oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd
Covid-19 yang melanda seluruh dunia pada akhir tahun 2019, sampai kini telah cukup berhasil membangun sebuah disrupsi kehidupan termasuk pendidikan. Sistem pembelajaran jarak jauh telah mulai menjadi sebuah keniscayaan dan perlahan namun pasti sudah menjadi kebutuhan dasar. Berbagai upaya dari pemerintah dan swasta dalam mendukung hal ini juga telah dikerjakan secara serius dan bertahap.
Namun, sebuah pertanyaan penting dimunculkan, apa yang akan terjadi dengan pendidikan Indonesia jika pandemi covid-19 ini berlalu?
Apakah model pendidikan akan
kembali kepada sebelumnya atau justru akan lebih berkembang dengan penggunaan
teknologi informasi yang pastinya akan lebih canggih?
Dalam
sebuah webinar bertemakan "Menyusun Strategi Pendidikan Masa Depan Pasca
Pandemik" pada Selasa, 9 Juni 2020, melalui kerja sama Tanoto Foundation
dan Mahir Academy, Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit (akademisi, pakar teknologi
informasi, Direktur PGRI SLCC) sebagai pembicara utama mengatakan bahwa
meskipun pandemi covid-19 ini telah memporakporandakan banyak lini kehidupan
termasuk pendidikan, namun, jika semua bisa melewati ini dengan baik maka akan
terbentuk masyarakat yang lebih kuat dan tangguh.
Prof
Eko melihat bahwa efek pandemi ini telah membentuk 4 kuadran pendukung
pendidikan yang terdiri dari orangtua siswa, siswa, guru, dan masyarakat.
Beliau merinci kuadran 1 sebagai peranan orangtua siswa sebagai guru. Pada
kuadran ini, orangtua siswa memiliki banyak peluang dan kontrol terhadap
anaknya.
Komunikasi yang lebih dimungkinkan antara orangtua dan anak. untuk alasan tertentu,maka orangtua siswa berkomunikasi dengan guru untuk mengklarifikasi tugas-tugas yang belum jelas.
Orangtua siswa pun memiliki
kesempatan besar untuk menanamkan nilai-nilai hidup dan karakter yang baik
kepada anaknya.
Pada
kuadran 2 terdapat siswa yang memiliki banyak peluang untuk berkreasi dan
berinovasi. Mereka mendapatkan pendampingan yang minim dari guru sehingga harus
berjuang cukup mandiri untuk menyelesaikan berbagai tugas.
Ya, generasi yang
kuat adalah generasi yang telah berhasil keluar dari berbagai kungkungan dan
tekanan. Dengan menggunakan berbagai kemampuan imajinasi dan kreasi mereka
menjadi terbiasa untuk mengelola prioritas dan keadaan secara mandiri.
Pada kuadran 3
adalah ruang di mana para guru mau tidak mau harus beradaptasi dengan berbagai
peralatan dan perlengkapan teknologi yang mungkin selama ini kurang disentuh.
Guru menyiapkan berbagai materi pembelajaran secara daring dan
mempresentasikannya demikian juga.
Pada kuadran 4
peran masyarakat untuk turut mengambil bagian dlaam menyediakan berbagai
platform belajar daring baik secara gratis maupun berbayar.
Baca juga:
https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/10/sekolah-di-padang-gurun.html
VUCA WORLD
Masa pascaperang dingin, untuk menggambarkan situasi geopolitik di Afghanistan dan Irak, US Army War College memperkenalkan istilah VUCA.
VUCA adalah
singkatan dari Volatility (ketidakberaturan), Uncertainty (ketidakpastian),
Complexity (kerumitan), and Ambiguity (ketidakjelasan).
Konsep VUCA kemudian diadopsi oleh dunia bisnis. VUCA world.
VUCA world digambarkan sebagi sebuah dunia yang mengalami dinamika sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya yang serba cepat dan sulit diprediksi sehingga menjadi gangguan bahkan kekacauan yang menerpa berbagai organisasi dan institusi.
Situasi ini seolah
begitu mengambang dan tidak jelas sehingga terus menjadi pertanyaan yang sulit
dijawab. Apalgi didukung oleh adanya disrupsi dari perubahan perilaku konsumen sebagai
efek domino dari disrupsi teknologi.
VUCA world telah berhasil membentuk tren baru. Oleh sebab keadaan yang serba tidak pasti ini makanya jika beberapa dekade lalu perusahaan mencari pekerja, lalu beralih menjadi pekerja mencari perusahaan, sekarang kembali perusahaan-perusahaan justru sibuk mencari pekerja-pekerja berbakat dan bertalenta untuk bekerja kepada mereka.
