Wednesday, May 6, 2020

Anda Sibuk? Justru Harus Menulis!



menulis dalam kesibukan
Menulis akan meninggalkan jejak kehiduan bagi yang lainnya. Tanpa tulisan banyak orang akan kehilangan jejak ke masa depan. Semakin sibuk, justru harus semakin banyak menulis. Dengan demikian, semakin banyak orang akan beajar mengenai makna kehidupan di tengah kesibukan. Apakah kesibukan itu bermakna bagi kehidupan atau justru merusak kehidupan.

Selasa, 5 Mei 2020. Di hari ini, kembali kuliah menulis online via WAG kembali menyapa pada pukul 13.00-15.00 WIB. Omjay sebagai penggagas dan pengelola kuliah ini telah mengundang narasumber, Bapak Much. Khoiri. Beliau dilahirkan di Desa Bacem, Kabupaten Madiun 24 Maret 1965 Jawa Timur. Beliau Alumnus Internasional Writing program di University of lowa (1993) dan Summer Institute in American. Sempat belajar di Chinese University of Hong Kong (1996). Dalam hal karya, beliau termasuk dalam buku 50 tokoh Inspiratif Alumni Unesa (2014), pernah menjadi Redaktur Pelaksana Jurnal kebudayaan kalimas dan penasihat jurnal berbahasa Inggris Emareald, serta redaktur jurnal sastra dan seni. Banyak karya beliau baik fiksi maupun nonfiksi pernah dimuat di media cetak, jurnal, dan online baik dalam dan luar negeri. Buku-buku yang pernah beliau terbitkan antara lain, 42 judul buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatif baik mandiri maupun antologi. Dari buku-buku itu yang terlaris antara lain: Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014), Rahasia Top Menulis (2015). Much Koiri dalam 38 Wacana (2016). Kumpuis Gerbang Kata (2016), Bukan Jejak Budaya (2016), Mata Kata: Dari Literasi Diri (2017), Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku (2017), Virus Emcho Melintas Batas Ruang Waktu (2020) dan SOS Sapa Ora sibuk: Menulis Dalam Kesibukan (2020). Sekarang beliau aktif sebagai dosen, penulis buku, trainner, editor dan Penggerak Literasi dari Universitas Negeri Surabaya.

Materi yang dipercayakan kepada beliau sangat menarik karena tidak banyak orang yang mau melakukannya. Ataupun jika mereka mau, tidak banyak dari mereka yang mampu melakukannya, yakni Menulis di tengah Kesibukan.



menulis dalam kesibukan
menulis dalam kesibukan

Semua Orang adalah Orang Sibuk
Menulis di tengah Kesibukan? Yang benar sajalah ……….
Mungkin Anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang akan mengatakan hal di atas. Tapi, ada benarnya juga. Siapa yang tidak sibuk di dunia ini pada waktu seperti sekarang ini? Semua orang punya derajat kepentingannya masing-masing dan tidak ada orang yang melakukan sesuatu yang tidak penting. Mungkin bagi kita apa yang dilakukannya tidak penting, tetapi bagi orang itu, apa yang diakukannya adalah penting.

Semua orang dalam rumah, luar rumah, dalam kantor, luar kantor, semua orang sibuk. Rasa-rasanya di tiap dahi tiap orang tertulis: “jangan ganggu saya, saya sedang sibuk sekarang.” Ya, semua orang memiliki kesibukan. Tapi, apa arti kesibukan itu? Apakah itu untuk “saya” atau untuk “dia” atau untuk Tuhan? adakah makna dalam kesibukan itu? Ibarat sebuah kalimat, manusia adalah subyek. Tanpa kata kerja, subyek hanya entitas yang mati. Contoh dalam kalimat: saya. Kalau hanya kata “saya” dalam satu kalimat, maka tidak ada artinya. Berbeda dengan kalimat: saya bekerja. Ada artinya.

Kesibukan mesti dikelola agar kesibukan itu memiliki makna. Mengelola kesibukan dengna memberikan prioritas dalam hidup. Prioritas yang positif akan menghasilkan aksi yang positif juga. Menulis adalah bagian dari hal itu. Untuk menulis memerlukan sikap positif dan prioritas positif. Seorang penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikiran untuk menghasilkan tulisan yang baik sehingga saat dia tidak menulis maka akan berpikir tentang menulis. Tiap hari sama dengan menulis. Tiada hari tanpa menulis. Menulis sewajib membaca.



