Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN.
Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel! Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.
Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.
Ada kalanya Aku
berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan
membangun dan menanam mereka. Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di
depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku
hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.
Hidup ini seperti sebuah sekolah. Sekolah kehidupan.
Di sekolah ini pengalaman belajar di dapat dari pengalamn hidup. Pembelajaran yang diperoleh seseorang melalui pengalaman hidup mereka,
bukan melalui sistem pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi.
Ini seperti sebuah konsep belajar sepanjang hayat. Sepanjang hidup masih
ada dalam tubuh.
Apa yang di dapat dari kehidupan akan membentuk cara pandang mereka
terhadap dunia dan kehidupan.
Di sekolah
kehidupan, pembelajaran seringkali terjadi melalui pengalaman pribadi,
tantangan, kegagalan, dan interaksi dengan orang lain.
Ujian yang dihadapi dalam kehidupan tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
Tiap orang yang ada dalam sekolah kehidupan harus terus menyiapkan diri
menghadapi ujian tiap hari bahkan mungkin tiap saat.
Ujian ini lebih kepada hal karakter, iman, pengembangan
keterampilan interpersonal, penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, dan
pemahaman tentang nilai-nilai, dan etika.
Sekolah kehidupan
juga menyoroti pentingnya repon
atas peristiwa yang dialami, atas kesalahan yang dilakukan, atas
pengalaman buruk yang dihadapi, atas
peristiwa senang dan bahagia.
Cara pendekatan terhadap setiap keadaan merupakan hasil dari tiap
jenjang dalam sekolah kehidupan. Sangat perlu pendekatan
yang relevan dalam menghadapi situasi-situasi kehidupan yang kompleks dan tidak
terduga.
Tentunya di dalam menghadapi sekolah kehidupan perlu belajar dari buku
manual kehidupan yaitu Alkitab agar kita tahu menjalani hidup menurut kehendak
dan rencana Perancang, Pencipta, Penebus, dan Pemelihara Kehidupan yaitu Allah
di dalam Yesus Kristus.
Terkadang Allah membawa kita kepada suatu keadaan bukan untuk kita mengubah keadaan itu tetapi untuk belajar dari keadaan itu.
0 comments:
Post a Comment