Monday, June 20, 2022

,

KASIH SETIA ALLAH & KESUKAAN KITA

 

grefer pollo

oleh: Grefer Pollo


KASIH SETIA ALLAH & KESUKAAN KITA


Pengantar

Pertama
Tiap orang punya kesukaan yang mungkin orang lain tidak tahu alasannya dan tidak suka. 
Contoh kita suka baca, tetapi mungkin orang lain tidak.
Mereka tidak tahu dan mengerti enaknya membaca. 
Atau, yang lain suka memancing, tetapi mungkin kita tidak suka dan tidak mengerti alasan mereka menikmati memancing.


Kedua
1. Berapa banyak yang hadir di sini yang percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah?

2. Berapa banyak yang percaya bahwa firman Allah adalah makanan bagi jiwa kita?

Berapa banyak yang yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang paling berpengaruh membawa orang kepada hidup yang bermakna?

3. Berapa banyak yang baca Alkitab tiap hari?

4. Berapa banyak yang tidak hanya membaca tapi merenungkannya tiap hari?

5. Dari mana kita yakin Alkitab adalah firman Allah? Apa buktinya?


Ketiga
1. Dunia sudah dipenuhi dosa sehingga sebenarnya bukan hal yang mengherankan jika setiap hari ada kejahatan di mana-mana dan kita pun setiap hari berbuat dosa. 
Jika orang yang berbuat dosa harusnya dihukum maka hal yang mengherankan jika kita masih bisa bangun tidur.
Seharusnya saat bangun tidur dan kita lihat di cermin kita harus berkata: terima kasih Tuhan orang jahat ini masih diberi anugerah untuk hidup di hari ini.

2. Dalam keadaan perang permusuhan antara Iblis dengan manusia dan manusia hidup di dunia yang penuh dosa, maka kita hanya bisa hidup karena kasih setia Allah. 
Karena itu, Allah yang lebih dulu mengasihi kita dengan kasih setia yang kekal yang tidak dapat dibatalkan oleh siapa dan apapun dan Dia telah meteraikan dengan darah Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus di kayu salib.

Dia katakan dalam Roma 8:37-39: Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Karena itu, dalam hidup ini kita mesti berhati-hati dan memiliki gaya hidup yang berkenan kepada Allah. 

Mempelai bagi Kristus
Kalau kita mau perhatikan baik-baik isi Alkitab, dapat disimpulkan: Seorang Bapa yang mencari mempelai bagi AnakNya.

Dimulai dari kisah keluarga di Taman Eden dan ditutup dengan keluarga kekal dalam wahyu.

Yesus menyebut diriNya mempelai Laki-laki dan gereja-Nya mempelai perempuan.

Seperti novel romantis dan kisah cinderella: mereka kemudian menikah dan bahagia selama-lamanya. 
Itulah kisah perkawinan Anak Domba dengan gereja-Nya dalam surat wahyu.

Seperti seorang Bapa yang mencari mempelai bagi AnakNya, Allah menghendaki gereja-Nya berbuah roh, berkarakter kerajaan sorga.


BACAAN ALKITAB: Mazmur 1:1-2

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.


Mazmur 1 menunjukkan ada 2 jalan: jalan orang benar dan jalan orang fasik (band Yesus katakan jalan lebar dan jalan yang sempit)

Mazmur 1 ini juga tidak sesuai dengan pemikiran filsafat modern yang katakan bahwa kebahagiaan itu adalah kondisi psikologis ataupun etis moral.


BERBAHAGIALAH ---> Ash'rey

Mari kita lihat, siapakah yang berbahagia menurut Mazmur 1:1
Kata "berbahagialah!" (LAI TB) adalah berasal dari kata Ibrani: ASH'REY.

Kebahagiaan oleh karena ketaatan kepada Tuhan sehingga diberi kemujuran dan keberuntungan dalam jerih payah.

Alkitab Bahasa Inggris yang lain menerjemahkan kata Ash’rey menjadi blessed (diberkatilah).

Sedikit membandingkan kata Ibrani berkat seperti yang digunakan dalam Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

Yeremia 17:8 mirip dengan Mazmur 1:3
(Yeremia 17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

(Mazmur 1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Yeremia 17:7 "diberkatilah" menggunakan kata: BĂ‚RAKH: memberkati. 
Kata ini memberi makna: memberkati, yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain sambil berlutut dan  menghormatinya. 

Jadi, kesan di sini bahwa dari orang yang sombong kita tidak akan diberkati.

