Setelah mengikuti beberapa sesi
kuliah online tentang menulis dan menerbitkan buku, sebagai guru yang belajar
menulis alangkah baiknya jika dapat juga mendesain buku pembelajaran. Namun,
tentunya ini bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Dalam mendesain
buku pembelajaran menguasai rancangan pembelajaran merupakan hal penting yang
perlu diketahui, meskipun ini adalah bagian dari keseharian seorang guru.
Rancangan pembelajaran inilah yang nantinya akan membantu penulis memfokuskan
tulisan.
Pada kuliah online via WA yang
dilakukan pada tanggal 28 April 2020, pukul 13.00-15.00 WIB ini, Dr. Paidi,
S.Pd., M.TPd diundang oleh Bapak Wijaya Kusumah, pengelola kuliah online via WA
ini untuk menyampaikan materi tentang Cara
Mendesain Buku Pembelajaran. Pak Paidi, kesehariannya adalah Ketua MKKS SMK
Kota Bengkulu, Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu dan dosen FISIP UNIB sekaligus dosen
pascasarjana TP UNIB hingga saaat ini. Beliau dilahirkan di Bantul, 01 Januari
1971. Kuliah ini dimoderatori oleh Pak Bambang Purwanto dari Bandung
Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran yang sudah ada dapat
digunakan untuk menemukan solusi dan memecahkan masalah, melakukan prediksi
pembelajaran, membantu menulis secara tersistematis, menjadi pedoman kerja,
efektivitas dan efisiensi waktu kerja, dan lain-lain. Karena itu dalam mendesain
pembelajaran diperlukan panduan format menulis buku pembelajaran, struktur isi
bukunya, dan merancang perkembangan bukunya.
Dalam melakukan pemdekatan desain
buku pembelajaranya, Pak Paidi mengacu kepada tokoh fenomenal bidang
desain pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan
Dick & Carrey. Dari pendekatan tersebut didapatilah beberapa langkah proses
perancangan desain pembelajaran. Langkah-langkahnya dapat diuraikan sebagai
berikut.
Langkah 1
Mencari dan mengupulkan data dan
informasi dari pengguna, dalam hal ini siswa mengenai materi-materi apa saja
yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut
Langkah 2
Setelah langkah 1 dipenuhi atau
didapat, selanjutnya melakukan identifikasi kebutuhan siswa terhadap mata
pelajaran/bahan yang akan didesain
Langkah 3
Menyusun analisis
instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan didesain
Langkah 4
Mengumpulkan data dan informasi
mengenai gambaran karakteristik siswa atau pengguna dari buku yang didesain
Langkah 5
Menyusun rumusan tujuan instruksional
khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di
karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
Langkah 6
Melakukan penyusunan TES
Langkah 7
Menyusun rancangan strategi
instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (Pak Oaidi melakukannya secara
blended learning)
Langkah 8
Mengembangkan dan memilih bahan instruksional.
Bahan pembelajaran yang akan didesain dibedakan menjadi 2 model, yaitu bahan
tercetak (hardcopy) dan bahan online (softcopy).
Untuk desain bahan pembelajaran (buku/hardcopy)
dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online (softcopy) bisa menggunakan teori hannafin)
Langkah 9
Setelah langkah 8 terpenuhi, maka perlu
dilakukan evaluasi formatif sebagai berikut:
- one-to-one expert: melibatkan
4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa)
- One-to-one learner: melibatkan
3 orang siswa menurut perbedaan peringkat, mulai dari peringkat atas,
menengah dan bawah
- Evaluasi
Small group: melibatkan sekitar
9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah
- Field trial: tahap
uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang berasal
dari kelompok atas, menengah, dan bawah.
Tiap tahapan dari ketiga tahapan di atas (1-3), akan
menghasilkan draf bahan pembelajaran, dan setelah tahapan keempat (field trial), baru dinamakan prototipe
bahan pembelajaran.
Langkah 10
Untuk langkah ini disebut Evaluasi
Sumatif yang merupakan langkah terakhir, akan dilakukan oleh pihak lain dan tidak
harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran.
Penerbitan Buku Desain Pembelajaran
Salah satu harapan dari perancang
buku pembelajaran adalah menerbitkan buku tersebut. Untuk keperluan ini, pihak penerbit
bisanya telah memiliki format baku atau standar tertentu, sehingga penulis buku
perlu mengacu kepada format baku atau template dari penerbit tersebut.
Beberapa petikan dari sesi tanya jawab
Pertanyaan
Assalamualaikum..selamt sore
menjelang siang pak Paidi mau tanya :
1.Setelah meliht dan memahmi PPT,
Elearning SMK Bengkulu, saya berasumsi bahwa itu adalah desain beljr utk
program sekolh Afirmasi dan mirip classroom kira2 tangapan bpk seperti
apa?
2.Tolong beritahu kami cara praktis
mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu?
