Friday, April 11, 2025

Gereja: Mempelai Kristus

 

Gereja: Mempelai Kristus

oleh: grefer pollo

Dalam Yohanes 2, terdapat 2 cerita nyata yang menarik. Pertama, Yesus mengubah air jadi anggur dalam peristiwa perkawinan di Kana. Kedua, Yesus menyucikan Bait Allah.

Dalam bahasa Ibrani, kata QANAH" bisa diartikan memiliki, mendapat, memperoleh.

  • Dalam Keluaran 20:5, Tuhan berkata:
    "Sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu (אֵל קַנָּא — El Kana)..."
    Di sini, "cemburu" menggambarkan kecemburuan Tuhan yang kudus terhadap umat-Nya yang menyembah allah lain—bukan dalam arti negatif, melainkan sebagai bentuk kasih yang eksklusif.

Jadi, "kana" berarti cemburu, dan "El Kana" berarti "Allah yang cemburu".

Atau, bisa diartikan milik Allah.

Peristiwa perkawinan di Kana menunjukkan bahwa Yesus menghargai atau menghormati harga atau kudusnya sebuah perkawinan.

Tapi, ada satu keunikan jika hal ini ditarik ke peristiwa setelahnya yakni dalam Yohanes 2 yaitu Yesus menyucikan Bait Allah.

Pada saat itu, terjadi praktek-praktek korupsi dan tidak sehat di dalam transaksi dan ritual ibadah di Bait Allah.

Yesus membersihkan Bait Allah dari semua itu.

Kalau ditelusuri lebih dalam konteks Yohanes 2 dan budaya Yahudi saat itu, praktek korupsi yang terjadi di pelataran Bait Allah bukan cuma soal jual-beli biasa—tapi sudah mengarah ke penyalahgunaan kekuasaan agama untuk keuntungan pribadi atau kelompok

Berikut beberapa bentuk praktik korupsi yang bisa diidentifikasi:

 

1. Penjualan Hewan dengan Harga Tidak Wajar

Orang-orang yang datang dari luar kota (peziarah) sering tidak membawa hewan korban sendiri karena perjalanan jauh. 

Maka mereka terpaksa membeli hewan di pelataran Bait Allah, tapi:

  • Hewan dijual dengan harga yang sangat tinggi.
  • Para imam kemungkinan bekerja sama dengan para pedagang.
  • Hewan dari luar bisa ditolak karena dianggap tidak "layak" atau "cacat", padahal itu hanya alasan supaya pembeli harus beli dari “dalam sistem” mereka.

Ini adalah bentuk monopoli yang dikendalikan oleh sistem keagamaan demi keuntungan.

 

2. Praktek Penukaran Uang yang Tidak Adil

Orang Yahudi harus membayar pajak Bait Allah (setengah syikal), tapi hanya dengan mata uang tertentu (biasanya mata uang Tirus).

  • Para penukar uang menawarkan jasa konversi uang—tapi dengan nilai tukar yang sangat merugikan orang biasa.
  • Kemungkinan besar ada kerja sama antara para imam dan penukar uang.

Ini bentuk pemerasan terselubung atas nama "pelayanan keagamaan".

 

3. Mengubah Fungsi Pelataran Bangsa-Bangsa

Pelataran tempat para pedagang ini adalah bagian dari "Court of the Gentiles"—satu-satunya tempat orang non-Yahudi bisa datang untuk berdoa.

  • Dengan mengubahnya jadi pasar, mereka menghalangi bangsa lain untuk menyembah Allah.
  • Ini bisa dilihat sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang spiritual yang melanggar misi Tuhan untuk semua bangsa.

·   Pelataran non-Yahudi adalah pelataran yang paling luar dari Bait Allah. 

    Pelataran itulah satu-satunya tempat bagi orang non-Yahudi boleh datang dan berdoa setelah pertobatannya. 

    Namun para pejabat Bait Allah telah menjadikannya tempat berjualan, sehingga terjadilah kebisingan, gaduh, hiruk-pikuk orang, teriakan para pedagang, kegaduhan tawar-menawar dan suara bermacam-macam hewan, suara gemerincing uang logam, telah membuat tempat itu tidak bisa lagi dipakai untuk berdoa. 

    Dengan semua ini, semakin sulit dan seolah tertutup jalan dan  kemungkinan bagi orang non-Yahudi untuk datang mencari dan menyembah Allah di rumah-Nya.  

Peristiwa-peristiwa transaksi di atas, menunjukkan bentuk korupsi rohani dan sosial, di mana sistem ibadah dijadikan alat bisnis, dan kuasa keagamaan dimanfaatkan demi keuntungan ekonomi.

Yesus tidak hanya marah karena ada pasar di sana—tapi karena Bait Allah dicemari oleh sistem yang menindas orang kecil atas nama Tuhan.

Perenungan lebih mendalam lagi dari kisah ini dalam makna teologis dan alkitabiah, kita menemukan hal berikut.

1 Korintus   3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Dengan demikian, Yesus memberikan gambaran bahwa Dia mengasihi kita sebagai Bait Allah. Dia membersihkan kita agar tidak bercacat di hadapan-Nya.

Lalu, apa kaitannya dengan kisah perkawinan di Kana?

Kecemburuan apa yang Allah tunjukkan kepada gereja sebagai milik-Nya?

Tema "gereja sebagai mempelai Kristus" adalah gambaran indah dalam Alkitab yang menunjukkan kasih, kesetiaan, dan persatuan antara Kristus dan gereja-Nya. 

Beberapa ayat berikut memberi kesan itu.

 

1. Efesus 5:25–27

"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat itu kudus dan tidak bercela."

🔹 Ayat ini jelas menggambarkan bahwa Kristus mengasihi gereja seperti seorang mempelai laki-laki mengasihi mempelainya.

 

2. 2 Korintus 11:2

"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus."

🔹 Paulus menggambarkan jemaat sebagai perawan suci yang dipertunangkan kepada Kristus, menggambarkan kesetiaan dan kemurnian.

  

3. Wahyu 19:7–8

"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari pernikahan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"

🔹 Ini adalah gambaran pernikahan surgawi: Kristus (Anak Domba) dan gereja sebagai mempelai-Nya.

 

4. Wahyu 21:2

"Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya."

🔹 Yerusalem baru sebagai lambang gereja, digambarkan sebagai mempelai perempuan bagi Kristus.

 

Sebagai mempelai Kristus, jika Yesus melihat hal-hal yang tidak benar dan tidak beres dalam hidup kita maka Dia akan membersihkannya agar kita tetap melekat kepada Dia dan berbuah bagi kemuliaan-Nya.

Seperti dalam Yohanes 15:1-5 berikut.

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

 Allah akan cemburu jika melihat mempelai-Nya yang adalah milik-Nya tidak berdandan sebagai mana seharusnya.






Related Posts:

0 comments:

Post a Comment