Wednesday, June 1, 2022

,

PERCAYA DAN MENGAKU (Peneguhan Sidi Baru)

grefer pollo

oleh: Grefer Pollo
 

Roma 10:9, Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. 10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Dalam gereja Protestan, peneguhan sidi bukan sebuah sakramen, tetapi sebuah pelayanan khusus. 

Sebelum seseorang diteguhkan sidi, dia harus menempuh sebuah masa layanan pendidikan Kristen di gereja Protestan (baca: GMIT) yang merupakan salah satu layanan pendidikan Kristen tertua. 

Model pendidikan seperti ini dapat dirujuk dari tradisi agama Yahudi di mana setiap anak yang berusia genap 12 tahun menjadi “Anak Taurat”. 

Dia dianggap sebagai anggota yang bertanggungjawab terhadap Tuhan dan masyarakat Yahudi. 

Kebiasaan ini dapat dilihat juga dari Injil Lukas yang menceritakan bahwa pada umur 12 tahun Yesus mulai bertanggungjawab terhadap hubungannya dengan Bapa-Nya di surga, ketika ia dengan sengaja tinggal dalam Bait Allah untuk tanya jawab dengan para guru.

Sejarah ini diteruskan hingga abad-abad pertama telah ada sekolah bagi anak-anak Yahudi yang berumur 5-7 tahun. 

Mereka mendapat pengajaran dalam sinagoge-sinagoge berupa pembacaan dan pelafalan torah secara harafiah. 

Guru-guru torah tersebut mengajari mereka hal-hal seperti pengakuan iman, doa utama, pembacaan torah, dan pengajaran tentang arti dari hari raya-hari raya Yahudi.


Dengan berkembangnya gereja mula-mula, model pelayanan pendidikan ini diadopsi namun menggunakan beberapa istilah, antara lain: 

(1) Katekhein: memberitakan, memberitahukan, mengajar dan memberi pengajaran; 

(2) Didaskhein: menyampaikan pengetahuan dengan maksud supaya orang yang diajar itu bertindak terampil; 

(3) Ginoskein: mengenal atau belajar mengenal; 

(4) Manthanein: belajar mengindikasikan suatu proses rohani, di mana seseorang mencapai sesuatu bagi dirinya untuk perkembangan kepribadiannya; 

(5) Paideuein: memberi bimbingan kepada anak-anak, supaya mereka dalam dunia orang dewasa dapat menempati tempat mereka.


Secara akar kata, katekisasi atau Katekese berasal dari bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang berarti memberitakan, menyebutkan, memberi pelajaran, dan memberi pengajaran (misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, Roma 2:17-18, 1 Korintus 14:19, dan Galatia 6:6). 

Pelajaran katekisasi yang dilakukan gereja diharapkan dapat menolong calon warga sidi membentuk iman mereka sehingga lewat katekisasi warga gereja dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan mengerjakan imannya dalam keluarga, gereja dan warga (Efesus 4: 12-13).


Bagian yang terpenting dari katekisasi adalah menuntun kepada pengakuan iman pribadi kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat oleh calon warga sidi gereja. 


Pengakuan iman yang didasari oleh pengakuan iman pertama yakni “Shema” dalam Bahasa Ibrani menurut Ulangan 6:4. Pengakuan Iman Nicea/Rasuli (1 Allah 3 Pribadi) juga berdasarkan Shema. 

Pengakuan atau Credo ini dalam tradisi gereja juga diucapkan dengan suara dengan cara berdiri seperti pengucapan Shema oleh orang Yahudi.

Pengakuan ini berkaitan erat dengan Roma 10:8-10, “Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." 

Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. 


Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”


Inilah inti dari prosesi sidi. 

Seseorang mengakui imannya kepada Kristus di depan banyak orang yakni jemaat dan bukan secara sendiri di kamar yang tertutup. 

Mengaku secara terbuka bahwa bahwa Yesus adalah Tuhan dan pengakuan bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. 

