

Setiap penulis punya cara masing-masing untuk menemukan ide dan
menuliskan idenya agar dapat dijangkau oleh banyak orang dan memengaruhi
kehidupan banyak orang. Demikian juga Pak Onno, yang memiliki nama lengkap Dr. Onno
Widodo Purbo, wisudawan terbaik Teknik Elektro ITB tahun 1987 yang kemudian
melanjutkan studi magister dan doktoral di McMaster University, Kanada dan
Universitas Waterloo, Kanada, juga adalah seorang tokoh dan pakar di bidang teknologi
informasi asal Indonesia. Selain pakar teknologi dengan serangkaian prestasi
gemilang, dan memiliki banyak penghargaan serta seringkali menghiasi
laman-laman media cetak dan digital, seperti TV, Pak Onno yang dilahirkan di
Bandung, Jawa Barat, 17 Agustus 1962 ini, juga dikenal sebagai penulis,
pendidik, dan pembicara seminar, dan aktiv dalam upayanya memperjuangkan Linux.
Untuk lebih mengenal beliau dapat mengunjungi: Twitter @onnowpurbo, laman
https://lms.onnocenter.or.id atau bisa berwara-wiri ria ke Channel YouTube Onno
Center di https://www.youtube.com/channel/UCvYfBQdMzsWTbNAsgJEC7Ig.
Sebagai seorang penulis, Pak Onno mempunyai
cara yang unik untuk menemukan ide untuk ditulis sehingga tulisan tersebut
menjadi tulisan yang aktual, faktual, dan menjawab kebutuhan masyarakat
pembaca. Cara yang digunakan beliau adalah dengan mengobrol baik secara
langsung maupun via media sosial, seperti twitter. Melalui obrolan tersebut
didapatkan hal-hal apa yang sedang hangat dibicarakan dan dibutuhkan banyak
orang.
Demikianlah
sekelumit kisah Pak Onno ketika memulai kuliah berbasis online via zoom pada hari Senin tanggal 27 April 2020 pada pukul 13.00 – 15.00.
Pak Onno membagikan pengetahuan dan ketrampilan yang sebenarnya adalah
pengalaman beliau dalam hal menulis dan mencetak buku baik yang bersifat hardcopy (kertas) ataupun softcopy (difgital). Detail dari penjelasan tersebut dapat dilihat pada onnocenter.id.
Selain itu, pada laman ini menyediakan banyak informasi bermanfaat terkait
menulis dan menerbitkan buku.
Membaca dan 5W + 1H
Kebiasaan menulis harus dibangun dari dasar yang benar yakni
kebiasaan membaca. Dengan membaca akan terbentuk cara berpikir yang sistematis,
terstruktur, dan memperkaya kosa kata. Sebab, biasanya kendala terbesar dalam
menulis buku adalah menemukan kata-kata yang tepat untuk topik tertentu
sehingga buku dapat laku terjual. Jika hal tersebut sudah teratasi maka
mulailah menulis dengan menggunakan prinsip 5W+1H (what, where, when,
who, why dan how).
Menemukan Topik
Sebuah topik tulisan bisa saja datang dengan sendirinya, tetapi
kebanyakannya dengan cara dikejar. Karena itu, ada banyak cara untuk
mengejarnyaa. Ada orang yang mengupayaknnya dengan melihat keadaan di
sekitarnya, memerhatikan sebuah gejala yang sedang terjadi, melihat masalah dan
berusaha mencari solusinya, membaca buku atau jurnal atau tulisan lainnya,
melakukan perjalanan tertentu, dan mengobrol atau berdiskusi. Semua ini
dilakukan agar kebutuhan masyarakat dapat diketahui sehingga sebelum buku
diterbitkan sudah dapat diprediksi siapa segmen pasar bukunya dan berapa banyak
orang yang akan membeli buku itu. Mengapa ini perlu? Sebab, ketiga hal yang
harus dilakukan agar buku dapat laku terjual adalah (1) memilih topik, (2) mencari
tahu keinginan pembaca, dan (3) mencari tahu minat pembaca. Ketiga hal ini bisa
didapatkan lewat cara mengobrol, atau bercakap-cakap dengan orang lain.