Mengapa Harus Menulis?
menulis dalam kesibukan

Buku chicken soup for writer menuliskan when you speak, your words echo only across the room, or down the hall. But when you write, your words echo down the ages (Bud Gardner). Apa yg diangankan akan lenyap. Apa yg dikatakan akan musnah, apa yg dilakukan akan tersisa. Kecuali dituliskan

Pramoedya Ananta dan Budi Darma pernah berkata demikian…
menulis dalam kesibukan


Dengan demikian, mendidik diri untuk menulis adalah sangat penting dan tidak saja pada orang lain tetapi juga diri sendiri. Mendidik diri bukan hanya untuk kompetensi tetapi menegakkan reward and punishment pada diri sendiri. Jika berhasil memenuhi target pribadi berilah hadiah kepada diri sendiri dan jika tidak, berilah tindakan disiplin kepada diri sendiri.

Komunikasi Dalam Menulis
menulis dalam kesibukan

Menulis bukan hanya berekspresi tetapi juga terutama berkomunikasi. Berkomunikasi artinya, berhadapan dengan orang yang diajak berkomunikasi, yakni pembaca. Pembaca akan menikmati tulisan kita yang disampaikan dengan menggunakan logika dan perasaan. Untuk menulis yang menggunakan komunikasi bisa menggunakan kata ganti “saya”, “dia”, “anda”, dan sebagainya. Bahasa komunikatif sesuai dengan genre tulisan, misalnya tulisan ilmiah dan umum harus berbeda.

Materi tulisan
Materi tulisan selaras dengan kebutuhan audiens. Tuliskan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pembaca. Karena itu, perlu kemampuan memprediksi apa yang dibutuhkan pembaca.

Perorganisasi materi tulisan
Perorganisasi materi tulisan dibuat untuk enak diikuti. Sangat baik jika satu halaman kertas tidak hanya terdiri dari satu paragraph saja. Kalimat dan paragraf diatur sedemikian rupa sehingga memiliki kaitan erat dan saling mempengaruhi.


17 Strategi Jitu Untuk Siasati Kesibukan

menulis dalam kesibukan

Dalam buku terbarunya Bapak Much. Khoiri, yang berjudul Siapa Ora Sibuk (SOS) memuat 17 strategi kitu mensiasati kesibukan. Beberapa di antaranya dapat disampaikan seeprti berikut.

Strategi#1 - Menetapkan niat menulis
Apa yang menjadi niat untuk menulis. Niat dan keyakinan akan menjadi daya dorong dan menjadi daya tahan saat ada godaan. Niat dapat dibagikan menjadi dua yakni niat umum, misalnya, untuk mencerdaskan bangsa dan niat pragmatis, misalnya untuk mendapatkan uang/penghasilan, supaya naik pangkat, dan lain-lain.

Strategi #2 - Rajinlah membaca
Orang yangg rajin membaca bisa melihat masa lalau dan masa depan. Membaca mendahului menulis. Alat picu menulis adalah membaca.

Strategi #3 - gunakan alat perekam
Membawa alat perekam ke mana pergi akan sangat membantu untuk menyimpan memori tulisan sebelum ditulis di atas kertas. Alat itu dapat berupa kamera dan audio. Menulis menggunakan ide dari gambar atau suara yang direkam. Pikiran seperti payung. Berfungsi baik saat terbuka. Karena itu sangat baik jika memiliki banyak ide supaya bisa dapat ide yg baik. Kobarkan inspirasi menulis. Inspirasi bisa dikonstruksikan.

Strategi 5 - Menentukan waktu utama menulis
Setiap orang memiliki waktu utama menulis yang berbeda sesuai kondisinya masing-masing. Merasa nyaman dengan waktu yang ditentukan itu. Lalu, pegang komitmen untuk waktu itu.

Strategi 6 - bagi pemula, menulis bebas
Menulis spontan secara bebas untuk melatih diri menuangkan gagasan secara lancer seperti orang sedang curhat. Menggunakan bahasa tutur. Menggunakan kata “saya”, “aku” seperti bahasa lisan, seperti orang sedang bercerita. Optimalkan kerja otak kanan, yakni menyukai spontasnitas, bebas, tanpa aturan. Menulis bebas, progresnya akan sangat menarik suatu saat nanti.