Jika dulu, keunggulan ditempatkan pada mesin, modal, kondisi geografis, maka sekarang pekerja-pekerja yang berbakat yang mampu beradaptasi dan mengelola VUCA world-lah yang diunggulkan.
Meski demikian, sangta sulit mengubah VUCA world, kecuali melakukan beberapa kemungkinan penyesuaian secara bijaksana, seperti: menetapkan sasaran dan target realistis yang jelas, akurat, menantang; dengan hikmat dan bijaksana memprediksi tren masa depan dan menyiapkan berbagai kemungkinan pengelolaan institusi, dan mengembangkan kemampuan spiritualitas dalam doa kepada Tuhan agar tidak perlu takut menghadapi tantangan yang justru akan memacu institusi kepada kemajuan.
Efek VUCA dalam hidup sehari-hari terlihat pada hadirnya aktivitas transportasi online atau digital. Misalnya ojek online yang mulanya mendapat respon negatif tetpai kemudian mulai merambah ke berbagai daerah dan menjadi kebutuhan primer.
Keadaan volatility-nya terlihat dari ketersediaan layanan antar jemput barang dan makanan maupun sistem pembayaran e-money, dan sebagainya.
Kondisi ini tentunya tidak hanya akan berhenti di dunia bisnis namun akan merambah semua keadaan termasuk pendidikan.
Bagaimana dunia pendidikan erespon akan hal ini. Salah satu caranya adalah melalui penggunaan teknologi.
Pembelajaran daring menggunakan berbagai platform bisa menjadi solusi yang inovatif dan kreatif untuk mengatasi dan mengelola disrupsi ini.
Juga menggunakan berbagai software
keuangan unutk mengelola keuangan sekolah.
baca juga:
https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/05/belajar-di-dari-rumah-teknologi.html
Mengatasi kondisi uncertainty dengan cara mengumpulkan berbagai data yang akurat menggunakan teknologi informasi dan mengolahnya menjadi informasi yang layak dan dapat dipercaya.
Kondisi complexity dapat dikelola melalui mengkorelasikan berbagai masalah yang ada dan menemukan titik-titik masalahnya lalu berusaha menemukan solusi yang tepat.
Kondisi ambiguitas
dapat dikelola melalui berbagai ujicoba hipotesa yang ada untuk mendapatkan
gambaran yang akurat sebelum mengambil keputusan.
Kualitas
lulusan masa kini
Tren Tantangan Pendidikan Masa Depan
Menyikapi keadaan di atas dunia pendidikan perlu memperhatikan kualitas pembelajaran karena akan memberi dampak kepada kualitas lulusan dan ketersediaan tenaga kerja yang mumpuni dan dapat menyelesaikan masalah sesuai tantangan dan zamannya.
Kualitas tersebut dapat mulai diperhatikan dari 8 Standar Nasional Pendidikan dalam hal ini terutama proses pembelajaran.
Berbicara mengenai proses pembelajaran tidak terlepas dari urusan kurikulum. Para guru dapat melakukan inovasi pembelajaran lebih kontekstual kepada situasi pandemi dan efeknya sehingga melatih siswa memecahkan masalah dan berempati dalam membangun relasi dengan sesama.
Misalnya melakukan interdisiplineri mata
pelajaran Fisika, Kimia, Bahasa Indonesia, PKn, IPS, Matematika, dan Agama
dalam membahas masalah disinfektan dan efeknya terhadap kehidupan
bermasyarakat.
Demikian juga seiring dengan kondisi pandemi dan VUCA wolrd (dunia VUCA) maka beberapa langkah lain yang mungkin dilakukan adalah melakukan tinjauan ulang atas sasaran dan target pembelajaran yang diukurkan kepada kondisi real masa normal baru dan dunia VUCA.
Setelah langkah ini, perlu dilihat kembali juga sumber daya yang
ada apakah dapat digunakan untuk mencapai target baru di atas. Para pemimpin
sekolah perlu melakukan pemetaan terhadap keadaan guru dan siswa untuk
mengetahui apakah mereka siap melakukan model pembelajaran baru yang dirancang
oleh sekolah, misalnya home based learning atau blended learning.
Lalu, pemimpin sekolah juga perlu menelaah sejauh mana rentang antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya termasuk pemutakhiran penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan keuangan sekolah untuk menyusun langkah-langkah strategis dan teknis taktis untuk menjembatani hal itu, dan langkah puncak yang penting adalah melaksanakan semua itu secara kreatif, inovatif, dan bijaksana dengan tetap bermitra dengan stakeholder dan pemerhati pendidikan.
Tantangan pendidikan masa depan akan mejadi sangat kompleks di dunia VUCA. Karena itu proses pendidikan tidak bisa lagi hanya berfokus kepada menyiapkan siswa untuk menguasai ketrampilan tertentu.
