Thursday, December 30, 2021

Twibbon Ucapan Selamat Tahun Baru 2022

 

grefer pollo - ged pollo

grefer pollo




Selamat mempersiapkan diri memasuki Tahun Baru 2022. Damai dan harapan dalam Kristus menyertai. Imanuel


Mari berbagai semangat, doa, dan harapan di tahun baru 2022 melalui twibbon di bawah ini.



1. Tahun baru 1: https://twb.nz/tahunbaru-selamat





2. Tahun baru 2: https://twb.nz/tahunbaru-bahagia




3. Tahun baru 3: https://twb.nz/selamattahunbaru-harapan



Salam damai natal 25 Desember 2021 dan bahagia penuh harapan di tahun baru 1 Januari 2022.

Kasih setia dan damai sejahtera Allah dalam Tuhan Yesus menyertai selalu






Continue reading Twibbon Ucapan Selamat Tahun Baru 2022

Wednesday, December 22, 2021

Twibbon Natal - Salam Damai Natal

 

grefer pollo

grefer e.d. pollo

Selamat mempersiapkan diri memasuki masa natal. Damai Kristus menyertai. Imanuel

Silakan buat sampaikan pesan natal melalui twibbon di bawah ini
















6. Natal 1: https://twb.nz/memori-natal



7. Natal 2: https://twb.nz/memori-natal1



8. Natal 3: https://twb.nz/memori3-natal



9. Natal 4: https://twb.nz/memori2-natal



10. Natal 5: https://twb.nz/memori4-natal



11. Natal 6: https://twb.nz/merry-christmas1





Salam damai natal 25 Desember 2021 dan bahagia penuh harapan di tahun baru 1 Januari 2022.
Kasih setia dan damai sejahtera Allah dalam Tuhan Yesus menyertai selalu


 





Continue reading Twibbon Natal - Salam Damai Natal

Lagu Pernikahan: SEPERTI BUNGA BAKUNG

 

lagu pernikahan seperti bunga bakung

grefer e.d. pollo

IG: ged.pollo

Youtube: ged pollo berbagi

FB: Grefer Ged Pollo


Sebuah lagu yang dibuat untuk pernikahan kakak saya pada bulan September 2003. Lagu yang diambil berdasarkan Kitab Kidung Agung 2:2-5.


Dinyanyikan pertama kali oleh VG Pemuda GMIT Lingkungan 1 Jemaat Koinonia Kupang pada bulan dan tahun itu juga.
Kiranya lagu ini memberkati semua yang menyanyikan dan mendengarkannya. Tuhan Yesus menyertai dan mengasihi selalu.

Untuk mendapatkan partitur lagu Seperti Bunga Bakung silakan download di sini.


Video lagu Seperti Bunga Bakung










Continue reading Lagu Pernikahan: SEPERTI BUNGA BAKUNG

Friday, October 29, 2021

Reformasi dan Keluarga

 

grefer pollo
oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd


Kata “Renaissanceberasal dari bahasa Perancis “renaistre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Pesan dari kata ini menjadi nyata pada abad ke-14 sampai 17 masehi di mana pengaruh ide renaissance mulai berkembang di Italia lalu merambah ke Eropa dan seluruh dunia.

Gerakan renaissance membangkitkan kembali pemikiran Yunani dan Romawi. Hal ini dapat dilihat dari ilmu filsafat, bangunan, dan karya seni tanpa abaikan unsur spiritual.

Bangsa Eropa yang sebelumnya percaya bahwa apa yang dikatakan gereja dan pengajar kitab adalah benar dan tidak dapat ditentang, sejak munculnya gerakan ini hal tersebut mulai dipertanyakan. Gereja Katolik Roma yang sejak abad ke-5 Masehi, menjadi pusat kegiatan politik dan budaya kekristenan di Eropa pun tidak lepas dari berbagai kritikan.