Teknik Sederhana
Membuat Buku
Menerjemahkan dokumen
Sebuah buku dapat dihasilkan dari beberapa dokumen yang
dikumpulkan menjadi satu. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen berbahasa
Indonesia ataupun bahasa asing. Jika
dalam bentuk dokumen bahasa asing yang ingin ditulis dalam bentuk bahasa
Indonesia, maka dimulai menerjemahkan dokumen tersebut ke dalam bahsa
Indonesia, dikumpulkan menjadi satu, dijadikan paragraf baru, lalu diedit
menggunakan bahasa sendiri sehingga mudah dan enak dibaca.
Dalam kegiatan akademiknya, sebagai dosen, para mahasiswa sering
ditugaskan oleh Pak Onno untuk menulis buku sesuai dengan topik yang sedang
dikuliahkan. Mereka diberi akses masuk ke perpustakaan digital milik Pak Onno
di mana tersedia beragam jenis buku.
(Membangun) Kebiasaan Mencatat
Sebuah kebiasaan tidak bisa terjadi dalam semalam. Kebiasaan
harus dilakukan terus menerus hingga suatu saat sulit dihentikan ataupun
melakukannya hamper tanpa berpikir lagi. Itulah kebiasaan. Demikianlah yang
harus dilakukan oleh seseorang yang ingin menjadi penulis. Kebiasaan menulis
bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Misalnya di blog, wiki, atau yang
lainnya. Mencatat apa saja dan sedikit demi sedikit setiap hari. Suatu saat
ketika dikumpulkan, maka jadilah sebuah buku.
Pak Onno mempuyai kebiasaan menulis di wiki dan mempunyai wiki
pribadi karena pastinya memiliki kelebihan tersendiri dibanding menulis di
blog. Misalnya, jika ingin mencari topik tertentu, maka tinggal akses ke menu Search
lalu Enter, langsung menemukan apa yang dicari. Keuntungan lain adalah
tulisan dalam bentuk elektronik dan dapat dibaca oleh semua orang.
Untuk tulisan ilmiah sangat penting memperhatikan referensi apalagi menulis di jurnal internasional, maka harus menggunakan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris. Untuk menolong dalam hal ini bisa menggunakan google scholar, tinggal akses ke web search menu https://scholar.google.com, masukkan kata kuncinya, akan muncul file-file yang dibutuhkan, klik kekanan dan cite. Lalu, dilihat bagian abstrak tulisannya untuk memastikan konten yang sesuai dengan tulisan yang dibutuhkan.
Creative Commons License
Sebuah buku akan lebih menarik jika disertakan gambar baik di
bagian cover depan atau bagian
isinya. Untuk menambahkan gambar di buku, bisa dengan cara buatan sendiri
ataupun dengan mengambilnya dari internet. Gambar yang diambil dari internet perlu diperhatiakan copyright-nya agar tidak terjadi masalah
plagiasi. Jika gambar memiliki copyright sebaiknya tidak diambil atau
jika mau mengambiknya perlu meminta ijin kepada pemilik hak ciptanya.
Tetapi jika tidak ada copyright
boleh diambil bebas. Di internet ada yang namanya Creative commons license. Di bagian ini ada banyak file yang bisa
diambil bebas tanpa bayaran tapi cukup disertakan referensi sebagai bukti hasil
karya orang lain dan etika dalam tulisan.
Mengajukan Buku ke Penerbit
Untuk mengajukan ke penerbit, penulis perlu
perlengkapi bukunya dengan 7 hal berikut.
1.
Halaman Judul (tanpa desain cover)
2.
Kata Pengantar. Bagian ini bisa ditulis oleh penulis, atau
orang lain (endorsement). Atau, beberapa orang.
3.
Daftar Isi
4.
Materi Lengkap. Bisa disertai gambar. Jika ada gambar,
dipisahkan yang memiliki resolusi besar dengan yang tidak.
5.
Data diri penulis, disarankan buat versi pendek. Misalnya memuat
identitas diri, data
pendidikan, karya-karya yang sudah pernah diakukan, keunggulan yang sudah
diraih, apa yang sedang dilakukan sekarang
6.
Daftar Pustaka
7.
Sinopsis, yaitu kisah tentang penulisan buku atau inti buku. Sinopsis bisa memuat
tentang apa isi dari buku. Jika pembaca membaca buku ini apa yang akan mereka
temukan atau dapatkan.
