Tuesday, September 9, 2025

Blind Spot Kehidupan

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Pandangan Kita

Dalam dunia otomotif, istilah blind spot merujuk pada area di sekitar kendaraan yang tidak terlihat oleh pengemudi, meskipun kaca spion sudah digunakan. 

Blind spot bisa berbahaya jika tidak disadari—karena sesuatu yang tidak terlihat bisa berdampak besar. Namun, konsep ini bukan hanya berlaku di jalan raya. Ia juga berlaku dalam kehidupan rohani kita.

Kita semua memiliki blind spot dalam hidup: area-area yang tidak kita pahami, proses yang tidak kita lihat, dan karya Allah yang sedang berlangsung di balik layar. 

Kita sering merasa gelisah karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kita bertanya, “Mengapa ini terjadi?” atau “Di mana Tuhan dalam semua ini?”



Kisah Nyata: Di Balik Kegagalan

Seorang pemuda bernama Yosafat pernah gagal dalam usaha pertamanya membuka bengkel motor. Ia merasa Tuhan tidak menjawab doanya. 

Ia kecewa, bahkan sempat berhenti berdoa. Namun, di tengah masa sulit itu, ia mulai membantu tetangga memperbaiki motor secara gratis. 

Tanpa ia sadari, orang-orang mulai mengenalnya bukan hanya sebagai montir, tapi sebagai pribadi yang murah hati dan bisa dipercaya.

Dua tahun kemudian, seorang pengusaha yang pernah dibantu tanpa pamrih menawarkan modal untuk membuka bengkel baru. Kali ini, usahanya berkembang pesat. 

Yosafat berkata, “Saya pikir Tuhan tidak bekerja. Tapi ternyata, Dia sedang membentuk karakter saya bukan hanya usaha saya.”

 

Etika dan Estetika Iman

Etika Kristiani mengajarkan bahwa iman bukanlah melihat segalanya dengan jelas, tetapi mempercayai bahwa Allah bekerja bahkan saat kita tidak melihat. 

Estetika iman bukanlah hidup tanpa misteri, tetapi hidup yang tetap indah meski belum semua terjawab.

Blind spot bukanlah tanda bahwa Tuhan absen. Ia adalah ruang di mana kita belajar percaya. Sebab Allah tidak selalu menunjukkan proses-Nya, tapi Ia selalu menyatakan kasih-Nya.


Blind Spot dan Jendela Hati: Ketika Allah Bekerja di Ruang yang Tak Terlihat

Teori Johari Window, yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham, membagi kesadaran diri ke dalam empat kuadran:

  1. Open Self – apa yang kita tahu dan orang lain tahu tentang kita
  2. Hidden Self – apa yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu
  3. Blind Self – apa yang orang lain tahu tapi kita tidak tahu
  4. Unknown Self – apa yang tidak diketahui oleh kita maupun orang lain

Blind Self adalah wilayah yang paling rentan namun paling potensial. Di sinilah kita sering tidak sadar akan kelemahan, luka, atau bahkan potensi yang belum tergali. 

Dan menariknya, di sinilah Tuhan sering bekerja.

Rasul Paulus menulis dalam Roma 8:26,

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa...” Dan di ayat 28, ia menegaskan: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia...”

Kita tidak tahu bagaimana Allah bekerja. Kita tidak tahu di mana Ia sedang bergerak. Tapi kita tahu satu hal: Ia sudah bekerja. 

Kita tahu apa yang sudah Ia lakukan di salib, di kubur yang kosong, dan dalam hidup kita yang terus dibentuk.

Ia bekerja di ruang yang tidak kita lihat, di kuadran blind spot dan unknown self kita. 

Ia menyentuh luka yang belum kita sadari, membentuk karakter yang belum kita pahami, dan menyiapkan jalan yang belum kita pikirkan.

 

Kisah Nyata: Dibentuk di Ruang Tak Terlihat

Seorang guru bernama Lidia pernah merasa gagal karena murid-muridnya tidak menunjukkan perubahan. Ia merasa tidak berguna. Namun, bertahun-tahun kemudian, seorang mantan murid datang dan berkata, “Bu, waktu Ibu menangis diam-diam di kelas, saya belajar tentang ketulusan. Itu mengubah saya.”

Lidia tidak pernah tahu bahwa momen yang ia anggap lemah adalah titik perubahan bagi orang lain. Blind spot-nya adalah tempat Allah bekerja—bukan untuk mempermalukan, tapi untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya.


Etika dan Estetika Iman

Etika Kristiani mengajarkan bahwa kita harus rendah hati untuk menerima bahwa kita tidak tahu segalanya. Estetika iman mengajarkan bahwa keindahan sejati lahir dari ruang yang tersembunyi, dari proses yang tidak terlihat, dari karya Allah yang diam-diam membentuk kita.

Blind spot bukanlah kelemahan yang harus ditakuti, melainkan ruang yang harus diserahkan kepada Tuhan. Sebab di sanalah Ia bekerja paling dalam, paling lembut, dan paling mengubahkan.



Penutup yang Menguatkan

Jangan takut pada apa yang tidak kamu lihat. Jangan kecewa karena tidak semua doa dijawab dengan cara yang kamu harapkan. 

Sebab Allah tidak hanya bekerja di ruang terang, tetapi juga di ruang gelap. Ia tidak hanya menyentuh yang kamu tahu, tetapi juga yang kamu belum tahu.

Dan ketika waktunya tiba, blind spot itu akan menjadi tempat kesaksian bahwa Tuhan tidak pernah berhenti bekerja, bahkan saat kita tidak melihat.

Jadi, ketika hidup terasa gelap, ketika arah tidak jelas, dan ketika doa belum dijawab seperti yang kita harapkan, ingatlah: Allah sedang bekerja di tempat yang tidak kita lihat. 

Dan ketika waktunya tiba, kita akan bersyukur bahwa Ia tidak mengikuti pandangan kita, tetapi membentuk kita melalui kasih dan hikmat-Nya yang sempurna.

Sebab di balik setiap blind spot, ada tangan Tuhan yang tetap setia.



0 comments:

Post a Comment