Memasuki abad ke-16 masehi, gagasan renaissance mulai lebih terasa pengaruhnya dalam perkembangan gereja melalui pemikiran sekulerisme, individualisme, dan humanisme

Penyimpangan ajaran Kristen seperti praktik penjualan surat pengampunan dosa, korupsi yang dilakukan oleh uskup dan petinggi gereja, kehidupan sekuler dan tidak alkitabiah yang dilakukan pelayan-pelayan gereja, sikap gereja yang cenderung otoriter, serta keinginan dari negara Eropa untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus menjadi alasan kuat munculnya gerakan reformasi gereja.

 Martin Luther (1483-1548) adalah seorang pastor dan profesor di Universitas Wittenberg, Jerman. Pada 31 Oktober 1517, Martin Luther mengeluarkan 95 tesis yang berisikan protes terhadap konsep pengampunan dosa (indulgensi) yang dilaksanakan oleh Paus. Tesis tersebut disebar oleh Martin Luther di berbagai pintu gereja di Wittenberg.

Peristiwa tersebut merupakan awal dari gerakan Reformasi Gereja di Eropa. Gerakan protes dari Martin Luther mendapatkan reaksi yang keras dari pihak gereja. Pada tahun 1521, gereja melakukan pengucilan terhadap Martin Luther. 

Dalam berbagai tekanan dari gereja saat itu, Martin Luther berhasil menerjemahkan Alkitab dari bahasa latin ke bahasa Jerman. Semakin banyak orang yang dapat membaca dan belajar Alkitab tanpa harus bergantung kepada para imam Katolik.

Gerakan reformasi yang berhasil membentuk kaum Protestan mendapatkan tantangan hebat dari gereja Katolik dan berdampak pada penganiayaan dan berbagai pertentangan di dalam gereja serta berujung pada perang 30 tahun (1618-1648). 

Namun, perjanjian damai Westfalen berhasil meredakan perang tersebut. Perjanjian ini berisi prinsip utama, yaitu: (1) semua pihak memiliki hak untuk menentukan agama negaranya sendiri, (2) tiga aliran Kristen yang diakui adalah Katolik Roma, Lutheran, dan Calvinis dan jaminan hak bagi orang-orang Kristen dalam menjalankan agamanya.

 

Gerakan Martin Luther yang mendapatkan dukungan dari pemimpin-pemimpin Jerman mampu meruntuhkan kekuasaan Paus di wilayah Jerman. Semangat reformasi yang kemudian diikuti oleh John Calvin, Ulrich Zwingli, dan Henry VIII menyerukan semboyan lima sola, yakni sola scriptura (hanya firman Allah saja), soli Deo gloria (kemuliaan hanya untuk Allah), Solus Christos (hanya Kristus sumber keselamatan manusia), sola fide (hanya karena iman manusia dibenarkan), dan sola gratia (hanya karena anugerah manusia diselamatkan). 

Dampak besar lain yang dilahirkan oleh gerakan reformasi ini antara lain lahirnya gereja Protestan diikuti oleh berbagai aliran di dalamnya, pembaharuan tatanan sosial, ekonomi, politik, budaya, serta pelayanan misi oleh para misionaris di seluruh dunia.


sumber: Sumber: Tata Ibadah Bulan Keluarga GMIT – Oktober 2020 – SINODE GMITTata Ibadah Bulan Keluarga GMIT ...sinodegmit.or.id

Berbicara tentanggereja adalah berbicara tentang keluarga. Semangat reformasi tidak terlepas dari semangat pembaharuan keluarga. Sebab keluarga adalah miniatur gereja. Keluarga yang mengalami pemulihan akan sangat berdampak kepada pemulihan gereja. Gereja bukanlah gedungnya namun orangnya. Dan, orangnya adalah anggota dari keluarga yang dibentuk oleh Allah sendiri. Jadi sesungguhnya semangat reformasi mesti dimulai dari dalam keluarga itu sendiri.


