Dalam Yohanes 2, terdapat 2 cerita nyata yang menarik. Pertama, Yesus mengubah air jadi anggur dalam peristiwa perkawinan di Kana. Kedua, Yesus menyucikan Bait Allah.
Dalam bahasa Ibrani, kata QANAH" bisa diartikan memiliki, mendapat, memperoleh.
Dalam Keluaran 20:5, Tuhan berkata:
"Sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu (אֵל קַנָּא — El Kana)..."
Di sini, "cemburu" menggambarkan kecemburuan Tuhan yang kudus terhadap umat-Nya yang menyembah allah lain—bukan dalam arti negatif, melainkan sebagai bentuk kasih yang eksklusif.
Jadi, "kana" berarti cemburu, dan "El Kana" berarti "Allah yang cemburu".
Atau, bisa diartikan milik Allah.
Peristiwa perkawinan di Kana menunjukkan bahwa Yesus menghargai atau menghormati harga atau kudusnya sebuah perkawinan.
Tapi, ada satu keunikan jika hal ini ditarik ke peristiwa setelahnya yakni dalam Yohanes 2 yaitu Yesus menyucikan Bait Allah.
Pada saat itu, terjadi praktek-praktek korupsi dan tidak sehat di dalam transaksi dan ritual ibadah di Bait Allah.
Yesus membersihkan Bait Allah dari semua itu.
Kalau ditelusuri lebih dalam konteks Yohanes 2 dan budaya Yahudi saat itu, praktek korupsi yang terjadi di pelataran Bait Allah bukan cuma soal jual-beli biasa—tapi sudah mengarah ke penyalahgunaan kekuasaan agama untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
Berikut beberapa bentuk praktik korupsi yang bisa diidentifikasi:
1. Penjualan Hewan
dengan Harga Tidak Wajar
Orang-orang yang datang dari luar kota (peziarah) sering tidak membawa hewan korban sendiri karena perjalanan jauh.
Maka mereka terpaksa membeli hewan di pelataran Bait
Allah, tapi:
- Hewan dijual dengan harga yang sangat
tinggi.
- Para imam kemungkinan bekerja sama dengan
para pedagang.
- Hewan dari luar bisa ditolak karena
dianggap tidak "layak" atau "cacat", padahal itu hanya
alasan supaya pembeli harus beli dari “dalam sistem” mereka.
Ini adalah bentuk monopoli
yang dikendalikan oleh sistem keagamaan demi keuntungan.
2. Praktek
Penukaran Uang yang Tidak Adil
Orang Yahudi harus
membayar pajak Bait Allah (setengah syikal), tapi hanya dengan mata uang
tertentu (biasanya mata uang Tirus).
- Para penukar uang menawarkan jasa konversi
uang—tapi dengan nilai tukar yang sangat merugikan orang biasa.
- Kemungkinan besar ada kerja sama antara
para imam dan penukar uang.
Ini bentuk pemerasan
terselubung atas nama "pelayanan keagamaan".
3. Mengubah Fungsi
Pelataran Bangsa-Bangsa
Pelataran tempat para
pedagang ini adalah bagian dari "Court of the Gentiles"—satu-satunya
tempat orang non-Yahudi bisa datang untuk berdoa.
- Dengan mengubahnya jadi pasar, mereka menghalangi
bangsa lain untuk menyembah Allah.
- Ini bisa dilihat sebagai bentuk penyalahgunaan
wewenang spiritual yang melanggar misi Tuhan untuk semua bangsa.
· Pelataran non-Yahudi adalah pelataran yang paling luar dari Bait Allah.
Pelataran itulah satu-satunya tempat bagi orang non-Yahudi boleh datang dan berdoa setelah pertobatannya.
Namun para pejabat Bait Allah telah menjadikannya tempat berjualan, sehingga terjadilah kebisingan, gaduh, hiruk-pikuk orang, teriakan para pedagang, kegaduhan tawar-menawar dan suara bermacam-macam hewan, suara gemerincing uang logam, telah membuat tempat itu tidak bisa lagi dipakai untuk berdoa.
Dengan semua ini, semakin sulit dan seolah tertutup jalan dan kemungkinan bagi orang non-Yahudi untuk datang mencari dan menyembah Allah di rumah-Nya.
Peristiwa-peristiwa transaksi di atas, menunjukkan bentuk korupsi rohani dan sosial, di mana sistem ibadah
dijadikan alat bisnis, dan kuasa keagamaan dimanfaatkan demi keuntungan
ekonomi.
Yesus tidak hanya
marah karena ada pasar di sana—tapi karena Bait Allah dicemari oleh sistem
yang menindas orang kecil atas nama Tuhan.
Perenungan lebih mendalam lagi dari
kisah ini dalam makna teologis dan alkitabiah, kita menemukan hal berikut.
1 Korintus 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah
bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Dengan demikian, Yesus memberikan gambaran
bahwa Dia mengasihi kita sebagai Bait Allah. Dia membersihkan kita agar tidak
bercacat di hadapan-Nya.
Lalu, apa kaitannya dengan kisah perkawinan di
Kana?
Kecemburuan apa yang Allah tunjukkan kepada
gereja sebagai milik-Nya?
Tema "gereja sebagai mempelai Kristus" adalah gambaran indah dalam Alkitab yang menunjukkan kasih, kesetiaan, dan persatuan antara Kristus dan gereja-Nya.
Beberapa ayat berikut memberi kesan itu.
1. Efesus 5:25–27
"Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia
menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut
atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat itu kudus dan tidak bercela."
🔹 Ayat ini jelas menggambarkan bahwa Kristus
mengasihi gereja seperti seorang mempelai laki-laki mengasihi mempelainya.
2. 2 Korintus 11:2
"Sebab aku
cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu
kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada
Kristus."
🔹 Paulus menggambarkan jemaat sebagai perawan
suci yang dipertunangkan kepada Kristus, menggambarkan kesetiaan dan
kemurnian.
3. Wahyu 19:7–8
"Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari pernikahan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih
bersih!"
🔹 Ini adalah gambaran pernikahan surgawi: Kristus
(Anak Domba) dan gereja sebagai mempelai-Nya.
4. Wahyu 21:2
"Dan aku
melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah,
yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya."
🔹 Yerusalem baru sebagai lambang gereja,
digambarkan sebagai mempelai perempuan bagi Kristus.
Sebagai mempelai
Kristus, jika Yesus melihat hal-hal yang tidak benar dan tidak beres dalam hidup
kita maka Dia akan membersihkannya agar kita tetap melekat kepada Dia dan
berbuah bagi kemuliaan-Nya.
Seperti dalam Yohanes
15:1-5 berikut.
15:1 "Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 15:2 Setiap ranting
pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya,
supaya ia lebih banyak berbuah. 15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman
yang telah Kukatakan kepadamu. 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Allah akan cemburu jika melihat mempelai-Nya yang adalah milik-Nya tidak berdandan sebagai mana seharusnya.
0 comments:
Post a Comment