Dilihat dari peran dan fungsinya,
seorang guru dapat disebut sebagai motivator. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) memberi arti kepada kata “motivator”, salah satunya sebagai orang
(perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk
melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. Setiap hari seorang guru mengajar
dan mendidik siswanya dan di dalamnya turut memberikan motivasi dan menggerakkan
motivasi siswa untuk belajar. Namun, tak dapat disangkal bahwa belum semua guru
menyadari akan hal ini dan melakukannya, padahal banyak ditemukan termasuk
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa banyak siswa mengalami kekurangn
motivasi dalam belajar yang disebabkan oleh berbagai faktor baik dari siswa
maupun guru itu sendiri.
Sehubungan dengan hal di atas,
pada Kamis, 16 April 2020, melalui kuliah online via
WA, Omjay sebagai pengelola kuliah mengundang Bapak Aris Ahmad Jaya, DVM., MM sebagai narasumber untuk
berbagi materi dengan tema Mengajar Gaya Motivator. Bapak Aris, dilahirkan di Pati pada tanggal 23 Febuari 1974. Dalam
pengalaman studinya, pernah diterima di IPB dan UGM tanpa tes. Beliau
menyelesaikan gelar dokter hewan pada tahun 2000 dari IPB dan meraih gelar Master Manajemen di
UIKA Bogor Tahun 2015. Beberapa aktivitas yang pernah dilakukan oleh Bapak
Aris adalah sebagai:
- Motivator Nasional Character Building
“Auto Sugesti Power”
- Penulis
Buku Motivasi Best Seller 30 hari Mencari Jati Diri
- Terapist
Trauma Heling Nasional
- Owner
ABCo
Juga tak kalah dengan aktivitas-aktivitas di atas, beliau juga
mengumpulkan sejumlah pengalaman berorganisasi seperti:
1.
Ketua Umum OSIS SMU Institut Indonesia I Yogyakarta 92/93
1.
Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB
Tahun 96/97
2.
Sekretaris Jendral Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia 97/99
3.
Ketua Delegasi Studi Banding
Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia - Malaysia 97
4.
Personalia Manager PT
SCo Prima Inovatindo 2000-2002
5.
Direktur PT ABCo Sugesti Motivatindo 2003
– 2014
Selain itu, ada sekumpulan buku
yang pernah ditulis oleh beliau, di antaranya:
- Hari
Mencari Jati Diri (Best Seller)
terjual lebih dari 39.000 buku (2003), Spirit
Of Success ,ABCoPulisher (2006),
- Motivadrenalin, Meningkatkan adrenalin motivasi menuju sukses dan bahagia.
ABCo Publisher 2008
- Motimorphosis,
MotivasiMenujuPerubahan. ABCo Publisher 2010
serta mengikuti dan memberikan training di berbagai tempat.
Mengajar Gaya Motivator
Guru betulan dan
guru kebetulan
Momentum saat
ini, banyak perubahan
terjadi. Seluruh tatanan kehidupan berubah. Semua orang dianjurkan dan diminta
untuk bekerja, beribadah, dan belajar dari rumah. Termasuk para siswa belajar
dari rumah dan para guru mengajar dari rumah. Momen ini menjadi tantangan tersendiri
bagi para guru untuk belajar memiliki
seni dicintai dan mengajar secara menarik bagi anak-anak. Tantangan ini
akan menguji niat hati seorang guru. Apakah dia guru betulan atau guru
kebetulan. Apakah itu guru betulan dan guru kebetulan?
1. Guru Betulan
Guru seperti
ini memang sejak awal sudah
niat jadi guru. Memang memiliki niat untuk menjadi guru. Guru betulan bisa jadi
guru yang diidamkan.
2. Guru Kebetulan.
Tipe guru
ini hanya karena kebetulan ada
lowongan jadi pengajar, kebetulan lulus dari universitas, sambil menunggu
panggilan kerja, maka menjadi guru dulu. Kebetulan ada yayasan orangtua yang
butuh guru. Kebetulan ada teman yang mengajak sehingga dari pada menganggur
lebih mengajar. Ini akan menjadi salah jika diteruskan dan tidak mau belajar.
Kecuali, guru tersebut mau belajar menjadi guru betulan.