Kata barakh: kejadian 1:28 (Allah memberkati manusia yang Dia baru ciptakan), 
Bilangan 6:24-26 (berkat imam: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, …), 
Kejadian 12:1-2 (Allah memberkati Abraham)


Diberkati mendatangkan bahagia

Ucapan Adam saat lihat Hawa pertama kali (inilah dia tulang dari tulangku, …)

Kerja sudah ada sebelum dosa ada.

Dosa hamartia melenceng dari sasaran. 
Membuat cara pandang berubah kepada kejahatan.

Dosa membuat cara pandang manusia terhadap berkat menjadi masalah lalu salahkan Allah.

Manusia jadi budak pekerjaan bukan lagi manager atas kerja.

Bekerja menjadi berat dan sumber keluhan hidup.

Seperti Adam berkata kepada Allah bahwa perempuan yang Kau tempat di sisiku, dialah yang memberikan buah itu.

Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang tidak berkaitan dan tidak berorientasi kepada kekekalan adalah kejahatan dan dosa.


BERJALAN --> HĂŁ-lak

Salah satu arti: gaya hidup (manner of life).

Gaya hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh cara pandang dia terhadap kehidupan.

Contoh cara pandang Ayub sehingga dia tetap setia dalam segala pencobaan yg dia alami

Refleksi dari kisah Ayub
1. Teman-teman Ayub mewakili cara berpikir manusia tentang penderitaan (hukum retribusi sempit: karena salah atau dosa maka menderita). 

Mereka desak Ayub untuk mengakui dosa Ayub. 
Istri Ayub memaksa dia untuk kutuk Allah lalu matilah. 
Ayub menolak untuk melakukan itu

2. Dari mana penderitaan Ayub dimulai? 
Dari tantangan Iblis kepada Allah: Ayub hidup saleh karena Allah berbuat baik kepada dia. 
Iblis berkata kepada Allah agar membuka pagar perlindungan-Nya atas Ayub.
 
Allah ijinkan Iblis lakukan yang dia mau tetapi nyawa Ayub harus dibiarkan.

Bagaimana dengan kita. 
Apakah kita mengasihi Allah hanya karena Dia baik kepada kita menurut cara pandang kita? 

Atau dalam kesulitan, hal-hal yang terjadi tidak sesuai keinginan dan harapan kita lalu dengan mudahnya kita mengutuk, kecewa, hakimi orang lain, keadaan, dsb?

Kita mengasihi Allah karena Dia baik kepada kita ATAU kita mengasihi Allah karena SIAPA DIA

3. Pada akhirnya saat Ayub mulai menyesali hari lahir dan hidupnya, Allah bilang kepada Ayub untuk belajar dari hippopotamus (Alkitab terjemahkan sebagai kuda nil). 

Lalu Ayub minta ampun kepada Allah. 
Allah pulihkan hidupnya dan menyatakan teman-teman Ayub bersalah.

Jangan cepat-cepat kita reaktif terhadap keadaan karena kita tidak tahu apa yang sedang Allah kerjakan.

Yesaya 55: jalanmu bukan jalanKu, rancanganmu bukan rancanganKu.

Ayub tidak mengerti apa yang terjadi tetapi dia percaya Allah yang berdaulat atas semuanya.

Kitab Ayub tidak memberi jawaban tentang alasan dan cara atasi penderitaan dan masalah hidup manusia tetapi memberitahukan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu.

Gaya hidup lain yang Tuhan mau kita lakukan adalah menyukai firman Allah dan merenungkan itu siang dan malam.


KESUKAAN --> KHEF'TSO

Dari kata dasar: KHEFETS, (bahasa Inggris: "delight, pleasure, want, wish"). kata dasr ini menjelaskan bukan ketertarikan biasa tetapi suatu keinginan yang diidam-idamkan yang menjadi tujuan dari kehidupan seseorang.

Keinginan/ kegemaran itu dilakukan dengan mempelajari Firman Allah siang dan malam. 


MERENUNGKAN --> YEH'GEH

Kata dasarnya adalah HAGAH. Memiliki arti membaca dalam hati atau bicara kepada diri sendiri sementara berpikir.

Membaca atau mengucapkan dengan suara rendah dan merenung (Contohnya dalam Mazmur 35:28).

Atau juga diartikan sebagai berbicara dengan diri sendiri, menggumam dan dengan suara rendah, seperti yang sering dilakukan oleh orang yang sedang merenung.


