Saturday, May 2, 2020

,

Menciptakan Pola Belajar Efektif dari Rumah


lomba menulis guru 2 mei 2020

oleh: Grefer Pollo, S.P., M.Pd

Tahun 1996, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, mencetuskan (1) Learning to how; (2) Learning to do; (3) Learning to be; dan (4) Learning to live together sebagai empat pilar pendidikan  untuk menyongsong abad 21. Secara esensial, gagasan itu sejalan dengan pemikiran Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hadjar Dewantara yang mengemukakan bahwa pendidikan mesti menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak sehingga sebagai manusia dan anggota masyarakat, mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya

Rumah dan Orangtua
Pembelajaran dapat terjadi kapanpun dan di manapun termasuk di rumah. Rumah adalah sekolah pertama bagi seorang anak. Para orang tua adalah guru pertama yang mengajari anak-anak mereka mengenal huruf, angka, warna, berjalan, berlari, berelasi, berinteraksi dengan orang lain, dan bertanggung jawab. Di samping itu, rumah juga sebagai tempat beristirahat, bermain dengan keluarga, membangun kehidupan, dan bersosialisasi dengan tetangga.

Tantangan Pembelajaran di Rumah
Menghadapi pandemi covid-19 ini, pembelajaran dilaksanakan di rumah. Salah satu dampaknya adalah para orangtua mulai merasakan kesulitan untuk mendidik generasi milenial kini. Berikut beberapa tantangannya.
  1. Anak-anak lebih hormat kepada guru dari pada orangtua mereka sendiri.
  2. Orangtua kesulitan untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada anak-anaknya,
  3. Banyak orangtua yang harus bekerja ekstra di masa pandemi covid-19 sehingga kesulitan menemani anak saat belajar di rumah.
  4. Siswa kesulitan dalam hal membangun motivasi belajar karena tidak belajar bersama teman-temannya dan merindukan suasana sekolah.
  5. Banyak guru, orangtua, serta siswa yang gagap teknologi sehingga kesulitan dalam menggunakannya ditambah lagi jaringan di daerah-daerah tertentu yang masih 2G dan 3G sehingga sulit untuk mengakses pembelajaran dan komunikasi belajar.
Memang, tantangan ini membawa kesulitan besar dalam belajar, namun, kesulitan ini menyimpan energi besar untuk menjadi sebuah momentum perubahan. Di sisi lain, ada beberapa manfaat besar saat anak belajar di rumah, seperti anak akan lebih fokus, dapat berkreasi dan bermain, serta membangun kebiasaan belajar secara mandiri seperti gagasan UNESCO dan Bapak Ki Hadjar Dewantara di atas.

Momentum Perubahan - Pola belajar efektif di rumah
Pandemi covid-19 menjadi momentum bagi pendidikan untuk berinovasi dan berkreasi. Demi merespon anjuran pemerintah untuk beribadah, bekerja, dan belajar dari rumah, maka rumah menjadi tempat belajar yang sangat penting. Para orangtua mau tidak mau mesti mengusahakan dan mengelola keadaan ini sesuai dengan kondisi rumahnya masing-masing. Mereka dapat menggunakan salah satu ruang yang ada dengan menata sebaik mungkin sebagai tempat belajar dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1.      Mengajak anak untuk merapikan tempat belajar dan menyiapkan alat-alat belajar
2.      Mengajar dan mengajak anak untuk menyiapkan agenda belajar
3.      memastikan koneksi internet baik
4.      menjauhkan benda yang dapat membuat anak kurang fokus untuk belajar
5.      menyediakan pencahayaan yag baik dalam ruang yang digunakan untuk belajar
6.      (jika mungkin) menyediakan cemilan bagi anak yang sesuai dengan kesehatan dan kondisi anak

Dengan memperhatikan hal-hal di atas secara sungguh-sungguh dan dilakukan secara rutin, dapat tercipta pembelajaran yang efektif. Rutinitas ini akan membentuk sebuah pola belajar di mana para orangtua akan lebih berfungsi secara langsung dibanding guru sekolah. Karena itu, orangtua perlu secara sengaja dan aktif mendorong dan memengaruhi anaknya untuk belajar.