Naskah tulisan dibuat
sederhana saja. Boleh di dalam format Ms word. Untuk beberapa penerbit besar
mereka bersedia untuk membuatkan layout tapi, penerbit tertentu sudah
menentukan layout-nya. Misalnya, Penerbit ANDI Offset bersedia untuk melakukan layout
sendiri terhadap buku, tetapi, Elex Media Komputindo, biasanya meminta penulis
untuk layout sendiri supaya mereka tinggal mencetak.
Keinginan penerbit
Penerbit bergerak di
area komersil dan mengejar keuntungan (profit). Karena itu, dalam menerbitkan
buku, hal kualitas buku, latar belakang penulisnya temasuk gelar dan pengalaman
bukan hal yang terlalu penting untuk dipertimbangkan, tetapi, apakah bukunya akan
laku dijual. Sebagai contoh, buku pegangan SD akan lebih mudah laku terjual,
dari buku pegangan SMP, SMA, perguruan tinggi. Semakin sedikit jangkauan pasar
dan segmen pasarnya semakin sulit buku itu diterima untuk diterbitkan oleh
penerbit besar. Kecuali, ada orang lain atau penulisnya bersedia untuk
membelinya kembali. Untuk membantu penerbit dalam melakukan riset awal ketika
menerima draf usulan (proposal) buku untuk diterbitkan, maka penerbit bisa
melihat dari media
social penulis. Di situ akan terlihat berapa follower-nya. Jumlah follower bisa
menjadi jaminan awal dari lakunya buku jika akan dijual. Termasuk melihat siapa
yang meng-endorse buku tersebut.
Jika sebelumnya
penulis mem-publish bukunya secara digital lalu ingin dicetak secara hardcopy, maka sebaiknya beberapa bagian
dari isinya diubah karena penerbit hardcopy
kurang setuju jika isinya sama. Dalam praktikal, buku hukum dan ekonomi
memiliki pasar yag lebih banyak dari pada buku teknik karena jumlah mahasiswa
teknik lebih sedikit.
Pertimbangan lainnya
adalah membuat buku pocket agar
harganya lebih murah karena ukurannya lebih kecil. Demikian juga supaya buku
lebih mudah laku maka usahakan agar harga buku lebih murah daripada harga
fotokopi. Rata-rata buku yag bagus memiliki jumlah halaman 150. Ataupun yang
bagus sekali bisa di bawah 100 halaman.
Royalti dan ISBN
Biasanya kisaran royalti antara 5% sampai 10%. Sedangkan untuk mengurus ISBN perlu
diperhatikan bahwa tiap buku memiliki ISBN. Institusi yang berhak mengeluarkan ISBN
adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tetapi, sekarang ISBN bisa
diurus melalui penerbit. Tiap buku sebaiknya memikiki ISBN. Jika, buku tersebut
dibuat per edisi atau per cetakan, maka tiap edisi atau tiap cetakan memliki
ISBN-nya sendiri-sendiri.
Buku digital pun bisa ber-ISBN. Selain penerbit, ISBN bisa
dikeluarkan dari sekolah. Caranya adalah sekolah mengisi formulir di https://isbn.perpusnas.go.id sebagai bentuk permohonannya. Dalam hal ini, sekolah bertindak
sebagai penerbit. Setelah permohonan diterima, maka perpustakaan nasional akan mengeluarkan izin agar sekolah
mengeluarkan ISBN. Tentunya ISBN ini diberikan setelah sekolah mengajukan buku
ke ke perpustakaan nasional .
Membuat Buku Digital
Pertama-tama menulis menggunakan Ms word, lalu di-save dalam
format pdf sehingga tersimpan dalam format pdf, maka buku digital sudah jadi. Selanjutnya
supaya bisa diakses oleh semua orang, maka file tersebut di-upload ke website
atau whatsapp atau media sosial lainnya.
Cover Buku
Cover Buku
Cover sebuah buku sangat
penting karena mempengaruhi niat orang untuk membaca. Mungkin karena itulah
sering dikatakan bahwa buku dinilai dari cover-nya.
Penerbit besar, seperti penerbit ANDI biasanya bersedia untuk merancang cover buku.
Resume Belajar Menulis Online Gel 7 Bersama Dr. Onno Widodo Purbo
27 April 2020
Penulis:
Grefer E. D. Pollo, dari SDH Kupang
Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
0 comments:
Post a Comment