Semboyan sola scriptura soli Deo gloria, Solus Christos sola fide, dan sola gratia sudah seharusnya dimulai dan menjadi spirit dalam keluarga.

 

Referensi

retrieved: 26 okt 21

 https://pemuda.stemi.id/article/lima-sola-reformasidiakses 27 okt 21

 "Reformasi Protestan, Pecahnya Agama Kristen Menjadi Beberapa Aliran", https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/27/140000479/reformasi-protestan-pecahnya-agama-kristen-menjadi-beberapa-aliran?page=alldiakses 27 okt 21

 http://hmpsfis.student.uny.ac.id/2021/04/24/renaissance-dampaknya-terhadap-perkembangan-kesenian-eropa/diakses 27 okt 21

 https://www.ruangguru.com/blog/renaissance-eropa-menuju-masa-kebangkitan. Diakses 27 okt 21

 https://teologiareformed.blogspot.com/2019/08/buku-5-prinsip-panca-sola.html. Diakses 29 okt 21 


Continue reading Reformasi dan Keluarga

Tuesday, August 17, 2021

Gereja dan Sinema: Sebuah Keker Kultural


oleh: Grefer Pollo, SP., M.Pd

gereja dan sinema

 

Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus

Kolose 2:8


Di masa kecanggihan teknologi media sosial sekarang, paling mudah mempengaruhi dan membentuk budaya dari sisi perfilman. Secara kolektif, film sering disebut sebagai sinema yang diambil dari Cinemathographie. Kata ini berasal dari: Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra). 

 


gedung gereja jemaat koinonia Kupang GMIT
foto: Gedung Gereja Jemaat Koinonia Kupang (GMIT)


gedung gereja jemaat koinonia Kupang GMIT
foto: Gedung Gereja Jemaat Koinonia Kuang (GMIT)

Memahami sebuah sinema harus dilihat dari salah satu unsur utamanya yaitu budaya. Ada 3 aturan utama dalam memahami sinema: 

  1. Pembingkaian dunia. Terjadi antara mata manusia dan sistem proyeksi sinema. Kamera sinema mengisolasi dan membingkai realitas menjadi sebuah dunia visual; 
  2. Penciptaan makna. Dilakukan saat proses editing sinema. Melalui proses ini dunia visual yang dibingkai memiliki “logika”; 
  3. Narasi

Di sinilah fungsi sosial dan kultural penting disusun dalam sinema. Logika dunia visual yang terbingkai itu diberikan “isi” melalui narasi sehingga para penonton akan memahami keterkaitan cerita, sebab-akibat, ruang dan waktu, rentang dan arus informasi cerita, pembentukan karakter, dan juga akurasi suara latar.

 


gedung gereja jemaat koinonia Kupang GMIT

foto: Grefer Pollo di Gedung Gereja Jemaat Koinonia Kupang (GMIT)

Selain itu, sinema juga bisa dipahami melalui pendekatan ideologis. Pendekatan ini menggunakan 3 model: 

  1. Marxisme, memandang sinema sebagai sebuah industri dan mesin mental, dimana para penonton mengonsumsi ideologi tertentu melalui apa yang ditontonnya, 
  2. Psikoanalisa, meletakkan sinema dalam relasinya dengan ketidaksadaran, gejala neurosis seperti mimpi, voyeurism (khayalan dan tindakan yang berupa mengamati orang lain yang telanjang atau sedang berdandan atau melakukan aktivitas seksual), narsisme, fetisisme (fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang menggunakan objek tidak hidup sebagai metode untuk membuat seseorang terangsang secara seksual), agresi, dan rasa bersalah, 
  3. Kacamata Sosiologi dan Etnografi, menggunakan ilmu-ilmu sosial untuk menguji dampak dari sinema, isu-isu gender, kesukuan, penyimpangan, dan tingkat kepuasan termasuk bentuk tubuh, pembawaan, dan lain-lain.

