Markus 4:41: Mereka
menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan
orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Ada beberapa alasan
terbesar orang bertanya: (1) tidak tahu, (2) mau menyamakan persepsi, (3) menguji,
(4) ingin memastikan bahwa jawabannya, (5) cari perhatian, (6) ada maunya, (7)
senagaja cari topik pembicaraan, (8) benar-benar tidak tahu jawabannya.
baca juga: membangun dari reruntuhan
Dari alasan-alasan di
atas, yang mana yang cocok dengan konteks bacaan di atas? Untuk sedikit
memahami konteksnya saya paparkan beberap hal di bawah ini.
Menurut Kitab Injil
Markus, Yesus baru selesai mengajarkan Kerajaan Sorga kepada banyak orang
melalui berbagai perumpamaan. Ketika hari sudah petang, Yesus mengajak para
murid-Nya untuk bertolak ke seberang menggunakan perahu.
baca juga: pundak para raksasa
Ketika taufan yang
sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu
mulai penuh dengan air, Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.
Para murid yang panik
dan mengira mereka akan binasa, membangunkan Yesus.
Yesus terbangun dan
menegur para murid sebagai orang “yang kurang percaya”.
Ia kemudian
menghardik angin dan danau.
Seketika danau itu
menjadi teduh kembali.
baca juga: terbentur lalu terbentuk
Di saat itulah para
murid menjadi sangat takut dan
berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga
angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Tentunya, saat peristiwa ini terjadi para murid sudah sekian
waktu lamanya berjalan bersama Yesus: makan, minum, tidur, melayani, berjalan,
menyelesaikan banyak masalah, bercakap-cakap, berdiskusi, dan sebagainya.
Namun, mereka belum secara utuh mengenal siapa Yesu situ.
Ada banyak cara dalam hidup kita untuk mengenal orang lain di
sekitar kita dan juga untuk kita dikenal oleh orang lain.
Yesuslah yang mengajak para murid untuk bertolak ke seberang.
Yesus ingin mereka mengenal siapa Dia. Dia adalah Allah yang sejati yang mampu mengendalikan alam dan
melakukan banyak mujizat.
Markus 15:39
menuliskan pernyataan seorang kepala pasukan yang memimpin prosesi penyaliban
Yesus: Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat
mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak
Allah!"
Konteks bacan Markus
15 ini adalah Yesus sedang menjalani jalan sengsara sampai kepada penyaliban di
kayu salib. Dia menghadapi semua itu dengan kepasrahan penuh kepada Bapa-Nya di
sorga.
Hingga dengan cara
mati-Nya menjadi kesaksian bagi orang lain.
baca juga: pendekatan psikologi teologi Kristen
Salah satu kekuatan Kristen yang amat kuat dan menjadi kesaksian bagi orang lain tentang siapa kita di hadapan mereka dan di hadapan Allah adalah cara kita menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup.
Cara Yesus menghadapi angin dan danau yang mengamuk dan juga cara Dia menghadapi penderitaan dan kematian membuktikan kepada orang lain Siapa Dia sebenarnya tanpa Dia sendiri mengatakan secara verbal (kata-kata dari mulut-Nya sendiri) dan itu menjadi kalimat kesaksian (testimoni) dari orang lain yang berhadapan dengan Dia.
Bagaimana dengan
kita?
Apa kesulitan dan
penderitaan yang sedang kita hadapi dan bagaimana caranya kita menghadapinya?
Apakah itu menjadi
kesaksian bagi orang lain tentang kita?
Ikuti: "Kamu adalah Apa yang Kamu Cintai"
0 comments:
Post a Comment