Guru adalah pribadi yang memegang pelita dan menuntun mereka yang
dibelakangnya yang ada dalam gulita untuk dapat melihat cahaya dan berjalan
dalam terang. Seorang guru mesti dapat ditiru, seorang mesti dapat diteladani,
seorang guru mesti dapat memerdekakan mereka yang diajar dan dididiknya. Karena
itu, seorang guru harus dapat memberi motivasi dan menjadi media inspirasi bagi
para naradidiknya. Prestasi seorang guru tidak hanya saat naradidiknya berubah
dari tidak tahu menjadi tahu, tidak trampil menjadi trampil, tetapi keseluruhan
hidupnya menjadi sebuah keteladanan bagi mereka.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan secara rutin tiap tahun menyelenggarakan Lomba
Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi. Pesertanya terdiri
dari unsur guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan tenaga kependidikan yang
merupakan hasil seleksi berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi,
kemudian nasional.
Pada hari Minggu, 12 April 2020, kami mendapatkan sebuah kesempatan
berharga karena menerima sharing pengalaman
dan materi kuliah online via WA oleh Pak Encon Rahman yang adalah peraih juara
1 guru berprestasi tingkat nasional tahun 2016. Kelas malam ini di-manage
oleh Omjay, sedangkan moderator dipercayakan kepada Pak Bambang. Adapun tema
yang dipercayakan kepada Pak Encon adalah “Kunci Sukses Jadi Gupres”.
Selain pernah meraih juara 1 guru berprestasi tingkat nasional tahun 2016, Pak
Encon yang dilahirkan pada 5 April 1972 di Majalengka, Jawa Barat ini, juga pernah
mendapatkan penghargaan sebagai guru berprestasi internasional dari Princess
Maha Chakri Awards (PMCA) Kerajaan Thailand pada tahun 2017 (dapat dilihat pada
link https://youtu.be/FWBFNVvHi-8) dan
satu tahun kemudian, yakni tahun 2018, mendapat penghargaan Satya Lencana sebagai
guru berprestasi di bidang pendidikan dari Presiden RI, Joko Widodo. Semua prestasi
yang pernah diraih oleh Pak Encon ini, tentunya akan terus dijaga dan dikembangkan
demi kemajuan dan pengembangkan kualitas pengajaran di sekolah.
Lomba guru berprestasi yang merupakan ajang bergengsi bagi para guru yang
diadakan tiap tahun di Indonesia dan juga dilakukan di tingkat internasional
seperti di Asia Tenggara ini, boleh dibilang tidak memuat sesuatu hal yang baru
atau yang perlu sulit dipersiapkan oleh para guru karena semua hal-hal yang
diminta dan dinilai adalah aktivitas atau pekerjaan sehari-hari guru di
sekolah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 bahwa jabatan guru adalah
profesi, maka guru harus memiliki jabatan profesional di mana jabatan ini mencakup
7 M, yaitu:
- Mendidik
- Membimbing
- Mengarahkan
- Melatih
- Menilai
- Mengajar
- Mengevaluasi.
Jika seorang guru telah melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab termasuk tugas administrasinya, maka saat mendaftarkan diri dan
mengikuti ajangnya bergengsi ini tidak akan menyulitkan dirinya.
Ajang lomba guru berprestasi yang dilakukan mulai dari jenjang satuan
pendidikan TK, SD, SMP, SMA setiap tahun ini, dimaksudkan untuk:
1. Mengangkat guru
sebagai profesi terhormat mulia bermartabat dan terlindungi
2. Meningkatkan
motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya
3. Meningkatkan
persaingan yang sehat selalu pemberian penghargaan di bidang pendidikan
4. Membangun
komitmen mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran menuju standar
nasional pendidikan.
Meskipun apa yang diperlombakan adalah bagian dari aktivitas sehari-hari
guru dan peran serta tugas yang diemban oleh guru penting dan mulia, namun
demikian untuk menjadi seorang guru berprestasi tentunya bukanlah hal yang
mudah. Oleh karena itu, jika ada keinginan seorang guru untuk meraih prestasi
dalam ajang gupres maka harus dipersiapkan sejak awal. Terdapat dua alasan penting
yang perlu digumulkan dan dihayati demi mempersiapkan diri sebaik mungkin dan
ajang guru berprestasi yakni, memiliki amalan batiniah dan amalan lahiriyah. Amalan
batiniah yang dimaksud adalah bersungguh-sungguh niat hati yang murni di
hadapan Allah dalam memberikan keteladanan diri sebagi seorang guru. Tidak mengejar
prestasi demi prestise diri dan keangkuhan diri.
Selain itu, dalam kaitannya dengan kompetensi guru maka, dalam mengikuti
penilaian atau seleksi guru berprestasi, perlu menyiapkan diri dalam empat
kompetensi guru, yakni:
- kepribadian,
- sosial,
- profesional,
- pedagogik
yang harus dibuktikan dalam format portopolio, wawancara, tes, presentasi,
dan sikap. Setelah hal-hal tersebut sudah disiapkan, maka guru tersebut akan
masuk dalam proses yang tidak kalah pentingnya, seperti:
a) mempersiapkan dengan
baik apa yang dibutuhkan dalam lomba tersebut dengan berdasarkan kepada pedoman
lomba gupres yang selalu disampaikan pemerintah setiap tahunnya,
b) memastikan diri
bahwa menjadi peserta gupres bukan karena desakan pihak luar misalnya PGRI atau
kepala sekolah sedangkan diri sendiri tidak siap,
c) bagian karya tulis
untuk bekal gupres adalah buku-buku karangan sendiri atau keroyokan/antologi
dan tulisan sendiri yang pernah dimuat berbagai media cetak, dan
d) perlu juga mempersiapkan
media pembelajaran, bimbingan kepada rekan guru, bimbingan kepada siswa hingga meraih
juara.
Kesimpulan
Menjadi guru berprestasi
adalah kerinduan dan harapan dari setiap guru, dan untuk mendapatkan prestasi
itu perlu dipersiapkan sejak awal tanpa melupakan peran dan tanggung jawabnya
sebagai guru yang memberikan keteladan hidup kepada naradidiknya setiap hari.
RESUME
MATERI BELAJAR GELOMBANG 7 BERSAMA Encon Rahman
Minggu, 12 April 2020
Pertemuan ke-11
Penulis: Grefer
E. D. Pollo, dari SDH Kupang Prov. NTT,
Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
Keren ....mantap...
ReplyDeleteterima kasih pak etik
Delete