 

Membentuk realitas sendiri dan mendistorsinya

Dalam proses editing, para pekerja sinema dapat saja memanipulasi gambar sedemikian rupa sehingga akan melahirkan hasrat, emosi, dan intelektual sehingga mampu membuat para penonton secara sadar akan kehendak dan pengetahuan sendiri memasuki sebuah dunia yang memberi efek kuat akan kesan-kesan realitasnya, melupakan dunia real-nya dan menawarkan pelarian sementara dari dunia real itu. 

Oleh sebab itu, para penonton mesti bersikap bijaksana dalam melihat realitas yang digambarkan dalam sinema. 

 

 

Membangun literasi sinema

Mengamati hal-hal di atas, maka gereja perlu dan harus bijak memberi pendidikan literasi sinema kepada jemaat yang dilayaninya. 

Sebab, sadar atau tidak, setuju atau tidak, suka atau tidak, gereja dan sinema sedang menempati ruang yang sama, berusaha mempengaruhi orang yang sama untuk tujuan masing-masing, bahkan dapat saja menggunakan cara yang sama. 

Misalnya, seorang jemaat yang beribadah online dari rumah melalui media youtube atau facebook dapat saja dipengaruhi oleh informasi-informasi atau sinema dari media tersebut sebelum jam ibadah atau selama jam ibadah, atau setelah jam ibadah. 

 

Keterikatan antara gereja dan sinema sebenarnya sudah banyak terlihat dari sinema yang 

  1. menggunakan tema, motif, simbol gereja dalam judulnya, 
  2. memiliki plot yang menarik tentang gereja, 
  3. memiliki latar di dalam sebuah gereja, 
  4. menggunakan unsur iman Kristen untuk mendefinisi karakternya, 
  5. terkait baik secara langsung atau tidak langsung dengan karakter-karakter, tempat, dan nilai-nilai dalam Alkitab, 
  6. menggunakan ide-ide kristiani untuk mengeksplorasi pengalaman-pengalaman dan transformasi atau perubahan karakter, dan 
  7. bersentuhan dengan tema-tema atau perhatian-perhatian iman Kristen. 

 

Jika gereja berusaha memberitakan kebenaran dan berusaha membawa orang-orang datang kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, maka sinema dapat menjadi alat yang sangat berbahaya jika digunakan oleh pribadi yang salah. 

Karena itu, bagi pencinta sinema harus sangat berhati-hati dan bijaksana dalam memilih sinema untuk ditonton dan harus tahu cara bijak dan tepat menonton sebuah sinema dan memaknai narasi di dalamnya. 

Demikian juga berhati-berhati agar tidak dipengaruhi oleh karakter eskapis (kehendak atau keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan) dan pasivitas (hal-hal yang dapat menggerakkan seseorang untuk berubah) sehingga dia menjadi hilang akal, putus asa, meninggalkan imannya kepada Kristus, dan merusak diri sendiri dan orang lain. 

 

Tips menonton sinema secara kritiani:

  1. Memilih ide cerita dan narasi yang sesuai dengan pesan firman Allah
  2. Berhati-hati terhadap ideologi dan budaya yang disajikan dalam sinema yang tidak sesuai dengan kebenaran
  3. Memandang sinema bukan sekedar sebuah hiburan saja tetapi bentuk lain dari upaya mempengaruhi penonton untuk mengikuti nilai dan ideologi dari pembuat sinema
  4. Anak dari segala usia sebaiknya tetap didampingi oleh orang tua atau orang yang lebih dewasa ketika menyaksikan sinema. Karena sinema bisa menjadi sarana untuk mendidik anak-anak itu dalam kebenaran dan membangun karakter mereka serta kedekatan atau intimasi dengan orang tua. 

 

 

 

Referensi:

Bawono, Haryo T. (2010). Agama dan sinema: sebuah dialog intercultural. Melintas.

