Wednesday, January 17, 2024

Biblical repentance, biblical hope, biblical sanctification

 

ged pollo

oleh: grefer pollo

Pertobatan yang menuntun kepada terobosan dan

perubahan hidup


Mazmur 51: 5-6 Sebab aku sendiri sadar akan

pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan

dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku

telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap

jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, 

bersih dalam penghukuman-Mu.

 

Banyak pengajaran di gereja telah membuat jemaat stres, kecewa pada diri sendiri, tidak tahu harus buat apa untuk berubah (bertobat).

Hal seperti ini menjadi celah dan kesempatan bagi Iblis untuk menghancurkan hidup dan kehidupan jemaat.

Mengapa? Mereka (jemaat) dipaksa untuk segera bertobat secara sempurna. Sekali mendengar pengajaran harus langsung bertobat sempurna dan tidak ulangi lagi selamanya.

Coba bayangakan dan ingat, sebuah kesalahan kecil atau sepele yang sering Saudara lakukan. Saudara membutuhkan waktu berapa lama untuk tidak mengulanginya lagi?

Apakah semua orang membutuhkan waktu yang sama untuk berubah dan tidak mengulanginya sama sekali?


Setiap kita membutuhkan seorang accountability partner.

Apa dan siapa itu accountability partner?

Seorang accountability partner (mitra akuntabilitas) adalah seseorang yang Saudara percayai untuk membantu Saudara mengerjakan komitmen atau tujuan yang Saudara sudah buat.

Mereka akan menolong, mengingatkan, meminta Saudara bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku yang dapat memengaruhi kemajuan Saudara dalam mencapai suatu tujuan.

Mereka sering kali adalah keluarga atau pasangan hidup atau teman atau kenalan tepercaya yang secara teratur bertanya kepada Saudara tentang kemajuan Saudara atau menerima pengakuan atas kesalahan yang Saudara buat.

Dalam kekristenan, accountability partner sering menjadi alat atau bagian yang menolong jemaat untuk terlepas dan menang atas berbagai godaan, cobaan, dosa-dosa “kesayangan” yang sulit dilepaskan.

Di luar kekristenan, accountability partner telah digunakan dalam berbagai konteks bagi seseorang yang ingin menjaga komitmen, meningkatkan produktivitas, atau mempertahankan rutinitas pengembangan diri.

Misalnya, dalam hal kesehatan dan kesejahteraan, bisnis, dan akademisi.

Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, di situlah kita menemukan alasan mengapa gereja perlu menyiiapkan bagi setiap pelayanan seorang accountability partner seperti mentor atau konselor bagi tiap pelayan.

Dari konteks bacaan Mazmur 51 (bandingkan dengan 2 Samuel 11:1-27), kita menemukan alasan kejatuhan Raja Daud. Meski dia seorang yang dekat kepada Tuhan namun, saat kelalaiannya dia jatuh dalam dosa seksual dengan istri Uria yaitu prajurit setia dan terbaiknya sendiri, pembunuhan berencana terhadap Uria untuk mendapatkan istrinya (Batsheba).

Dalam anugerah Allah, Daud memiliki seorang

accountability partner yakni Nabi Natan yang datang

menegornya.

Sebagai seorang raja yang berkuasa, sukses, terkenal, dan sebagainya, sangat mungkin bagi Daud untuk membunuh Nabi Natan seperti dia membunuh Uria.

Tetapi, hal itu tidak dia lakukan.

Raja Daud lalu berdoa dan bertobat.

Dosa adalah melanggar hukum Allah, melanggar batasan yang Allah sudah buat

Dosa melawan Allah.

Akibat dosa dirasakan oleh pelaku dosa itu sendiri dan juga orang dekatnya. Dalam kisah Raja daud, konseluensi dosanya dialami oleh dia dan keluarganya.

Pertobatan melalui pengakuan dosa adalah mengaku kesalahan sendiri. Tidak menyalahkan orang lain atau keadaan.

Pertobatan adalah cara Allah untuk memulihkan kita dan relasi kita dengan Allah.

Pertobatan yang benar akan membawa pada terobosan hidup.

Pertobatan dilakukan dan terjadi setiap hari.

Pengudusan terjadi setiap hari.

Demikian juga dengan pengharapan dialami setiap hari.

Jemaat dan gereja tidak mampu berjalan sendiri.

Mereka membutuhkan anugerah Allah.

Selama masih dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa, jemaat Tuhan akan jatuh dan jatuh.

Berdosa dan berdosa tiap hari.

Hal itu bukan menjadi sebuah alasan untuk berdosa dan jatuh tetapi menjadi alasan untuk membutuh anugerah Allah dan bergantung sepenuhnya kepada anugerah Allah untuk hidup berkenan kepada-Nya dan berjalan bersama-Nya setiap hari.

Ciri pertobatan yang bawa kepada terobosan dalam hidup adalah menyadari akan konsekuensi dosa dan menerimanya dengan berharap akan anugerah Allah.

Dalam Injil Lukas 24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem., Yesus menyampaikan pesan ini sebelum Ia terangkat ke sorga

Jadi gereja yang tidak sepenuh hati dan berjuang dalam memberitakan secara tegas dan benar tentang pertobatan perlu ditanyakan.


0 comments:

Post a Comment