Gereja sebagai institusi pelayanan kekristenan maupun sebagai tanda kehadiran kerajaan Allah di dunia memiliki banyak peran penting dalam hidup bermasyarakat dan berjemaat.
Di antaranya dalam hal mengatasi atau mereduksi
kesenjangan sosial.
Kesenjangan sosial dapat merujuk pada perbedaan dalam
akses terhadap sumber daya, materi, pendidikan, pekerjaan, layanan sosial, akses politik, hak
berpendapat, layanan
kesehatan, dan sebagainya.
Di samping beberapa gereja yang belum
pernah melakukan sesuatu hal untuk mereduksi kesenjangan sosial, ada beberapa gereja lain
yang telah melakukan beberapa cara di bawah ini untuk berkontribusi dalam mereduksi
kesenjangan sosial:
Pelayanan Sosial: program pelayanan sosial bertujuan untuk membantu jemaat yang kurang mampu dalam masyarakat.
Ini mungkin termasuk pemberian makanan kepada orang-orang yang kelaparan, penyediaan tempat tinggal bagi yang tanpa rumah, dan bantuan medis bagi yang membutuhkannya.
Pendidikan: dukungan pendidikan oleh gereja dilakukan dengan cara menyediakan sekolah dan program pendidikan bagi anak-anak dan dewasa yang kurang mampu.
Bantuan kesehatan: beberapa gereja memiliki fasilitas kesehatan baik rumah sakit ataupun klinik dan program bantuan kesehatan yang membantu jemaat yang tidak memiliki akses mudah ke perawatan medis.
Advokasi sosial: beberapa gereja sudah menghadirkan peran advokasi bagi mereka yang menderita akibat ketidaksetaraan sosial.
Pendidikan moral, karakter, dan etika: sudah seharusnya gereja mengajarkan nilai-nilai moral, karakter, dan etika yang dapat mempengaruhi tindakan sosial individu.
Ini bisa mencakup pemahaman tentang tanggung jawab sosial terhadap mereka yang membutuhkan.
Pemberdayaan ekonomi komunitas: gereja seharusnya memfasilitasi program pemberdayaan komunitas yang membantu orang-orang untuk mengatasi kesenjangan sosial dengan cara yang berkelanjutan.
Contohnya adalah pelatihan keterampilan, program kewirausahaan, atau program pengembangan ekonomi lokal.
Di samping hal-hal baik yang seharusnya sudah dilakukan oleh gereja di atas, gereja pun perlu memperhatikan hal lain yang terlihat sederhana atau mungkin dianggap sepele namun berarti.
Misalnya dalam hal berpakaian ke
gereja.
Alkitab menceritakan kepada kita bahwa seringkali para pemungut cukai, orang berdosa, orang-orang miskin berbondong-bondong mengikuti Yesus ke mana Yesus pergi atau berada.
Mari membayangkan seperti apa pakaian yang mereka (orang-orang ini) gunakan saat berada di sekitar Yesus.
Beberapa orang jemaat berpakaian baik, rapi, bersih, fashionate, gaya terbaru bahkan ada yang cenderung mewah.
Beberapa dari mereka ini memiliki alasan bahwa menghadap Tuhan haruslah demikian.
Ironisnya, banyak jemaat yang akhirnya tidak datang ke gereja karena alasan tidak memiliki pakaian yang pantas ke gereja.
Merasa tidak layak dan tidak pantas karena membandingkan diri mereka dengan orang lain yang berpakaian berbeda jauh dengan mereka.
Ada juga banyak jemaat yang tidak mendapatkan layanan-layanan sosial seperti di atas dengan berbagai alasan yang menyertainya.
Tanpa disadari, bergereja telah
mereproduksi kesenjangan sosial.
Keren To'o
ReplyDeleteTerima kasih DSJ. Semangat
DeleteTerima kasih bapak Ged.
ReplyDeleteTerima kasih kembali
Delete