Orang yang berusaha pasti ingin menikmati
hasilnya. Orang yang menanam tanaman berbuah sangat ingin menikmati buahnya,
dan apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Berprestasi dalam
menulis adalah kerinduan dari setiap penulis, dan itu hanya mungkin didapatkan
dengan motivasi yang benar dan tekun mengerjakannya.
Kuliah menulis online bersama Omjay hari ini,
Kamis, 7 Mei 2020, pukul 13.00-15.00 WIB menghadirkan Dr. H. Imron Rosidi,
S.Pd., M.Pd sebagai pemateri atau narasumber. Beliau dilahirkan di Surabaya, 10 Juni 1966.
Beliau memiliki hobi membaca, menulis, dan pencak Silat. Pada tahun 2011 pernah
meraih juara I Guru Prestasi Tingkat nasional, juga pernah
menjadi Instruktur Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015, dan
narasumber penulisan buku tingkat nasional.
Pak Imron memulai kuliahnya dengan mengajak seluruh
peserta melihat dan membaca pemaparan materi pada powerpoint yang sudah
dikirimkan di WAG.
Di dalam powerpoint (ppt) ini Pak Imron
mengawali dengan beberapa gambar atau slide, lalu memberi
motivasi kepada peserta bahwa merekapun bisa menghasilkan buku-buku seperti di bawah ini.
Mungkin di antara begitu banyak peserta ada
yang segera termotivasi untuk menulis buku. Jika demikian, ada pertanyaan yang
mengikutinya: Mengapa mau menulis buku?
Pertanyaan klasik ini bisa mendapatkan beberapa jawaban seperti:
n Menemukan atau membangun identitas diri
n Mendapatkan uang/royalti
n Mengangkat popularitas diri
n Terpaksa karena ada tugas
n Berbagi inspirasi
n Menyuarakan kebenaran
n Menyebarkan ilmu
Jawaban-jawaban di atas dapat dikategorikan
sebagai ide atau gagasan yang baik, tetapi dalam kenyataannya ada juga banyak
orang yang tidak menulis atau belum menulis oleh karena belum menemukan ide
untuk menulis ataupun belum atau tidak tahu bagaimana cara menulis.
Meski alasan itu dapat dipahami, tetapi
sebenarnya semua orang dapat menulis, maksudnya jika mereka tidak menulis itu
karena mereka tidak mau menulis. Menulis berarti mengungkapkan gagasan,
pikiran, dan perasaan melalui huruf, kata, kalimat, dan paragraf.
Sebagai manusia yang memikiki kelemahan dan
keterbatasan, pastilah kita pernah dan sering berbuat kesalahan. Itu artinya,
kita pernah mencoba berbuat sesuatu tetapi salah, karena itu, kita terus
belajar untuk berbuat yang benar. Demikianlah dengan menulis. Cobalah untuk
menulis, jika salah dilihat kembali dan perbaiki tulisannya. Karena menukis
adalah sebuah ketrampilan maka harus terus dilatih.
Salah satu bentuk latiuhan yang sangat penting
adalah dengan membaca. Bacalah buku-buku
yang sesuai dengan ketrampilan menuilis. Buku-buku yang berkualitas untuk itu.
Dengan membaca, kosa kata kaan bertambah, pengetahuan dan wawasan ikut
bertambah sehingga konten dan kualitas tulisan pun meningkat.
Salah satu kategori besar buku
adalah buku nonfiksi. Menulis buku nonfiksi perlu memnperhatikan beberapa hal
berikut. Pertama, untuk membantu
menemukan layout buku perlu membaca beberapa buku, kedua, membuat judul dan kerangka buku, ketiga, membaca dan mengumpulkan beberapa literur pendukung, keempat, dalami materi yang kaan
ditulis, kelima, menulis dimulai
dari judul baba yang dikuasai, keenam, jika
sempat terhenti, dalami ulang materinya, ketujuh,
jangan takut salah dalam menulis. Kedelapan,
lakukan editing jika sudah selesai khususnya dari tata bahasa dan tanda
baca (grammar), kesembilan, terbitkan.
Untuk
mendalami materi bisa dilakukan dengan menerapkan prinsip 3P.
Paper (mengumpulkan literatur)
Untuk hal ini dimulai dengan
menentukan jenis buku apa yang mau ditulis. Ada banyak jenis buku, misalnya
buku pelajaran, antologi cerpen, antologi puisi, novel, buku agama, buku
pendidikan, buku motivasi, buku remaja, buku umum, dan lain-lain. Setekah itu,
menentukan kerangka buku.