Rumusan Edward B. Taylor (1832 – 1917) tentang budaya umumnya dipakai sebagai pedoman. Ia merumuskan budaya sebagai “keseluruhan wilayah yang mencakup pengetahuan, pepercayaan, seni, moral, hukum, adat dan setiap kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”

Szterszky, S. (n.d.). Christ and culture: five views. Retrieved from FOCUS ON THE FAMILY: https://www.focusonthefamily.ca/content/christ-and-culture-five-views

Continue reading Gereja dan Sinema: Sebuah Keker Kultural

Thursday, March 4, 2021

BERHARAP DALAM KEKUDUSAN

 

grefer pollo
oleh Grefer E. D. Pollo, S.P.,M.Pd

Keluaran 3:5

Lalu Ia berfirman: Janganlah datang dekat-dekat:  tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."


Musa menuliskan bagian ini bagi bangsa Israel yang mengerti betul suasana pergumulan mereka di padang gurun. Bangsa Israel tahu pasti tentang semak duri dan sifat-sifatnya. 

Kata semak duri muncul pertama kali dalam Alkitab di kitab Kejadian 3:18, yakni setelah manusia berdosa dan tanah dikutuk oleh Tuhan. tanah hanya akan menghasilkan semak duri. Semak duri memiliki konotasi dosa. 

Dalam Ibrani 6:8, semak duri dekat kepada kutuk dan pembakaran. Dalam bacaan di atas, dikisahkan bahwa Allah menampakkan diri dalam nyala api di tengah-tengah semak duri. 

Sekali lagi, semak duri ini mengingatkan kepada kutukan Tuhan terhadap tanah akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kejadian 3:18). 

Israel digambarkan seperti semak duri. Penuh dosa dan sudah dekat kepada kehancuran. Tetapi Allah muncul dari tengah-tengah mereka dan memakai hidup mereka yang lemah ini untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Allah memanggil Musa untuk tujuan ini.

Kata kudus dalam Alkitab, pertama kali muncul dalam ayat ini. Yesus adalah Pribadi yang kudus. Dalam keadaan sebagai manusia, dia dilahirkan sebagai dari keturunan Daud, kelompok yang lemah, terjajah, dan tak berdaya, seolah tidak memiliki harapan hidup ibarat semak duri yang telah dekat kepada kehancurannya.


 pengharapan akan kemuliaan

Di akhir hidup-Nya, Dia tergantung di kayu salib, semak duri. Namun, dari semak duri ini lahirlah pengharapan akan kemuliaan melalui iman kepada Kristus. 

Seperti Yohanes 3:16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” 

Oleh karena dan hanya melalui Kristus sajalah, kita semua memiliki keberanian untuk datang menghampiri takhta Allah yang mahakudus (Ibrani 4:15-16).


Allah turut bekerja dalam segala sesuatu

Roma 8:28 menyatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu. 

Dalam kondisi manusia yang sangat terbatas dan di luar harapanpun Allah dapat turut bekerja. Allah menyatakan diri kepada Musa dalam penampakan yang luar biasa dan setelahnya Tuhan memakai hidup 

Musa dalam mujizat demi mujizat bagi kemuliaan-Nya, secara khusus pemanggilan Musa untuk membawa bangsa Israel, umat pilihan Tuhan keluar dari tanah perbudakan di Mesir menuju dan memasuki Tanah Perjanjian di Tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.

Dalam hidup kita, Allah dapat memulihkan dan memakai kita dalam segala kondisi yang terbatas dari kita bagi rencana dan janji-Nya. 

Kudus berarti berbeda. Melalui Keluaran 3:5, memberi tanda bahwa kekudusan Allah ada dalam kuasa Allah untuk menyatakan diri-Nya dalam nyala api yang muncul dari tengah-tengah semak duri tetapi semak itu tidak terbakar. 

Setiap kita merupakan orang-orang yang telah berdosa dan gagal dalam hidup ini. Seperti semak duri yang sudah dekat kepada kehancurannya, segera dibakar dan binasa. 