Sangat
penting bagi seorang guru untuk mencintai ilmu yang akan diberikan kepada
siswa, mencintai profesinya, dan memberikan inspirasi bagi siswa-siswanya.
Guru Nyasar,
Guru Bayar, Guru Sadar
Tantangan yang dihadapi oleh seorang akan berdampak kepada kualitas kerja
atau kinerjanya, dan kinerja ini dipengaruhi pula oleh apa yang ada dalam hati
guru tersebut dan bagaimana dia menjadi seorang guru. Melihat pada kinerja dari
seorang guru, dapat dibagi menjadi 3 tipe guru:
- Guru Nyasar
Guru yang seperti ini
tidak punya tujuan dan arah dalam
pengajarannya. Karena itu,, guru
tersebut harus segera sadar akan kondisi ini
- Guru Bayar
Guru tipe ini energinya tergantung pada finansial. Jika ada uang
maka dia akan mengajar dengan penuh semangat, dan begitu sebaliknya.
- Guru Sadar
Inilah guru yang kehadirannya dikasihi oleh siswanya
dan kata-kata guru seperti ini memberi
inspirasi dan berdampak baik bagi kehidupan siswanya
Mengajar gaya
motivator adalah mengajar sebagai guru yang sadar dan memberikan keilmuan yang
benar dan mengajar siswanya untuk
mengerti lingkungannya dan berdampak bagi kehidupan siswanya, dan untuk dapat
mengajar seperti demikian maka, guru harus terus melakukan evaluasi, perbaikan, dan
belajar untuk maju. Menerapkan hal
ini akan membuat guru memiliki pengetahuan yang terus berkembang dan berguna
saat pengetahuan itu diterapkan dalam kesehariannya.
Dalam kesehariannya sebagai guru, ada empat peran yang sangat penting yang
sering terlupakan, yakni mengajar, mendidik, menginspirasi, menggerakkan.
Terlupakan artinya kebanyakan guru hanya berhenti pada peran mengajar. Guru mesti
kembali untuk meneruskan perannya kepada mendidik, menginspirasi, dan
menggerakkan supaya kehadiran dan keseluruhan aktivitas mengajarnya menjadi menarik dan menyenangkan. Menjadi guru
yang menarik dan menyenangkan adalah salah satu syarat dalam mengajar gaya
motivator. Di dalam mendidik, sang guru akan memberikan inspirasi kepada
siswanya. Dengan demikian, guru akan mendorong siswa untuk membuat story mereka sendiri dan bukannya
sekedar melengkapi story orang lain. Guru
yang demikian justru akan menjadi bagian dari history siswanya dan bukan sekedar story dari hidup siswanya.
Tentu saja guru seperti itu akan menarik dan menyenangkan bagi siswanya. Saat
bertemu pertama dengan guru yang demikian para siswa memiliki ketertarikan
tersendiri, dan hal ini akan berlanjut kepada kesenangan. Artinya, guru seperti
demikian akan disenangi oleh siswanya.
Guru yang mengajar gaya motivator tentu akan menolong siswanya untuk
menemukan nilai tambah dalam diri mereka (para siswa). Tiga langkah berikut
perlu diperhatikan untuk menemukan
nilai tambah siswa:
- Diterima
- Diizinkan
- Dirindukan
Guru yang diterima, diizinkan, dan dirindukan oleh siswa akan membuat kelas
pembelajarannya seperti sebuah rumah yang nyaman di mana setiap siswa akan
merayakan dan dirayakan, menerima dan diterima, mengasihi dan dikasihi. Di rumah
itu, guru akan mengenal
siswa yang diajarnya dan bersikap
melayani dan bukan dilayani, menghargai dan bukan dihargai.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehingga hal-hal tersebut
dapat terjadi, yaitu:
Persiapkan diri menjadi pribadi menarik
Hal yang
termasuk di dalamnya adalah penampilan dan perilaku
guru, baik di dalam kelas dan di luar kelas. Ini akan menjadi guru tersebut layak diizinkan oleh siswanya. Jika
siswa mengizinkan maka mereka akan memerhatikan guru tersebut dan bukan sekedar
melihat, dan mendengarkan bukan sekedar mendengar.
Dalam pikiran
siswa ada dua pintu: mengizinkan dan tidak mengizinkan.
