Kata relationship
berasal dari bahasa Inggris, yang terbentuk dari akar kata:
- "relation": berasal dari bahasa Latin relatio,
yang berarti "pembalikan, laporan, atau hubungan", dari kata
kerja referre yang berarti "membawa kembali" atau
"menghubungkan".
- Akhiran "-ship": menunjukkan kondisi, status, atau
kualitas, seperti dalam friendship atau leadership.
Jadi, relationship secara etimologis berarti kondisi atau kualitas dari keterhubungan antara dua pihak.
Maknanya berkembang mencakup hubungan pribadi, profesional,
emosional, sosial, dan spiritual.
Membangun Relasi di
Masa Disrupsi Digital
Masa disrupsi digital ditandai dengan kemajuan teknologi yang cepat, kecerdasan buatan, media sosial, dan cara kerja jarak jauh telah mengubah cara berinteraksi.
Tapi
kebutuhan akan relasi yang sehat tetap tak tergantikan.
Berikut prinsip dan
langkah membangun relasi di era ini:
1. Kesadaran
Digital: Kenali Realitas Baru
- Dunia maya bisa mendekatkan atau
menjauhkan, tergantung cara kita menggunakannya.
- Penting memiliki digital literacy:
paham batasan, risiko, dan etika berkomunikasi digital.
2. Autentisitas di
Tengah Filter
- Tampilkan diri yang otentik, bukan versi
ideal di balik layar.
- Gunakan platform digital bukan untuk
membentuk citra, tapi untuk mempererat koneksi nyata.
3. Bangun Kehadiran
Digital yang Peduli
- Luangkan waktu untuk menyapa, mendengar,
dan memberi perhatian meski secara daring.
- Komentar, pesan, atau emoji kecil bisa
memperkuat ikatan jika tulus.
4. Komunikasi
Multikanal, tapi Konsisten
- Gunakan berbagai sarana (chat, video call,
komunitas online) tapi tetap jaga konsistensi nilai dan sikap.
5. Prioritaskan
Interaksi Tatap Muka (jika bisa)
- Teknologi mendukung, tapi tidak
menggantikan kontak manusia yang sejati.
- Jadwalkan pertemuan fisik saat
memungkinkan, karena kehadiran nyata memperdalam ikatan.
6. Berani Mengatur
Batas
- Jangan semua orang diberi akses ke
kehidupan pribadi kita hanya karena ada di daftar kontak.
- Relasi sehat juga berarti tahu kapan
memberi ruang.
7. Gunakan
Teknologi untuk Menumbuhkan, Bukan Mengalihkan
- Ikut komunitas daring yang sehat.
- Kirimkan kata-kata membangun, undangan
ibadah daring, atau mentoring via Zoom.
Di era sekarang, semua
orang sibuk mencari sinyal. Tapi ironisnya, makin banyak sinyal, makin
jarang ada sapa yang tulus.
Dina duduk di pojok
taman, earphone terpasang, matanya sibuk scroll layar. Di sekelilingnya,
teman-teman berkumpul, tapi tak ada obrolan nyata. Semua tertawa pada layar
masing-masing, bukan pada cerita satu sama lain.
"Lucu sekali!" seru salah satu teman, sambil menunjukkan video TikTok. Yang lain
mengangguk, lalu kembali tenggelam di dunianya sendiri.
Dina mendesah. Sudah
sebulan ia merasa makin jauh dari mereka, padahal tiap hari masih chat,
masih tag-an story, masih kirim stiker. Tapi... rasanya kosong.
Malam itu, Dina
memutuskan hal kecil: esok, ia akan meninggalkan ponsel di tas. Saat istirahat,
ia duduk mendekat ke teman sebelah dan bertanya, “Bagaimana harimu sebenarnya?”
Temannya sempat kaget,
lalu tersenyum. "Lumayan... melelahkan, tapi senang ada yang bertanya."
Obrolan itu hanya lima
menit, tapi bagi Dina terasa nyata. Hangat. Lebih berharga dari 100 notifikasi.
Refleksi Remaja:
- Apakah relasi digitalku membuatku lebih
dekat atau justru lebih jauh?
- Kapan terakhir kali aku mendengar
seseorang tanpa gangguan layar?
- Apa langkah kecil yang bisa kulakukan hari
ini untuk membangun relasi yang nyata?
Makna Asli Relatio
dalam Bahasa Latin
Kata relatio
berasal dari kata kerja Latin referre, yang tersusun dari dua
bagian:
- re- = kembali
- ferre = membawa
Jadi referre
berarti "membawa kembali" atau "mengembalikan sesuatu ke
asalnya". Dari kata kerja ini muncullah kata benda relatio,
yang pada awalnya digunakan dalam konteks:
- Laporan → relatio digunakan di dunia hukum dan pemerintahan Romawi
sebagai laporan resmi yang “dibawa kembali” kepada atasan atau
penguasa.
- Pembalikan arah → dalam konteks logika dan retorika, relatio
juga mengandung makna “pengembalian”, yaitu menunjukkan hubungan timbal
balik, seperti satu ide yang dikaitkan balik ke ide lain.
Cerita di Balik
Kata: Dari Forum Roma ke Hubungan Pribadi
Bayangkan seorang
warga Romawi kuno—seorang messenger—dikirim ke provinsi jauh. Ia
mengumpulkan kabar dari daerah itu: kondisi rakyat, panen, cuaca, atau konflik.
Ia lalu “membawa kembali” (referre) informasi itu kepada Senat atau
Kaisar. Laporan itu disebut relatio.
Tapi maknanya kemudian berkembang.
Karena laporan ini menghubungkan dua tempat (pusat kekuasaan
dan daerah), orang-orang mulai menggunakan relatio untuk menyebut hubungan
atau keterkaitan yang dibawa dari satu pihak ke pihak lain.
Akhirnya, dalam
perkembangan bahasa, relatio tak hanya soal laporan formal, tapi menjadi
akar dari kata “relation” dan “relationship”—sebuah ikatan
timbal balik antara dua pihak.
Refleksi Kecil
Relasi bukan sekadar
interaksi. Ia adalah sesuatu yang dibawa, dikembalikan, dan dipelihara.
Layaknya seorang pembawa pesan di masa Romawi, kita juga “membawa kembali”
perhatian, kasih, dan pengertian kepada orang-orang dalam hidup kita.
Terima kasih
ReplyDeleteTerima kasih
Delete