Ungkapan Latin “discretio non separatio” berarti kurang lebih: pembedaan,
bukan pemisahan.
Makna Filosofis
- Discretio → kemampuan membedakan, memilah, menilai
dengan bijak.
- Non
separatio → bukan berarti
memutus atau memisahkan secara mutlak.
Jadi, prinsip ini menekankan bahwa dalam hidup (atau dalam teologi,
filsafat, bahkan relasi sosial), kita perlu membedakan hal-hal dengan jelas
tanpa harus memutuskan ikatan atau memisahkan diri secara ekstrem.
Contoh Praktis
- Dalam hubungan
sosial: kita bisa membedakan sifat baik dan buruk seseorang, tapi
tidak berarti harus langsung memutus hubungan.
- Dalam iman
dan teologi: membedakan antara kebenaran dan kesalahan ajaran, tapi
tetap menjaga kasih dan persatuan. Gereja menekankan pentingnya discernment:
membedakan roh yang baik dan yang menyesatkan. Namun, pembedaan ini tidak
berarti memisahkan diri dari dunia. Justru, kita tetap hadir di tengah
dunia dengan sikap kritis dan penuh kasih.
- Dalam kehidupan
sehari-hari: seperti kopi susu. Kita bisa membedakan rasa pahit kopi
dan manis susu, tapi keduanya tetap menyatu dalam satu gelas. Atau seperti
musik: nada tinggi dan rendah berbeda, tapi bersama-sama menciptakan
harmoni.
Secara elegan bisa dikatakan:
“Discretio non separatio” mengajarkan seni hidup yang dewasa: punya
mata tajam untuk membedakan, tapi hati luas untuk tetap menyatukan.
Asal dan Makna
- Discretio: berasal dari tradisi teologi dan
filsafat Latin, berarti discernment atau kemampuan membedakan.
Dalam konteks rohani, ini adalah seni memilah gerakan batin, membedakan
mana yang berasal dari Allah dan mana yang tidak.
- Non
separatio: menegaskan
bahwa pembedaan tidak identik dengan pemisahan. Kita bisa mengenali
perbedaan, tetapi tetap menjaga kesatuan.
St. Ignatius Loyola dalam Latihan Rohani menggunakan istilah discreción
dan discernimiento de espíritus untuk menggambarkan bagaimana jiwa perlu
moderasi dan kebijaksanaan dalam memilih jalan.
Nilai Filosofis
- Keseimbangan: menghindari ekstrem—tidak menelan semua
tanpa kritik, tapi juga tidak menolak semua dengan kaku.
- Kebijaksanaan: pembedaan adalah seni hidup dewasa, di
mana kita belajar menerima kompleksitas tanpa terjebak dikotomi.
- Kesatuan
dalam perbedaan: prinsip
ini sejalan dengan gagasan unity in diversity: perbedaan bukan
ancaman, melainkan warna yang memperkaya.
Discretio non separatio
mengajarkan bahwa hidup bukan soal hitam-putih. Kita perlu mata tajam untuk
membedakan, tapi hati luas untuk tetap menyatukan. Pembedaan tanpa pemisahan
adalah seni menjaga harmoni di tengah perbedaan.
Discretio dalam Relasi
Dalam relasi, ini adalah kesadaran bahwa setiap orang punya sifat baik
dan buruk, kelebihan dan kekurangan. Kasih yang dewasa tidak menutup mata
terhadap kelemahan. Ia mampu berkata: “Aku tahu kamu punya sisi yang bikin
jengkel, tapi aku juga tahu ada sisi indah yang membuatmu berharga.” Filosof
Martin Buber dalam konsep I-Thou menekankan bahwa relasi sejati lahir
ketika kita melihat orang lain bukan sebagai objek, melainkan sebagai pribadi.
Itu membutuhkan pembedaan yang jernih, bukan ilusi.
Non Separatio dalam Kasih
- Non
separatio berarti tidak
memutuskan ikatan. Kasih sejati tidak berhenti hanya karena menemukan
kelemahan.
- Dalam filsafat
relasi, kasih adalah komitmen yang melampaui perbedaan. Kita bisa
membedakan sifat, tetapi kasih tetap menyatukan.
- Seperti kata
St. Paulus: “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati… kasih tidak
berkesudahan” (1 Kor 13). Pembedaan ada, tapi kasih tidak putus.
Analogi Elegan
- Relasi itu
seperti simfoni musik:
ada nada tinggi, ada nada rendah. Discretio membuat kita sadar
perbedaan nada, tapi non separatio menjaga agar musik tetap
harmonis.
- Kasih itu
seperti pelangi: tiap
warna berbeda, tapi tidak bisa dipisahkan. Kalau satu warna hilang,
pelangi kehilangan keindahannya.
Prinsip discretio non separatio mengajarkan seni relasi yang
matang:
- Membedakan
tanpa menghakimi
(discretio).
- Mengasihi
tanpa memutuskan (non
separatio).
Kasih sejati bukan buta terhadap kelemahan, melainkan tetap bertahan
meski kelemahan itu nyata. Relasi yang sehat adalah relasi yang mampu
membedakan, namun tidak pernah berhenti mengikat dengan kasih.
0 comments:
Post a Comment