Setiap tentara yang akan berperang pasti telah diperlengkapi untuk maksud itu.
Demikian pula, mungkin Anda pernah mendengar atau membaca frasa "kita berdiri di atas pundak para raksasa".
Frasa ini memiliki latar berpikir bahwa prestasi manusia sering kali dibangun di atas sumbangan pengetahuan, pengalaman, dan karya-karya yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya.
Pernyataan ini memiliki korelasi atau kaitan dengan gagasan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam konteks sejarah.
Ada yang mengaitkan frasa di atas dengan pernyataan dalam bahasa Latin Nanos Gigantum Humeris Insidentes yang difrasakan pada abad XII oleh Bernard Chartres, filsuf dan cendekiawan Neo-Platonis Perancis. meskipun, mengenai hal ini banyak pendapat lain tentang siapa penutur pertamanya.
Apapun itu, frasa ini mau mengajarkan kepada kita untuk rendah hati dan terus belajar rendah hati.
Seperti kata Pengkhotbah bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari.
Kita seperti anak-anak yang berdiri di atas bahu para raksasa masa lalu.
Kemajuan dalam pemikiran, kerja, dan pencapaian manusia terjadi berkat kontribusi dan karya-karya yang telah dibuat oleh orang-orang di masa lalu. Kita hanya meneruskan apa yang telah mereka kerjakan dalam sejarah.
Pesan penting lain dari frasa ini adalah pengakuan terhadap kontribusi kolektif dalam pembangunan ilmu pengetahuan, budaya, dan peradaban manusia.
Dengan demikian, seharusnya kita tidak hanya berfokus pada pencapaian individual, tetapi juga menghargai dan belajar dari apa yang telah dicapai oleh mereka yang datang sebelum kita.
Karena tidak pernah ada pencapaian individual tanpa kerja atau dampak dari komunal (kolektif).
0 comments:
Post a Comment