Di dinding ruang tamu, tergantung satu gambar. Bukan lukisan mahal, bukan foto pemenang Nobel.
Hanya satu jepretan sederhana: seorang pria duduk di
bangku taman, mengenakan kaus polos, celana jeans, dan ekspresi yang entah
antara bingung atau sedang menghitung jumlah daun gugur.
Tapi jangan tertipu. Gambar itu punya tujuh cerita. Tujuh versi, tujuh
sudut pandang, tujuh kemungkinan yang membuat kita bertanya-tanya: “Sebenarnya,
apa yang terjadi?”
1. Cerita Sang Fotografer
Ia bilang itu momen spontan. Katanya, “Saya cuma mau foto burung
merpati, tapi, pria itu duduk pas di frame. Bonus!” Elegan? Mungkin.
Profesional? Meragukan.
2. Cerita Sang Pria
“Lagi berpikir tentang hidup,” katanya. Tapi rumor beredar, ia
sebenarnya sedang menunggu tukang bakso lewat. Filosofis dan lapar, kombinasi
yang tak terduga.
3. Cerita Sang Bangku
Bangku itu sudah lelah. Katanya, “Sudah 12 tahun menopang manusia dengan
berbagai beban, dari patah hati sampai kejaran penagih hutang koperasi.” Ia
ingin pensiun, tapi taman belum punya anggaran.
4. Cerita Daun Gugur
Daun-daun itu merasa dramatis. Mereka jatuh perlahan, berharap ada yang
menulis puisi tentang mereka. Sayangnya, pria di bangku lebih tertarik pada
bakso.
5. Cerita Seekor Kucing
Kucing liar di taman mengaku pernah duduk di bangku itu dulu. “Tempat
strategis untuk mengintai ayam goreng dari pengunjung,” katanya. Kini ia merasa
tergusur.
6. Cerita Seorang Anak Kecil
Anak itu melihat gambar dan berkata, “Itu ayahku waktu belum punya aku.”
Ibunya tersenyum, ayahnya panik. Cerita berkembang jadi sesi tanya jawab yang
panjang.
7. Cerita Kita
Kita melihat gambar itu dan menciptakan cerita sendiri. Mungkin tentang
cinta yang tertunda, atau tentang seseorang yang akhirnya menemukan ketenangan.
Atau mungkin… tentang bakso.
Gambar boleh satu, tapi cerita bisa tujuh—atau tujuh puluh tujuh. Karena
setiap mata punya tafsir, dan setiap hati punya versi.
0 comments:
Post a Comment