Thursday, December 11, 2025

Legacy: “Warisan yang Tak Bisa Dijilat”

 

ged pollo

oleh: grefer pollo


Dalam setiap strategi perang, kemenangan bukan hanya ditentukan oleh pedang dan panji, atau tulisan, tetapi oleh kebijaksanaan membaca medan dan hati manusia.

Seorang pemimpin yang ingin membangun legacy tidak cukup menaklukkan musuh di luar, ia harus waspada terhadap bisikan di dalam lingkarannya.

Orang dekat bisa menjadi sahabat sejati, namun juga bisa menjadi bayangan yang menusuk dari belakang.

Penjilat akan menaburkan pujian manis, tetapi di baliknya menyimpan racun yang perlahan melemahkan kewaspadaan.

Maka, seni kepemimpinan adalah menimbang kata dengan hati jernih, menilai tindakan lebih dari suara, dan menjaga jarak secukupnya agar kepercayaan tidak berubah menjadi kelemahan.

Legacy sejati lahir bukan dari kemenangan sesaat, melainkan dari keteguhan karakter: keberanian yang tidak goyah, integritas yang tidak bisa dibeli, dan kebijaksanaan yang mampu membedakan antara teman sejati dan sekadar pengikut bayangan.

Dalam setiap strategi perang, seorang pemimpin tidak hanya berhadapan dengan musuh di luar tembok, tetapi juga dengan bayangan di dalam lingkarannya. 

Pujian manis bisa menjadi racun, dan kedekatan bisa berubah menjadi tikaman. Legacy sejati tidak dibangun di atas suara yang menyanjung, melainkan pada fondasi karakter yang tahan uji.

Di titik inilah firman menembus lebih tajam daripada pedang: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17).

Ayat ini bukan sekadar kata indah, melainkan garis pemisah yang jelas. Sahabat sejati hadir bukan hanya ketika kemenangan dirayakan, tetapi berdiri teguh saat kesulitan menekan. 

Mereka tidak menjilat demi keuntungan, melainkan menanggung beban bersama.

Maka, seorang pemimpin yang bijak akan mengenali siapa yang sekadar bayangan dan siapa yang benar-benar saudara.

Legacy yang kokoh lahir dari keberanian melawan musuh, tetapi juga dari kebijaksanaan memilih sahabat yang menaruh kasih setiap waktu.



2 comments:

  1. menarik, tks om Ged sudah diingatkan kembali soal ayat Amsal 17:17

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kembali. Arti sahabat di dunia sekarang sudah menyimpang

      Delete