Monday, April 27, 2020

(menulis buku) dari 0 km sampai diterbitkan


Ada nasihat tua yang berkata bahwa jika engkau ingin membangun rumah, duduklah dahulu dan membuat perencanaan dan perhitungan, supaya setelah engkau membangunnya jangan samapi tidak dapat menyelesaikannya. Jika engkau ingin menyerang sebuah kerajaan, duduklah dahulu dan membuat perhitungan, apakah dengan pasukan dan senjata seperti ini engkau dapat mengalahkan kerajaan itu atau justru engkau yang dikalahkan.

Sepertinya nasihat ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi para penulis buku. Karena itu, para penulis buku perlu memperhatikan dan mempelajari langkah-langkah menulis buku dari awal sampai menerbitkannya, dari 0 km sampai di tangan penerbit.


TOJTRP


Minggu, 5 April 2020, pukul 19.00 sampai 21.00 WIB, kuliah online via WA dibuka oleh Omjay dengan memperkenalkan pemateri Bapak Akbar Zainudin yang membawa tema Langkah-Langkah Menulis Buku, sedangkan moderatornya adalah Bapak Bambang. Pak Akbar Zainudin adalah seorang penulis buku Man Jadda Wajada dan sudah berkeliling ketiga puluh tiga provinsi di Indonesia melalui berkat yang didapat dari buku tersebut. Kebiasaan menulisnya sudah dimulai sejak SMA dan diteruskan sampai kuliah. Buku pertama yang ditulis adalah Man Jadda Wajada pada tahun 2008 yang diterbitkan oleh Gramedia. Sampai sekarang sudah 13 buku yang ditulis dan hampir seluruhnya bertemakan motivasi.

Setelah Omjay melalui Pak Bambang mempersilakan Pak Akbar diberi untuk memulai kuliahnya, Pak Akbar meminta peserta kuliah untuk mengakses materi di link https://www.youtube.com/watch?v=Pvq2dqyWNcQ&feature=youtu.be. Hal ini dimaksudkan agar peserta sudah mengetahui materinya sebelum penjelasan via WA sehingga interaksi dalam pembelajaran akan lebih hidup.

Apa yang dimaksud dengan TOJTRP itu? Ini adalah sebuah akronim atau singkatan untuk memudah penulis memahami langkah-langkah menulis buku.


Langkah pertama
Menentukan tema tulisan. Setiap buku baik buku fiksi maupun non fiksi memiliki tema besar. Buku fiksi, yakni buku yang berisi cerita berdasarkan imajinasi yang kebenarannya tidak harus sesuai dengan dunia nyata, misalnya novel, sedangkan buku nonfiksi yaitu buku yang bersifat informatif yang kebenaranya atau akurasinya dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis, misalnya jurnal, eksposisi, opini, dan lain-lain. Tema adalah gambaran dari apa yang akan ditulis yang tentunya sesuai dengan kompetensi penulis. Tema merupakan benang merah atau rel yang menghubungkan awal sampai akhir tulisan, karena itu biasanya satu buku satu tema. Conoth tema buku: romantisme, pendidikan, pola asuhan, kerja keras, pengembangan diri, dan lain-lain.


Langkah kedua
Menentukan outline atau daftar isi. Ini adalah bagian sangat penting. Mengapa? Karena, dari sini akan diketahui apakah bukunya sudah selesai atau belum. Daftar isi adalah gambaran besar buku. Daftar isi harus diperhatikan dengan baik dan tidak bisa dibiarkan mengalir begitu saja. Kegunaan daftar isi selain memberikan gambaran seluruh isi buku juga menolong agar penulis tetap pada rel atau benang merah tulisan dan untuk memberi pesan bahwa buku tersebut dimulai dari mana dan di mana akan selesai.


Langkah ketiga
Menentukan jadwal penulisan. Jadwal akan membantu penulis untuk terkontrol dan menulis hingga selesai. Maksudnya, seandainya ada 40 artikel dalam buku dan telah dijadwalkan tiap minggu mengerjakan 1 artikel, maka jadwal tersebut harus diikuti dan ditaati agar bukunya selesai dalam waktu 40 minggu. 


Langkah keempat
Tuliskan. Banyak penulis terbentur pada bagian ini. Ini disebabkan oleh beberapa alasan, misalnya kurang data atau malas, dan lain-lain. Sebab itu, dibutuhkan kedisiplinan diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan akan selesai atau tidak. 