Person
Mengumpulkan ide melalui
diskusi, tukar pikiran, dan tanya jawab dengan orang-orang yang mengerti apa
yang akan kita tulis.
Place
Mendatangi tempat akan
digunakan untuk menulis.
Setelah buku tekah selesai
ditulis dan siap untuk diterbitkan maka langkah selanjutnya adalah mendekati
penerbit. Penerbit yang bisa didekati adalah penerbit mayor atau self publishing.
Untuk menerbitkan buku perlu
dipahami caranya beserta kelebihan ataupun kekurangan dari tiap jenis penerbit
itu. Mari kita lihat keunggulan dan kelemahan dari 3 sistem penerbitan buku.
Major Publishing
Keunggulan
•
Memiliki
distribusi yang luas
•
Hampir
tanpa modal
•
Lebih
praktis
Kelemahan
Kurang fleksibel
Margin profit yang lebih kecil (royalti:
10%)
Kelengkapan sebagai
persyaratan yang disiapkan untuk menerbitkan di penerbit mayor adalah
• Surat Pengantar
• Soft copy buku
• Biodata penulis
Sedangkan, draf tulisan sudah
harus disiapkan dengan
• Pengantar Penulis
• Daftar Isi
• Endorsement
• Sinopsis
• Biodata
• Cover (bisa dibuat oleh penerbit)
SELF PUBLISHING
Keunggulan
•
Lebih
fleksibel
•
Memiliki
margin profit yang lebih tinggi
•
Bukunya
pasti diterbitkan
Kelemahan
Perlu kerja ekstra untuk distribusi buku
Perlu modal yang besar
Banyak hal lain yang harus dikerjakan
JUAL PUTUS
Keunggulan
Cepat mendapatkan uang
Tidak berkurang meskipun buku kurang
laku terjual
Praktis
Kelemahan
Pendapatan sesuai dengan kesepakatan
Hak cetak dipegang oleh penerbit
Pendapatan tidak bertambah meskipun buku
dicetak berulang-ulang
Demikian penyampaian materi oleh Pak Imron. Kemudian
sesi kuliah diikuti dengan sesi tanya jawab. Rekapan dari sesi ini dapat
dilihat di bawah ini (pertanyaan dan jawaban diedit oleh penulis).
Penanya
(bu Beni, Bojonegoro): bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik. Siswa
milenial (meski tidak semuanya) kurang suka membaca buku, lebih menyukai
youtube.
Pak Imron:
Pertanyaan yang menarik. Sekarang ibu hrs melihat dulu, siapa pembacanya.
Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sdh
seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku. Kalau menulis buku
dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal2 yg saat ini sdh hit. Mungkin
tulisan ttg kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik.
Atau tulisan yg berisi pengalaman orang2 sukses, bagaimana saat dia menjadi
siswa juga menarik. Dicoba saka ibu. Jangan tajut jelek dan tdk laku
Penanya
(Fatma eviana, Pati): mohon penjelasan lebih spesifik lagi karena saya slalu
tergerak tetapi tidak bisa menulis.
Pak Imron: Begini. Antara otak kita yg berjalan
lancar dg tangan kita yg mengetik, jauh lebih cepat otak kita. Waktu menulis
anggaplah sdg berbicara. Kalau ada yg salah saat mengetik, mungkin salah huruf,
kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Terus menulis jangan takut
salah. Setelah dianggap selesai, mungkin
4 sd 6 paragrag paragraf. Dibaca lagi sambil membenahi yg salah. Masalah
kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena kurangnya motivasi dlm.menulis.
kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi hrsnya sekali duduk. Malanya
sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita ttg apa yg akan ditulis
Penanya
(Noralia, Semarang): (1) Di buku non fiksi, apakah daftar pustaka disematkan
juga dalam isi buku, ataukah cukup di sematkan di bagian daftar pustaka saja?
Seperti ketika kita membuat artikel ilmiah, (2) Biasanya untuk terbitan
pertama, penerbit akan mencetak bukunya sejumlah berapa eksemplar pak? (3) Untuk
di buku antologi itu kan berarti buku keroyokan dari banyak penulis, untuk
pemberian sistem royaltinya bagaimana? (4) Sebaiknya sebagai penulis pemula, ke
penerbit mana ya pak kita dapat menawarkan buku kita?
Pak Imron:
1.
Daftar pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa
juga dg diberi footnote
2.
Tergantung prediksi penerbit. Maaf, buku saya
yg akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5rb eks.
