Friday, October 31, 2025

Strategi Pengambilan Keputusan: Rasio, Rasa, Insting

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Setiap keadaan kita adalah hasil dari keputusan yang sudah pernah kita ambil.

Keputusan terbaik lahir ketika rasio (akal), rasa (perasaan/empati), dan insting (intuisi/roh) bekerja bersama. Bekerja bersama bukan bersaing.

Bayangkan tiga pilar yang menopang jembatan: satu mengukur kekuatan, satu merasakan getaran, satu membaca arah arus di bawah. Hilangkan satu pilar maka jembatan goyah. Tetapi, gabungkan ketiganya dan jembatan membawa orang melintasi sungai dengan aman, Ya, kadang dengan sedikit gaya.

 

Mengapa ketiganya penting

  • Rasio atau akal atau logika memberikan data, nalar, dan struktur. Mereka adalah mata yang memperhitungkan risiko dan konsekuensi.
  • Rasa atau emosi menimbang nilai, relasi, dan dampak pada hati orang lain. Itu adalah telinga yang mendengar gema komunitas.
  • Insting atau naluri atau firasat atau perasaan batin memberi kilasan cepat tentang apa yang “benar” sebelum seluruh bukti terkumpul. Dia semacam GPS spiritual yang kadang melebihi peta.

Keseimbangan ketiganya menutup blind spot: rasio mencegah nafsu, rasa mencegah dinginnya kalkulasi tanpa hati, insting mendorong langkah ketika bukti belum lengkap.


Model berikut memberi panduan praktis tiga langkah di atas:

  1. Kumpulkan Fakta dengan Rasio
    • Buat daftar singkat: fakta utama, opsi, konsekuensi logis.
    • Waktu: 5–10 menit.
    • Hasil: ringkasan objektif yang bisa diuji.
  2. Uji dengan Rasa
    • Tanyakan: siapa yang terdampak? Bagaimana perasaan hati ketika membayangkan hasilnya?
    • Teknik cepat: bayangkan keputusan diumumkan di meja makan keluarga; catat reaksi batin.
    • Hasil: penilaian etis dan relasional.
  3. Minta Petunjuk Insting
    • Diam 1–2 menit, sangat baik jika didukung dalam doa; catat sensasi pertama yang muncul.
    • Jika insting bertentangan dengan rasio total, beri tanda “retensi” untuk evaluasi lebih lanjut.
    • Hasil: arah intuitif yang bisa dikonfirmasi oleh langkah kecil.

 

Cara menghitung bobot keputusan sederhana

Gunakan skala 0–10 pada tiap pilar, lalu hitung skor gabungan.

  • Langkah: Beri nilai untuk Rasio, Rasa, Insting masing-masing.
  • Rumus: Skor Akhir = (0.45 × Rasio) + (0.35 × Rasa) + (0.20 × Insting).
    • Alasan bobot: rasio sedikit lebih tinggi untuk mengurangi bias; rasa kuat untuk etika; insting dipakai sebagai pemicu, bukan sebagai satu-satunya dasar.
  • Interpretasi:
    • ≥ 7.5 → lanjut dengan rencana; siapkan komunikasi.
    • 5.0–7.4 → lanjut bertahap; uji pilot kecil.
    • < 5.0 → tinjau ulang; minta masukan lain atau jeda.

Contoh singkat: Rasio 8, Rasa 6, Insting 7 → Skor = (0.45×8)+(0.35×6)+(0.20×7)=3.6+2.1+1.4=7.1 → lanjut bertahap.


Ciri-ciri keputusan sehat menurut model ini

  • Ada bukti yang masuk akal.
  • Rasa kemanusiaan terjaga; tidak mengorbankan orang demi efisiensi.
  • Insting diberi ruang validasi: jika kuat tetapi bertentangan, diuji ulang, bukan diabaikan.
  • Keputusan disampaikan dengan jelas dan penuh empati.

 

Salomo adalah pribadi yang meminta dan memiliki hikmat (pertimbangan rasio) dari Tuhan tetapi dia juga bergantung pada pimpinan Tuhan (insting rohani) ketika memutuskan perkara rakyatnya.

Keputusan yang bijak bukan hanya soal kepala dingin atau naluri berapi-api saja. Ia adalah tarian berirama antara alasan, hati, dan bisikan dalam yang seringkali berasal dari Roh. Seimbang bukan berarti rata; seimbang berarti memberi setiap suara haknya, lalu berjalan bersama — kadang sambil tertawa karena kita tahu, secara ilmiah dan rohani, kita memilih dengan utuh.


0 comments:

Post a Comment