Setiap keadaan kita adalah hasil dari keputusan yang sudah pernah kita
ambil.
Keputusan terbaik lahir ketika rasio (akal), rasa
(perasaan/empati), dan insting (intuisi/roh) bekerja bersama. Bekerja bersama
bukan bersaing. 
Bayangkan tiga pilar yang menopang jembatan: satu mengukur kekuatan,
satu merasakan getaran, satu membaca arah arus di bawah. Hilangkan satu pilar maka
jembatan goyah. Tetapi, gabungkan ketiganya dan jembatan membawa orang
melintasi sungai dengan aman, Ya, kadang dengan sedikit gaya.
Mengapa ketiganya penting
- Rasio atau akal atau logika memberikan data, nalar,
     dan struktur. Mereka adalah mata yang memperhitungkan risiko dan
     konsekuensi.
- Rasa atau emosi menimbang nilai, relasi, dan
     dampak pada hati orang lain. Itu adalah telinga yang mendengar gema
     komunitas.
- Insting atau naluri atau firasat atau perasaan
     batin memberi kilasan cepat tentang apa yang “benar” sebelum seluruh bukti
     terkumpul. Dia semacam GPS spiritual yang kadang melebihi peta. 
Keseimbangan ketiganya menutup blind spot: rasio mencegah nafsu, rasa mencegah dinginnya kalkulasi tanpa hati, insting mendorong langkah ketika bukti belum lengkap.
TIME | TIga MEnit yang Bermakna | Jesus is The Only One | Not Number One 
Model berikut memberi panduan praktis tiga langkah di atas:
- Kumpulkan
     Fakta dengan Rasio
- Buat daftar
      singkat: fakta utama, opsi, konsekuensi logis.
- Waktu: 5–10
      menit.
- Hasil:
      ringkasan objektif yang bisa diuji.
- Uji dengan
     Rasa
- Tanyakan:
      siapa yang terdampak? Bagaimana perasaan hati ketika membayangkan
      hasilnya?
- Teknik cepat:
      bayangkan keputusan diumumkan di meja makan keluarga; catat reaksi batin.
- Hasil:
      penilaian etis dan relasional.
- Minta
     Petunjuk Insting
- Diam 1–2
      menit, sangat baik jika didukung dalam doa; catat sensasi pertama yang
      muncul.
- Jika insting
      bertentangan dengan rasio total, beri tanda “retensi” untuk evaluasi
      lebih lanjut.
- Hasil: arah
      intuitif yang bisa dikonfirmasi oleh langkah kecil.
Cara menghitung bobot keputusan sederhana
Gunakan skala 0–10 pada tiap pilar, lalu hitung skor gabungan.
- Langkah: Beri
     nilai untuk Rasio, Rasa, Insting masing-masing.
- Rumus: Skor
     Akhir = (0.45 × Rasio) + (0.35 × Rasa) + (0.20 × Insting).
- Alasan
      bobot: rasio sedikit
      lebih tinggi untuk mengurangi bias; rasa kuat untuk etika; insting
      dipakai sebagai pemicu, bukan sebagai satu-satunya dasar.
- Interpretasi:
- ≥ 7.5 →
      lanjut dengan rencana; siapkan komunikasi.
- 5.0–7.4 →
      lanjut bertahap; uji pilot kecil.
- < 5.0 →
      tinjau ulang; minta masukan lain atau jeda.
Contoh singkat: Rasio
8, Rasa 6, Insting 7 → Skor = (0.45×8)+(0.35×6)+(0.20×7)=3.6+2.1+1.4=7.1 →
lanjut bertahap.
Ciri-ciri keputusan sehat menurut model ini
- Ada bukti yang
     masuk akal.
- Rasa
     kemanusiaan terjaga; tidak mengorbankan orang demi efisiensi.
- Insting diberi
     ruang validasi: jika kuat tetapi bertentangan, diuji ulang, bukan
     diabaikan.
- Keputusan
     disampaikan dengan jelas dan penuh empati.
Salomo adalah pribadi yang meminta dan memiliki hikmat (pertimbangan
rasio) dari Tuhan tetapi dia juga bergantung pada pimpinan Tuhan (insting
rohani) ketika memutuskan perkara rakyatnya.
Keputusan yang bijak bukan hanya soal kepala dingin atau naluri
berapi-api saja. Ia adalah tarian berirama antara alasan, hati, dan bisikan
dalam yang seringkali berasal dari Roh. Seimbang bukan berarti rata; seimbang
berarti memberi setiap suara haknya, lalu berjalan bersama — kadang sambil
tertawa karena kita tahu, secara ilmiah dan rohani, kita memilih dengan utuh.
 
 
 
0 comments:
Post a Comment