Sebab jika demikian, maka saat teknologi baru sudah muncul maka sangat mungkin ketrampilan yang baru dikuasai itu sudah tidak dapat digunakan lagi.
Pendidikan tidak hanya menghasilkan lulusan yang memiliki daya sintas (bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan, dalam jangka waktu yang lama) saja, tetapi harus dikembangkan dengan berbasis kepada penguatan kapabilitas siswa.
Salah satu pilar transformasi pendidikan
yang dapat dilakukan sekarang adalah melalui pembelajaran efektif dan
menyenangkan melalui sistem dalam jaringan.
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dilakukan menggunakan berbagai metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa (audio, visual, kinestetis), pendekatan sosio-humanis-religius, menuju ketercapaian tujuan pembelajaran, dan holistis (intelligence quotient, emotional quotient, spiritual quotient, dan adversity quotient).
Dalam mempersiapkan ini guru harus memperhatikan kualitas pembelajaran, waktu, kurikulum, media yang digunakan, disrupsi kehidupan sebagai akibat dari hadirnya perkembangan artificial intelligence (AI), big data, dan connectivity.
Kesemuanya ini menuntut rekonstruksi dari pemikiran akan mengejar spesialisasi dini dan sekedar ketrampilan teknis-taktikal dari seorang siswa. Sejak awal seorang siswa mesti diajar akan pentingnya memiliki wawasan berpikir generalis, strategis, holistis, melalui pembelajaran yang interdisiplin dan transdisiplin.
Oleh bantuan big data dan connectivity siswa harus diajar untuk memiliki kemampuan berpikir dan daya analitis-sintetis. Sebagai seorang manusia, siswa harus dipersiapkan untuk mengerjakan apa yang mesin tidak dapat lakukan.
References
Adit, A. (2020, Juni 9). 5 Langkah Susun Strategi Pendidikan di
Masa Depan Pasca Pandemi. Retrieved from Kompas.com:
https://edukasi.kompas.com/read/2020/06/09/180742171/5-langkah-susun-strategi-pendidikan-di-masa-depan-pasca-pandemi?page=all
Aryanta, I. K. (2020, Mei 30). Menjaga Kualitas Pendidikan Di Masa
Pandemi. Retrieved from NusaBali.com:
https://www.nusabali.com/berita/74253/menjaga-kualitas-pendidikan-di-masa-pandemi
Binar, R. (n.d.). VOLATILITY, UNCERTAINTY, COMPLEXITY, AND
AMBIGUITY (VUCA). Retrieved from Binakarir:
http://binakarir.com/volatility-uncertainty-complexity-ambiguity-vuca/
Kenali VUCA untuk Identifikasi Strategi Bisnis Anda. (n.d.). Retrieved from Jurnal Enterpreneur:
https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-vuca-untuk-identifikasi-strategi-bisnis-anda/
Mardiya. (2009, Desember 22). Mardiya. Retrieved from
PENDIDIKAN MASA DEPAN, KONSEP DAN TANTANGAN:
https://mardiya.wordpress.com/2009/12/22/pendidikan-masa-depan-konsep-dan-tantangan/
Materi ini mau disertakan dalam lomba ko? Beta senang baca. Kirimkan ke penyelenggara.
ReplyDeleteTerima kasih Pak Roni. Rencana demikian tapi dengan revisi seperlunya
ReplyDeleteMantap guru
ReplyDeleteTerima kasih pak Boy unutk dukungannya
DeleteMantap guru
ReplyDeleteMntap pak guru demi anak bangsa walau negeri kita msh dlm kondisi yg serba waspada adanya covid 19 tp kita ttp yakin bhw Tuhan sll bersama dlm menjlnkan tugas pelayanan kita dgn berbagai cara yg mufdah dan dpt dimengerti oleh anak didik kita. Gbu all
ReplyDeleteTerima kaish untuk responnya. Setiap tantangan akan menjadi masa yang baik bagi pengembangan diri dan pendidikan. Jbu
DeleteUlasan yang sangat inspiratif.Bagi pencinta pendidikan dan kaum intelektual tentu cerdas dalam merespon sikon saat ini. Sukses buat pak Grefer Pollo. Lanjutkan sahabatku
ReplyDeleteTerima kasih Clania. Kiranya inspirasi ini mendapat respon baik dari pemerhati dan pecinta pendidikan
ReplyDeleteBenar pak Guru,pendidikan harus lebih maju setelah pandemi jangan pandrmi membuat kita lemah tetapi kita harus bangkit menuju Indonesia maju.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteterima kasih ibu Yohana untuk komentar yang mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia
ReplyDeleteMantap Pak Get. Tuhan Memberkati
ReplyDeleteterima kasih sudah berbagi. Tuhan Yesus berkati
Delete