Strategi 7 - Menulis dalam hati
Sambil kerja bisa menulis, kecuali saat nyetir. Menulis dalam hati sebelum dituangkan di kertas atau laptop. Ide-ide bagus biasa datang saat spontan sehingga sangat baik jika langsung diproses dalam pikiran baru dicatat.

Strategi 8 - Menulis dalam waktu utama
Seperti yang sudah diatur di atas, gunakan waktu utama itu untuk menulis. Jika kurang baru menulis di waktu luang.

Strategi 10 - Menulis yang dialami
Semua orang mengalami perjalanan, dll. Apa yang dialami dalam perjalanan itu, misalnya saat berkemah, dll bisa dijadikan bahan tulisan. Termasuk juga pengalaman mendidik. Menulislah semua itu baik secara mandiri atau bersama.

Demikian yang dapat direkam dari sesei penyampaian materi oleh Bapak Much. Khoiri. Sesi selanjutnya dilakukan melalui tanya jawab untuk lebih memperkaya pengetahuan peserta. Rekapan sesi tanya jawab (_edit) dapat disampaikan di bawah ini.

Konteks pertanyaan
  1. Kesulitan untuk bisa menulis dalam kesibukan. Apa tips yang paling cocok
  2. Waktu yang diperlukan bagi pemula untuk menulis bebas agar bisa terampil dalam arti bukan hanya menulis bebas saja.
  3. Upaya yang perlu dilakukan agar ide yang ada dalam ingatan atau hati tetap dalam ingatan sampai bisa dituangkan dalam bentuk tulisan.
  4. Kiat-kiat bapak dalam me-manage waktu agar bisa konsisten menulis, karena ada istilah waktu seperti mata pedang dan di tengah kesibukan saat ini sangat sulit untuk me-manage nya
  5. kiat supaya tidak lupa untuk menulis di tengah banyaknya kegiatan yang dilakukan
  6. membangun konsistensi menulis satu topik/tema sampai menjadi sebuah buku
  7. hal-hal teknis yang dapat dilakukan agar bisa lebih berkomitmen untuk menulis lagi
  8. agar kepercayaan diri meningkat sebelum mulai menulis
  9. cara menulis sebuah buku biografi agar tidak terkesan seperti curhat
  10. 17 jurus jitu ini harus ada semuanya dalam diri seseorang baru bisa menjadi penulis hebat atau tidak. Cara mengembangkan kisah perjalanan menjadi sebuah buku.
  11. cara mengatasi kesombongan dalam menulis
  12. bagi pemula menulis satu buku sangat membutuhkan waktu yang banyak, sedangkan tawaran master emcho dalam 17 jitu harus menulis yang banyak.
  13. yang sebaiknya ditulis bagi penulis pemula/amatiran, artikel  atau buku
  14. cara mengorganisasikan kata-kata agar tulisan enak dibaca
  15. menulis puisi itu harus runtut gaya bahasanya atau tidak. Kumpulan puisi buat penulis pemula bisa di jadikan buku atau tidak.