Pola kerja sama guru, orangtua, dan siswa
Beberapa hal teknis berikut perlu diperhatikan demi membangun pola belajar yang efektif di rumah.
1.      Sekolah (guru)
a.  Sekolah membangun komunikasi dengan orangtua tentang proses dan jadwal belajar, menyediakan sarana komunikasi untuk guru, membantu menyediakan alat pembelajaran, seperti tautan materi via internet
b.  Guru menyediakan dan memberikan materi belajar kepada orangtua dan anak yang akan diunggah melalui media sosial, seperti whatsapp, email, Google Clasroom, edmodo, web sekolah, youtube edutech, zoom, atau aplikasi media belajar lain yang direkomendasi oleh Kemendikbud. Aplikasi yang akan dipilih sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing dan disepakati bersama.
c.   Guru tidak saja mengunggah materi, namun memberikan penjelasan materi dan tetap stand by (menunggu) untuk memberikan penjelasan jika ada pertanyaan dari siswa serta memberikan umpan balik atas pembelajaran online yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi pembelajaran yang akan dilaporkan kepada siswa dan orangtua.
d.    Model penugasan yang dapat diberikan guru kepada siswa, dapat berupa modul, tutorial, video, latihan soal, lembar kerja siswa
2.      Siswa
a.       Mempelajari materi mata pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.      Berkomunikasi dengan guru dan orangtua baik mengenai perkembangan proses belajar maupun materi yang tidak dimengerti
c.       Mempelajari cara menggunakan media belajar (aplikasi) yang digunakan untuk belajar
3.      Orangtua
a.       menolong anak mempersiapkan diri untuk belajar
b.      memastikan kuota internet, gadget (laptop, smartphone, komputer-PC), aplikasi penunjang sesuai yang disepakati tersedia demikian juga buku, catatan, alat tulis, dan lain-lainnya
c.       menolong anak mengecek jadwal belajar dan memastikan alarm belajar anak
d.      memastikan anak melaksanakan kegiatan belajar dari rumah
e.       membatasi waktu kegiatan di luar rumah (baik anak maupun orangtua itu sendiri jika tidak terlalu penting)
f.        memastikan pola hidup bersih sehat (PHBS) di rumah.
g.       mengawasi pembelajaran anaknya di rumah
h.      bersama guru, orangtua mengevaluasi pembelajaran anaknya

Sinergi yang baik antara orangtua, guru, dan siswa dengan memahami kesulitan dan tantangan belajar dari rumah serta memanfaatkan sumber belajar yang ada ditambah lagi dengan doa dan keinginan untuk terus belajar akan menjadikan masa-masa belajar dari rumah ini menjadi momentum untuk bangkit menghadapi pola hidup baru setelah pandemi covid-19 berlalu.

oleh: Grefer E. D. Pollo
Kupang-NTT
Sabtu, 2 Mei 2020
blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com
email: greferedominggu.pollo@gmail.com



REFERENSI


Yohanes Enggar Harususilo, "Belajar di Rumah, Ini Panduan untuk Guru, Orangtua, Siswa dan Kepala Sekolah", https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/17/112301071/belajar-di-rumah-ini-panduan-untuk-guru-orangtua-siswa-dan-kepala-sekolah?page=all. Diakses 2 Mei 2020

4 comments:

  1. terima kasih omjay
    mengikuti kelas belajar menulis online via WA membuat semangat menulis makin bertambah

    ReplyDelete
  2. rupanya kelak akan jadi teoriter, beta sonde bisa menulis teori. Beta selalu berangkat dari pengalaman yang beta coba usahakan tulis secara reflektif kritis, trus mencoba solutif, entah itu baik atau mungkin akan dianggap remeh... Terima kasih sudah menjadi penulis berkelas. Luar biasa

    ReplyDelete
  3. Terima kasih pak roni, jejak yg sangat baik dan indah. Sukses selalu

    ReplyDelete