Friday, December 12, 2025

SORGA Tak Mungkin Tak Ada "R"

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Hujan turun deras. Sebuah rumah tua berdiri dengan dinding retak dan atap bocor. Di dalamnya, seorang anak duduk termenung, menatap genangan air yang merembes dari langit-langit.

“Yah,” katanya lirih, “kenapa rumah ini selalu rusak? Rasanya… bukan rumah.”

Sang ayah tersenyum lembut. “Nak, rumah bukan sekadar dinding dan atap. Rumah adalah tempat hati pulang.”

Tiba-tiba seorang tetangga masuk membawa kabar mengejutkan. “Hei, kalian dengar? Rumah ini akan dirobohkan! Katanya tidak layak huni.”

Anak itu terperangah. “Jadi… kita akan kehilangan rumah?”

Ayah berdiri, menatap ke atas seakan menembus langit. “Nak, dengar baik-baik. Rumah ini memang bisa roboh. Tapi ada rumah lain. Rumah yang tidak bisa retak, tidak bisa bocor, tidak bisa dirobohkan.”

“Rumah lain? Di mana?” tanya sang anak dengan mata penuh penasaran.

Ayah mengucapkan janji Yesus: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” (Yohanes 14:2-3)

Kisah ini bukanlah kehilangan rumah, melainkan menemukan rumah sejati. Rumah di bumi bisa rusak, tapi rumah di sorga adalah janji yang kekal.”

Anak itu menatap ayahnya, perlahan tersenyum. “Jadi… meski rumah ini roboh, kita tidak kehilangan rumah?”

Ayah mengangguk. “Benar. Kita hanya sedang dalam perjalanan pulang. Rumah sejati menanti kita di sorga.”


Di Sorga Ada "R"

“Sorga tidak mungkin tanpa ‘R’. Dan ‘R’ itu adalah rumah. Rumah yang disiapkan Kristus, tempat kita tidak lagi menjadi tamu, melainkan anak-anak yang pulang. Rumah di sorga adalah kepastian kasih. Dan di sanalah, bersama Kristus, kita akan benar-benar pulang.”

 

Sorga tidak mungkin tanpa "R". Dan "R" itu adalah rumah.

Rumah bukan sekadar bangunan dengan dinding dan atap. Rumah adalah tempat hati berlabuh, tempat jiwa menemukan damai, tempat kasih bertumbuh tanpa batas.

Di bumi, kita sering merindukan rumah, tempat kembali setelah lelah, tempat aman setelah perjalanan panjang.

Tetapi Yesus mengingatkan kita bahwa kerinduan itu bukan hanya tentang rumah di dunia. Ada rumah yang lebih indah, lebih kekal, lebih penuh kasih: rumah di sorga.

Janji Yesus di atas, terlihat sederhana namun dalam: sorga adalah rumah, bukan sekadar kerajaan jauh yang asing. Sorga adalah tempat di mana kita tidak lagi menjadi tamu, melainkan anak-anak yang pulang. Rumah yang disiapkan bukanlah sekadar ruang, melainkan kehangatan kehadiran Kristus sendiri.

Bayangkan: setiap langkah hidup kita di dunia adalah perjalanan menuju rumah itu. Kadang jalan terasa panjang, kadang penuh batu, kadang kita tersesat. Tetapi di ujungnya, ada pintu yang terbuka, ada pelukan yang menanti, ada suara lembut yang berkata, “Selamat datang di rumah.”

Sorga tidak mungkin tanpa "R". Karena tanpa rumah, sorga hanyalah ruang kosong. Tetapi dengan rumah, sorga menjadi janji yang hidup. Janji bahwa kita tidak akan pernah lagi merasa asing, tidak akan pernah lagi kehilangan arah.

Rumah di sorga adalah kepastian kasih. Dan di sanalah, bersama Kristus, kita akan benar-benar pulang.



0 comments:

Post a Comment