Dalam dunia ini ada dua jenis kelompok manusia,
yakni mereka yang adalah korban sejarah atau pembuat sejarah. Menjadi seorang
penulis, memiliki kesempatan untuk membuat sejarah dan memberi kesempatan
kepada orang lain untuk mengikuti jejaknya.
Hari ini, Rabu, 6 Mei 2020, kuliah menulis online
bersama Omjay kembali dilakukan dengan pemateri Ibu Farrah Dina. Beliau dilahirkan
di Jakarta, 17 Maret 1980 dan pernah mengenyam pendidikan di Tokyo Gakugei
University, Tokyo, Jepang, Teacher Training Program Jurusan Curriculum
Theory (2014) State University of New
York, College at Buffalo Master of Science in Multidisciplinary Studies (2007),
dan Institut Pertanian Bogor Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga (2003). Kesehariannya beliau sebagai pendidik, pelatih guru, dan
penulis. Ibu Farrah juga adalah pendiri Tangga Edu dan telah menulis 20 judul
buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru dan orangtua serta buku-buku
bergambar untuk anak.
Adapun tema kuliah kali ini adalah terbitkan buku, catatkan sejarah. Ibu Farrah
memulai kuliahnya dengan mengajak peserta menyaksikan video pda link youtube berdurasi
17:33 menit
https://www.youtube.com/watch?v=_7_bUDRAnhY&feature=youtu.be
yang berisi materi yang akan disampaikan.
Berikut beberapa kutipan dari konten video
tersebut. Seorang filsuf yang dan matematikawan Prancis yang dikenal sebagai
filsuf modern pernah mengatakan membaca buku sama dengan berbicara dengan orang-orang
di masa lalu. Karena memang salah satu hal yang bisa ditinggalkan adalah
menulis buku. Menulis buku dan menerbtkan buku adalah dua hal yang berbeda. Karena
itu, jauh lebih baik jika seorang penulis bertekun dahulu dalam menulis sampai
karyanya berkualitas dan sangat dibutuhkan, maka akibat dari itu adalah
menerbitkan buku.
Di dalam menulis sampai menerbitkan buku ada ada
4 (empat) R yang perlu diperhatikan.
- Renjana (=passion)
- Rutin
- Review
- Ruang bagi pembaca
Renjana
Renjana adalah sesuatu yang sangat menarik. Mudah
dilakukan dan menyenangkan. Karena itu, mulailah dari sesuatu yang dikuasai
dengan baik. Cara paling mudah untuk terus menulis adalah merasa sukses untuk
melakukan sesuatu. Ibu Farrah memiliki renjana dalam menulis buku anak. Hal tersebut
lahir dari kebutuhan dan untuk anak sendiri karena, banyak buku impor, namun sering
tidak tepat dengan kondisi sendiri.
Rutin
Bukan hanya rutin menulis tapi rutin membaca. Dengan
membaca akan otomatis terbingkai untuk menjadi sebuah bahan bacaan. Kosa kata
membaca berkaitan dengan kosa kata menulis. Seringlah membaca banyak buku
dengan genre masing-masing. Rutin menulis kapanpun dan dimanapun. Penulis hebat
selalu menyediakan waktu khusus dan tempat khusus untuk menulis. Sebab, suasana
di tempat demikian akan sangat membantu dalam menemukan ide untuk menulis. Saat
dalam perjalanan dan tidak bisa menulis, rekamlah peristiwa menggunakan audio recorder untuk membantu merekam
tulisan. Lalu, saat mulai menulis gunakanlah rekaman logika, emosi, dan pancaindera.
Review
Setelah memiliki kumpulan ide dan tulisan,
buatlah review. Sebelum di-review, saat masih dalam model draf tulislah apa
adanya. Tak usah mempertimbangkan siapa tokoh, waktu, detail tempat, dan
sebagainya. Saat di-review baru dibuat detail semuanya. Misalnya, melihat siapa
pasar dari buku yang akan diterbitkan. Siapa audiens dari buku ini.
Ruang bagi
pembaca
Saat melakukan review berikan ruang bagi
pembaca. Artinya, berikan kesempatan bagi pembaca untuk memberikan feedback
positif saja, tetapi juga apa yang pembaca merasa sulit untuk mengerti. Misalnya,
saat buat buku anak-anak minta anak-anak untuk membaca dulu dan berikan
masukan. Bisa juga bagikan di medsos, meminta kolega dan keluarga untuk membaca
bukunya. Itu hqal yang baik untuk memberikan motivasi tersendiri dan masukan yang
berarti.
Setelah sesi penyampaian materi di atas,
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Rekapan dari sesi tersebut seperti di
bawah ini (diedit sesuai kebutuhan).
haruskah melalui tahapan 4R itu agar
buku yg diterbitkan berkualitas_ Ibu Nani Bogor Jawa Barat
|
Bu
Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2
penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan
menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada
awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg
nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru
dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah
final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk
ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar
masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis
hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan.
Selamat terus menulis...
|
teknis / langkah mengubah tulisan dr
best practice menjadi tulisan popular_ Ibu Beni, Bojonegoro
|
Ibu
Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik.
Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi
disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang
memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan
pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan
membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2
memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur
emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa
contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2
terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses
dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode
pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7
Habit).
