Sudahkah Anda Berdoa?
Kehidupan doa ataupun
pelayanan dalam bidang doa sepertinya bukanlah hal yang disukai atau diminati oleh
banyak orang Kristen.
Tidak banyak orang tua
mendidik anaknya untuk berdoa sejak kecil.
Bahkan orang tua-orang
tua seperti itu pun tidak terbiasa
berdoa.
Bilangan Research Center
(BRC) pernah melakukan survei kepada 4.095 remaja-pemuda Kristen di Indonesia
dan mendapati bahwa 2 dari 5 remaja Kristen belum tentu dalam seminggu sekali
mengambil waktu untuk berdoa.
Doa ini termasuk di
dalamnya yang hanya berdoa sebelum makan dan tidur.
Di sisi lain, banyak orang
menjadikan doa hanyalah sekedar kebiasaan atau pun yang menjadi hafalan semata
tanp pemaknaan.
Tidak banyak orang
Kristen yang secara otomatis berdoa secara pribadi meskipun sudah doa bersama.
Ada kesan yang kuat
bahwa generasi muda masa kini hanya berkomunikasi dengan Tuhan ketika sedang
butuh pertolongan saja.
Kehidupan doa sepertinya tidak memiliki dampak yang serius terhadap esensi dan efektivitas kehidupan.
Tetapi, ternyata hal ini
keliru.
Doa memiliki kekuatan
yang sangat memberi pengaruh terhadap kehidupan seseorang atau pun komunitas,
bahkan dunia ini.
Beberapa fakta di bawah ini dapat menunjukkan efek dari kehidupan doa
dan persekutuan dengan Tuhan yang sangat lemah dan tidak berdampak sehingga
mempengaruhi kehidupan khususnya remaja dan pemuda.
1. Bunuh Diri
Hasil survei menunjukkan bahwa 1 dari 4 pemuda yang pernah berpikir bunuh diri telah mencoba melakukan hal tersebut.
Tiga alasan terbesar yang mendorong mereka berpikir ingin mengakhiri hidupnya adalah stress, lelah masalah hidup, dan putus asa.
Penyebab hal-hal ini banyak terdapat dalam keluarga, seperti bertengkar dengan saudara, lelah masalah keluarga, kecewa dengan orang
tua, dan berbagai masalah lainnya dalam keluarga.
2. Lari dari Rumah
Remaja dan pemuda yang pernah lari dari rumah dikarenakan masalah
dengan keluarga, tidak tahan dengan keluarga, sering diomeli/dimarahi,
bertengkar dengan orang tua, dan sebagainya.
3. Konsumsi Obat Terlarang
Motivasi hidup dan apa yang dilakukan dalam hidup sangat berpengaruh
signifikan terhadap perilaku remaja dan pemuda dalam menghadapi masalah hidup.
Orang yang menghadapi masalah hidup membutuhkan pertolongan
Yesus menawarkan hal tersebut. Matius 11:28 mencatat ajakan Yesus: “Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.”.
Sebagian remaja dan pemuda percaya bahwa Tuhan menjawab doa-doa mereka
tetapi yang lainnya tidak.
Mereka yang tidak merasa bahwa Tuhan menjawab doa akan 2 kali lebih berpeluang untuk berpikir bunuh diri dan bahkan 4 kali lebih berpeluang untuk mencobanya.
Mereka 2 kali lebih berpeluang untuk melarikan diri dari rumah dan 4 kali lebih mungkin untuk
mengkonsumsi obat terlarang.
Selain itu pemuda
yang tidak merasa bahwa Tuhan menolong mengatasi masalah mereka akan 3 kali
lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri dan hampir 4 kali lebih mungkin untuk
mengkonsumsi obat terlarang.
Peran keluarga
Bagi remaja dan pemuda yang memiliki relasi baik dengan keluarga akan
tertolong secara siginifikan dalam menghadapi masalah.
Orang tua yang memiliki waktu dan perhatian kepada remaja dan pemuda saat mereka menghadapi masalah akan meminimalisir kemungkinan 2 kali atau lebih berpikir untuk bunuh diri atau 3 kali atau lebih untuk mencoba bunuh diri.
Atau
pun 2 kali lebih kemungkinan lari dari rumah.
Peran sahabat dan guru atau dosen
Selain peran orang tua di atas, peran sahabat dan guru atau dosen juga
berpenagruh signifikan terhadap cara remaja dan pemuda menghadapi masalah dan
terhindar dari berpikir atau mencoba bunuh diri.
Tuhan selalu menyediakan pertolongan bagi seorang remaja dan pemuda baik
dari keluarga, sahabat, atau pun guru atau dosen.
Tujuan Hidup
Memiliki tujuan hidup, cita-cita, atau mimpi tentang masa depan sangat
memberi penagruh terhadap hidup remaja atau pemuda.
Memiliki cita-cita atau tujuan hidup akan mengurangi kemungkinan bunuh diri sebanyak 4 kali.
Atau pun meminimalisir 2 kali kemungkinan lari dari rumah
atau menggunakan obat terlarang.
Demikian juga mereka yang memiliki tujuan hidup dalam Tuhan akan terhindar
dari berpikir untuk bunuh diri atau pun lari dari rumah atau menggunakan obat
terlarang.
Kenyamanan dan Harmonisasi dalam
Lingkungan
Suasana dan atmosfir rumah dan keluarga yang nyaman dan harmonis sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja dan pemuda.
Kondisi seperti ini sangat
menurunkan potensi mereka unutk berbuat negatif termasuk bunuh diri, lari dari
rumah, dan menggunakan obat terlarang.
Peran Gereja
Peranan gereja dalam membangun kehidupan remaja dan pemuda yang efektif
dan dekat dengan keluarga terutama Tuhan sangatlah penting dan signifikan.
Gereja termasuk di dalamnya pendeta, presbiter (penatua, diaken,
pengajar) secara keseluruhan harus dan perlu membangun budaya “openness” dan “approachable” (terbuka dan dapat menjangkau) remaja dan pemuda.
Sebagian besar remaja dan pemuda merasa sungkan untuk berbagi cerita dan pergumulan hidup dengan mereka yang ada dalam lingkungan gereja.
Ini sangat
terbalik dengan peran dan fungsi gereja itu sendiri.
Gereja perlu dan sudah seharusnya mengembangkan layanan konseling Kristen dan menyediakan konselor muda untuk menjembatani kesenjangan generasi dan komunikasi remaja dan pemuda.
Perbedaan usia
yang cukup jauh, pengalaman hidup, dan sebagainya dapat menjadi hambatan dalam
berkomuikasi dan melakukan konseling.
Gereja pun perlu melatih para orang tua dalam menghadapi remaja dan
pemuda yang sedang mengalami stres hidup.
Sumber: http://bilanganresearch.com/dinamika-hidup-generasi-muda-kristen-indonesia.html.
Diakses `4 juni 2022
Trima kasih tulisan ini sangat memberkati,dalam mendukung perkembangan remaja perlu peran dr orang tua,sahabat,guru dan juga peran gereja sehingga ketika remaja menemukan masalah mereka tidak putus asa dan jauh dari Tuhan.
ReplyDeleteTerima kasih. Sangat berharap setiap remaja dan pemuda mendapat kasih dan perhatian dan dukungan penuh dari gereja, sahabat, keluarga, dan komunitas
Delete