Wednesday, December 10, 2025

Orang Benar di Tempat yang Salah

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Orang Benar di Tempat yang Salah

Ada kalanya hidup menempatkan kita di ruang yang terasa asing, bahkan salah. 

Lingkungan penuh kompromi, kebohongan, atau keserakahan bisa membuat hati orang benar terasa terhimpit. Namun justru di situlah terang paling dibutuhkan.

Alkitab memberi contoh nyata melalui kisah Lot di Sodom. Ia disebut “orang benar” yang menderita melihat cara hidup orang-orang yang tidak mengenal hukum (2 Petrus 2:7). 

Meski tinggal di kota yang terkenal dengan dosa, Tuhan tetap menyelamatkannya karena kesetiaannya dan juga Allah mengingat akan Abraham. 

Kisah ini menegaskan bahwa kebenaran tidak ditentukan oleh tempat, melainkan oleh sikap hati.

Seperti lilin yang paling bersinar justru ketika ruangan gelap, demikianlah hidup orang benar. 

Amsal 12:15 mengingatkan bahwa orang bijak mendengarkan nasihat, bukan sekadar mengikuti arus. Roma 12:3 menasihati agar kita berpikir dengan rendah hati sesuai ukuran iman. 

Dan, Mazmur 37:29 meneguhkan: “Orang benar akan mewarisi tanah dan tinggal di situ untuk selama-lamanya.”

Lihatlah realitas kehidupan, banyak dari  anak muda Kristen di dunia merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan norma sekuler di sekolah atau pekerjaan. 

Tekanan sosial ini nyata, sama seperti Lot yang harus hidup di tengah masyarakat yang berbeda nilai.

Meski demikian, tidak selalu keberadaan kita di “tempat yang salah” berarti sebuah kesalahan pribadi. 

Alkitab menunjukkan bahwa sering kali Tuhan justru menempatkan orang benar di tengah situasi yang tampak keliru untuk menggenapi rencana-Nya.

Yusuf di Mesir (Kejadian 50:20): Yusuf dijual ke tempat yang tampak “salah”, yaitu perbudakan di Mesir. Namun ia berkata kepada saudara-saudaranya: “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakan untuk kebaikan, supaya dilakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”

Daniel di Babel (Daniel 1:8): Meski berada di negeri asing dengan budaya yang bertentangan, Daniel tetap teguh. Justru di situ ia menjadi saksi kebenaran dan alat Tuhan untuk mempengaruhi raja.

Dari sini kita paham bahwa adalah keliru jika kita terbiasa membenarkan keadaan untuk membenarkan perbuatan kita yang salah. Ada orang yang sering berkata: saya buat begini karena keadaan. Saya jadi begini karena keadaan sekitar saya.

 

Berada di tempat yang salah bisa menjadi:

  • Ujian iman: Apakah kita tetap teguh memegang kebenaran meski lingkungan menekan?
  • Kesempatan bersaksi: Justru di tengah kegelapan, terang lebih terlihat.
  • Bagian dari rencana Tuhan: Tuhan sering memakai situasi yang tampak keliru untuk membuka jalan yang lebih besar.

Kadang kita merasa “salah tempat”. Di pekerjaan yang penuh trik dan intrik, di komunitas yang tidak sejalan, atau bahkan di keluarga yang sulit. 

Namun jangan buru-buru menyimpulkan itu kesalahan. Bisa jadi Tuhan sedang menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar.

Seperti jalan yang berliku, rencana Tuhan tidak selalu mudah dipahami. Tetapi setiap langkah, bahkan yang tampak salah, bisa menjadi bagian dari rancangan indah-Nya.

Berada di tempat yang salah tidak otomatis berarti kita salah. Jika hati tetap berpaut pada Tuhan, maka tempat itu bisa menjadi panggung bagi rencana-Nya. 

Lot, Yusuf, dan Daniel membuktikan bahwa orang benar bisa dipakai Tuhan di tengah situasi yang tampak keliru.

Jadi, jangan takut bila merasa berada di “jalan yang salah.” Bisa jadi itu justru jalan Tuhan untuk membawa kita ke tujuan yang lebih besar.

Menjadi orang benar di tempat yang salah bukanlah kutukan, melainkan kesempatan. Kita tidak dipanggil untuk melarikan diri dari dunia, melainkan untuk menghadirkan aroma Kristus di tengah dunia yang sering salah arah. 

Dengan sikap rendah hati, teladan hidup, dan kasih yang nyata, orang benar bisa mengubah suasana di sekitarnya.

Kesetiaan pada kebenaran adalah panggilan, bukan sekadar pilihan. Maka bila kita merasa berada di “tempat yang salah,” jangan putus asa. 

Justru di situlah Tuhan menempatkan kita untuk menjadi saksi, inspirasi, dan pengingat bahwa kebenaran tetap berharga.

Dan, bisa jadi, Tuhan taruh kita di tempat demikian juga untuk melatih otot-otot jiwa dan roh kita agar lebih siap di tempatkan Tuhan di tempat yang lain dan berinteraksi serta berelasi dengan orang lain.


9 comments:

  1. Sangat terberkati dengan renungan ini. God bless

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Terima kasih. Tuhan Yesus berkati

      Delete
    2. Amin. Terima kasih. Tuhan Yesus berkati

      Delete
  2. Tuhan Yesus mmberkati

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Terima kasih. Tuhan Yesus berkati

      Delete
  3. Tuhan Yesus berkati selalu pak ge

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Terima kasih. Tuhan Yesus berkati

      Delete
    2. Amin. Terima kasih. Tuhan Yesus berkati

      Delete