Kalau menerbitkan sendiri 5 eks bisa, 100 juga bisa
3.
Biasanya penerbit major tdk menerbitkan buku
antologi yg royoan
4.
Sbg penulis pemula, ke penerbit indie atau
menerbitkan sendiri dulu. Artinya dg biaya sendiri..nanti kalau dirasa tulisan
kita bagus, baru kirim le major. Ingat lihat visi penerbit
Penanya
( Fadli, NTT): bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup kalimat atau
paragraf?
Pak Imron: Paragraf itu gabungan kalimat yg
koheren atau padu. Ada 3 cara agar padu, 1. Mengulang kata yg sebelumnya
disebutkan, 2. Mengganti dg kata lain yg sama maknanya, dan 3. Memberi
konjungsi antarkalimat. Paragraf itu terdiri atas 3 sd 5 kalimat, bisa 1
kalimat utama dg 2 kalimat penjelas. Paragraf bisa dimulai dr kalimat utama,
yaitu kalimat yg perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona
menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dr kalimat
tersebut. Jd berakhir apabila dianggap penjelasnya sdh cukup. Usahakan maksimal
5 kalimat
Penanya
(Winarti, Tangerang): apakah karya tulis
/ buku untuk syarat naik pangkat dari gol. 3 ke gol 4 ada perbedaannya?
Pak Imron: Tdk ada. Yg penting kalau berISBN
nilai 3 dan kalau tdk nilai 1.5
Penanya
(Reni, Bantaeng Sulsel): Sejak kapan Bapak mulai menulis buku? Bagaimana Bapak
mengatasi jika Bapak sedang banyak urusan/kegiatan/acara dan jg harus
meluangkan waktu untuk menulis?
Pak Imron: Saya menulis sebenarnya baru masuk
menjadi mahasiswa jurusan bhs Ind dan mengikuti kegiatan HMP Himpunan mahasiswa
penulis. Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus.
Sejak menjadi guru 1989, pd tahun 1990 baru ada 1 buku yg terbit. Itu karena
motivasi muncul karena hinaan salah satu guru. Waktu itubdia bilang, mana ada
guru D3 tulisannya diterbitkan. Alhamdulillah saat itu buku saya diterbitkan
oleh penerbit YA3 malang dan mulai saat itulah gairah menulis muncul. Penulis
itu hrs mau mengorbankan waktu. Selain saya sekarang jd kepala sekolah, saya
juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan tinggi dan masih sempat
melatih pencak silat. Kapan menulis. Setiap malam dan setiap ada waktu luang.
Hrs ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa sd berapa. Tanpa ada waktu
wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi penulis
Penanya
(Siti Fatimah, Mojokerto): (1) Mohon mengupas beberapa penerbit beserta karakteristik
tulisan yang diterima, (2) untuk kenaikan pangkat, Buku kumpulan puisi dan
cerpen karya sendiri masing2 buku isi
berapa untuk bisa dinilai.
Pak Imron:
1. Untuk bisa ke major, usahakan kita sdh terkenal
dulu. Untuk mengetahuinya bagaimans? Buka google, ketik nama dan asal. Kalau
ada berarti sdh terkenal. Untuk mengetahui visi misinya ya buka google. Atau yg
paling gampang datang ke toko buku. Cari buku yg selaras dg buku yg anda tulis.
Nah. Kirim ke sana. Jangan mengirim buku agama ke balai pustaka misalnya, ya
korim.ke.mizan. kha gitu
2.
Lihat di buku 4. Kalau puisi lebih dr 20 nilai
2, kalai lebih dr 40 nilai 4. Kalau cerpen lebih dr 10 nilai 2 dan kalau lebih
dr 20 nilai 4
Penanya (Muh. Said, Makassar): (1) Dalam
penyusunan DUPAK masih berdasarkan dgn Permenpan No.16 thn 2009 dan No.35 thn
2010. Apakah belum terbit Juknis yg baru ? (2) Penilaian utk PKB khususnya
Publikasi ilmiah pada golongan IV.b ke atas apakah memang diseminarkan?
Pak Imron:
1.
Masih tetap ttp sekarang proses revisi
2.