Jika kita duduk berdiam diri lalu mencatat semua dosa yang telah kita lakukan di masa lalu berikut kegagalan demi kegagalan kita, maka takkan cukup sekian lembar kertas menampungnya. Tetapi, syukurlah kepada Allah di dalam Kristus, yang telah memberikan kepada kita pengharapan akan keselamatan dan kemuliaan di dalam nama-Nya. 


Sudahkah Saudara menerima Kristus dalam hidupmu? Jika belum, maukah Saudara menerimanya sekarang?




Continue reading BERHARAP DALAM KEKUDUSAN

Wednesday, March 3, 2021

HINENI HE'ANI MIMA'AS

 

grefer pollo
oleh Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd

Matius 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga


Bangsa Israel mencapai kejayaannya pada masa Salomo menjadi raja. Dia berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin, dan sampai ke tapal batas Mesir. 

Bangsa-bangsa ini menyampaikan upeti, dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya. 

Salomo membuat banyaknya emas, dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 

Kekayaan dan kemashyuran ini tak terasa membuat bangsa Israel dan rajanya menjadi begitu terkenal, bangga, dan sombong lalu membelakangi Tuhan Allah dan menyembah berhala dan patung-patung. 

Tuhan Allah begitu marahnya, lalu membuang Israel ke Babel pada tahun 586.

Nusantara pernah dijajah bangsa asing tetapi tetap hidup di tanah airnya. Israel bangsa kesayangan Tuhan Allah dibuang ke negeri orang selama 70 tahun (3 generasi). 

Bayangkanlah seorang anak kesayangan yang begitu jahatnya lalu diusir keluar rumah oleh bapa kandungnya sendiri. 

Israel, anak kesayangan Tuhan (Keluaran 4:22-23, Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.") menjadi sangat miskin dan menderita karena dibuang keluar tanah airnya.


Mereka menderita secara fisik dan rohani. Secara fisik karena hidup di daerah jajahan dan bukan di tanah air sendiri, secara rohani karena tekanan dosa dan tidak dapat diampuni, tidak dapat pergi ke Yerusalem. 

Pada masa itu jika orang berbuat dosa maka dia harus membawa korban ke Yerusalem bertemu seorang imam untuk melakukan ibadah pengampunan dosa tetapi kini mereka di Babel jauh dari Yerusalem, mereka merindukan Sion (Mazmur 137). Mereka tidak bisa beribadah di Babel.

Orang Israel mulai berupaya bagaimana mereka bisa tetap beribadah di tanah pembuangan. Mulai saat itu, di saat mereka ibadah selalu ada pemimpin pujian yang mengawali ibadah dengan nyanyian HINENI HE'ANI MIMA'AS: ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani. 

Mereka belajar untuk merendahkan diri dan hati sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Siapakah yang akan dengar? Mereka berharap Tuhan mendengar. 

Mereka berperilaku seperti seorang pengemis, peminta-peminta yang sangat miskin dan tidak bisa hidup tanpa menerima sedekah dari yang menolong. Itulah nyanyian mereka selama kurang lebih 500 tahun. HINENI HE'ANI MIMA'AS yang berarti “ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani.”

Kurang lebih 500 tahun kemudian, Yesus (firman Allah yang berinkarnasi menjadi manusia), berkhotbah di atas bukit dengan ucapan bahagia yang pertama: Matius 5:3: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 

Dalam bahasa asli: miskin (bahasa Yunani: ptōchos, cara ucapa: pto-khos): sangat miskinnya sehingga hanya dapat hidup dari meminta-minta. 

Bukan miskin karena masih dapat makan sebulan dari gaji, dan lain-lain. Mereka adalah peminta-minta. Hidup dari meminta sedekah orang lain. Meminta sedekah dari Tuhan Allah. Mereka inilah yang diberkati dan empunya kerajaan Allah. Firman Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, datang ke dalam dunia lalu menjadi yang paling miskin supaya kita menjadi kaya di dalam-Nya (2 Korintus 8:9).