Dilakukan secara bersuara dan didengar oleh orang lain. Pernyataan iman ini adalah dasar dari perolehan keselamatan.

Mengaku dan percaya adalah sesuatu yang saling melengkapkan. 

Kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, artinya kita percaya akan kebangkitan di dalam Dia dan bahwa kebangkitan-Nya bukanlah kebangkitan orang yang nanti akan mati lagi (seperti halnya Lazarus, Yohanes 11). 

Kebangkitan-Nya adalah kekal, sebab Yesus Kristus adalah satu-satunya sumber hidup. 

Kebangkitan-Nya adalah bukti kekalahan Iblis dan maut yang menjadi musuh kita. 

Mereka yang mengaku iman bahwa "Yesus adalah Tuhan" mengandung harapan dan kepastian akan adanya kehidupan yang kekal sebagaimana Yesus Kristus adalah Allah yang kekal.

Kita bersyukur sebab Yesus berkata dalam Yohanes 6:44, “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” 

Jadi, jika Saudara/Saudari kita ini boleh mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya itu karena dia ditarik oleh Bapa kepada Kristus dan bukan karena kehendaknya sendiri. 

Seperti juga Efesus 2:8-10, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”


Jangan pernah sia-siakan anugerah Allah dalam hidupmu. Sebab, suatu satu saat kamu harus mempertanggung jawabkanya di hadapan Allah.


Sampai di sini, bagaimana dengan setiap kita yang hadir di sini yang telah diteguhkan sidi. 

Apa kabar dengan iman kita kepada Yesus Kristus? Apakah terus mengalami pertumbihan setiap hari? Semakin hari semakin mengenal dan mengasihi-Nya? 

Ataukah, justru mengalami kemerosotan setiap hari? Jika demikian, mari bertobat dan terus menggumuli bersama dengan Roh Kudus yangtelah dianuherahkan-Nya kepada kita saat kita percaya dan dibaptis, serta diteguhkan sidi.

Bagi mereka yang belum diteguhkan sidi atau mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, jika mendengarkan renungan ini sekarang, maka inilah saatnya bagi Saudara dan Saudari utnuk datang kepada Yesus Kristus sebelum terlambat waktunya. 


Firman Allah katakan dalam Yesaya 49:8, “Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; …”.


 

 

Referensi

Alkitab LAI terjemahan 1974

Wahyu, R. (2008, April 27). Roma 10:8-9: RHÊMA PISTEÔS, Pengakuan Iman di Mulut. Retrieved from SarapanPagi Biblika Ministry: http://www.sarapanpagi.org/roma-10-8-apa-yang-dimaksud-dengan-firman-iman-vt2083.html

 Pesireron, D. (2019, Februari 27). Artikel: Hakekat Sidi. Retrieved from DEAR PELANGI: https://www.diana-pesireron.com/2019/02/artikel-hakekat-sidi.html?showComment=1609893668466#c7585700137433992156

Kondi, B. R. P. (2017). Skripsi: STUDI TENTANG PEMAHAMAN WARGA SIDI ASAL MARAPU MENGENAI PELAKSANAAN KATEKISASI DI GEREJA KRISTEN SUMBA JEMAAT PALLA. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/288105039.pdf

(Katekisasi, n.d.). Retrieved from: Pusat Jurnal Khusus: http://m.jurnal-sejarah.com/id3/2322-2219/Katekisasi_194689_stietrianandra_jurnal-sejarah.html

 

REFLEKSI

1.

Apakah Saudara sudah disidi? Mengapa?

 

 

2.

 

 

Apakah Saudara yakin Saudara sudah diselamatkan di dalam Yesus Kristus? Apa buktinya?

 

 

 

3.

 

 

Apa yang Saudara lakukan agar tetap bertumbuh, berakar, dan dibangun di dalam Tuhan Yesus?

 

 


disadur dari buku renungan: "Kemurahan-Mu Membuat Aku Besar"
karya: ged pollo


0 comments:

Post a Comment