oleh: Grefer Pollo, S.P., M.Pd
Hari
itu dia bangun di pagi hari. Seperti biasa, dia mengambil waktu untuk berdoa
dan membaca kitab suci. Setelah itu, dia memadamkan semua lampu lalu mengambil
posisinya di depan laptop dan mulai membaca pesan di whatsapp, mengedit profil
instagram, mencari definisi kata, mengecek hari libur, dan meng-convert foto di
google.
Setelah
semua selesai dilakukan, dia ingin menulis. Apa yang mau ditulis? Tidak tahu. Tapi,
ada semangat, ada gairah, ada passion untuk
menulis tetapi tidak tahu apa yang harus ditulis. Ya, begitulah, tapi, dia tetap
menulis saja. Membiarkan jari jemarinya mengalunkan iramanya sendiri sesuai
dengan pesanan sistem otak dan akalnya. Beberapa menit kemudian, tulisannya
mulai mengalir mengikuti jemari yang dikendalikan oleh rasa dan logika.
Ya,
rasa dan logika, itu dua kata yang mengandung 1000 makna, dan sekarang, telah
mengambil tempatnya dalam tulisannya. Keduanya menunjukan sinergi kekuatan
super power-nya seperti sebuah dorongan kuat dalam dirinya, mendesak untuk
keluar dan mencari jalannya sendiri membentuk genre tulisan bagaikan ritme musik
dan simfoni alam yang berpadu dalam jiwa dan raga bumi untuk memberi pesan
kepada langit bahwa telah tiba waktunya mentari memberi warna pada buana sesuai
dengan kodratnya.
Dan,
pesanpun disampaikan, meski Plato pernah berkata bahwa orang yang ingin
bergembira harus menyukai kelelahan akibat bekerja, namun kini lelah sudah cukup
membungkus diri dalam tidur. Sekarang waktunya untuk bangkit dan bekerja menata
dan meniti hari. Maka, setiap insan menikmati alunan lantunan hari yang
bergulir tanpa rasa, tanpa gelora, antara ada dan tiada, seperti hembusan nafas
dalam diri anak-anak manusia. Selalu ada dan terjadi tapi itu datang dan pergi
begitu saja. Siapakah yang merasakan atau sadar untuk mengaturnya?
Sampai
di sini, alur ide terhenti, dan diapun berhenti sejenak memikirkan adegan
selanjutnya. Jemaripun beristirahat secuil waktu, terletak begitu saja di atas
tombol-tombol laptop. Matanya tertuju ke layar laptop sambil membaca dan ke mana
lagi kata dan kalimat harus pergi? Sesuatu terpikirkan namun bagaimana
menuliskannya? Ada sekumpulan gagasan menari-nari dan meronta-ronta di kepala,
namun bagaimana mencairkannya? Bagaimana memberikan akses agar terungkap dalam kata
dan tulisan? Dia membaca kembali apa yang telah ditulisnya dari awal kata sampai
huruf yang terakhir untuk menemukan ritme, alur yang renyah saat tulisan dibaca
tanpa kehilangan dan menghilangkan makna dan tujuan tulisannya.
Gagasan
dan goresan pun ditemukan.
Bagaikan
kerja, menulis membutuhkan semangat dan energi. Sebuah tulisan yang mengalir
dari hati dan emosi dalam bungkusan rasio akan memberi pengaruh yang kuat bagi
setiap orang yang tidak hanya mampu untuk membaca huruf, kata, kalimat, dan
paragrafnya tetapi menemukan siratan makna dalam rangkaian dari semua itu.
Penulis
adalah desainer jiwa. Boleh dikatakan atau sangat mungkin disetujui bahwa hampir
setiap agama di dunia memiliki kitab sucinya sendiri yang tertulis. Bayangkanlah
jika kitab itu tidak ada, artinya tidak ada orang atau pribadi yang menulis, tidak ada
penulisnya. Apa yang terjadi sekarang? Karena itu, jangan meremehkan sebuah
tulisan apalagi tulisan itu bermakna bagi kehidupan, jangan meremehkan seorang
penulis apalagi penulis bagi kehidupan, jangan meremehkan kegiatan menulis.
Menulis
menciptakan sejarah, karena menulis melibatkan rasio, rasa, raga, bahkan iman
dan keyakinan diri. Dengan demikian, setiap tulisan yang lahir dari kolaborasi
semua itu akan memberi dampak yang besar dan mengubah hidup dan kehidupan
mereka yang membacanya terutama mereka yang menemukan siratan dan makna di
dalamnya. Seorang penulis mungkin akan menulis pertama-tama untuk dirinya
sendiri dengan pintu ruangan yang tertutup, tetapi kemudian pintunya akan
terbuka dan mereka semua akan membaca tulisannya. Seorang penulis yang demikian
akan menjadi pembuat sejarah dan orang lain akan mengikuti jejaknya.
Selamat
menulis, dan jangan berhenti menulis bahkan sampai jemarimu tak sanggup menari
lagi, menulislah dengan dan di dalam hatimu.
ged
pollo_7 Mei 2020, 07.27am
terima kasih omjay
ReplyDeletemari kita terus menulis membuat sejarah yang bermakna dan berdampak
Bagus pak..dibukukan pak
ReplyDeleteterima kasih bu utk motivasi dan apresiasinya
ReplyDeleteWah senang membcanya. Mantul.
ReplyDeleteterima kasih pak
Deleteterima kasih pak
DeleteMantul
ReplyDeleteterima kasih pak
Delete