Langkah kelima
Revisi. Revisi dilakukan jika semua tulisan atau draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul atau artikel sampai sempurna sehingga bolak balik di situ. Selesaikanlah semua tulisan dan lakukanlah revisi. Apa saja yang direvisi? Revisi dilakukan terhadap:
  1. data dan informasi yang kurang
  2. grammar atau tata bahasa
  3. gaya tulisan agar dari awal penulisan hingga akhir memiliki kesamaan  
  4. judul artikel. Tiap judul dibuat secara menarik agar orang memiliki keinginan untuk membaca



Langkah keenam
Penerbit. Naskah tulisan diserahkan ke penerbit jika seluruh sudah selesai direvisi. Di sini, penulis harus mengerti bahwa setiap penerbit memiliki syarat masing-masing dalam menerbitkan sebuah buku. Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?
  1. Kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah bukunya akan laku atau tidak? Apakah pembaca membutuhkan buku kita? Kalangan mana saja yang membutuhkan? Berapa jumlah mereka? Buku tersebut akan menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku tersebut, maka peluang diterbitkan semakin besar. 
  2. Karakteristik buku tersebut. Apa yang membuat buku itu berbeda dari buku sejenis yang lainnya. Apa kelebihan buku itu dibandingkan dengan buku sejenis? 
  3. Pemasaran. Apa yang akan penulis lakukan untuk membantu pemasaran buku? 
Untuk klasifikasi penerbit tertentu tidak meminta bayaran bayaran dari penulis, justru penulis  mendapatkan royalty dari penerbit. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. 

Cara mengirimkan naskah ke penerbit jika naskah sudah jadi adalah naskah di-print, dikirim dengan hardcopy dan softcopy dalam bentuk CD atau Flash Disk. Umumnya, penulis akan menerima kabar bahwa naskahnya diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

Beberapa petikan dari sesi tanya jawab
Pertanyaan
Saya sangat bahagia bisa gabung dengan salah satu penulis best reseller MAN JADA WAJADA. Alhamdulillah, saya sudah nonton video langkah-langkah menulis yg bapak share. Pertanyaan saya, Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik? karena saya sudah coba beberapa kali menulis, rasanya sangat sulit pak. Tidak seperti bapak atau om jay yg menulis itu udah ngalirrr. Dan selalu kerenn hasilnya. Jd ngilerrrr..
Aam Nurhasanah, Gajrug, Lebak-Banten
Jawaban
Terima kasih teh Aam Nurhasanah. 
Kalau mau tulisannya menarik, jangan dibuat mendorong. 
Semua adalah tentang jam terbang dan latihan terus menerus. 
Saya dan Om Jay sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. 
Kalau saya hitung dari setingkat kelas 2 SMP saya sudah mulai belajar menulis. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis. 
Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. 
Nah, sudah tahu rahasianya kan? 
Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. 
Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus, tau-tau kita sudah punya naskah buku, tau-tau buku kita terbit. 
Happy writing.

Pertanyaan
Om jay tanya outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi?
Verdy Probolinggo


Jawaban
Naskah Non Fiksi:
  1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
  2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
  3. Kesimpulan dan Penutup. 
Kalau FIKSI;
  1. Tokoh
  2. Karakter Tiap Tokoh
  3. Alur atau plot Cerita
  4. Klimaks dan Ending Cerita

Pertanyaan
mhn pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal tema kita fokus saja ttg motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks
Jawaban
Ini tentang Branding. Kalau saya lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. 
Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait. 
Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri. 
Saya sebenarnya ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka saya tidak tuliskan. 
Fokus. Menurut saya.

Pertanyaan
Setelah saya melihat video bpk Akbar tentang langkah-langkah membuat buku, yaitu TOJTRP, saya sangat terkesan sekali. Selama ini saya kurang menepati jadwal  untuk mulai menulis. Ketika saya mulai menulis, saya selalu teringat pekerjaan lain yang memiliki deadline yang sama. Kendala lain, waktu sudah di depan laptop, perasaan malas itu datang, akhirnya ide tidak dapat keluar. Mohon saran bagaimana menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah saya buat. Terima kasih, dari Ibu Nani

Jawaban
Terima kasih ibu Nani. Ibu Nani tidak sendirian. 
Kalau mau disiplin, dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari. 
Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor. 
Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. 
Yang penting, konsisten SETIAP HARI. 
Dan, mulai hari ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, masih jauh berarti. 
Boleh dicoba ibu ya. Nanti kabari saya hasilnya bulan depan. 