Mari buktikan kesukaan kita:
a. dalam 1 hari 24 jam: berapa jam kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa

b. dalam 1 minggu 7 hari: berapa hari kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa

c. dalam 1 bulan 31 hari: berapa hari kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa

d. dalam tahun 2021 365 hari: berapa hari kita habiskan untuk belajar Alkitab dan berdoa


Dalam dunia yang penuh dosa dan kejahatan, kita membutuhkan figur dan teladan hidup.

Yang pertama dan terutama dan sempurna kita temukan dalam diri Yesus Kristus.

Yang kedua, kita juga butuh dari manusia yang bisa kita lihat sehari-hari.

Bagi beberapa orang atau mungkin banyak orang, berbicara tentang kekristenan, berbicara tentang firman Tuhan, berbicara tentang ibadah mereka tidak butuh jawaban. 

Karena jawaban bisa mereka dapatkan dari buku-buku apalagi sekarang masa digitalisasi, mereka bisa dapatkan dari youtube.

TETAPI, MEREKA BUTUHKAN KETELADANAN.

KETELADANAN INILAH YANG MENJADI ALASAN, MENGAPA BERIBADAH TIDAK CUKUP SECARA ONLINE.

KARENA, SECARA ONLINE KITA DAPAT TERTIPU DAN TIDAK DAPAT MENEMUKAN KETELADAN HIDUP.

TENTUNYA kita hanya dapat memberikan teladan hidup jika kesukaan kita adalah firman Allah dan merenungkan itu siang dan malam.

Dari situ kita akan belajar walk the talk. Memiliki integritas.

Katakan apa yg dilakukan dan melakukan apa yang dikatakan.
Memiliki konsistensi.

Kehidupan Yesus membuktikan bahwa DIA merenungkan firman itu siang dan malam. 

Misalnya saat DIA dicobai Iblis setelah berpuasa. Dia gunakan firman Allah.


Apa yang masuk itulah yang keluar.

Biasanya saat orang hadapi tekanan hidup respon yang dia berikan adalah apa yang setiap hari dia dengar, lihat, dan simpan dalam hati.

Kenapa anak yang orang tuanya tidak ajari dia maki tapi dia bisa maki? 
Karena dia sering dengar tetangganya maki.


Penutup
Refleksi kehidupan Salomo

Dia menulis 3 kitab:
1. Kidung Agung (Ibrani: SHIR HASHIRIM): kidung dari segala kidung - song of songs.

Salomo menulis itu dalam masa mudanya. 
Dalam kidung agung tidak 1 kali pun menyebut kata Allah atau TUHAN. 
Mungkin karena Salomo sebagai anak muda penuh dengan gelora cinta anak muda.

2. Amsal
Salomo menulis ini di masa paruh baya. 
Setengah tua. 
Dia sudah punya anak. 
Dia mulai didik anak agar taat orang tua. 
Taat pada Tuhan. 
Hati-hati dengan perempuan jalang.

3. Pengkhotbah
Salomo menulis ini di masa tua. 
Dia mulai melihat kehidupan di luar Tuhan sebagai kehidupan yang sia-sia. 
Tanpa firman Allah hidup sia-sia. 

Dia menasihati anak-anak muda: INGATLAH PENCIPTAMU PADA MASA MUDAMU SEBELUM GIGI TIDAK LENGKAP LAGI, LUTUT MULAI GEMETAR, TELINGA TIDAK BISA DENGAR DENGAN JELAS, dsb

Apakah Salomo memiliki kesukaan merenungkan firman Tuhan? Di awal pemerintahan sebagai raja, IYA.

Saat mulai jaya, dia tinggalkan Tuhan Allahnya.

Cerita kuno dalam tradisi Yahudi: Saat-saat sebelum mati, Salomo masuk ke dalam bait Allah memandang ke atas sampai jatuh dan mahkotanya bergelinding.

Firman Allah tentang Salomo (kasih setia Allah)
2 Samuel 7:14-15 (TB)  Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.

Yesus berkata jika kamu mengasihi Aku kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku.

Kasih dihubungkan dengan ketaatan.

Pertanyannya: dapatkah kita menaati pertintah-perintah Yesus secara sempurna? Jika tidak sempurna namanya dosa (hamartia).

Di situlah kasih setia Allah memampukan kita sehingga jika kita dapat melakukan itu semata-mata karena anugerah Allah yang bekerja dalam diri kita dan bukan karena usaha dan kemampuan kita.




0 comments:

Post a Comment