Thursday, April 24, 2025

Di Jalan dan di Emaus

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Lukas 24:13-35, cerita penampakan Yesus di jalan menuju Emaus, memiliki kaitan yang mendalam dengan tema rumah dan pernikahan, meskipun tidak langsung menyebutkan hal tersebut. 

Ada beberapa cara untuk melihat hubungan ini, terutama dari sisi simbolis dan teologis:

1. Rumah Sebagai Tempat Penyambutan

Ketika Yesus berjalan bersama Kleopas dan temannya, mereka tidak mengenali-Nya hingga Dia masuk ke rumah mereka dan duduk bersama mereka (Lukas 24:29-30). 

Dalam konteks ini, rumah menjadi tempat pertemuan yang sangat penting, tempat di mana Yesus memilih untuk menyatakan diri-Nya. Ini menggambarkan bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat fisik, tetapi juga sebagai tempat di mana perjumpaan dengan Tuhan bisa terjadi.

"Ketika Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada mereka." (Lukas 24:30)

Rumah di sini bisa dilihat sebagai simbol bagi kehidupan yang terbuka dan siap menerima hadirat Tuhan.

2. Pernikahan sebagai Lambang Persekutuan dengan Kristus

Pernikahan dalam Kekristenan sering dipahami sebagai gambaran hubungan antara Kristus dan jemaat-Nya, sebagaimana yang dikatakan dalam Efesus 5:25-32. 

Dalam perikop Lukas 24, pertemuan Yesus dengan murid-murid di Emaus dapat dilihat sebagai sebuah gambaran persekutuan yang mendalam. Mereka berjalan bersama Yesus tanpa mengenali-Nya, namun pada akhirnya, mereka mengenal-Nya saat Ia membagikan roti.

Ini mengingatkan kita pada pernikahan sebagai perjalanan bersama, di mana kedua pasangan saling berbagi hidup dan bertumbuh bersama dalam Tuhan. 

Dalam pernikahan, kedekatan yang sejati terjadi bukan hanya dalam berbicara, tetapi juga dalam berbagi makan bersama, dalam kesederhanaan dan persekutuan hidup yang saling menguatkan.

3. Pernikahan dan Rumah sebagai Tempat Persembahan

Penampakan Yesus di Emaus juga mengingatkan kita bahwa Yesus datang untuk menyempurnakan segala sesuatu, termasuk hubungan yang paling mendalam, yaitu hubungan pernikahan. 

Dalam kehidupan rumah tangga, seperti halnya dalam kisah ini, kita dipanggil untuk membuka hati dan rumah kita untuk Yesus, agar Dia hadir dalam segala aspek kehidupan kita. 

Dalam konteks pernikahan, ini berarti membangun fondasi hubungan yang kokoh di atas iman kepada Kristus, yang menjadi sumber kekuatan dan kasih.

4. Kebersamaan dan Komunitas dalam Rumah

Kehadiran Yesus yang mengenalkan diri-Nya dalam perjamuan di rumah, mengingatkan kita bahwa rumah dan pernikahan bukan hanya tentang hubungan fisik atau sosial, tetapi juga tentang komunitas rohani. 

Yesus memanggil kita untuk tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi untuk berbagi kasih-Nya dengan orang lain. 

Dalam pernikahan, pasangan suami istri juga dipanggil untuk saling memberi dan menerima, serta menjalani kehidupan yang penuh dengan kehadiran Tuhan.





Continue reading Di Jalan dan di Emaus

Sunday, April 20, 2025

Kasih

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Kasih

1 Yohanes 4:19

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 


Kita mengasihi bukan karena perbuatan manusia kepada kita tapi karena Allah telah mengasihi kita.


Kasih adalah senjata yang paling ampuh. Karena kasih tidak akan pernah gagal. Kasih dapat membuat musuh menjadi sahabat kita


Kualitas hidup tertinggi adalah kasih.