Pertanyaan
Adakah batasan tipis tebalnya suatu buku yg dpt diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya..trims...pak Akbar.
Jawaban
Biasanya, buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman. 
Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di komputer.

Pertanyaan
Pertanyaan saya pak.. Apakah satu buku itu boleh beda2 judul.dan apakah judul satu artikel dg judul artikel berikutnya ada hubungannya.?
Mohon pertanyaan satu chat dan siakhir diberikan nama dan tempat 

Pertanyaan
Bagaimana cara membuat judul yg menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca
Jawaban
Judul yang Menarik.
  1. Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif. 
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian"

  1. Jelas, Tegas, dan Sederhana. 
  2. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul. 
Contohnya MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life

Pertanyaan
Perkenalkan saya HIKMAT BARKAH. Penasaran dengan buku *UKTUB* Berapa harganya ya? 
Saya ingin bertanya dengan materi yang bapak berikan, terkait Penerbit :  
Gimana cara kita untuk meyakinkan penerbit agar buku kita bisa d terbitkan pak?
 Apakah bisa kita yg notabene blm punya pnglmn n pnghrgaan dlm mnulis bisa d terima oleh penerbit? 
mohon arahannya terima kasih
Jawaban
  1. Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa banyak yang kira-kira akan terjual. 
  2. Sodorokan apa yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku.

Pertanyaan
Selama ini, apakah buku yang pak Akbar kirim ke penerbit selalu diterima dan diterbitkan oleh penerbit? Klo tdk, kira2 apa yg menjadi alasan tertolaknya buku bpk, mohon pencerahannya
Rahmat Danu Raharjo, S. Pd., M. Pd.
Jawaban
Saya pernah ditolak di salah satu penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah saya lengkapi, saya kirim ke penerbit lain, akhirnya diterima. 
Setelah buku saya diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku saya, bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. 
Karena standar penerbitan di Indonesia memang Gramedia Grup. 
Susah? InsyaAllah kalau tulisan kita bagus, akan diterima.

Pertanyaan
dalam menyusun outline, apakah membutuhkan pendapat orang lain?  Bagaimana jika ingin merevisi outline, apakah boleh?

Jawaban
Outline itu gambaran dasar. Jadi sangat memungkinkan untuk berubah. Boleh berubah. Yang penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga. 
Akan bagus sekali kalau dalam menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. 
Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, dan bingung, bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis. 
Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.

Pertanyaan
materi malam ini adalah langkah-langkah menulis buku, sangat memotivasi saya orang awam yang baru mau memulai latihan menulis. Yang saya tanyakan adalah apakah dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman atau tidak?
Jawaban
Ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. 
Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya. 
Terma-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.

Pertanyaan
Salam kenal dari Karimun Pak Akbar 
Pertanyaan saya. 
  1. Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan?
  2. Biasanya apa yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit? 
Rosmalinda 
Karimun,  Kepri
Jawaban
  1. Ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima. 
  2. Pertimbangan utama, biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli. Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis; bukunya laku atau tidak.

Pertanyaan
Kalau kita ingin membuat buku kumpulan cerpen anak,  apakah temanya harus satu atau boleh beda (yang penting cerpen anak gitu) dan apakah harus buat outline dulu?
Makasih
Siti F R Simamora
Tanjungbalai-Sumut
Jawaban
Kalau cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. 
Tetap harus buat outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. 
Outline juga penting buat jadwal dan target.

Pertanyaan
Perkenalkan pak, saya noralia dari Semarang. 
1.      Jujur pak, saya paling lemah jika membuat tulisan fiksi, padahal sangat suka membaca novel, komik, dan sejenisnya. Tetapi jika diminta menulis tulisan fiksi,,mesti bahasanya dan alurnya amburadul. Malah cenderung pasaran ceritanya. Adakah kiat khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang bagus pak?
2.      Saya lebih prefer menulis jika non fiksi. Saya suka dengan teman2 keilmuan, pendidikan, sains,,mungkin karena basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti. 
Pertanyaan saya dari kumpulan karya tulis saya ini,apakah bisa dibukukan pak? Jika bisa, apakah hasil riset nya juga perlu ditampilkan juga?ataukah hanya sekedar pemaparan teori saja.
Terima kasih


Jawaban
Menulis itu;
1. Yang paling dikuasai
2. Yang paling disenangi
Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.
Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya. 
Kalau buku Non Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap. 
Kalau buku yang bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer. 
Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.

