Tujuan PA
- Remaja mampu mengenali ciri relasi yang sehat dan
yang “toxic” secara rohani dan emosional.
- Remaja terdorong untuk membangun relasi yang
membentuk iman dan karakter, bukan merusaknya.
Ayat Utama
Amsal 13:20 – "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi
bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang."
2 Timotius 2:22 – "Jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni."
Renungan Singkat
(5–7 menit)
Di era media sosial, banyak
remaja terlibat dalam relasi yang tampak “seru” tapi ternyata melelahkan secara
emosional dan menjauhkan dari Tuhan. Ada relasi yang membangun iman, saling
mendukung, dan ada juga yang justru menjerumuskan — penuh manipulasi, tekanan,
atau kebohongan. Firman Tuhan mengingatkan pentingnya bergaul dengan orang
bijak dan menjauhi pengaruh buruk.
Kita bukan dipanggil untuk
jadi anti-sosial, tapi untuk memfilter dan membimbing relasi kita dengan
hikmat Tuhan. Tuhan rindu kita hidup dalam komunitas yang sehat, saling
menguatkan dalam kasih dan kebenaran.
Pertanyaan Diskusi
(Untuk kelompok kecil)
- Dalam satu kata, bagaimana kamu menggambarkan
hubungan pertemananmu saat ini?
- Menurutmu, apa ciri-ciri relasi yang sehat secara
rohani dan emosional?
- Pernahkah kamu merasa berada dalam relasi yang
toxic? Bagaimana perasaanmu saat itu?
- Dari Amsal 13:20 dan 2 Timotius 2:22, apa pesan
Tuhan tentang pertemanan?
- Bagaimana caramu bisa membangun atau memilih
relasi yang memuliakan Tuhan?
Aktivitas Praktis
(15 menit)
"Cek
Relasimu!" – Refleksi & Evaluasi
Berikan remaja daftar singkat
berikut (bisa ditulis di kertas atau dibaca bersama) dan minta mereka memilih ya
atau tidak untuk setiap poin.
Dalam relasi pertemananku:
☐ Aku merasa diterima apa adanya
☐ Kami bisa saling terbuka tanpa takut dihakimi
☐ Kami saling mendorong untuk lebih dekat pada Tuhan
☐ Aku merasa lelah atau stres setelah bersama mereka
☐ Aku sering merasa tertekan untuk menjadi "orang
lain"
➡ Diskusikan:
- Jika lebih banyak “☑” di atas bagian negatif, itu bisa jadi tanda
relasi tidak sehat.
- Apa langkah nyata yang bisa kamu ambil untuk
memperbaikinya atau mengambil jarak?
Penutup: Doa
Bersama
Ajak peserta berdoa:
- Memohon hikmat dalam membangun relasi.
- Minta keberanian untuk menjaga batas yang sehat.
- Bersyukur untuk teman-teman yang membawa mereka
makin dekat dengan Tuhan.
Lembar kerja dan ice-breaking yang mendukung PA “Toxic atau
Sehat? – Relasi yang Memuliakan Tuhan” untuk remaja Gen Z:
Ice-breaking:
“Teman Sejati atau Teman Sesat?”
Tujuan: Mencairkan suasana sekaligus menstimulasi peserta
untuk berpikir tentang jenis-jenis pertemanan.
Cara Bermain:
- Bacakan pernyataan-pernyataan berikut satu per
satu.
- Peserta berdiri dan menunjuk:
- 👍 jika itu ciri teman sejati (sehat)
- 👎 jika itu ciri teman sesat (toxic)
- Setelah setiap pernyataan, tanyakan satu orang
secara acak mengapa mereka memilih jawabannya.
Contoh Pernyataan:
- “Sering mengingatkan aku untuk berdoa atau ke
gereja.”
- “Suka menyindir aku di depan orang lain.”
- “Mendorong aku jadi diri sendiri, bukan
ikut-ikutan.”
- “Meminta aku merahasiakan hal yang sebenarnya tidak
benar.”
- “Mendukung aku saat aku sedang gagal atau jatuh.”
Setelah sesi: Arahkan pada
kebenaran Firman, bahwa Tuhan ingin kita bertumbuh dalam komunitas yang
membangun, bukan menjatuhkan.
Lembar Kerja
Refleksi: “Cek Kesehatan Relasiku”
Bagikan kertas ini ke peserta
atau tulis ulang di buku catatan mereka.
Bagian A: Refleksi
Cepat
Lingkari jawaban yang sesuai:
1. Relasi yang
paling memengaruhi hidupku sekarang adalah:
a. Sahabatku
b. Pacarku/crush
c. Teman tongkrongan
d. Teman online
e. Teman sepelayanan
2. Setelah bertemu
mereka, aku biasanya merasa:
a. Semangat dan diterima
b. Netral
c. Lelah, tapi gak tahu kenapa
d. Cemas atau minder
e. Malas tapi gak bisa nolak
Bagian B: Tes
Relasi Sehat vs Toxic
Beri tanda centang (✔) untuk pernyataan yang sesuai dengan situasi kamu
sekarang.
Relasi Sehat
- ☐ Aku merasa aman dan diterima
- ☐ Aku bisa jadi diri sendiri
- ☐ Kami saling mendoakan dan mendukung secara
rohani
- ☐ Kami jujur dan terbuka satu sama lain
- ☐ Kami menghargai batasan pribadi
Relasi Toxic
- ☐ Aku merasa tertekan untuk menyenangkan dia
- ☐ Aku tidak bisa bicara jujur tanpa takut dimarahi
atau diabaikan
- ☐ Aku merasa berdosa atau jauh dari Tuhan setelah
bersama mereka
- ☐ Aku sering dimanipulasi atau dimanfaatkan
- ☐ Aku takut kehilangan mereka karena mereka
mengancam/mengintimidasi
Bagian C: Refleksi
Pribadi (Jawab Singkat)
- Relasi mana yang perlu aku perkuat karena itu
membangun imanku?
- Relasi mana yang perlu aku evaluasi atau jaga
jarak karena itu tidak sehat?
- Langkah kecil apa yang bisa aku ambil minggu ini
untuk membangun relasi yang sehat?
0 comments:
Post a Comment