oleh: Grefer Pollo, S.P., M.Pd
Tahun 1996, United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization, mencetuskan (1) Learning to how;
(2) Learning to do; (3) Learning to be; dan
(4) Learning to live together sebagai empat
pilar pendidikan untuk menyongsong abad
21. Secara esensial, gagasan itu sejalan
dengan pemikiran
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hadjar Dewantara yang mengemukakan
bahwa pendidikan mesti menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
sehingga sebagai manusia dan anggota masyarakat, mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Rumah dan Orangtua
Pembelajaran
dapat terjadi kapanpun dan di manapun termasuk di rumah. Rumah adalah
sekolah pertama bagi seorang anak. Para orang tua adalah guru pertama yang
mengajari anak-anak mereka mengenal huruf, angka, warna, berjalan, berlari, berelasi,
berinteraksi dengan orang lain, dan bertanggung jawab. Di samping itu, rumah
juga sebagai tempat beristirahat, bermain dengan keluarga, membangun kehidupan,
dan bersosialisasi dengan tetangga.
Tantangan
Pembelajaran di Rumah
Menghadapi
pandemi covid-19 ini, pembelajaran dilaksanakan di rumah. Salah satu dampaknya
adalah para orangtua mulai merasakan kesulitan untuk mendidik generasi milenial
kini. Berikut beberapa tantangannya.
- Anak-anak lebih
hormat kepada guru dari pada orangtua mereka sendiri.
- Orangtua kesulitan
untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada anak-anaknya,
- Banyak orangtua
yang harus bekerja ekstra di masa pandemi covid-19 sehingga kesulitan
menemani anak saat belajar di rumah.
- Siswa kesulitan
dalam hal membangun motivasi belajar karena tidak belajar bersama
teman-temannya dan merindukan suasana sekolah.
- Banyak guru, orangtua,
serta siswa yang gagap teknologi sehingga kesulitan dalam menggunakannya
ditambah lagi jaringan di daerah-daerah tertentu yang masih 2G dan 3G
sehingga sulit untuk mengakses pembelajaran dan komunikasi belajar.
Memang, tantangan ini membawa kesulitan besar
dalam belajar, namun, kesulitan ini menyimpan energi besar untuk menjadi sebuah
momentum perubahan. Di sisi lain, ada beberapa manfaat besar saat anak belajar
di rumah, seperti anak akan lebih fokus, dapat berkreasi dan bermain, serta
membangun kebiasaan belajar secara mandiri seperti gagasan UNESCO dan Bapak Ki
Hadjar Dewantara di atas.
Momentum Perubahan - Pola belajar
efektif di rumah
Pandemi
covid-19 menjadi momentum bagi pendidikan untuk berinovasi dan berkreasi. Demi merespon
anjuran pemerintah untuk beribadah, bekerja, dan belajar dari rumah, maka
rumah menjadi tempat belajar yang sangat penting. Para orangtua mau tidak mau
mesti mengusahakan dan mengelola keadaan ini sesuai dengan kondisi rumahnya
masing-masing. Mereka dapat menggunakan salah satu ruang yang ada dengan menata
sebaik mungkin sebagai tempat belajar dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1.
Mengajak anak untuk merapikan tempat belajar
dan menyiapkan alat-alat belajar
2.
Mengajar dan mengajak anak untuk menyiapkan
agenda belajar
3.
memastikan koneksi internet baik
4.
menjauhkan benda yang dapat membuat anak kurang
fokus untuk belajar
5.
menyediakan pencahayaan yag baik dalam ruang
yang digunakan untuk belajar
6.
(jika
mungkin) menyediakan cemilan bagi anak yang sesuai dengan kesehatan dan
kondisi anak
Dengan
memperhatikan hal-hal di atas secara sungguh-sungguh dan dilakukan secara rutin,
dapat tercipta pembelajaran yang efektif. Rutinitas ini akan membentuk sebuah
pola belajar di mana para orangtua akan lebih berfungsi secara langsung
dibanding guru sekolah. Karena itu, orangtua perlu secara sengaja dan aktif mendorong
dan memengaruhi anaknya untuk belajar.
Pola kerja sama guru, orangtua, dan siswa
Beberapa
hal teknis berikut perlu diperhatikan demi membangun pola belajar yang efektif
di rumah.