Yg diseminarkan hanya laporan penelitian, misal
PTK saja. PKB lainnya tdk
Penanya
(Said Wahid, Mojokerto): (1) Tulisan bunga rampai yg dibukukan apakah bisa
dijadikan kredit point kenaikan pangkat? Mengingat batas penulis kan dibatasi 4
orang saja yg bisa diajukan nilai AK nya, (2) Tulisan puisi yg dapat dijadikan
kenaikan angka kredit itu prosedur nya bagaimana? (3) Saya guru Agama, ijazah
yg sudah sy ajukan sesuai dgn kepangkatan saya adalah s1.agama dan s2 Agama, dan sy punya ijazah s1
pend. Sejarah, apakah bisa diajukan utk kenaikan pangkat, prosedur nya
bagaimana?
Pak Imron:
1.
Bunga rampai apa? Kalau puisi ya minimal 20
puisi..kalau artikel populer 1 bisa asal diteebitkan
2.
Puisi yg sdh diterbitkan ber ISBN minimal 20
puisi dan bisa lwbih dr 40 puisi. Baca buku 4
3.
Yg diakui hanya 1 ijazah yg setingkat. S1
sejarah tdk dinilai
Penanya
(M Rasyid Nur, Karimun): Buku apa yang sebaiknya kita tulis yang bisa jadi
bahan bacaan siswa saat ini, yang karakternya jauh berbeda dengan zaman dulu, sekaligus
bisa untuk naik pangkat.
Pak Imron: Ya. Tdk bisa kita hindari. Yg
penting orientasi kita menulis adalah untuk berbagi ilmu. Itu dulu. Untuk naik
pangkat adalah buku pendidikan dan pembelajaran dan buku pelajaran. Ini yg bisa
dinilai
Penanya
(ika siswati, kota tangerang): apa yang melatarbelakangi bapak menulis buku
LKS?
Pak Imron: Saat itu tahu 1990 an banyal
bermunculan LKS LKS tetapi hanya berupa pertanyaan dan titik2. Seperti hanya
menyedialan kertas. Lalu saya pingin membuat LKS yg berbeda. Selain banyak
flowchart, juga menuntut cara mengisinya, tdk sekadar titik2. LKS saya setiap
terbit 25rb eks. Saya saat itu masih bujang. Dpt royalty 30jt. Saat itu. Bisa
dibayangkan
Penanya
(Astuti Triasmani, Yogyakarta): Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat
kita untuk kita bisa menemukan sesuatu agar bisa berlanjut ke menulis buku itu
apa pak?
Pak Imron: Seorang penulis itu hrs selalu
mempersenjatai dg sebuah pena. Sekarang bisa dg hp untuk mencatat ide yg muncul
tiba2. Tdk boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dlm bentuk yg paling sederhana,
artikel populer. Ini hanya 3 sd 5 halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau
surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama jenengan akan
dicatat oleh tim redaktur.
Penanya
(Yulius Roma, Tana Toraja): Bagaimana menyelaraskan dan mensinergikan motivasi dan
passion dalam menulis.
Pak Imron: Tentunya setiap orang berbeda.
Gairah dan motivasi keduanya sijoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi aku hrs
nulis agar siswaku bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus
bertambah ketika tukisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan
menulis. Hanya cerita. Saya punya saudara guru SD di sebuah pulau terpencil.
Satu buku selesai dan diterbitkan sendiri. Banyak orang beri apresiasi.
Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan buku2 selanjutnya
Resume
Belajar Menulis Online Gel 7
Bersama Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd
7 Mei
2020
Penulis:
Grefer E. D. Pollo, dari SDH Kupang
Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
Pak Imron menyampaikan materi di youtube PB PGRI di link https://www.youtube.com/watch?v=G4ZCy5DYNFk&feature=youtu.be
Ayo menulis dan berprestasi
ReplyDeleteterima kasih Omjay untuk motivasinya
DeleteTetap semangat
ReplyDeleteRapi dan lengkap bapak, visit ke blog saya juga ya untuk saling sharing ilmu : https://naniku2020.blogspot.com/2020/05/motivasi-menulis-buku-dan-berprestasi.html
ReplyDeleteterima kasih bu, komen diblognya sudah saya berikan
DeleteSay sangat suka resume yang Bapak buat. Selamat dan tetap semangat ya
ReplyDeleteterima kasih untuk apresiasi dan motivasinya bu
DeleteBagus banget.
ReplyDeleteterima kasih bu
ReplyDeleteMantap Pak, keren dan lengkap
ReplyDeleteMaterinya keren Pak,.
ReplyDeleteSelain bantu meningkatkan kemampuan literasi bagi generasi milenial,juga tersirat perspektif baru untuk pembaca..
terima kasih untuk apresasi dan motivasinya
DeleteMantap 👍🏻
ReplyDeleteterima kasih bu ditta
ReplyDelete