Atas jawabnya terims banya Andy
Muhtadin -Beltim-Babel
Jawaban
Terimakasih Mas Andi (Babel), utk
pertanyaan 1, kebetulan sy pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran utk
SMKN 1 Bkl, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola
pembelajaran untk siswanya yg melaksanakan di industri sekitar 6 bulan, maka sy
buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan alhamdulilah bisa digunakan
dengan media yg dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone. Praktek
pembelajarannya memang menggabngkan antara pembelajaran di classroom dengan
online [N]; 2. Untuk cara praktisnya sepertinya bisa mas Andy ikuti alur yg ada
di slide no. 7 ttg Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH)
Pertanyaan
kenalkan nama saya *Rasita* dari Kab
Mukomuko Bengkulu tugas di SDN 16 Penarik
untuk langkah yg ke 9 mencari
pakarnya agak susah di daerah bagai mana mengatasinya, apa lagi kami dari SD
agak terbatas kemampuan serta personilnya.
Terima kasih
Jawaban
Untuk pertanyaan mbak Rasita,
alhamdulilah utk pakar yg dimaksud Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib
sudah banyak mbak yang bisa, dengan syarat ybs sudah mencapai kualifikasi
S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau
lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya mbak
Pertanyaan
Selamat Sore Pak Dr. Paidi,
Perkenalkan saya Supyanto dari Kota Bekasi, mohon penjelasan dalam desain
Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan sumatif. Apa bedanya?
Jawaban
Untuk pertanyaan mas Supyanto, yang
dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple
choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat
oleh si perancang buku yng sebeluamnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji
validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini
adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat
oleh si Perancang buku tsb.
Pertanyaan
Selamat siang Pak Paidi.. kalau boleh
tau apa nama aplikasi e learning nya. Kayaknya keren banget.
Ridwan Nurhadi
Jawaban
software yang pernah sy untuk
e-learning tersebut menggunakan moodle, murah meriah pak karena sifatnya open
source. Tapi saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut karena sudah sy
serahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu. Jika mas Ridwan ingin melihat lebih
jauh isinya nanti sy coba mintakan sama pihak SMKN 1, jika sdah ada hasilnya sy
sampaikan kepada om Jay
Pertanyaan
Sy Bu Iez dari Lumajng
Bertanya apakah langkah2 mendesain
cara mengembangkannya sama dg model dick and Carry ya
Terima kasih
Jawaban
Betul mbak Iez, karena sy jg
menggunakan model Dick & Carrey
Namun mbak Iez juga bisa
mengkombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah 8 selagi sesuai
dengan karakteristik bahan pembelajarannya
Pertanyaan
Tanya yg kedua: ang di dimaksd dg
Research versi penerbit ini apakah blended learning yg dimaksd Bapak
Jawaban
heeee bukan, kalau Versi penerbit
biasanya ini ada kebutuhan tertentu yang di tetapkan oleh penerbit karena
menyangkut utk keuntungan penjualan dll
Pihak penerbit biasanya sudah punyak
team editor sendiri, seperti yang pernah sy lakukan untuk memperbaiki draft
buku di Penerbit Salemba IV - Jakarta, sehingga buku tsb bisa dicetak/diterbitkan
oleh Salemba IV
Pertanyaan
saya ika s. Dari tangerang , boleh
dijelaskan mengenai teori rothwel dan teori hannafin pada langkah ke 8
dalam.mendesain pembelajaran
Jawaban
Maaf sy ada salah tulis tadi Teori
Rowntre itu adalah cara-cara untuk membuat buku yg sifatnya tercetak. Dan
Hannafin itu untuk merancang bahan yang non cetak alias online. Untuk teknisnya
nanti sy kirimkan e-booknya ya
Pertanyaan
setelah membaca semua materi yg
berisi langkah pembuatan design pembelajaran saya masih belum bisa membayangkan
hasil akhirnya. Yg ingin says tanyakan bagaimana bentuk hasil design
pembelajarannya, apakah menjadi sebuah buku atau yg lainnya? Bagaimana cara
penerapan hasil design pembelajaran tadi ke siswa? Terima kasih. Sri indayani
Lamongan
Jawaban
Untuk mbak Sri, kelebihan desain
pembelajaran ini adalah akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin
kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain juga desain
pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk
model pembelajarannya sudah ditentukan
Pertanyaan
Noralia Semarang.
Ijin bertanya,saya pernah melakukan
penelitian R&D untuk tesis saya dulu, saya mengambil judul pengembangan
modul pembelajaran. Dan itu saya penelitian hingga menjadi produk akhir yang
bagus bisa sampai 6 bulan, padahal hanya untuk 1 bab materi ajar karena
beberapa kali diujikan ke kelas besar shg dapat prototipe produk yang
bagus.
pertanyaan saya, 1. untuk
pengembangan bahan ajar seperti yang bapak laksanakan yg menghasilkan produk
buku ajar untuk 1 tahun pelajaran, butuh berapa lama pak penelitiannya?
2. Apakah tiap bab materi ajar di
buku ajar yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau hanya kita ambil
sampel salah satu materi ajar saja?
Terima kasih
Jawaban
1. waktu yang dibutuhkan untuk
1 buku /tahun sy butuh waktu antara 6 sampai 10 bulan itupun sy sambil nyambi
mbak heeee. Jika focus utk desain buku saja 6 bulan itu insyallah sudah
selesai; 2. Iya betul setiap bab harus diujikan untuk tahap Small group dan
Field trial
Resume Belajar Menulis Online Gel 7
Bersama Bapak Dr. PAIDI, S.Pd.,
M.TPd
28 April 2020
Penulis:
Grefer E. D. Pollo, dari SDH Kupang
Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
0 comments:
Post a Comment