Bagaimana
menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi,
misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih
hidup.
|
Cara mengetahui passion kita dengan
mudah_ Siti Fatimah, Mojokerto
|
Ibu Fatimah,
tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada
orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya
dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis,
nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank
tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan
terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah
kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk
mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah
mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan
dan kita merasa mudah.
|
Menambahkan khayalan dan imajinasi sehingga
tidak murni fiksi boleh atau tidak, dan termasuk kategori buku apa_ Warsih,
Tangerang
|
Ibu
Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak.
Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara,
anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.
YAng
tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya
pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa
seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada
akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan
dengan perbuatannya & tidak berlebihan.
|
yang ibu lakukan sehingga dapat menemukan passion ibu yaitu menulis buku
anak_ika siswati, Tangerang
|
Saya
menemukan renjana saya berawal dari pendidikan sy di Amerika & Jepang
yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. TIdak halnya di
Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak
saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus
mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya tidak
puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya
dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada.
Selanjutnya
saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal
yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas
itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan
buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi
terbesar dan itulah passion saya... Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk
terus menulis genre lain.
Karena
rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk
tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri
saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn
tenggat yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan.
Alhamdulillah dengan research plan yg sy buat, sy bs diterima di univ di
jepang.
|
Cara memanage 4 R ini agar menjadi
sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis_ Yulius Roma, Tana
Toraja
|
Pak
Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu kunci utamanya pak... Dengan melakukan
maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat
adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan
juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat
ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan
lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn
kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis
|
Haruskah seorang penulis fokus pada
satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2 baik, dan mmg ada tdk
pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan (fiksi dn
non fiksi) secara bersamaan?_ Candra, Langkat Sumatera Utara
|
Pak
Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk
didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang
sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya
untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita
sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di
awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu
yang benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya,
kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan
latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan
kebutuhan pembaca... Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai
sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita. Semangat menulis
|
Cara agar dapat menerima tanggapan
pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca dan tips mengubah penulisan
ilmiah menjadi penulisan popular_Benny Belang, Kupang-NTT.
|
PAk
Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai
juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita
mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah
penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang
ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang
imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan"
atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera
yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia
bukanlah target pembaca kita.
Jika
tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang
berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan
yang perlu diperbaik.
|
cara mudah menulis buku sebagai
pemula_ fitran, mataram
|
Pak
Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti iklan di tv yaa...). Ini
yang paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil salah
satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan
penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara
umum
|
Menulis buku anak itu tentu untuk
membangkitkan minat maka perlu gambar. Gambar dibuat sendiri atau menggunakan
jasa atau ada cara lain mendapatkan gambar_ Roni Bani, Salam Literasi dari
Timor
|
Salam
Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desain berjenjang di awal. Mulai dr
pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja
sama dengan ilustrator. Byk komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di
medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit
gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). NAnti bapak tentukan saja di
jenjang mana BApak ingin menuliskannya. JIka tertarik lebih lanjut, akan ada
workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu
& FB Tangga Edu untuk info terkini.
|
Kiat agar tidak sulit menulis sesuai
dengan bahasa anak_Deni, Cimahi
|
Sulit
atau tidak sangat relatif. Tapi mungkin karena kita terbiasa dengan bahsa
dewasa. Kuncinya adalah sering mendengarkan anak berbicara & memberikan
buku kita pada anak agar kita tahu responnya... Kemudian bisa kita evaluasi.
Saat menulis untuk dewasa, apa yang kita tuliskan akan ditangkap sama oleh
pembaca. Tidak demikian dengan anak, hal sederhana saja bisa dipersepsikan
berbeda, tidak sama dengan apa yang kita maksud.
|
cara apa agar bisa menghasilkan buku
dengan cepat bagi penulis pemula_ Sri Sulastri, Bojonegoro
|
Bu
Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu. Topik yang paling ibu kuasai. Tapi
tidak ada yang instan, semua harus melalui proses. Proses itu akan semakin
cepat jika segera dimulai
|
Jumlah persentasi dari ruang pmbaca
dapat ditmpung masukannya dan sikap kita dlm mnerima semua kritikan itu agar
tdak trbwa amarah_Bernad, Toraja
|
Tidak
ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai
masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera
yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga
bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau
pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka
mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik...
|
Review buku yang dimaksudkan adalah
sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca
tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari
buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru
diterbitkan_grefer, Kupang NTT
|
Betul
pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca &
melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu
penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada
mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa,
tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit
|
Resume
Belajar Menulis Online Gel 7
Bersama
Ibu Farrah Dina
6 Mei
2020
Penulis:
Grefer E. D. Pollo, dari SDH Kupang
Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
Mantul
ReplyDeleteterima kasih omjay
Deletehttps://youtu.be/ZprAYS_Ssdo
ReplyDeletesudah ditonton, like, dan subscribe juga
Deletemantap
ReplyDeleteTerima kasih pak bernad
DeleteLuar biasa...
ReplyDeleteTerima kasih ibu sumarjiyati
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMantap, bu!
ReplyDeleteTerima kasih om yolis
DeleteBagus, Pak. Tulisannya menambah ilmu kita.
ReplyDeleteterima kasih pak. Mari kita terus belajar menulis
DeleteKeren
ReplyDeleteterima kasih untuk motivasi dan apresiasinya
DeleteMantap resumnya www.sarastiana.com
ReplyDeleteterima kasih untuk motivasi dan apresiasinya
DeleteMenginspirasi
ReplyDeleteterima kasih untuk motivasi dan apresiasinya
DeleteLuar biasa
ReplyDeleteterima kasih bu
Delete