Karena itu, sebagai anak-anak muda, jauhilah “harta kekayaan” anak-anak muda, yakni angkuh, keras kepala, memberontak, tidak mau diatur dan diajar, sok tahu, tidak peduli pada Tuhan dan firman-Nya. 

Rasul Paulus menasihati Timotius anak rohaninya untuk menjauhi nafsu orang muda, mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2 Timotius 2:22).

Kiranya mulai hari ini, saat kita beribadah kita mengingat akan hal ini sungguh-sungguh dalam hati dan janganlah menyombongkan diri di hadapan Tuhan Allah karena alasan apapun, termasuk jerih lelah kita di hadapan Allah. Sebab kita tak dapat hidup tanpa belas kasihan Tuhan Yesus. 

HINENI HE'ANI MIMA'AS: ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani. 



Continue reading HINENI HE'ANI MIMA'AS

Sunday, February 28, 2021

Menjadi Kristen di Tengah-Tengah "Kristen"

 

grefer pollo
oleh Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd

grefer pollo



Memulai tulisan ini, saya teringat kepada dua pernyataan berikut. Pertama, dari seseorang yang pernah berkata, "Tidak ada gunanya membuang garam di laut". Kedua, perkataan Yesus: "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang." (Matius 5:13). 


baca juga: 

https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2021/02/rapat-asosiasi-profesi-keahlian-sejenis.html


Ya, pernahkah air laut kehilangan asinnya sehingga perlu dibuang garam ke dalamnya? Air laut tidak pernah kehilangan asinnya. Meski demikian ikan yang hidup di dalam laut dagingnya tidak pernah terasa asin. Orang akan menambahkan garam ke dalam daging ikan sebelum daging tersebut dimasak.

Itulah keunikan air laut dan ikan. Selama hidup di dalam laut, ikan tidak pernah menjadi ikan asin. Namun, setelah ikan itu mati baru dia menjadi ikan asin.

Ya, ini sebuah ilustrasi awal. Semoga tidak membuat Anda yang membacanya menjadi bingung. Namun, ada baiknya jika Anda terus bertanya: WHY? Mengapa? Ada apa? Lalu, kenapa?


Mari kita mulai.............

Firman Allah yang menjadi daging (Yohanes 1:14) dalam rupa Yesus Kristus pada semasa hidupnya di dunia pernah berkata: "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah." (Matius 5:27). Di samping berbagai ucapan Yesus "Kamu telah mendengar firman" yang lainnya. 


baca juga: 

https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/guru-kurikulum-hidup.html


Ucapan ini Dia tujukan kepada orang-orang yahudi yang sudah pernah mendengar perkataan-perkataan itu yang dipercayai oleh mereka sebagai firman Allah. Yesus hidup di antara mereka yang sudah mendengar firman Allah. 

Tetapi, mengapa Yesus mengawali pemberitaan Injil dengan berkata: "Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 4:17).

Dan, Yohanes Pembaptis berkata: "Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, ..." (Lukas 3:3)?


Dari bahasa aslinya (Yunani: metanoia), bertobat berarti perubahan pola pikir. Dari berita pertobatan ini kita dapat pahami bahwa meskipun orang-orang Yahudi pada masa itu sudah mendengar firman Allah berkali-kali tetapi hidup mereka tidak berubah. 

Mengapa hidup mereka tidak berubah?

Karena pola pikir mereka tidak berubah. Kita tahu bahwa pola pikir akan menentukan tindakan/perbuatan. Perbuatan membentuk kebiasaan. Kebiasaan membentuk karakter. Karakter membentuk budaya.

Mereka yang masa itu sudah berkali-kali mendengar firman Allah tetapi tidak merenungkannya siang dan malam. Firman itu hanya sampai kepada telinga yang mendengar. Tidak terus sampai ke pemikiran dan hati.

