Tuesday, December 2, 2025

Puisi: M-TAWA - MAHATAWA (Matahari Tertutup Awan)

 

ged pollo

oleh: grefer pollo



M-TAWA

MAHATAWA (Matahari Tertutup Awan)

 

Mungkin, tapi ya, mungkin kamu pernah alami hidup terasa abu-abu,

seperti cuaca hari ini yang lupa mau cerah atau hujan,

kamu berdiri menunggu kepastian,

padahal hatimu cuma butuh kejujuran sederhana.

 

MAHATAWA, ... Matahari tertutup awan,

tapi bukan berarti cahayanya hilang.

Ya, ...kadang terang seperti kamu, dia cuma lagi istirahat sebentar,

mengatur nafasnya buat muncul lebih hangat.

 

Mereka dan kita pun begitu,

kalau lagi lelah, patah, atau hilang arah,

bukan berarti gagal.

Gagal, sering jadi teman dari proses untuk berhasil

Mungkin apa yang kamu pandang gagal

adalah kesempatan untuk kumpulkan tenaga

buat bersinar lebih tinggi nanti.

 

Senyum pelan masih bisa jadi doa,

air mata masih bisa jadi penguat,

dan diam pun kadang jadi cara paling halus dan tulus

untuk bilang, “aku sedang berjuang.”

 

Jadi jangan buru-buru menilai diri redup,

kita bukan lampu kamar tidur

kita matahari yang kadang sembunyi

karena awan sedang lewat.

 

Saat waktunya tiba,

awan pergi sendiri tanpa kita memaksa.

Dan cahaya itu, cahayamu, cahaya Dia yang menciptamu?

Kembali. Kembali kepada esensinya.

Ke tempat yang memang sudah disiapkan sebelumnya:

oleh ged pollo

2 desember 25

allforJesus

 
diri kita.


oleh ged pollo, 2 desember 25, allforJesus




Continue reading Puisi: M-TAWA - MAHATAWA (Matahari Tertutup Awan)

Monday, December 1, 2025

Discretio Non Separatio

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Ungkapan Latin “discretio non separatio” berarti kurang lebih: pembedaan, bukan pemisahan.

Makna Filosofis

  • Discretio → kemampuan membedakan, memilah, menilai dengan bijak.
  • Non separatio → bukan berarti memutus atau memisahkan secara mutlak.

Jadi, prinsip ini menekankan bahwa dalam hidup (atau dalam teologi, filsafat, bahkan relasi sosial), kita perlu membedakan hal-hal dengan jelas tanpa harus memutuskan ikatan atau memisahkan diri secara ekstrem.

 

Contoh Praktis

  • Dalam hubungan sosial: kita bisa membedakan sifat baik dan buruk seseorang, tapi tidak berarti harus langsung memutus hubungan.
  • Dalam iman dan teologi: membedakan antara kebenaran dan kesalahan ajaran, tapi tetap menjaga kasih dan persatuan. Gereja menekankan pentingnya discernment: membedakan roh yang baik dan yang menyesatkan. Namun, pembedaan ini tidak berarti memisahkan diri dari dunia. Justru, kita tetap hadir di tengah dunia dengan sikap kritis dan penuh kasih.
  • Dalam kehidupan sehari-hari: seperti kopi susu. Kita bisa membedakan rasa pahit kopi dan manis susu, tapi keduanya tetap menyatu dalam satu gelas. Atau seperti musik: nada tinggi dan rendah berbeda, tapi bersama-sama menciptakan harmoni.

 

Secara elegan bisa dikatakan:

“Discretio non separatio” mengajarkan seni hidup yang dewasa: punya mata tajam untuk membedakan, tapi hati luas untuk tetap menyatukan.

 

Asal dan Makna

  • Discretio: berasal dari tradisi teologi dan filsafat Latin, berarti discernment atau kemampuan membedakan. Dalam konteks rohani, ini adalah seni memilah gerakan batin, membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana yang tidak.
  • Non separatio: menegaskan bahwa pembedaan tidak identik dengan pemisahan. Kita bisa mengenali perbedaan, tetapi tetap menjaga kesatuan.

 

St. Ignatius Loyola dalam Latihan Rohani menggunakan istilah discreción dan discernimiento de espíritus untuk menggambarkan bagaimana jiwa perlu moderasi dan kebijaksanaan dalam memilih jalan.

 

Nilai Filosofis

  • Keseimbangan: menghindari ekstrem—tidak menelan semua tanpa kritik, tapi juga tidak menolak semua dengan kaku.
  • Kebijaksanaan: pembedaan adalah seni hidup dewasa, di mana kita belajar menerima kompleksitas tanpa terjebak dikotomi.
  • Kesatuan dalam perbedaan: prinsip ini sejalan dengan gagasan unity in diversity: perbedaan bukan ancaman, melainkan warna yang memperkaya.

 

Discretio non separatio mengajarkan bahwa hidup bukan soal hitam-putih. Kita perlu mata tajam untuk membedakan, tapi hati luas untuk tetap menyatukan. Pembedaan tanpa pemisahan adalah seni menjaga harmoni di tengah perbedaan.

 

Discretio dalam Relasi

Dalam relasi, ini adalah kesadaran bahwa setiap orang punya sifat baik dan buruk, kelebihan dan kekurangan. Kasih yang dewasa tidak menutup mata terhadap kelemahan. Ia mampu berkata: “Aku tahu kamu punya sisi yang bikin jengkel, tapi aku juga tahu ada sisi indah yang membuatmu berharga.” Filosof Martin Buber dalam konsep I-Thou menekankan bahwa relasi sejati lahir ketika kita melihat orang lain bukan sebagai objek, melainkan sebagai pribadi. Itu membutuhkan pembedaan yang jernih, bukan ilusi.

 

Non Separatio dalam Kasih

  • Non separatio berarti tidak memutuskan ikatan. Kasih sejati tidak berhenti hanya karena menemukan kelemahan.
  • Dalam filsafat relasi, kasih adalah komitmen yang melampaui perbedaan. Kita bisa membedakan sifat, tetapi kasih tetap menyatukan.
  • Seperti kata St. Paulus: “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati… kasih tidak berkesudahan” (1 Kor 13). Pembedaan ada, tapi kasih tidak putus.

 

Analogi Elegan

  • Relasi itu seperti simfoni musik: ada nada tinggi, ada nada rendah. Discretio membuat kita sadar perbedaan nada, tapi non separatio menjaga agar musik tetap harmonis.
  • Kasih itu seperti pelangi: tiap warna berbeda, tapi tidak bisa dipisahkan. Kalau satu warna hilang, pelangi kehilangan keindahannya.

 

Prinsip discretio non separatio mengajarkan seni relasi yang matang:

  • Membedakan tanpa menghakimi (discretio).
  • Mengasihi tanpa memutuskan (non separatio).

Kasih sejati bukan buta terhadap kelemahan, melainkan tetap bertahan meski kelemahan itu nyata. Relasi yang sehat adalah relasi yang mampu membedakan, namun tidak pernah berhenti mengikat dengan kasih.


 


Continue reading Discretio Non Separatio