Allah adalah kasih


Kasih berasal dari spiritual atau supranatural maka hal-hal yang tidak biasa akan kamu lakukan. 

Kasih itu akan mendorong kamu lakukan hal-hal yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya atau tidak akan kamu lakukan saat kamu tidak memiliki kasih atau dalam keadaan netral, wajar, alami, biasa.


Kamu dapat memaksa orang untuk melakukan apa yang kamu mau tapi kamu tidak dapat membuatnya mengasihimu. 

Kamu bisa pegang senjata dan paksa orang katakan aku menagsihimu. Dia mungkin katakan itu di bibirnya tapi tidak dengan segenap hatinya.



Continue reading Kasih

Tuesday, April 15, 2025

Dimanakah Anak Domba Itu? - Abraham, Ishak, Yesus

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Kalimat "God asked Abraham to take his only beloved son on Mount Moriah, exactly the place the temple was to be built on" diterjemahkan sebagai

"Allah meminta Abraham untuk membawa satu-satunya anak yang dikasihinya ke Gunung Moria, tepat di tempat di mana Bait Suci akan dibangun."

Penjelasan Makna:

  • "God asked Abraham to take his only beloved son" merujuk pada perintah Allah dalam Kejadian 22, ketika Ia meminta Abraham mempersembahkan Ishak sebagai korban.
  • "On Mount Moriah" adalah lokasi di mana peristiwa itu terjadi. Gunung Moria disebutkan secara khusus dalam Kejadian 22:2.
  • "Exactly the place the temple was to be built on" menyampaikan bahwa lokasi Gunung Moria kemudian menjadi tempat dibangunnya Bait Suci oleh Raja Salomo (2 Tawarikh 3:1).

Makna Teologis:

Kalimat ini menunjukkan hubungan simbolis dan historis antara:

  1. Peristiwa pengujian iman Abraham, yang bersedia mempersembahkan Ishak.
  2. Pembangunan Bait Suci, pusat ibadah umat Israel.
  3. Secara lebih luas dalam teologi Kristen, ini juga menjadi pendahuluan (tipologi) dari pengorbanan Yesus Kristus, Anak Allah, yang terjadi tidak jauh dari lokasi tersebut — di Golgota, sekitar Yerusalem.

Jadi, kalimat itu menyampaikan pesan bahwa:

Tempat yang dulu menjadi lokasi ujian iman dan kesiapan Abraham untuk mempersembahkan anaknya, akhirnya menjadi tempat pusat penyembahan kepada Allah — menunjukkan kesinambungan rencana Allah dari zaman Abraham sampai zaman Yesus.

 

Kalimat "So Yeshua carried the wooden cross ascending the hill just like Isaac in the city of Jerusalem" bisa diterjemahkan dan diartikan sebagai berikut:

"Maka Yeshua memikul salib kayu mendaki bukit, seperti Ishak, di kota Yerusalem."

Penjelasan Makna:

  • "Yeshua" adalah nama Ibrani untuk Yesus.
  • "Carried the wooden cross ascending the hill" merujuk pada saat Yesus memikul salib-Nya menuju bukit Golgota, tempat Ia disalibkan (Matius 27, Yohanes 19).
  • "Just like Isaac" mengacu pada kisah Ishak di Kejadian 22, ketika Abraham diperintahkan Allah untuk mempersembahkan anaknya di Gunung Moria. Ishak membawa kayu untuk korban bakaran, yang dalam simbolisme Kristen dianggap sebagai gambaran awal (tipologi) dari Yesus yang akan dikorbankan.
  • "In the city of Jerusalem" menunjukkan lokasi simbolis dan historis — Gunung Moria dan Golgota sama-sama berada di sekitar Yerusalem.