1. Jika pintu mengizinkan terbuka, maka
siswa akan senang dan nyaman belajar dengan guru tersebut
2. Jika pintu tidak mengizinkan terbuka, maka siswa tidak suka belajar. Materi yang
disampaikan guru tidak akan sampai ke pikiran dan hati siswa
Beberapa tips untuk membuka pintu mengizinkan:
1. Guru masuk ke kelas dengan senyuman, 1225
(1 dari hati, 2 cm kanan kiri, 5 detik)
2. Guru menyapa
dengan salam seerpti: "Semoga
yang menjawab salam saya, cerdas otaknya", atau "Semoga yang menjawab
salam akan menjadi orang sukses".
3. Memberikan apresiasi dengan berkata "saya suka mengajar di
sini", "kelas ini penuh semangat", "kalian hebat".
Berikan ungkapan bahwa guru menyenangi siswanya dan bangga kepada mereka.
4. Memberikan simulasi (ice breaking) sebelum pembelajaran
dilakukan.
5. Gunakan
prinsip “Tempa besi selagi panas”. Guru mesti
jeli melihat kebaikan siswa. Memberikan apresiasi baik secara personal ataupun
massal. Gunakan setiap momen yang tepat untuk memberikan pujian itu.
Menemukan nilai tambahnya, nilai unggulnya dan masuklah melalui itu
Setiap orang memiliki keunggulannya masing-masing, demikianpun setiap
siswa. Guru perlu bahkan harus menilai setiap
siswa menurut kesanggupannya, menurut
kemampuannya masing-masing. Seperti perkataan Albert Einstein, Semua orang itu jenius. Tetapi jika Anda
menilai ikan dengan kemampuannya untuk memanjat pohon, ia akan menjalani
hidupnya dengan percaya bahwa itu bodoh (https://motivasee.com/semua-orang-itu-jenius-te-anda-menilai-ikan-kemampuannya/).
Guru harus paham bahwa setiap siswa itu unik sehingga mereka berbeda (tidak
sama). Guru tidak dapat membandingkan satu siswa dengan siswa yang lainnya. Justru
mereka harus dididik menurut keunikan mereka masing-masing. Dengan demikian,
para siswa akan merasa diterima apa adanya, dihargai dan mereka sendiripun akan
belajar menghargai temannya.
Mungkin seorang siswa tidak mampu dalam matematika, namun dia memiliki
keahlian di bidang seni. Sedangkan mungkin seorang siswa mampu dalam bidang IPA
namun, dia gagal dalam bidang IPS. Hal ini lumrah dalam dunia pendidikan. Guru perlu
tahu dan sadar bahwa setiap siswa akan sukses di panggungnya masing-masing. Karena
itu, guru mesti berikan panggung itu kepada mereka.
Untuk dapat berikan panggung itu kepada siswa beberapa tips ini bisa
membantu:
1. Momentum sangat
penting. Lihat nilai lebih siswa dan pada kesempatan yang tepat percayakan dia
untuk melakukan sesuatu. Ilmu yang dimiliki namun dikerjakan pada momentum yang
kurang tepat akan kurang bermakna
2. Pemain vs
penonton. Ajaklah siswa untuk berada dalam posisi pemain dan bukan penonton. Guru
dapat bertanya sekaligus mengajak siswa untuk berbuat sesuatu. Misalnya, guru
bertanya kepada siswa: “Jika kamu masuk ke kelas ini, dan kelas ini kotor, apa
yang akan kamu lakukan?”
3.
Banyak siswa yang menjadi korban bullying
dan itu merusak citra diri mereka. Demikian pula guru perlu memperhatikan
kata-kata yang dia ucapakan kepada siswa. Guru perlu memberikan label positif
dan bermakna kepada siswa sehingga membangun citra diri yang benar dalam diri
siswa. Misalnya, meski tidak semua siswa dalam kelas memiliki sikap antusias
dalam belajar matematika, namun guru dapat berkata: “Ssaya senang karena kelas
ini sangat berantusias belajar matematika”.
RESUME MATERI BELAJAR GELOMBANG 7
BERSAMA H. ARIS AHMAD JAYA, DVM, MM.
16 April 2020
Penulis: Grefer
E. D. Pollo, dari SDH Kupang Prov. NTT,
Blog: gedpollo.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
0 comments:
Post a Comment