Pertanyaan
Mau nanya Pak Akbar, berapa kata judul yg baik apa ada pembatasan
Jawaban
Judul buku biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul. 
Buku saya; UKTUB:
Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.

Pertanyaan
Saya pernah mengirim naskah tapi judulnya diganti total oleh penerbit katanya biar lebih menjual.. bagaimana menyikapi nya pak. 
Ridwan Nurhadi
Jawaban
Beberapa judul saya disesuaikan oleh penerbit. Kita ikuti saja. Bahkan beberapa judul artikel ada yang minta dibuang, diubah, atau ditambahkan, kita ikuti saja
Tugas editor memang seperti itu. Kalau ada yang kurang menarik, diganti. 



Pertanyaan
Pak Akbar,
Jurus jitu untuk ibu2 yg berkarir dan memiliki kewajibn sbg IRT untuk melawan rasa malas dalam menulis di era 4.0 ini apa ya?
Anis JATIM
Jawaban
Era 4.0 menuntut disiplin diri yang tinggi. Mohon ibu buat jadwal setiap hari: kapan urusan rumah tangga, urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis. 
Dijadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI. Saya yakin pasti bisa menjadi penulis handal. 
Mohon dicoba ya Ibu.

Pertanyaan
perkenalkan saya nurrifda dari karimun kepri.
Pertanyaan saya:
Jika penerbit tidak menerima naskah kita karena kurang lengkap, dan selanjutnya kekurangannya dilengkapi. Apakah boleh mengirimkan naskah yang sudah lengkap kepenerbit yang sama atau harus cari penerbit lain?
Jawaban
Pilihan ada pada kita, boleh mengirim ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad, apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di Gramedia. Alhamdulillah diterima. 
Yang tidak boleh adalah mengirim satu naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.

Pertanyaan
mhn pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal tema kita fokus saja ttg motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks
jawaban
Kalau saya, fokus pada satu tema biar "personal branding" kita menjadi kuat. Kita tidak bisa menjadi semua orang soalnya. Jadi orang ahli secara mendalam dalam satu bidang itu jauh lebih baik.


Pertanyaan
Kalo penerbit menolak itu biasa nya di kata kan gak kelemahan tulisan  kita?? Atau mkn lebih ke request komersial gitu ya?? Tak akan bisa menjadi idealisme sendiri kalo begitu ya.. harus ikut aturan main.. atau ikit arus para konsumen kalo begitu ya. Pertamyaan nya .. jika inhin menulis idealisme  tentang sesuatu. Yg menurut umum ini salah. Misalnya.... tapi ingin di terima di terbitkan gimana tah?bisa gak ya?
Jawaban
Kalau mau menulis sesuai idealisme, cari penerbit yang memang juga idealis. Menerbitkan memang untuk menyebarkan gagasan. Namun demikian, biasanya bukan penerbit besar. Kalau penerbit besar, memang harus kompromi dengan keinginan pasar. Atau, diterbitkan sendiri.

Pertanyaan
Mohon maaf. Saya Wiwin dari Subang. 
Jika naskah kita pernah diterbitkan di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak? Terima kasih.
Jawaban
Kalau artikel, hanya boleh dikirim ke satu media, baik online maupun offline. Majalah online-nya apa? 
Kecuali kalau di Blog sepeti Kompasiana, boleh dikirim ke media massa yang lain. 
Beberapa tulisan saya di Kompasiana diminta oleh  media untuk diterbitkan.

Pertanyaan
saya unih dari subang, pa Akbar sudah menulis sejak SMA dan buku pertamanya tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa masih SMA belajar menulisnya sama siapa apakah ada gurunya kalau boleh tahu siapa gurunya? atau karena kerja keras sendiri cari sendiri dan usaha sendiri. Ide ide muncul dari membaca atau dari mana bisa menjadi penulis yang hebat. Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan
jawaban
Menulis itu memang butuh mentor. Dari dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di pesantren. Selalu menyemangati saya untuk menulis. Dulu, menulisnya di majalah dinding dan majalah siswa. Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis buku. Silakan cari mentornya. Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus. Dengan banyak membaca, kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata.
Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis. Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku. 

Happy Writing. 
Salam Man Jadda Wajada. 




Resume Belajar Menulis Online Gel 7
Bersama Bapak Akbar Zainudin
5 April 2020


Penulis: Grefer E. D. Pollo, dari  SDH Kupang Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com, IG: ged.pollo

0 comments:

Post a Comment