Metafora Iblis bekerja dalam formasi ular (Kejadian 3:1) dan singa (1 Petrus 5:8).
Ular, hewan bersisik dalam kelompok reptil. Ular memiliki otot-otot yang panjang dan fleksibel di tubuhnya.
Ular bergerak dengan cara merapatkan dan melepaskan otot-otot tubuhnya secara bergantian.
Gerakan ini memungkinkan ular untuk meluncur,
merayap, dan berkelok-kelok dengan lancar. Amsal 30:18-19, menuliskan bahwa
tidak ada yang mengerti jalan ular di atas cadas.
Ular bergerak begitu tenang, tidak terdeteksi, sampai tiba-tiba dia
berhadapan dengan mangsanya.
Singa, hewan besar yang termasuk dalam keluarga Felidae (kucing besar).
Singa adalah pemangsa karnivora.
Mereka biasanya berburu hewan herbivora seperti rusa, zebra, dsb.
Cara singa berburu adalah dengan bekerja sama dalam kelompok yang disebut "kelompok singa" atau "pride."
Biasanya, singa jantan berperan dalam melindungi wilayah mereka, sementara
singa betina dan anak-anaknya bertanggung jawab atas berburu.
Singa memiliki sistem pencernaan karnivora yang kuat.
Gigi mereka yang tajam digunakan untuk memotong daging dan mengunyah makanan mereka.
Setelah
mereka memburu mangsa, mereka merobek daging dengan gigi taring mereka.
Kerja Iblis seperti singa yaitu menggunakan kekuatan, pengaruh orang
lain untuk menekan, menakuti, dan memburu.
Ada satu hal yang unik dalam 1 Petrus 5:8. Di situ tertulis bahwa Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Kata ditelannya dalam
bahasa Yunani: katapinÅ (dibaca: kat-ap-ee'-no). Dalam beberapa terjemahan Alkitab
King James Version didefinisikan sebagai swallow, drown, devour.
Seolah memberi gambaran bahwa singa ini tidak memiliki gigi. Iblis ibarat singa tanpa gigi.
Dia hanya menakuti (teror) dan seolah akan menelan (menelan
justru cara memangsa dari ular).
Jebakan Iblis ada dalam area materi. Orang yang hidup dan berfokus
kepada materi akan mudah masuk dalam perangkap dan jebakan Iblis.
Beberapa contoh berkaitan dengan hal ini.
1. Iblis menipu
Hawa untuk dapat posisi sama seperti Allah (Kejadian 3:5 tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."). Iblis
menggunakan akses masuk melalui buah pohon
2. Iblis berupaya menghancurkan iman Ayub kepada Allah menggunakan penyakit (tubuh), merampok materi, dan kehidupan anak-anak Ayub (Ayub 1:13-22).
Tetapi, Ayub tetap setia kepada Allah. Iblis berubah peran menjadi singa.
Dia menggunakan istri Ayub untuk meneror Ayub (Ayub 2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!").
Ayub tetap setia kepada Allah (Ayub 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya:
"Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang
baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya
itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.)
3. Dalam Matius 4:1-11, dikisahkan bahwa Iblis berusaha mencobai Yesus untuk meninggalkan dan menggagalkan rencana Allah. Iblis menggunakan materi, ketenaran, dan masalah kelaparan (perut). Yesus menolak semua cobaan itu.
Hawa menempatkan dirinya tidak lebih tinggi dari persoalan materi dan posisi.
Ayub menempatkan dirinya di atas persoalan
kesehatan, materi, dan sejenisnya sehingga dia tidak jatuh dalam jebakan Iblis
dan tetap percaya kepada rencana Allah dalam hidup dan keluarganya (Ayub 42:2).
Yesus menaati secara utuh rencana Allah atas hidupnya. Sehingga di saat Dia sedang membutuhkan makanan (baru menyelesaikan puasa 40 hari), Dia tidak mengikuti cobaan Iblis untuk membuktikan diri-Nya Anak Allah dan mengisi perut-Nya yang lapar.
Dia pun tidak mengikuti cobaan Iblis untuk
memperoleh kekayaan dunia dengan menyembah Iblis dan membuktikan perlindungan
Allah dengan meloncat dari bubungan bait Allah.
Yesus pernah mengingatkan para pendengar dan pengikut-Nya
sebagai berikut:
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. T
etapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir
akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari." (Matius 6:25-34).
Bagaimana dengan kita dan hidup kita …? Apakah kita
menempatkan diri kita di bawah urusan materi, ketenaran, dan pembuktian diri
atau di atas semua itu?
0 comments:
Post a Comment