Makna Simbolik / Teologis:

Kalimat ini menghubungkan pengorbanan Ishak (yang akhirnya tidak jadi dilakukan) dengan pengorbanan Yesus (yang sungguh terjadi), dan menunjukkan bahwa:

  • Keduanya anak yang dikasihi oleh ayah mereka.
  • Keduanya membawa kayu ke tempat pengorbanan.
  • Tempatnya berada di sekitar Yerusalem, yang menjadi pusat penyembahan dan penggenapan rencana keselamatan.

Intinya:

Yesus (Yeshua), seperti Ishak, memikul kayu menuju tempat pengorbanan — tetapi berbeda dengan Ishak yang akhirnya diselamatkan, Yesus benar-benar dikorbankan untuk menyelamatkan umat manusia.

Kesimpulan:

Kalimat ini mencoba menyampaikan paralel simbolik antara:

  • Ishak, anak Abraham, yang membawa kayu untuk korban di Gunung Moria.
  • Yesus, Anak Allah, yang memikul salib-Nya ke Golgota.

Keduanya adalah bentuk ketaatan dan pengorbanan, dan dalam teologi Kristen, kisah Ishak sering dilihat sebagai bayangan dari pengorbanan Yesus.

 





Continue reading Dimanakah Anak Domba Itu? - Abraham, Ishak, Yesus

Friday, April 11, 2025

Gereja: Mempelai Kristus

 

Gereja: Mempelai Kristus

oleh: grefer pollo

Dalam Yohanes 2, terdapat 2 cerita nyata yang menarik. Pertama, Yesus mengubah air jadi anggur dalam peristiwa perkawinan di Kana. Kedua, Yesus menyucikan Bait Allah.

Dalam bahasa Ibrani, kata QANAH" bisa diartikan memiliki, mendapat, memperoleh.

  • Dalam Keluaran 20:5, Tuhan berkata:
    "Sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu (אֵל קַנָּא — El Kana)..."
    Di sini, "cemburu" menggambarkan kecemburuan Tuhan yang kudus terhadap umat-Nya yang menyembah allah lain—bukan dalam arti negatif, melainkan sebagai bentuk kasih yang eksklusif.

Jadi, "kana" berarti cemburu, dan "El Kana" berarti "Allah yang cemburu".

Atau, bisa diartikan milik Allah.

Peristiwa perkawinan di Kana menunjukkan bahwa Yesus menghargai atau menghormati harga atau kudusnya sebuah perkawinan.

Tapi, ada satu keunikan jika hal ini ditarik ke peristiwa setelahnya yakni dalam Yohanes 2 yaitu Yesus menyucikan Bait Allah.

Pada saat itu, terjadi praktek-praktek korupsi dan tidak sehat di dalam transaksi dan ritual ibadah di Bait Allah.

Yesus membersihkan Bait Allah dari semua itu.

Kalau ditelusuri lebih dalam konteks Yohanes 2 dan budaya Yahudi saat itu, praktek korupsi yang terjadi di pelataran Bait Allah bukan cuma soal jual-beli biasa—tapi sudah mengarah ke penyalahgunaan kekuasaan agama untuk keuntungan pribadi atau kelompok

Berikut beberapa bentuk praktik korupsi yang bisa diidentifikasi:

 

1. Penjualan Hewan dengan Harga Tidak Wajar

Orang-orang yang datang dari luar kota (peziarah) sering tidak membawa hewan korban sendiri karena perjalanan jauh. 

Maka mereka terpaksa membeli hewan di pelataran Bait Allah, tapi:

  • Hewan dijual dengan harga yang sangat tinggi.
  • Para imam kemungkinan bekerja sama dengan para pedagang.
  • Hewan dari luar bisa ditolak karena dianggap tidak "layak" atau "cacat", padahal itu hanya alasan supaya pembeli harus beli dari “dalam sistem” mereka.

Ini adalah bentuk monopoli yang dikendalikan oleh sistem keagamaan demi keuntungan.

