oleh: grefer pollo
Konsep perayaan
100 tahun di gereja
Perayaan 100
tahun, atau sering disebut sebagai perayaan "centennial," memiliki
makna simbolis dan historis yang mendalam dalam banyak budaya. Apa itu
centennial?
Centennial itu berasal dari dua kata Latin: "centum"
yang berarti seratus, dan "annus" yang berarti tahun.
Jadi, centennial secara harfiah berarti peringatan atau perayaan 100
tahun.
Dalam konteks umum, centennial bisa merujuk pada:
- Perayaan
100 tahun sejak sebuah peristiwa atau berdirinya sebuah
lembaga.
➜ Contoh: "The church is celebrating its centennial anniversary." (Gereja itu merayakan ulang tahun ke-100-nya.) - Sesuatu
yang berusia 100 tahun.
➜ Contoh: "This building is a centennial landmark." (Bangunan ini adalah penanda sejarah berusia 100 tahun.)
Istilah Terkait:
- Bicentennial ➜ 200 tahun
- Tricentennial ➜ 300 tahun
- Millennial ➜ 1000 tahun
Kalau dalam acara gereja, istilah Centennial Celebration kadang
dipakai juga untuk menunjukkan Perayaan 100 Tahun.
Di sisi lain, istilah yang lebih umum digunakan untuk peringatan 100
tahun gereja adalah "Yubileum 100 Tahun" atau "Yubileum
Seabad". Dalam konteks gereja, kadang juga disebut "Perayaan
Seratus Tahun", "HUT ke-100", atau "Jubileum
1 Abad". Untuk nuansa yang lebih formal atau liturgis, biasanya
dipakai istilah "Syukur 1 Abad" atau "Pesta Emas
Seratus Tahun".
Dalam Alkitab sendiri, tidak ada istilah khusus yang secara eksplisit
merujuk pada "100 tahun" sebagai sebuah peringatan atau perayaan,
seperti yang dikenal sekarang dengan istilah "yubileum" atau
"jubileum 100 tahun." Namun, ada beberapa konsep dan angka yang bisa
dikaitkan secara makna atau simbolis:
- Angka 100 dalam Alkitab sering kali melambangkan kesempurnaan, kelimpahan,
atau kepenuhan waktu. Misalnya:
- Abraham
berusia 100 tahun saat Ishak lahir (Kejadian 21:5), melambangkan
penggenapan janji Allah setelah penantian panjang.
- Dalam
perumpamaan Yesus, ada hasil panen seratus kali lipat (Matius
13:8), yang menggambarkan kelimpahan dan berkat.
- Yobel
(Jubilee). Dalam Imamat 25, ada konsep Tahun Yobel,
yang dirayakan setiap 50 tahun sebagai waktu kebebasan, pembebasan tanah,
dan penghapusan hutang. Tahun Yobel ini adalah waktu sukacita besar,
pembaruan, dan pemulihan.
Kadang dalam gereja modern, istilah Yobel atau Jubileum
diadopsi untuk merayakan tonggak waktu penting seperti 25 tahun, 50 tahun, 75
tahun, atau 100 tahun.
Jadi, secara alkitabiah, konsep yang mendekati peringatan 100
tahun mungkin dihubungkan dengan makna "Yobel", meskipun
secara teknis Yobel itu tiap 50 tahun. Kalau mau membuat istilah rohani atau
tema, biasanya gereja mengadaptasi semangat "Yobel" untuk
menggambarkan syukur, pemulihan, dan berkat setelah 100 tahun perjalanan
pelayanan.
Alasan
sejarah mengapa orang merayakan 100 tahun
Secara umum,
perayaan ini sering kali dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah suatu
bangsa, organisasi, atau individu, karena 100 tahun dianggap sebagai suatu
periode waktu yang sangat panjang dan menandai perubahan yang signifikan.
Alasan sejarah
mengapa orang merayakan 100 tahun berkaitan dengan beberapa faktor:
Siklus
Waktu dan Generasi: Dalam banyak kebudayaan, satu abad dianggap sebagai
satu siklus penuh dalam sejarah atau kehidupan generasi. Dalam konteks ini, 100
tahun mencakup setidaknya satu generasi manusia, sehingga perayaan ini menjadi
cara untuk mengenang dan menghormati perubahan, perkembangan, dan pencapaian
yang telah terjadi selama waktu tersebut.
Pencapaian
dan Progres:
Perayaan 100 tahun sering kali digunakan untuk merayakan pencapaian besar, baik
itu negara yang merdeka, berdirinya sebuah perusahaan, atau kelahiran
organisasi penting. Mengingat bagaimana banyak hal dapat berubah dalam satu
abad, merayakan peristiwa ini mengakui transformasi besar dalam politik,
ekonomi, teknologi, atau budaya.
Peringatan
Sejarah:
Dalam konteks negara atau peristiwa sejarah, perayaan 100 tahun juga dapat
berfungsi sebagai refleksi sejarah, mengingatkan orang tentang pentingnya
peristiwa atau keputusan yang membentuk masa depan. Misalnya, negara-negara
atau kota-kota mungkin merayakan 100 tahun sejak kemerdekaan atau pendirian
mereka, memperingati perjalanan mereka sebagai bangsa atau komunitas.
Simbolisme: Angka
100 secara simbolis mewakili kesempurnaan dan pencapaian puncak dalam banyak
tradisi. Oleh karena itu, merayakan 100 tahun memberikan kesan pentingnya
perjalanan tersebut. Ini juga menciptakan kesempatan untuk melanjutkan tradisi
dan memberikan penghargaan terhadap generasi yang telah menyumbang pada
perkembangan tersebut.
Secara
keseluruhan, perayaan 100 tahun lebih dari sekadar angka—ia adalah kesempatan
untuk menghargai dan merayakan warisan yang telah dibangun selama satu abad,
sambil merenung tentang perjalanan yang telah dilalui dan langkah-langkah yang
akan diambil di masa depan.
100
tahun Jemaat Koinonia Kupang
"KOINONIA
BAHAGIA": Melangkah Bersama Dia
Secara geografis,
JKK berada di jalan persimpangan 3 (depan dan belakang gedung gereja). Secara makna
psikologis, dalam hidup ini kita selalu di perhadapkan dengan keputusan dan
pilihan “simpang tiga”. Kita membutuhkan
intervensi ilahi di dalam Kristus melalui karya Roh Kudus untuk membuat pilihan
tepat dan bijak: “Koinonia Melangkah Bersama Dia”
Kata
"Dia" menunjuk kepada Tuhan Yesus Sang Dasar dan Kepala Gereja
(secara vertikal). Juga "Dia" bisa menunjuk kepada sesama saudara
seiman (horisontal). Seperti simbol salib.
Gereja Koinonia
dimulai sebagai satu persekutuan yang melangkah bersama saudara seiman dalam
Tuhan Yesus dan melangkah bersama Tuhan Yesus sampai Bahagia dalam Perjamuan di
Kerajaan-Nya kelak.
0 comments:
Post a Comment