Tuesday, January 16, 2024

,

Filosofi Teras

ged pollo

oleh: grefer pollo




Kita semua mengenal teras sebagai area yang memiliki lahan terbuka, luas, datar dan berada dekat suatu bangunan.

Teras yang demikian selain berada di lahan rumah juga bisa berada di atap rumah seperti balkon. 

Namun, teras di depan, samping, atau belakang rumah biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dari balkon.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata teras sebagai:

1 bidang tanah datar yang miring; bidang tanah yang lebih tinggi daripada yang lain (biasanya ditumbuhi rumput), 

2 tanah atau lantai yang agak ketinggian di depan rumah, 

3 atap rumah yang datar (biasanya diberi pagar di pinggirnya), 

4 landasan yang lebih tinggi daripada tanah sekelilingnya untuk landasan candi (tempat berjalan-jalan atau tempat duduk-duduk); 

5 bagian dari gili-gili di muka restoran yang diisi dengan kursi untuk duduk-duduk; 

6 keadaan tanah persawahan dan sebagainya yang bertangga-tangga dari atas ke bawah.


Teras rumah dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran, tergantung pada desain arsitektur rumah dan preferensi pemilik rumah. 

Beberapa teras rumah mungkin terbuka, sementara yang lain dapat ditutup atau beratap tergantung pada iklim dan fungsi yang diinginkan.


baca juga Komitmen Kepada Yang Tidak Kelihatan


Fungsi Teras Rumah

sangat beragam, misalnya bersantai, berkumpul bersama keluarga dan teman, menikmati pemandangan sekitar, atau bahkan sebagai tempat untuk mengadakan acara kecil.

Dengan merancang teras rumah yang sesuai, pemilik rumah dapat menambah nilai estetika dan kenyamanan pada rumah mereka.

Teras depan rumah juga dapat bermanfaat sebagai ruang penerima tamu atau area tunggu sebelum tamu dipersilakan masuk.

Teras samping rumah bisa menjadi tempat untuk bersantai.

Teras belakang, bisa menjadi ruang makan, tempat melakukan aktivitas hobi dan tempat berkumpul anggota keluarga.


Filosofi Teras

Teras tempat berkumpul berbagai kalangan, seperti keluarga, tamu, dan sebagainya.

Teras menjadi tempat membicarakan banyak hal. Entah obrolan santai tanpa arti, memiliki makna, dan juga sesuatu yang sangat berharga.

Fungsi teras seperti ini sangat baik dan perlu dimiliki dan dihidupi di masa sekarang.

Anak-anak dan generasi masa kini perlu belajar menghidupi kehidupan sosial yang bermakna dan berdampak bagi banyak orang. Bukan egois dan narsistik.

Generasi Milenial dan Gen-Z yang ingin menjalani hidupnya dengan lebih tangguh dan tahan banting, perlu menghidupi filosofi teras ini.

Mengingat banyak generasi ini memiliki tantangan tersendiri dalam membangun daya resiliensi dalam diri mereka.

Mereka perlu belajar dan diajar untuk fokus pada hal-hal yang dapat mereka kontrol, seperti sikap, tindakan, dan pemikiran mereka sendiri secara bijaksana dan juga hal-hal yang tidak bisa mereka kontrol seperti apa kata orang terhadap mereka, dan sebagainya.

Membangun kehidupan dalam filosofi teras dapat mendukung kehidupan dalam ketenangan dan terbebas dari emosi negatif.

Misalnya, menikmati alam dengan penuh ucapan syukur kepada Allah Sang Pencipta, menjalani kehidupan harus yang selaras dengan alam karena kita diciptakan dari debu tanah (alam) dan menerima nafas Allah.

Menghidupi kehidupan yang berjalan sesuai kehendak Pencipta-Nya dan Allah Pencipta kita dan selaras dengan alam itu brearti kita juga mengembangkan kemampaun akal kita agar tidak terbawa arus yang menyimpang.

Menghidupi filosofi teras menolong kita untuk menyadari dan memikirkan solusi agar bijak menggunakan medsos yang sering menyajikan berita hoaks.


Bijak menyaring sebelum dibagikan ke yang lain.


Membangun filosofi teras membangun kehidupan yang tidak single fighter tetapi berkolaborasi, bersinergi.




0 comments:

Post a Comment