 

2. Praktek Penukaran Uang yang Tidak Adil

Orang Yahudi harus membayar pajak Bait Allah (setengah syikal), tapi hanya dengan mata uang tertentu (biasanya mata uang Tirus).

  • Para penukar uang menawarkan jasa konversi uang—tapi dengan nilai tukar yang sangat merugikan orang biasa.
  • Kemungkinan besar ada kerja sama antara para imam dan penukar uang.

Ini bentuk pemerasan terselubung atas nama "pelayanan keagamaan".

 

3. Mengubah Fungsi Pelataran Bangsa-Bangsa

Pelataran tempat para pedagang ini adalah bagian dari "Court of the Gentiles"—satu-satunya tempat orang non-Yahudi bisa datang untuk berdoa.

  • Dengan mengubahnya jadi pasar, mereka menghalangi bangsa lain untuk menyembah Allah.
  • Ini bisa dilihat sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang spiritual yang melanggar misi Tuhan untuk semua bangsa.

·   Pelataran non-Yahudi adalah pelataran yang paling luar dari Bait Allah. 

    Pelataran itulah satu-satunya tempat bagi orang non-Yahudi boleh datang dan berdoa setelah pertobatannya. 

    Namun para pejabat Bait Allah telah menjadikannya tempat berjualan, sehingga terjadilah kebisingan, gaduh, hiruk-pikuk orang, teriakan para pedagang, kegaduhan tawar-menawar dan suara bermacam-macam hewan, suara gemerincing uang logam, telah membuat tempat itu tidak bisa lagi dipakai untuk berdoa. 

    Dengan semua ini, semakin sulit dan seolah tertutup jalan dan  kemungkinan bagi orang non-Yahudi untuk datang mencari dan menyembah Allah di rumah-Nya.  

Peristiwa-peristiwa transaksi di atas, menunjukkan bentuk korupsi rohani dan sosial, di mana sistem ibadah dijadikan alat bisnis, dan kuasa keagamaan dimanfaatkan demi keuntungan ekonomi.

Yesus tidak hanya marah karena ada pasar di sana—tapi karena Bait Allah dicemari oleh sistem yang menindas orang kecil atas nama Tuhan.

Perenungan lebih mendalam lagi dari kisah ini dalam makna teologis dan alkitabiah, kita menemukan hal berikut.

1 Korintus   3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Dengan demikian, Yesus memberikan gambaran bahwa Dia mengasihi kita sebagai Bait Allah. Dia membersihkan kita agar tidak bercacat di hadapan-Nya.

Lalu, apa kaitannya dengan kisah perkawinan di Kana?

Kecemburuan apa yang Allah tunjukkan kepada gereja sebagai milik-Nya?

Tema "gereja sebagai mempelai Kristus" adalah gambaran indah dalam Alkitab yang menunjukkan kasih, kesetiaan, dan persatuan antara Kristus dan gereja-Nya. 

Beberapa ayat berikut memberi kesan itu.

 

1. Efesus 5:25–27

"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat itu kudus dan tidak bercela."

🔹 Ayat ini jelas menggambarkan bahwa Kristus mengasihi gereja seperti seorang mempelai laki-laki mengasihi mempelainya.

 

2. 2 Korintus 11:2

"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus."

🔹 Paulus menggambarkan jemaat sebagai perawan suci yang dipertunangkan kepada Kristus, menggambarkan kesetiaan dan kemurnian.

  

3. Wahyu 19:7–8

"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari pernikahan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"

🔹 Ini adalah gambaran pernikahan surgawi: Kristus (Anak Domba) dan gereja sebagai mempelai-Nya.

 

4. Wahyu 21:2

"Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya."

🔹 Yerusalem baru sebagai lambang gereja, digambarkan sebagai mempelai perempuan bagi Kristus.

 

Sebagai mempelai Kristus, jika Yesus melihat hal-hal yang tidak benar dan tidak beres dalam hidup kita maka Dia akan membersihkannya agar kita tetap melekat kepada Dia dan berbuah bagi kemuliaan-Nya.

