Saturday, November 29, 2025

,

Keserupaan Bukan Kesurupan

 

ged pollo

oleh: grefer pollo



Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, bukan sekadar mirip, tetapi mengandung jejak kemuliaan-Nya dalam akal, hati, dan kehendak. Kita bukan salinan, melainkan cerminan. 

Ditebus bukan hanya untuk diselamatkan, tetapi untuk dipulihkan dalam keserupaan yang sejati. 

Dipanggil bukan sekadar untuk berbuat baik, tetapi untuk menjadi serupa dengan Sang Baik itu sendiri.

Namun obsesi bisa menipu. Ambisi bisa menyamar. Ketika keinginan menjadi seperti Allah tidak lagi berakar pada kasih dan relasi, tapi pada kuasa dan kendali, maka keserupaan berubah menjadi kesurupan. Kita kehilangan arah, tersesat dalam ilusi menjadi tuhan atas hidup sendiri.

Itulah yang terjadi di taman Eden. Dalam Kejadian 3, manusia tergoda untuk menjadi “seperti Allah,” padahal sejak awal mereka sudah segambar dan serupa dengan-Nya. Mereka mengejar sesuatu yang sebenarnya sudah mereka miliki, namun dengan cara yang salah, dan hati yang salah.

Lalu, dalam kasih yang tak terduga, Firman itu menjadi manusia (Yohanes 1:14). Bukan untuk menyaingi manusia, tetapi untuk menyertai mereka. 

Bukan untuk menunjukkan superioritas, tetapi untuk memulihkan relasi. Yesus datang bukan agar kita menjadi Allah, tetapi agar kita kembali menjadi manusia yang serupa dengan-Nya.

Keserupaan bukan tentang menjadi lebih tinggi, tetapi lebih dalam. Bukan tentang menguasai, tetapi mengasihi. Bukan tentang kesurupan ambisi, tetapi kesatuan dalam kasih.


0 comments:

Post a Comment