Mazmur 1:2

tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Matius 15:19

Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Amsal 4:23

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.


Mereka tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah dengan membawa pola pikir dan kebiasaan duniawi. Kerajaan Allah memiliki peraturan dan etika tersendiri. Itulah yang Yesus ajarkan dalam khotbah di bukit (Matius 5-7). Khotbah di bukit berisi etika Kerajaan Allah.


Dan, seperti yang Yesus pernah katakan kepada Nikodemus (Yohanes 3) yang sudah berkali-kali mendengar dan mengajarkan firman Allah kepada orang-orang Yahudi, tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Allah jika tidak dilahirkan kembali (menerima Yesus). Dan, setelah itu baru belajar hidup dalam etika Kerajaan Allah. Tanpa dilahirkan kembali di dlaam Kristus tidak mungkin seseorang dapat hidup dalam etika Kerajaan Allah.


Orang yang mendengar firman tidak selalu berarti hidup di dalam firman itu. Apalagi yang dia dengar bukanlah firman yang benar atau yang sejati. 

Tidak semua pemberita firman menyampaikan firman yang benar. Banyak juga yang menyampaikan hanya untuk enak didengar telinga. Ataupun yang sekedar ajaran moral semata dan bukannya memberitakan tentang Kristus dan Injil-Nya.

Matius 7: 26

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

2 Timotius 4:3

Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Markus 8:35

Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.


Siapakah Kristen dan 

siapakah "Kristen" itu?

Kristen adalah mereka yang mau mengikut Yesus dengan menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Yesus (Lukas 9:23). Sedangkan, 

"Kristen" adalah mereka yang merasa dirinya, menganggap dirinya Kristen hanya karena terlibat dalam kegiatan-kegiatan rohani kristen, beribadah, berdoa, lahir dalam keluarga kristen, dan sebagainya. Mereka berpikir dan yakin bahwa mereka menjadi Kristen karena aktivitas-aktivitas atau status-status itu.


Menjadi Kristen di tengah-tengah "Kristen" bukan perkara mudah atau gampang. Menyampaikan Kabar Baik kepada orang-orang yang merasa dan menganggap diri Kristen merupakan tantangan tersendiri. 

Mungkin Anda pernah mendengar pernyataan ini: "Lebih mudah berbicara dengan orang bodoh dari pada dengan orang yang sok tahu".

Anda bisa melihat seberapa besar tantangannya dari kehidupan dan akhir kehidupan Yesus Kristus sebagai manusia. 

Orang-orang yang dipercayakan firman Allah, mereka yang telah mendengar firman Allah itulah yang kemudian menyalibkan dan membunuh Firman yang benar dan sejati itu. Meskipun mereka tidak menemukan satu kesalahanpun dalam diri-Nya.

Walaupun Dia diperhadapkan dengan pengadilan massa yang bermuatan sosial, budaya, politk, dan agama tidak ada satu kesalahanpun yang ditemukan pada-Nya. Pilatus yang adalah walinegeri yang memimpin pengadilan politis Romawi tidak dan kepala pasukan yang memimpin penyaliban Yesus pun tidak.

Yohanes 18:38

Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.

Lukas 23:47

Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Satu hal yang dapat dipelajari adalah hidup menjadi Kristen di tengah-tengah "Kristen" membutuhkan hikmat dan pengorbanan tersendiri. Tidak saja mendengar firman tetapi harus dan perlu menghidupi firman itu setiap hari di dalam diri dan tingkah laku. Dan, tentunya tidak menjadi serupa dengan dunia.

Roma 12:2

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.


Karena pada hakekatnya di dalam kekristenan (di dalam Kristus) kita diselamatkan dalam anugerah oleh iman untuk bekerja dan bukannya kita bekerja untuk diselamatkan.






Continue reading Menjadi Kristen di Tengah-Tengah "Kristen"