Seperti dalam Yohanes 15:1-5 berikut.

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

 Allah akan cemburu jika melihat mempelai-Nya yang adalah milik-Nya tidak berdandan sebagai mana seharusnya.






Continue reading Gereja: Mempelai Kristus

Thursday, April 10, 2025

Peristiwa Seputar 14 Nisan

 

peristiwa seputar 14 nisan

oleh: grefer pollo


Apa itu 14 Nisan?

Dalam kalender Ibrani, 14 Nisan adalah hari ketika umat Yahudi menyembelih anak domba Paskah (lihat Keluaran 12:6). Malam setelahnya (15 Nisan) mereka memakan domba itu dan meninggalkan Mesir — ini adalah awal dari Hari Raya Roti Tidak Beragi (Unleavened Bread).

 

Peristiwa-peristiwa yang dikaitkan dengan 14 Nisan:

  1. Paskah Pertama di Mesir
    • Bangsa Israel menyembelih domba pada 14 Nisan dan darahnya dipoleskan di tiang pintu (Kel. 12).
    • Malam itu (15 Nisan), malaikat Tuhan melewati Mesir dan membunuh anak sulung Mesir, tapi melewati rumah-rumah orang Israel.
    • Ini adalah awal dari pembebasan dari perbudakan.
  2. Yesus Disalibkan:
    • Yesus disalibkan pada saat Paskah, sekitar 14 Nisan, sesuai Injil Yohanes (Yoh. 18–19), yang menunjukkan bahwa penyaliban terjadi pada saat domba Paskah disembelih (yaitu 14 Nisan, siang hari).
    • Dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas), Yesus makan Paskah malam sebelumnya (yang bisa menunjukkan bahwa Dia disalib pada 15 Nisan pagi), tapi secara umum diterima banyak ahli bahwa 14 Nisan adalah hari penyaliban.
  3. Puasa Ester:
    • Di kitab Ester, puasa selama 3 hari dilakukan oleh orang Yahudi sebelum Ester menghadap Raja Ahasyweros (Est. 4:16).
    • Puasa ini tidak disebut tanggal pastinya, dan tidak dikaitkan dengan 14 Nisan.
    • Peristiwa Ester terjadi di kerajaan Persia, jauh setelah zaman Musa.
    • Ada dugaan bahwa puasa ini terjadi menjelang Paskah, tapi itu bukan informasi eksplisit dalam kitab Ester.

 

Kesimpulan:

  • 14 Nisan di Mesir (Paskah pertama) dan 14 Nisan ketika Yesus diserahkan/disalibkan memang bertepatan secara simbolis dan historis, karena dua-duanya adalah hari Paskah — yang satu bayangan, dan yang lain penggenapannya dalam Kristus (lih. 1 Kor. 5:7 "Kristus adalah domba Paskah kita").
  • Puasa Ester tidak terjadi tepat pada 14 Nisan dan tidak dijelaskan waktunya secara spesifik dalam Alkitab. Jadi tidak bisa dipastikan bahwa itu terjadi bersamaan.

·       14 Nisan adalah titik penting karena merupakan hari penyembelihan domba Paskah.

·       Yesus disalibkan pada saat domba Paskah disembelih — ini menunjukkan bahwa Dia adalah “Anak Domba Allah” yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29).

 

 



Continue reading Peristiwa Seputar 14 Nisan

Saturday, April 5, 2025

10 Tahun dari Sekarang: Tantangan Dunia Kesehatan dan Pendidikan

 

10 tahun lagi: ai gantikan dokter dan guru?

oleh: grefer pollo

 

1.    Apakah AI Akan Menggantikan Dokter dan Guru Dalam 10 Tahun?

2.    Apa yang Bisa Diambil Alih oleh AI?

 

 

Artificial intelligence (AI) mungkin saja bisa menggantikan beberapa fungsi teknis dari dokter dan guru, misalnya:

Dalam Dunia Medis:

  • Menganalisis hasil X-ray, MRI, dan tes laboratorium lebih cepat dan akurat (contoh: AI radiologi).
  • Memberi rekomendasi pengobatan berdasarkan data (clinical decision support).
  • Chatbot medis (misalnya untuk keluhan ringan atau edukasi kesehatan).