Konteks jawaban
  1. Mengikuti 17 startegi. Jika sibut tetap mencatat poin-poin, karena manusia mudah lupa. Lalu, saat jam utama tulislah.
  2. Bervariasi bergantung niat dan intensitas berlatih. Tap hari menulis sehingga ada perkembangan yang baik.
  3. Menulis dalam hati seperti dalam kertas tetapi dipindahkan dala ingatan sehingga butuh daya ingat yang bagus dan detil per poinnya direkam dalam pikiran. Saat tiba di tempat langsung ditulis di kertas supaya jangan lupa
  4. Saya mendasari diri dengan pemikiran bahwa membaca dan menulis itu wajib. Ada waktu saya bersama mahasiswa, bersama keluarga, dan waktu menulis. Waktu utama menuis saya adalah jam 3 pagi sampai subuh. Jam itu buat 1 artikel. Jika waktu tidak pas atau pendek, saya menulis puisi. Saya menulis artikel, puisi, novel, cerpen, reportase, opini. Seluruh genre tulisan saya beljar untuk menguasai.
  5. Semakin banyak kegiatan, semakin pintar mengelola. Sesuaikan dengan kekuatan yang ada. Buat jadwal yang jelas agar jangan overload. Jika overload harus tetapkan apa yang wajib dikerjakan. Menulis itu wajib.
  6. Harus konsisten saat menulis. Sudah harus punya rancangan apa yang harus ditulis. Jika ide baru yang muncul, tulis di tempat lain. Mungkin akan jadi tulisan yang lain lagi. Fokus pada proyek utama. Buat buku pencatat ide yang lebih mahal supaya tidak mudah dibuang dan tidak diremehkan.
  7. Yang tidak sempat menulis itu disempatkan, dicatat poin-poin saja lalu setelah tiba di tempat langsing dituang di tempat yang tetap. Mencatat di atas kertas itu hakekatnya. Visualisasikan di atas kertas. Banyak ide tidak masalah tapi harus dikelola supaya bisa ditindaklanjuti.
  8. Untuk masalah tulisan pantas atau tidak pantas itu tidak masalah tak usah dihitung. Jika ada orang yang mengolok biarkan saja.
  9. Menulis biografi orang tidak seperti curhat. Gunakan sudut pandang ketiga. Gunakan kata “dia”. Harus gunakan data yang baik. Mellaui wawancara, catatan harian, foto, dll. Bertanya pada keluarga, temannya supaya kaya ide dan data serta obyektif. Otobiografi itu adalah hidup sendiri. Menulis sendiri. Gunakan kata “saya”.
  10. Tidak harus ke-17 nya. Contoh read better write faster itu tidak cocok untuk pemula. Diambil yang sesuai dengan diri sendiri. Untuk pemula ambil yang bagi pemula, misalnya free writing. Menulis sesuai dengan perjalanan. Tiba di suatu rempat buat tulisan tentang tempat itu. Perlu kesensitifan untuk menangkap peristiwa menjadi tulisan.
  11. Menulis itu jangan sombong. Sadar banyak banyak yang belum dibaca dan belum diketahui. Menulis itu dalam proses belajar terus. Hal-hal yang tidak kuat diingat, perlu dicatat.
  12. Menulis sesuai dengan kapasitas. Jangan bertarget misalnya 1 atau 2 bulan harus 2 buku. Jangan tidak selesai bukunya. Jika belum terbiasa, tulislah artikel. Menulis banyak bukna berarti kuantitas harus melebihi kualitas. Jika 1 minggu bisa 1 tulisan, maka coba tambah 1 lagi.
  13. karena ini pemula jadi mulai dengan menulis artikel 2 atau 3 halaman, misalnya apa pandangansiswa tentang pandemi covid-19. Karena buku itu berat berisi kumpulan artikel. Karena artikel masih ringan dan jika salah masih bisa diperbaiki. Bisa dimuat di blog atau facebook dan bisa mendapatkan masukan dari orang lain. Jangan takut ada masukan, itu untuk perbaikan.
  14. Pertanyaan yang menarik. Menata kalimat itu ketrampilan. Perlu banyak banyak latihan. Makanyanamanya writing skills, bukan writing knowledge. Bisa kalimat panjang atau kalimat oendek itu disesuaikan dengan gaya tiap orang. Tidak bisa tiru orang atau tidak baik jika meniru-niru orang
  15. Perlu paham puisi itu seperti apa kaidahnya. Puisi yang baik itu curahan jiwa yang ditata dengan baik. Puisi bukansekedar kata-kata atau diksi yang indah tetapi terikat rima, ritma, simbol, majas, dan lain-lain yang harus diikuti. Harus ada maknanya. Puisi terus ditulis dan jika mau dipublikasikan perlu dikonsultasi denga senior atau yang mengerti.


Pada bagian akhir dari penyajian materinya, Bapak Much. Khoiri mengatakan bahwa kesibukan memang ada di antara kita tetapi penting untuk dikelola. Kewajiban untuk menulis terus dilakukan sesuai dengan 17 startegi di atas seperti yanga da dalam Buku SOS.

menulis dalam kesibukan PGRI

menulis dalam kesibukan PGRI


Resume Belajar Menulis Online Gel 7
Bersama Bapak Much. Khoiri
5 Mei 2020

Penulis: Grefer E. D. Pollo, dari  SDH Kupang Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com, IG: ged.pollo

0 comments:

Post a Comment