk pa Ged.maaf panjang sekali komentarnya.Doa saya para guru dan anak didik slalu di berkati oleh Tuhan dalam dunia pendidikan yang unggul di mata dunia dan berdampak positif di lingkungan sekitarnya.
Terima kasih ibu Jen untuk berkenan menyampaikan suara hati dan testimoni sebagai ibu rumah tangga dan guru, sebab yang pertama memang orangtua adalah guru yang pertama dan pendidik utama anaknya. Selanjutnya, teri,a kasih untuk berkenan memberikan komentar dan dukungan bagi tertransformasinya pendidikan Indonesia
DeleteTulisan yang baik, Pak Ged. Bercermin pada realita yang terjadi saat ini, biarlah kita para guru belajar untuk semakin melek teknologi, tapi tetaplah bahwa "Sebagai seorang manusia, siswa harus dipersiapkan untuk mengerjakan apa yang mesin tidak dapat lakukan." Sangat sepakat dengan kutipan ini.
ReplyDeleteTerima kasih ibu anice untuk dukungan pemikiran serta konfirmasi bagi transformasi pendidikan Indonesia
DeleteKeren pak, sangat memberkati ��
ReplyDeleteTerima kasih pak Jonatan sudah memberi konfirmasi bagi pengembangan pendidikan Indonesia
Deletebagus artikelnya, kawan...sukses ya...
ReplyDeleteTerima kasih Beby untuk komentar dan dukungan bagi pendidikan Indonesia yang semakin baik dan tertransformasi. Salam sukses
DeleteTerima kasih untuk tulisan yang memberkati dan menginspirasi,Pak Ge. Terus semangat berkarya. Tuhan Yesus Memberkati
ReplyDeleteTerima kasih untuk komentar yang mengkonfirmasi tulisan ini. Sukses selalu. Tuhan Yesus memberkati
DeleteMantap Pak Ged. Tetap semangat Menulis utk kemajuan Pendidikan Indonesia👍👍👍🙏🙏🙏
ReplyDeleteTerima kasih Gloria untuk komentar dan dumungan bagi transformasi pendidikan Indonesia
DeleteSetuju pak Ge.. dunia ini setiap hari terus mengalami perubahan. Banyak hal berubah baik perlahan maupun cepat. Sehingga pendidikan pun perlu cepat dan tanggap terhadap perubahan2 tersebut. Apalagi saat ini dunia pendidikan (baik guru, parents maupun students) seperti "dipaksa" untuk cepat mengubah metode n pola mengajar dan belajar. Nah persoalannya adalah kita tidak benar2 siap untuk itu: digitalisasi belajar. Namun, belajar adalah proses . Saya yakin semua unsur yg terlibat dalam proses pendidikan saat ini terus memberi diri utk beradaptasi dengan perubahan2 besar saat ini. Semoga segala sesuatu bisa berjalan dengan baik dan lancar di waktu2 dekat ini..
ReplyDeleteTerima kasih ibu Delfy untuk pemikiran dan komentar yang melengkapi tulisan ini demi pembaharuan dan transformasi pendidikan Indonesia sesuai tantangan dan zamannya.
ReplyDeleteBuku yang sangat bagus, bila metode pelajaran dibuat spt ini mk anak2 akan belajar dengan berbahagia dan tanpa beban. Ilmu yg diterima akan terserap dengan baik.
ReplyDeleteSemoga ini bisa menjadi bagian dalam metode pemvelajaran bagi anak2 Indonesia
Sukses sll pak Ged.
Terima kasih kak Ivon apresiasi luar biasa untuk dedikasi dalam memberikan komentar demi melengkapi upaya transformasi pendidikan anak-anak Indonesia
ReplyDeleteSetuju dengan ide tulisannya pak Ge.
ReplyDeleteSemoga dengan kondisi belajar saat ini, membukakan mata dan hati SEMUA PIHAK (Kemendikbud, sekolah, bpk/i guru, siswa, dan orang tua) yang terlibat dalam proses pendidikan untuk melihat kebutuhan utama (karakter dan relasi) siswa dari pendidikan tanpa mengesampingkan hal-hal pendukung lainnya (konten dan skill), sehingga pendidikan di Indonesia semakin hari semakin mengalami perbaikan yang bisa mempersiapkan siswa untuk berhikmat, bijaksana, serta tahan uji dalam menjalani kehidupannya.
Semoga setiap kita bisa terus dimampukan untuk menjadi berkat dalam mentransformasi sistem pendidikan yg ada.
Terima kasih ibu Arla, melihat pendidikan sebagai bagian dari kolaborasi berbagai pihak (stakeholder) yang seharusnya bekerja sama dalam membangun kehidupan melalui pendidikan
ReplyDeleteMenarik Pak tulisannya. Pada akhirnya guru dan siswa harus sama-sama bisa beradaptasi dengan pembelajaran dalam jaringan. Mungkin gamifikasi juga bisa menjadi salah satu jawaban untuk membuat pembelajaran menjadi semakin menyenangkan, aplikasi semacam quizziz bahkan rumah belajar dari pemerintah sendiri sudah punya semacam gamifikasi yang bisa mendorong siswa untuk terus semangat berpartisipasi ya Pak.
ReplyDeleteNamun kembali lagi, menurut saya kendala terbesar tetap pada sarana dan prasarana. Tidak semua siswa dan guru memiliki internet yang stabil atau gawai yang cukup baik untuk melakukan pembelajaran daring. Digital divide di Indonesia masih terasa sekali dan takutnya pembelajaran digital malah semakin mendorong kesenjangan sosial di antara siswa.
Teeima kasih ibu Nova untuk komentar yang melengkapi tulisan ini. Gamifikasi adalah ide yang sangat menarik untuk mocel pembelajaran daring. Demikian pula dengan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana pembelajaran daring
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKereen tulisannya inspiratif dan relevan. Ditulis oleh orang yang terlibat langsung dan penggiat dunia pendidikan..setuju dengan idenya bahwa belajar dalam jaringan harus efektif dan menyenangkan dengan pendekatan sosio-humanis-religius, menuju ketercapaian tujuan pembelajaran, dan holistis..Penekanannya bukan pada knowledge dan Skill saja tapi juga relasi yang baik dan menyenangkan dalam kolaborasi dengan semua stake holder..karena teknologi tidak dapat menggantikan peran guru dan ortu dalam membangun relasi,karakter,moralitas,integritas,spiritualitas dan Kedewasaan emosi peserta didik.thanks buat tulisannya yang memberkati..sukses ya Ge.
ReplyDeleteTerima kasih om Dance, komentar yang sangat baik demi me dukung dan membangun transformasi pendidikan. Membangun pendidikan tidak dapat dilakukan seorang diri saja karena memang dalam dunia pendidikan tidak ada single fighter. Perlu kerja sama semua pihak. Dimulai daei keluarga anak didik.
Delete