Pengantar
Jika kita berjalan di hutan dan menemukan banyak pohon maka
itu adalah hal yang biasa.
Tetapi jika kita diajak seseorang pergi ke hutan lalu di
sana kita hampir tidak menemukan pohon maka kita akan heran dan mulai
berkomentar: hutan tapi tidak ada pohonnya.
Pesan: Dunia ini sudah jatuh ke dalam dosa. Sehinga jika
kita menemukan kejahatan tiap hari, sakit dan penderitaan tiap hari, kematian,
masalah maka itu adalah hal yang biasa.
Yang luar biasa adalah: jika kita bangun pagi dan melihat di
cermin: ada 1 orang berdosa yang masih hidup. Biasanya orang berdosa dihukum
Semua kisah romatis selalu berakhir dengan pernikahan
Kita sering membaca kisah romantic atau cerita novel
romantic termasuk yang terkenal yakni kisah cinderella: MEREKA KEMUDIAN MENIKAH
DAN BAHAGIA SELAMA-LAMANYA.
MESKIPUN DALAM REALITA ATAU KENYATAAN KEHIDUPAN TIDAK ADA
KELUARGA YANG SEMPURNA DAN BAHAGIA SELAMA-LAMANYA DI DALAM DUNIA INI.
Sebab mereka yang menikah adalah orang-orang berdosa.
1 orang berdosa saja sudah membuat masalah yang besar
apalagi 2 orang berdosa menikah dan hidup bersama.
Bahagia selamlamanya hanya ada dalam KERAJAAN SORGA sebab di
sana tidak ada air mata, penderitaan, dosa, dan sakit.
Alkitab adalah sebuah kisah romantis yang sempurna: Seorang
Bapa mencari mempelai bagi AnakNya
Kisah ini berakhir pada pernikahan Anak Domba Allah
Yesus berulang kali menyebut diriNya adalah Mempelai
Laki-laki dan gereja-Nya adalah mempelai perempuan.
Mempelai ini telah jatuh ke dalam dosa. Yesus datang menebus
mempelaiNya, menguduskannya, mengajarnya untuk cara hidup di dalam KerajaanNya
dan menuntun mempelaiNya sampai kepada hari perkawinan Anak Domba nanti.
Kisah hidup Yesus ditulis oleh 4 Injil. Mengapa 4 Injil?
4 Injil membantu kita melihat Yesus dari 4 sudut pandang:
- 1. Matius: menceritakan Yesus sebagai Raja atas Yahudi
- 2. Markus menceritakan Yesus sebagai Anak Manusia
- 3. Lukas menceritakan Yesus sebagai Juruselamat dunia
- 4. Yohanis menceritakan Yesus sebagai Anak Allah
Matius, Markus, Lukas disebut sebagai Injil sinoptik.
Sinoptik dari kata:
Syn: bersama-sama, optic: melihat -à Injil sinoptik: melihat Yesus
dari sudut pandang yang sama
Injil sinoptik melihat Yesus dari luar
Injil Yohanes melihat Yesus dari dalam
Ketika seseorang meninggal biasanya ada:
1.
Riwayat hidup yang menceritakan tentang apa yang sudah orang itu lakukan.
- Orang-orang mulai bercerita tentang siapa orang itu
- Jika dia menulis sebuah buku maka buku itu (orang itu) akan bercerita tentang siapa dia
Ke-4 Injil sinoptik melakukan hal itu terhadap Yesus
1. Markus dan Lukas ditulis bagi orang yang belum percaya. Markus menuliskan tentang apa yang Yesus sudah lakukan. Lukas menuliskan tentang apa yang Yesus katakan sedangkan Yohanes menuliskan tentang siapa Yesus itu
BACAAN ALKITAB: MATIUS 1: 1-3
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak
Daud, anak Abraham. 1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub,
Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, 1:3 Yehuda memperanakkan
Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan
Ram,
Menarik untuk merenungkan bagian ini dari sudut 2 Kitab
dalam perjanjian lama: Kitab Raja-raja dan Kitab Tawarikh
Kitab Raja-Raja ditulis oleh para nabi sedangkan kitab
Tawarikh ditulis oleh para imam.
Kitab Raja-Raja dituis sebelum bangsa Israel dibuang ke
Babel. Di situ para nabi menceritakan tentang semua kejahatan yang dilakukan
oleh para raja Israel dan Yehuda termasuk perzinahan Daud dan Betsyeba dan
segala penyembahan berhala yang dilakukan sehingga mereka dibuang ke Babel.
