Sunday, April 26, 2020

Belajar dari motivator dan guru berprestasi



guru berprestasi
Guru adalah pribadi yang memegang pelita dan menuntun mereka yang dibelakangnya yang ada dalam gulita untuk dapat melihat cahaya dan berjalan dalam terang. Seorang guru mesti dapat ditiru, seorang mesti dapat diteladani, seorang guru mesti dapat memerdekakan mereka yang diajar dan dididiknya. Karena itu, seorang guru harus dapat memberi motivasi dan menjadi media inspirasi bagi para naradidiknya. Prestasi seorang guru tidak hanya saat naradidiknya berubah dari tidak tahu menjadi tahu, tidak trampil menjadi trampil, tetapi keseluruhan hidupnya menjadi sebuah keteladanan bagi mereka.



Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan secara rutin tiap tahun menyelenggarakan Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi. Pesertanya terdiri dari unsur guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan tenaga kependidikan yang merupakan hasil seleksi berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, kemudian nasional.



Pada hari Minggu, 12 April 2020, kami mendapatkan sebuah kesempatan berharga karena menerima sharing pengalaman dan materi kuliah online via WA oleh Pak Encon Rahman yang adalah peraih juara 1 guru berprestasi tingkat nasional tahun 2016. Kelas malam ini di-manage oleh Omjay, sedangkan moderator dipercayakan kepada Pak Bambang. Adapun tema yang dipercayakan kepada Pak Encon adalah “Kunci Sukses Jadi Gupres”.



Selain pernah meraih juara 1 guru berprestasi tingkat nasional tahun 2016, Pak Encon yang dilahirkan pada 5 April 1972 di Majalengka, Jawa Barat ini, juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai guru berprestasi internasional dari Princess Maha Chakri Awards (PMCA) Kerajaan Thailand pada tahun 2017 (dapat dilihat pada link https://youtu.be/FWBFNVvHi-8) dan satu tahun kemudian, yakni tahun 2018, mendapat penghargaan Satya Lencana sebagai guru berprestasi di bidang pendidikan dari Presiden RI, Joko Widodo. Semua prestasi yang pernah diraih oleh Pak Encon ini, tentunya akan terus dijaga dan dikembangkan demi kemajuan dan pengembangkan kualitas pengajaran di sekolah.



Lomba guru berprestasi yang merupakan ajang bergengsi bagi para guru yang diadakan tiap tahun di Indonesia dan juga dilakukan di tingkat internasional seperti di Asia Tenggara ini, boleh dibilang tidak memuat sesuatu hal yang baru atau yang perlu sulit dipersiapkan oleh para guru karena semua hal-hal yang diminta dan dinilai adalah aktivitas atau pekerjaan sehari-hari guru di sekolah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 bahwa jabatan guru adalah profesi, maka guru harus memiliki jabatan profesional di mana jabatan ini mencakup 7 M, yaitu:

  1. Mendidik
  2. Membimbing
  3. Mengarahkan
  4. Melatih
  5. Menilai
  6. Mengajar
  7. Mengevaluasi.

Jika seorang guru telah melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab termasuk tugas administrasinya, maka saat mendaftarkan diri dan mengikuti ajangnya bergengsi ini tidak akan menyulitkan dirinya.

Ajang lomba guru berprestasi yang dilakukan mulai dari jenjang satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA setiap tahun ini, dimaksudkan untuk:

1.      Mengangkat guru sebagai profesi terhormat mulia bermartabat dan terlindungi

2.      Meningkatkan motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya

3.      Meningkatkan persaingan yang sehat selalu pemberian penghargaan di bidang pendidikan

4.      Membangun komitmen mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran menuju standar nasional pendidikan.



Meskipun apa yang diperlombakan adalah bagian dari aktivitas sehari-hari guru dan peran serta tugas yang diemban oleh guru penting dan mulia, namun demikian untuk menjadi seorang guru berprestasi tentunya bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, jika ada keinginan seorang guru untuk meraih prestasi dalam ajang gupres maka harus dipersiapkan sejak awal. Terdapat dua alasan penting yang perlu digumulkan dan dihayati demi mempersiapkan diri sebaik mungkin dan ajang guru berprestasi yakni, memiliki amalan batiniah dan amalan lahiriyah. Amalan batiniah yang dimaksud adalah bersungguh-sungguh niat hati yang murni di hadapan Allah dalam memberikan keteladanan diri sebagi seorang guru. Tidak mengejar prestasi demi prestise diri dan keangkuhan diri.



Selain itu, dalam kaitannya dengan kompetensi guru maka, dalam mengikuti penilaian atau seleksi guru berprestasi, perlu menyiapkan diri dalam empat kompetensi guru, yakni:

  1. kepribadian,
  2. sosial,
  3. profesional,
  4. pedagogik

yang harus dibuktikan dalam format portopolio, wawancara, tes, presentasi, dan sikap. Setelah hal-hal tersebut sudah disiapkan, maka guru tersebut akan masuk dalam proses yang tidak kalah pentingnya, seperti:

a)  mempersiapkan dengan baik apa yang dibutuhkan dalam lomba tersebut dengan berdasarkan kepada pedoman lomba gupres yang selalu disampaikan pemerintah setiap tahunnya,

b)   memastikan diri bahwa menjadi peserta gupres bukan karena desakan pihak luar misalnya PGRI atau kepala sekolah sedangkan diri sendiri tidak siap,

c)    bagian karya tulis untuk bekal gupres adalah buku-buku karangan sendiri atau keroyokan/antologi dan tulisan sendiri yang pernah dimuat berbagai media cetak, dan

d)      perlu juga mempersiapkan media pembelajaran, bimbingan kepada rekan guru, bimbingan kepada siswa hingga meraih juara.





Kesimpulan

Menjadi guru berprestasi adalah kerinduan dan harapan dari setiap guru, dan untuk mendapatkan prestasi itu perlu dipersiapkan sejak awal tanpa melupakan peran dan tanggung jawabnya sebagai guru yang memberikan keteladan hidup kepada naradidiknya setiap hari.





RESUME

MATERI BELAJAR GELOMBANG 7 BERSAMA Encon Rahman

Minggu, 12 April 2020

Pertemuan ke-11

Penulis: Grefer E. D. Pollo, dari  SDH Kupang Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com, IG: ged.pollo

2 comments: