Thursday, December 19, 2019

SIAPAKAH GURU ITU

Untuk mengasihi Tuhan, orang harus pintar. Orang bodoh tidak bisa mengasihi Tuhan. Mengapa demikian? Siapakah orang bodoh itu? Amsal 1:7 berkata bahwa orang bodoh tidak menghormati hikmat dan didikan. Orang bodoh adalah orang yang tidak mau diajar, dididik, dinasihati. Orang yang demikian tidak bisa mengasihi Tuhan. Sebab, mereka tidak akan menghiraukan didikan. Mereka acuh tak acuh terhadap firman Tuhan dan pengajaran. Mereka akan berlagak sok tahu dan mengabaikan teguran. Mereka harus bertobat.
Pola pikir seseorang harus berubah supaya dia dapat mengasihi Tuhan. Sehingga pertobatan mesti menjadi sasaran utama pendidikan. Guru mesti bertobat lebih dulu baru membimbing murid-muridnya kepada pertobatan dalam Kristus. Guru mesti merepresentasikan kehadiran Kristus melalui hidupnya dan pembelajaran yang dilakukannya sehingga melalui kehidupan guru murid bertemu dengan Kristus dan mengenal Kristus serta menjadi saksi Kristus yang membawa banyak orang datang kepada Kristus. Guru adalah kurikulum yang hidup.
Guru yang sudah bertobat akan menuntun muridnya kepada keselamatan dalam Yesus Kristus yang didapat secara cuma-cuma. Lalu, murid tersebut akan mengenal Kristus secara pribadi dan oleh pengetahuan/pengenalan akan Allah dianugerahkan (Efesus 2:8-10) mereka akan bertumbuh dalam pertobatan setiap hari. Di dalam pertobatan ini para murid akan diperlengkapi untuk bekerja (baca: belajar). Menjadi murid artinya menjadi pribadi yang belajar.
Guru memiliki beberapa tugas penting di dalam kelas di antaranya mengajar, mendidik, melatih, membimbing, menilai, dan mengevaluasi. Mengajar berarti mengupayakan sesuatu supaya murid berubah dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. Mendidik berarti membentuk karakter murid. Sayangnya, dalam banyak peristiwa dan karena beberapa alasan guru-guru meninggalkan salah satu tugas pentingnya yakni mendidik.

Setiap anak memiliki potensi untuk mencipta karena mereka adalah ciptaan. Oleh sebab itu, metode pembelajaran yang diterapkan harus mengarah kepada penyelesaian masalah serta mengembangkan kehidupan.
Mata pelajaran bukan tujuan. Artinya, kepintaran/penguasaan materi bukan target dari pendidikan tetapi mengasihi Tuhan. Hakekat terpenting dari pendidikan adalah membawa murid kepada tujuan hidup mereka di dalam Tuhan. Para pendidik diberi kepercayaan penting oleh Tuhan dan ditahbiskan Tuhan untuk mendidik anak-anak Tuhan (murid).
Murid harus diajar, dididik, dan didorong untuk bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Penciptanya. Mata pelajaran hanyalah sarana/alat peraga bagi seorang guru untuk memperkenalkan Yesus Tuhan Sang Pencipta alam semesta kepada muridnya. Target guru bukanlah membuat muridnya pintar dan unggul tetapi mengajari dan mendidik mereka untuk menemukan talenta mereka yang Tuhan percayakan sehinga mereka dapat berkembang dan berbuah bagi Tuhan sesuai bidang mereka yakni talenta terbesar yang sudah diberikan Tuhan kepada mereka (Matius 25, Amsal 22:6, Yohanes 15:1-8).
Guru bukan mengejar materi yang harus diselesaikan. Tugas dan tanggung jawab guru bukanlah memindahkan isi buku pelajaran ke dalam kehidupan muridnya. Ataupun, mempersiapkan muridnya menjadi lulusan yang dapat berkompetisi dengan dunia luar, atau terbang ke bulan. Jika hanya itu yang dilakukan guru, maka sebenarnya guru itu sedang merendahkan panggilannya sebagai guru.

Guru yang bijak tidak akan bertanya materi apa yang akan diajarkan di hari ini? Buku apa yang akan saya baca? Alat peraga apa yang harus digunakan? Fasilitas apa yang memadai? Teori dan praktek apa yang mendekatkan murid-murid saya kepada lapangan kerja yang mereka inginkan atau, yang lagi trend? Tetapi, apa yang Tuhan kehendaki untuk murid-murid saya pelajari di hari ini? Apa yang murid-murid saya butuhkan di hari ini supaya mereka lebih dekat dan berada dalam kebenaran dan keselamatan kekal? Mengapa saya harus menolong mereka menemukan talenta dan panggilan Tuhan atas hidup mereka? Untuk apa hal itu saya kerjakan? Mengapa saya menjadi guru? Mengapa saya yang harus mengajari mereka? Apa yang seharusnya saya lakukan agar Allah dimuliakan dalam pembelajaran yang akan saya lakukan? Apa yang akan Yesus lakukan jika Dia berdiri di depan kelas dan mengajar murid-murid saya?
Sebagai seorang guru sangat perlu memahami bahwa sekolah yang berkualitas perlu dimulai dari kurikulum yang benar dan berkualitas. Dan, kurikulum yang sesungguhnya adalah kehidupan pribadi guru itu sendiri. Bahwa guru adalah kurikulum yang hidup.  Sangat perlu dan penting bagi guru tersebut untuk belajar dari Sang Guru Agung Yesus Kristus, mencontohi kehidupan pribadiNya (Yohanes 13:13-15,  1 Timotius 4:12-16). Guru adalah pemberi teladan (1 Petrus 5:2-3). Oleh sebab itu, semua pembelajaran, metode, fasilitas, atau apapun itu akan menjadi sia-sia dan tidak berarti jika seorang guru kehilangan keteladanan hidup. Guru mesti mengajar dari hatinya sendiri sebab hati itu memancarkan kehidupan (Amsal 4:23).

oleh: ged pollo (dari buku Belajar, Bukan Supaya Pintar)


0 comments:

Post a Comment