Saturday, October 11, 2025

Seorang Pemimpin Akan Melahirkan Pemimpin Baru

 

ged pollo

oleh: grefer pollo

Seorang Pemimpin Akan Melahirkan Pemimpin Baru

Di sebuah kampung kecil, listrik sering padam. Malam-malam jadi gelap gulita, hanya suara jangkrik yang setia menemani. Suatu hari, warga berkumpul di balai desa, bingung harus bagaimana.

Dari tengah kerumunan, seorang pemuda berdiri. Ia tidak membawa obor besar, tidak juga punya senter canggih. Ia hanya menyalakan sebatang lilin kecil. “Setidaknya kita bisa lihat wajah satu sama lain,” katanya sambil tersenyum.


Awalnya orang-orang menertawakan: “hahahahaaaa, hanya sebuah lilin sekecil itu, apa gunanya?” Tapi perlahan, satu per satu warga ikut menyalakan lilin mereka, menyalakan dari api kecil yang dibawa pemuda itu. Balai desa yang tadinya gelap berubah jadi terang, penuh cahaya hangat.

Malam itu, orang-orang sadar: pemimpin bukanlah orang yang punya cahaya paling besar, melainkan orang yang berani menyalakan api pertama. Dan yang lebih penting, ia tidak menyimpan api itu untuk dirinya sendiri, tapi membagikannya agar orang lain juga bisa menyala.

Sejak saat itu, kampung itu tidak lagi takut gelap. Karena mereka tahu, selalu ada lilin-lilin baru yang bisa dinyalakan.

Ya, benar, ….

  • Pemimpin hadir bukan untuk jadi “senter satu-satunya,” tapi untuk melahirkan cahaya baru di sekelilingnya.

 

Kadang, pemimpin itu tidak jatuh dari langit dengan jubah berkibar dan musik heroik di belakangnya. Biasanya, ia lahir dari tengah-tengah komunitas yang sedang… hhhmmmm, pusing tujuh keliling. Ada masalah, ada kebuntuan, ada rasa “aduh, bagaimana ini?”. Ya, di situlah, dan di situlah seorang pemimpin muncul.

Pemimpin hadir bukan untuk gaya-gayaan, apalagi sekadar foto di spanduk. Ia hadir untuk menyelesaikan masalah. Kalau tidak ada masalah, mungkin ia hanya jadi “ketua arisan” biasa. Tapi ketika badai datang, barulah terlihat siapa yang bisa berdiri tegak: “here I stand”, siapa yang bisa menenangkan, siapa yang bisa bilang: “Tenang, kita bisa atasi ini bersama.”

Ya, menariknya, pemimpin sejati tidak berhenti pada dirinya sendiri. Ia justru melahirkan pemimpin-pemimpin baru dari orang-orang yang ia pimpin. Ada dua faktor penting di sini:

  1. Panggilan spiritual. Ada orang-orang yang memang dipanggil untuk memimpin. Bukan karena mereka paling keras suaranya, tapi karena ada sesuatu di dalam diri mereka yang berkata, “Aku harus maju.”
  • Teladan hidup. Pemimpin yang baik itu seperti Wi-Fi: tidak selalu kelihatan, tapi pengaruhnya terasa. Kalau ia konsisten jadi role model, orang-orang di sekitarnya akan belajar, meniru, dan akhirnya ikut tumbuh menjadi pemimpin juga. Ketika pemimpin hidup sebagai contoh, orang lain pun berani menyalakan lilin mereka sendiri.

Jadi, pemimpin itu bukan sekadar “bos” yang duduk di kursi empuk. Ia lebih seperti lilin yang menyalakan lilin-lilin lain. Dan semakin banyak lilin yang menyala, semakin teranglah ruangan, bahkan kalau listrik PLN tiba-tiba padam.

 

0 comments:

Post a Comment