1.
Sekolah (guru)
a. Sekolah
membangun komunikasi dengan orangtua tentang proses dan jadwal belajar, menyediakan
sarana komunikasi untuk guru, membantu menyediakan alat pembelajaran, seperti
tautan materi via internet
b. Guru menyediakan
dan memberikan materi belajar kepada orangtua dan anak yang akan diunggah
melalui media sosial, seperti whatsapp,
email, Google Clasroom, edmodo, web sekolah, youtube edutech, zoom, atau
aplikasi media belajar lain yang direkomendasi oleh Kemendikbud. Aplikasi yang
akan dipilih sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing dan disepakati
bersama.
c. Guru tidak saja mengunggah materi, namun
memberikan penjelasan materi dan tetap stand
by (menunggu) untuk memberikan penjelasan jika ada pertanyaan dari siswa serta
memberikan umpan balik atas pembelajaran online yang telah dilakukan dan melakukan
evaluasi pembelajaran yang akan dilaporkan kepada siswa dan orangtua.
d. Model penugasan
yang dapat diberikan guru kepada siswa, dapat berupa modul, tutorial, video, latihan
soal, lembar kerja siswa
2.
Siswa
a.
Mempelajari
materi mata pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.
Berkomunikasi
dengan guru dan orangtua baik mengenai perkembangan proses belajar maupun
materi yang tidak dimengerti
c.
Mempelajari
cara menggunakan media belajar (aplikasi) yang digunakan untuk belajar
3. Orangtua
a.
menolong anak mempersiapkan diri untuk belajar
b.
memastikan
kuota internet, gadget (laptop, smartphone, komputer-PC), aplikasi penunjang sesuai yang
disepakati tersedia demikian juga buku, catatan, alat tulis, dan lain-lainnya
c.
menolong anak mengecek jadwal belajar dan
memastikan alarm belajar anak
d.
memastikan
anak melaksanakan kegiatan belajar dari rumah
e.
membatasi
waktu kegiatan di luar rumah (baik anak maupun orangtua itu sendiri jika tidak
terlalu penting)
f.
memastikan
pola hidup bersih sehat (PHBS) di rumah.
g.
mengawasi pembelajaran anaknya di rumah
h.
bersama guru, orangtua mengevaluasi
pembelajaran anaknya
Sinergi yang baik antara orangtua, guru, dan siswa
dengan memahami kesulitan dan tantangan belajar dari rumah serta memanfaatkan
sumber belajar yang ada ditambah lagi dengan doa dan keinginan untuk terus
belajar akan menjadikan masa-masa belajar dari rumah ini menjadi momentum untuk
bangkit menghadapi pola hidup baru setelah pandemi covid-19 berlalu.
oleh:
Grefer E. D. Pollo
Kupang-NTT
Sabtu,
2 Mei 2020
blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com
email: greferedominggu.pollo@gmail.com
REFERENSI
(https://www.silabus.web.id/pendidikan-dan-kebudayaan-menurut-ki-hajar-dewantara/.
Diakses 2 Mei 2020).
https://www.researchgate.net/publication/330761018_Revisiting_UNESCO_Four_Pillars_of_Education_and_its_Implications_for_the_21st_Century_Teaching_and_Learning.
Diakses 2 Mei 2020
Yohanes
Enggar Harususilo, "Belajar di Rumah, Ini Panduan untuk Guru, Orangtua,
Siswa dan Kepala Sekolah", https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/17/112301071/belajar-di-rumah-ini-panduan-untuk-guru-orangtua-siswa-dan-kepala-sekolah?page=all. Diakses 2 Mei 2020
mantul peserta nomor 32
ReplyDeleteterima kasih omjay
ReplyDeletemengikuti kelas belajar menulis online via WA membuat semangat menulis makin bertambah
rupanya kelak akan jadi teoriter, beta sonde bisa menulis teori. Beta selalu berangkat dari pengalaman yang beta coba usahakan tulis secara reflektif kritis, trus mencoba solutif, entah itu baik atau mungkin akan dianggap remeh... Terima kasih sudah menjadi penulis berkelas. Luar biasa
ReplyDeleteTerima kasih pak roni, jejak yg sangat baik dan indah. Sukses selalu
ReplyDelete