Kitab Tawarikh ditulis setelah mereka kembali dari
pembuangan di Babel. Di situ dituliskan hal-hal baik karena semua generasi
terdahulu sudah mati. Mereka menulis untuk memulihkan 3 hal penting:
- 1. Rasa memiliki
- 2. Menemukan asal usul dari Adam sampai saat itu. Mengetahui asal usul sangat membantu untuk menemukan siapa kita
- 3. Menemukan riwayat kerajaan. Mereka mencari dinasti kerajaan Daud dan berharap untuk membangunnya kembali
Bacaan Alkitab di atas diawali dengan “Inilah silsilah Yesus
Kristus, anak Daud, anak Abraham”
Jika ditelusuri maka kita akan menemukan bahwa Yesus berasal
dari keturunan Daud. Dan ini adalah 1 syarat kemesiasan: DARI KETURUNAN DAUD
Tetapi yang unik adalah nenek moyang Yesus.
Abraham: dikenal sebagai bapa orang beriman namun dia hidup
berpoligami
Yakub: dikenal sebagai Israel yang pertama kali dalam
Kejadian 32:28:
“Lalu kata orang itu:
"Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau
telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
Namun, Yakub hidup
berpoligami dan menipu saudaranya, bapaknya Ishak, dan Laban, pamannya.
Dalam 3 nenek moyang bangsa Israel hanya Ishak yang tidak
poligami dan mendoakan istrinya yang mandul.
Abraham mengambil Hagar saat istrinya mandul
Yakub menolak Lea yang tidak dicintainya
Jika Bapak Ibu ingin mencari menantu, pasti akan melihat
latar belakang calon menantu itu: SIAPA DIA, SIAPA KELUARGANYA, APA
PEKERJAANNYA, dsb
Selain Abraham, Ishak, dan Yakub, disebutkan tentang Yehuda.
Raja Daud dari keturunan Yehuda. Yesus disebut Singa dari
Yehuda. Siapakah Yehuda?
Cerita
tentang Yehuda bisa dibaca dalam Kejadian 38:1 dst
Suatu kali Yehuda menumpang pada seorang Adulam, yang
namanya Hira. Di situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang
itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya.
Perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai
anak itu Er. Sesudah itu perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang
anak laki-laki dan menamai anak itu Onan. Kemudian perempuan itu melahirkan
seorang anak laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Sesudah itu
Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar.
Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN
membunuh dia. Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri
kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah
keturunan bagi kakakmu." Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya
keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu,
ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada
kakaknya. Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN
membunuh dia juga. Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu:
"Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu
besar," sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia mati seperti kedua kakaknya
itu." Maka pergilah Tamar dan tinggal di rumah ayahnya. Setelah beberapa
lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke
Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan
Hira, sahabatnya, orang Adulam itu. Ketika dikabarkan kepada Tamar: "Bapa
mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya,"
maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung,
lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena
dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga
kepada Syela itu untuk menjadi isterinya. Ketika Yehuda melihat dia,
disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya. Lalu
berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata:
"Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa
perempuan itu menantunya.
Jika kita melihat kisah ini pasti kita tidak akan mau
menerima orang seperti Yehuda ini sebagai menantu kita atau menerima dia
sebagai pendeta di gereja.
Kita mungkin akan lebih memilih Yusuf menjadi menantu kita
karena Yusuf adalah pangeran di Mesir
Allah memilih Yehuda dan bukan Yusuf sebagai nenek moyang
Yesus supaya kita tahu dan sadar bahwa Allah memilih kita karena anugerahNya
dan bukan karena perbuatan kita
Jika Allahn memilih Yusuf mungkin orang akan berkata: Ya
Yesus jadi raja karena memang nenek moyangnya seorang pangeran yang hebat.
Jika kita ikuti cerita Yusuf seolah hampir tidak menemukan
dosa dan cela dalam hidup Yusuf. Berbeda dengan Yehuda.
Roma 11: 6
Tetapi jika hal itu
terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika
tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
Jika demikian apakah kita akan terus hidup dalam dosa?
Penutup
Kisah hidup Salomo
Menulis 3 buku:
- 1. Kidung agung di masa muda (tidak ada 1 pun kata Tuhan): anak muda suka kepada kebebasan di luar Tuhan. Tidak hormati orang tua. Mengangungkan cinta dan seks
- 2. Amsal di masa paruh baya: nasihati anak-anak untuk dengar didikan orang tua dan hormati Tuhan
- 3. Pengkhotbah di masa tua: nasihati anak muda untuk ingat akan Tuhan sebelum tiba hari-hari yang sukar sulit, lutut berantukkan, mata sudah kabur
Saat ini mungkin kita sedang menghadapi situasi yang sulit,
tertekan karena masalah hidup, penderitaan dan airmata, dan sebagainya
Mari kita duduk diam dan merenungkan anugerah Allah yang
besar dalam Kristus bagi kita
Dia telah menanggung semua penderitaan kita
Dia berjanji akan sertai kita dan kembali jemput kita
dikhotbhkan di
0 comments:
Post a Comment