Dalam Dunia Pendidikan:

  • Memberi penilaian otomatis (grading).
  • Menyusun materi pembelajaran adaptif sesuai level murid.
  • Menyediakan bimbingan belajar berbasis AI (seperti tutor virtual).

 

Apa yang Tidak Bisa (atau Sulit) Digantikan oleh AI?

Aspek manusiawi, empati, intuisi, dan kepemimpinan.

 

Karena itu,

Dokter tetap dibutuhkan untuk:

  • Konsultasi langsung, merespon emosi pasien.
  • Pengambilan keputusan kompleks dengan pertimbangan moral/etika.
  • Tindakan medis langsung (bedah, pemeriksaan fisik).

 

 

Guru tetap dibutuhkan untuk:

  • Membimbing karakter, moral, dan spiritual murid.
  • Memberi motivasi, inspirasi, dan membangun relasi.
  • Menyesuaikan pendekatan dengan kondisi sosial dan psikologis anak.

 

Jadi AI itu Menggantikan atau Membantu? Bisa jadi setiap orang akan mengartikannya berbeda-beda.

Tetapi, bisa dikatakan bahwa AI dapat menjadi asisten yang sangat pintar, bukan pengganti total.

Yang bisa dilakukan oleh AI:

  • Membantu dokter/guru lebih efisien
  • Mengurangi beban tugas administratif
  • Meningkatkan kualitas layanan (lebih personal, data-driven)

 

Contoh: Masa Depan Profesi yang Kolaboratif

Profesi

Dulu

10 Tahun Lagi

Dokter

Diagnosa dan rawat pasien manual

Diagnosa dibantu AI, dokter fokus pada relasi & pengambilan keputusan

Guru

Mengajar 1 arah

Dibantu AI untuk personalisasi, guru jadi fasilitator & mentor karakter

 

Kesimpulan:

AI tidak akan menggantikan dokter atau guru sepenuhnya dalam 10 tahun, tapi akan mengubah cara mereka bekerja. Yang akan hilang adalah cara lama, bukan profesinya. Yang akan bertahan adalah mereka yang mau beradaptasi dan mengembangkan sisi kemanusiaan mereka.




Continue reading 10 Tahun dari Sekarang: Tantangan Dunia Kesehatan dan Pendidikan

Thursday, April 3, 2025

Pembahasan Alkitab (PA) Bagi Remaja Kristen

 

pembahasan alkitab (pa) bagi remaja kristen

oleh: grefer pollo


Susunan Agenda PA

1. Pembukaan

  • Ucapan salam, pujian,  dan doa pembuka
  • Icebreaking (pertanyaan ringan atau permainan singkat)
  • Menyampaikan tujuan pembahasan

2. Bacaan Alkitab

  • Membaca satu bagian dari Alkitab bersama-sama
  • Menyediakan ringkasan singkat tentang isi bacaan

3. Diskusi dan Pertanyaan

Beberapa pertanyaan yang bisa digunakan:

  1. Pemahaman Dasar: Apa isi utama dari bacaan ini?
  2. Makna dan Konteks: Mengapa bagian ini penting dalam Alkitab?
  3. Aplikasi Pribadi: Bagaimana firman ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
  4. Refleksi: Apa pelajaran yang paling berkesan bagi kamu?

4. Kesimpulan dan Doa

  • Menyimpulkan poin utama dari diskusi
  • Doa bersama untuk menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan

 

MATERI 1

KESELAMATAN HANYA DI DALAM TUHAN YESUS

1. Pendahuluan

Keselamatan adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia. 

Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan keselamatan dengan berbuat baik atau melalui ajaran lain. 

Seperti banyak ajaran lain bahkan semua ajaran lain bahwa mereka dapat berusaha untuk mendekat dan berkenan kepada Allah. 

Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Ilustrasi: Bayangkan seseorang yang terjebak di lautan yang luas dan dalam tanpa perahu atau alat bantu dan tidak bisa berenang serta yang pasti memiliki keterbatasan. 

Satu-satunya cara untuk selamat adalah jika ada seseorang yang datang dan menyelamatkannya. Begitulah keadaan manusia dalam dosa—tanpa Yesus, kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri.

 

2. Mengapa Kita Membutuhkan Keselamatan?

Roma 3:23 – "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."

Roma 6:23 – "Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Setiap manusia berdosa, dan dosa memisahkan kita dari Allah. Tanpa Yesus, manusia akan mengalami hukuman kekal.

 

3. Yesus adalah Satu-satunya Jalan Keselamatan

Kisah Para Rasul 4:12 – "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Yohanes 14:6 – "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Yesus satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita karena:

  • Dia adalah Anak Allah (Matius 16:16)
  • Dia mati untuk menebus dosa kita (1 Petrus 2:24)
  • Dia bangkit mengalahkan maut (1 Korintus 15:3-4)

 

4. Bagaimana Kita Menerima Keselamatan?

Roma 10:9 – "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."

Langkah-langkah menerima keselamatan:

  1. Mengakui bahwa kita adalah orang berdosa.
  2. Bertobat dan berbalik dari dosa.
  3. Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat.
  4. Menerima Yesus dalam hati dan hidup untuk-Nya.

 

5. Hidup dalam Keselamatan

Efesus 2:8-9 – "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha kita. Namun, setelah menerima keselamatan, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan kasih kepada Tuhan.

 

6. Diskusi dan Refleksi

  1. Mengapa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri?
  2. Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita benar-benar telah menerima keselamatan?
  3. Apa perubahan yang terjadi dalam hidup seseorang setelah menerima Yesus?
  4. Bagaimana kita bisa membagikan berita keselamatan ini kepada orang lain?

 

7. Kesimpulan dan Doa

Keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus. Tidak ada cara lain untuk sampai kepada Allah selain melalui-Nya. Tuhan mengasihi kita dan telah menyediakan jalan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Doa: "Tuhan Yesus, aku mengakui bahwa aku adalah orang berdosa. Aku percaya bahwa Engkau mati untuk dosaku dan bangkit kembali. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamatku. Bantu aku untuk hidup dalam ketaatan kepada-Mu. Dalam nama-Mu aku berdoa. Amin."

 

 

Materi lain:

1. Identitas di dalam Kristus

Ayat utama: 1 Petrus 2:9 – "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri..."

Diskusi:

  • Apa artinya menjadi anak Tuhan?
  • Bagaimana kita bisa hidup sesuai identitas kita sebagai orang percaya?
  • Apa tantangan terbesar dalam menjalankan identitas ini di sekolah atau pergaulan?

Kesimpulan:
Kita adalah anak-anak Allah yang berharga dan dipanggil untuk hidup kudus.

 

2. Menghadapi Tekanan dari Teman Sebaya

Ayat utama: Roma 12:2 – "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu..."

Diskusi:

  • Apa contoh tekanan dari teman sebaya yang sering dihadapi remaja?
  • Bagaimana cara kita bisa tetap kuat dalam iman?
  • Bagaimana kita bisa menjadi pengaruh baik bagi teman-teman kita?

Kesimpulan:
Tetap teguh dalam iman dan berani berkata "tidak" untuk hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

 

 










Continue reading Pembahasan Alkitab (PA) Bagi Remaja Kristen