"Yesus,
Sahabatku" – Hubungan Pribadi yang Nyata
Mengajarkan bahwa iman bukan ritual, tapi relasi
pribadi yang intim dengan Kristus
Tema Utama:
Yesus bukan
hanya Juruselamat, tapi juga Sahabat Pribadi yang mengenal dan mengasihi kita
sepenuhnya. Iman bukan tentang ritual semata, tapi relasi yang hidup dan nyata.
Ayat Kunci/hafalan:
Yohanes 15:15
(TB):
"Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah
memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku."
Mazmur 139:1-4
(TB):
"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau
aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh; Engkau
memerhatikan aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah
Kauketahui, ya TUHAN."
Tujuan PA:
- Gen Z memahami bahwa Yesus ingin memiliki relasi
pribadi yang nyata, bukan sekadar agama atau kebiasaan ibadah.
- Menyadari bahwa mereka dikasihi, dimengerti, dan
tidak sendiri dalam perjalanan hidup.
- Merespons ajakan Yesus untuk hidup dalam relasi
yang jujur, terbuka, dan berkomunikasi dengan-Nya setiap hari.
Pembukaan (Ice Breaker - 10 menit):
"Sahabat
Sejati?"
Peserta menjawab cepat:
- Siapa sahabat terdekatmu saat ini?
- Apa hal paling aneh atau dalam yang kamu pernah
ceritakan ke sahabatmu?
- Pernah merasa kesepian meski punya banyak teman?
Transisi:
"Ternyata manusia bisa dikelilingi orang tapi tetap merasa sendiri.
Hari ini kita mau gali apa artinya saat Yesus bilang, 'Aku menyebut kamu
sahabat.'"
Inti Firman
(20–25 menit):
1. Yesus
Menyebut Kita Sahabat – Yohanes 15:15
- Sahabat bukan cuma tahu nama kita, tapi tahu isi
hati kita.
- Yesus tidak melihat kita sebagai
"hamba" yang hanya taat aturan, tapi sebagai pribadi yang layak
diajak berbagi isi hati.
- Relasi dengan Yesus itu dua arah: kita bisa
bicara, mendengar, berbagi, dan menerima kasih.
2. Allah yang
Mengenal dan Mencintai – Mazmur 139
- Tuhan tahu saat kamu duduk di kelas, saat gelisah
di malam hari, bahkan saat kamu tidak tahu harus bicara apa waktu doa.
- Dia bukan sosok jauh dan asing. Dia personal
dan penuh perhatian.
- Kamu tidak perlu berpura-pura di hadapan Tuhan.
Dia tahu dan tetap mengasihi.
Diskusi
Kelompok Kecil (15 menit):
Pertanyaan
Pemantik:
- Apa kamu merasa Yesus benar-benar sahabatmu?
Kalau iya, kenapa? Kalau belum, kenapa?
- Apa yang membuat relasi dengan Tuhan terasa
"jauh" atau "asing"?
- Bagaimana kamu bisa mulai membangun komunikasi
yang real dengan Yesus?
- Dari Mazmur 139, bagian mana yang paling kamu
mengerti secara pribadi?
Aplikasi dan
Refleksi (10–15 menit):
Praktikkan:
- Coba tulis surat/jurnal untuk Yesus malam ini,
seolah kamu sedang cerita ke sahabatmu.
- Luangkan waktu setiap hari untuk “bergaul/habiskan
waktu” bersama Yesus—bisa dalam bentuk doa, pujian, atau hanya duduk diam
dan cerita.
Tantangan:
"Selama
seminggu ke depan, anggap Yesus sebagai sahabat sejatimu. Ucapkan ‘halo’,
curhat, bahkan cerita hal random ke Dia tiap hari. Rasakan apa yang
berubah."
Penutup (Doa):
Tuhan Yesus, terima kasih
karena Engkau menyebut kami sahabat. Ajari kami untuk mengenal-Mu lebih dalam,
bukan hanya lewat ibadah, tapi dalam setiap momen hidup kami. Tolong kami untuk
tidak hanya tahu tentang-Mu, tapi sungguh-sungguh mengenal dan dekat dengan-Mu.
Demi nama-Mu kami berdoa. Amin.
Kunjungi akun Youtube: