Ada nasihat tua yang berkata bahwa
jika engkau ingin membangun rumah, duduklah dahulu dan membuat perencanaan dan
perhitungan, supaya setelah engkau membangunnya jangan samapi tidak dapat
menyelesaikannya. Jika engkau ingin menyerang sebuah kerajaan, duduklah dahulu
dan membuat perhitungan, apakah dengan pasukan dan senjata seperti ini engkau
dapat mengalahkan kerajaan itu atau justru engkau yang dikalahkan.
Sepertinya nasihat ini dapat menjadi
motivasi dan inspirasi bagi para penulis buku. Karena itu, para penulis buku
perlu memperhatikan dan mempelajari langkah-langkah menulis buku dari awal
sampai menerbitkannya, dari 0 km sampai di tangan penerbit.
Minggu, 5 April 2020, pukul 19.00
sampai 21.00 WIB, kuliah online via WA dibuka oleh Omjay dengan memperkenalkan
pemateri Bapak Akbar Zainudin yang membawa tema Langkah-Langkah Menulis Buku, sedangkan moderatornya adalah Bapak
Bambang. Pak Akbar Zainudin adalah seorang penulis buku Man Jadda Wajada dan
sudah berkeliling ketiga puluh tiga provinsi di Indonesia melalui berkat yang
didapat dari buku tersebut. Kebiasaan menulisnya sudah dimulai sejak SMA dan
diteruskan sampai kuliah. Buku pertama yang ditulis adalah Man Jadda Wajada
pada tahun 2008 yang diterbitkan oleh Gramedia. Sampai sekarang sudah 13 buku
yang ditulis dan hampir seluruhnya bertemakan motivasi.
Setelah Omjay melalui Pak Bambang
mempersilakan Pak Akbar diberi untuk memulai kuliahnya, Pak Akbar meminta
peserta kuliah untuk mengakses materi di link https://www.youtube.com/watch?v=Pvq2dqyWNcQ&feature=youtu.be.
Hal ini dimaksudkan agar peserta sudah mengetahui materinya sebelum penjelasan
via WA sehingga interaksi dalam pembelajaran akan lebih hidup.
Apa yang dimaksud dengan TOJTRP itu?
Ini adalah sebuah akronim atau singkatan untuk memudah penulis memahami
langkah-langkah menulis buku.
Langkah pertama
Menentukan tema tulisan. Setiap buku baik buku fiksi maupun
non fiksi memiliki tema besar. Buku fiksi, yakni buku yang berisi cerita
berdasarkan imajinasi yang kebenarannya tidak harus sesuai dengan dunia nyata,
misalnya novel, sedangkan buku nonfiksi yaitu buku yang bersifat informatif
yang kebenaranya atau akurasinya dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis,
misalnya jurnal, eksposisi, opini, dan lain-lain. Tema adalah gambaran dari apa
yang akan ditulis yang tentunya sesuai dengan kompetensi penulis. Tema
merupakan benang merah atau rel yang menghubungkan awal sampai akhir tulisan,
karena itu biasanya satu buku satu tema. Conoth tema buku: romantisme,
pendidikan, pola asuhan, kerja keras, pengembangan diri, dan lain-lain.
Langkah kedua
Menentukan outline atau daftar isi. Ini adalah bagian
sangat penting. Mengapa? Karena, dari sini akan diketahui apakah bukunya sudah
selesai atau belum. Daftar isi adalah gambaran besar buku. Daftar isi harus
diperhatikan dengan baik dan tidak bisa dibiarkan mengalir begitu saja.
Kegunaan daftar isi selain memberikan gambaran seluruh isi buku juga menolong
agar penulis tetap pada rel atau benang merah tulisan dan untuk memberi pesan
bahwa buku tersebut dimulai dari mana dan di mana akan selesai.
Langkah ketiga
Langkah keempat
Tuliskan. Banyak penulis terbentur pada
bagian ini. Ini disebabkan oleh beberapa alasan, misalnya kurang data atau malas,
dan lain-lain. Sebab itu, dibutuhkan kedisiplinan diri dan komitmen yang akan
menentukan apakah tulisan akan selesai atau tidak.
Langkah kelima
Revisi. Revisi dilakukan jika semua tulisan
atau draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul atau artikel
sampai sempurna sehingga bolak balik di situ. Selesaikanlah semua tulisan dan
lakukanlah revisi. Apa saja yang direvisi? Revisi dilakukan terhadap:
- data
dan informasi yang kurang
- grammar atau
tata bahasa
- gaya
tulisan agar dari awal penulisan hingga akhir memiliki kesamaan
- judul
artikel. Tiap judul dibuat secara menarik agar orang memiliki keinginan
untuk membaca
Langkah keenam
Penerbit. Naskah tulisan diserahkan ke penerbit
jika seluruh sudah selesai direvisi. Di sini, penulis harus mengerti bahwa
setiap penerbit memiliki syarat masing-masing dalam menerbitkan sebuah buku. Apa
yang menjadi pertimbangan penerbit?
- Kebutuhan
masyarakat pembaca. Apakah bukunya akan laku atau tidak? Apakah pembaca membutuhkan
buku kita? Kalangan mana saja yang membutuhkan? Berapa jumlah mereka? Buku
tersebut akan menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat
akan buku tersebut, maka peluang diterbitkan semakin besar.
- Karakteristik
buku tersebut. Apa yang membuat buku itu berbeda dari buku sejenis yang
lainnya. Apa kelebihan buku itu dibandingkan dengan buku sejenis?
- Pemasaran.
Apa yang akan penulis lakukan untuk membantu pemasaran buku?
Untuk klasifikasi penerbit tertentu
tidak meminta bayaran bayaran dari penulis, justru penulis mendapatkan royalty dari penerbit. Rata-rata
royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Cara mengirimkan naskah ke penerbit
jika naskah sudah jadi adalah naskah di-print, dikirim dengan hardcopy dan softcopy
dalam bentuk CD atau Flash Disk. Umumnya, penulis akan menerima kabar bahwa
naskahnya diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Beberapa petikan dari sesi tanya jawab
Pertanyaan
Saya sangat bahagia bisa gabung
dengan salah satu penulis best reseller MAN JADA WAJADA. Alhamdulillah, saya
sudah nonton video langkah-langkah menulis yg bapak share. Pertanyaan saya,
Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik? karena saya sudah coba beberapa
kali menulis, rasanya sangat sulit pak. Tidak seperti bapak atau om jay yg
menulis itu udah ngalirrr. Dan selalu kerenn hasilnya. Jd ngilerrrr..
Aam Nurhasanah, Gajrug, Lebak-Banten
Jawaban
Terima kasih teh Aam
Nurhasanah.
Kalau mau tulisannya menarik, jangan
dibuat mendorong.
Semua adalah tentang jam terbang dan
latihan terus menerus.
Saya dan Om Jay sudah latihan
berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis.
Kalau saya hitung dari setingkat
kelas 2 SMP saya sudah mulai belajar menulis. Jadi, hampir 30 tahun tidak
berhenti menulis.
Menulis adalah keterampilan. Semakin
sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang.
Nah, sudah tahu rahasianya kan?
Banyak-banyak berlatih. Luangkan
waktu setiap hari 30-60 menit.
Nanti tau-tau tulisan kita sudah
bagus, tau-tau kita sudah punya naskah buku, tau-tau buku kita terbit.
Happy writing.
Pertanyaan
Om jay tanya outline/ struktur daftar
isi untuk naskah fiksi dan non fiksi?
Verdy Probolinggo
Jawaban
Naskah Non Fiksi:
- Opening/Pendahuluan.
Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
- Isi
Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap
peristiwa, How To (Tips and Trick).
- Kesimpulan
dan Penutup.
Kalau FIKSI;
- Tokoh
- Karakter
Tiap Tokoh
- Alur
atau plot Cerita
- Klimaks
dan Ending Cerita
Pertanyaan
mhn pencerahannya..apakah kita harus
fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal tema kita fokus saja ttg
motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks
Jawaban
Ini tentang Branding. Kalau saya
lebih suka satu tema, biar branding kita jelas.
Boleh 2-3 tema, tetapi yang
terkait.
Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli
pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi
dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan
pengembangan diri.
Saya sebenarnya ada basic tentang
agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan
pengembangan diri, maka saya tidak tuliskan.
Fokus. Menurut saya.
Pertanyaan
Setelah saya melihat video bpk Akbar
tentang langkah-langkah membuat buku, yaitu TOJTRP, saya sangat terkesan
sekali. Selama ini saya kurang menepati jadwal untuk mulai menulis.
Ketika saya mulai menulis, saya selalu teringat pekerjaan lain yang memiliki
deadline yang sama. Kendala lain, waktu sudah di depan laptop, perasaan malas
itu datang, akhirnya ide tidak dapat keluar. Mohon saran bagaimana menumbuhkan
semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah saya buat. Terima kasih,
dari Ibu Nani
Jawaban
Terima kasih ibu Nani. Ibu Nani tidak
sendirian.
Kalau mau disiplin, dimulai dari
pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap
hari.
Kalau saya biasanya menulis sebelum
subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke
kantor.
Harus ada waktu yang dikorbankan
untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau
malam.
Yang penting, konsisten SETIAP
HARI.
Dan, mulai hari ini, hilangkan kata
tapi. Kalau masih ada kata tapi, masih jauh berarti.
Boleh dicoba ibu ya. Nanti kabari saya
hasilnya bulan depan.
Pertanyaan
Adakah batasan tipis tebalnya suatu
buku yg dpt diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya..trims...pak
Akbar.
Jawaban
Biasanya, buku yang diterbitkan
sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman.
Kalau diukur dari karakter, sekitar
40.000-60.000 karakter di komputer.
Pertanyaan
Pertanyaan saya pak.. Apakah satu
buku itu boleh beda2 judul.dan apakah judul satu artikel dg judul artikel
berikutnya ada hubungannya.?
Mohon pertanyaan satu chat dan
siakhir diberikan nama dan tempat
Pertanyaan
Bagaimana cara membuat judul yg
menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca
Jawaban
Judul yang Menarik.
- Provokatif.
Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih
Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus
Ujian"
- Jelas,
Tegas, dan Sederhana.
- Kalau
Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk
sub judul.
Contohnya MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life
Pertanyaan
Perkenalkan saya HIKMAT BARKAH.
Penasaran dengan buku *UKTUB* Berapa harganya ya?
Saya ingin bertanya dengan materi
yang bapak berikan, terkait Penerbit :
Gimana cara kita untuk meyakinkan
penerbit agar buku kita bisa d terbitkan pak?
Apakah bisa kita yg notabene blm
punya pnglmn n pnghrgaan dlm mnulis bisa d terima oleh penerbit?
mohon arahannya terima kasih
Jawaban
- Yakinkan
buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan
berapa banyak yang kira-kira akan terjual.
- Sodorokan
apa yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku.
Pertanyaan
Selama ini, apakah buku yang pak
Akbar kirim ke penerbit selalu diterima dan diterbitkan oleh penerbit? Klo tdk,
kira2 apa yg menjadi alasan tertolaknya buku bpk, mohon pencerahannya
Rahmat Danu Raharjo, S. Pd., M. Pd.
Jawaban
Saya pernah ditolak di salah satu
penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah saya lengkapi, saya kirim ke
penerbit lain, akhirnya diterima.
Setelah buku saya diterbitkan
Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku saya, bahkan mereka
yang meminta untuk dituliskan.
Karena standar penerbitan di
Indonesia memang Gramedia Grup.
Susah? InsyaAllah kalau tulisan kita
bagus, akan diterima.
Pertanyaan
dalam menyusun outline, apakah
membutuhkan pendapat orang lain? Bagaimana jika ingin merevisi outline,
apakah boleh?
Jawaban
Outline itu gambaran dasar. Jadi
sangat memungkinkan untuk berubah. Boleh berubah. Yang penting, jadwal
penulisannya ikut diubah juga.
Akan bagus sekali kalau dalam menulis
outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin
kaya.
Asal jangan semakin bingung. Kalau
banyak masukan, dan bingung, bismillah, tentukan saja dan mulailah
menulis.
Kalaupun ada perubahan di tengah
menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.
Pertanyaan
materi malam ini adalah
langkah-langkah menulis buku, sangat memotivasi saya orang awam yang baru mau
memulai latihan menulis. Yang saya tanyakan adalah apakah dalam menulis buku,
sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman atau tidak?
Jawaban
Ada buku-buku yang namanya buku untuk
season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak
bermunculan.
Ada juga buku-buku dengan tema yang
"abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan
sebagainya.
Terma-tema ini bisa ditulis kapan
saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis
tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Pertanyaan
Salam kenal dari Karimun Pak
Akbar
Pertanyaan saya.
- Seandainya
naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu
dikembalikan?
- Biasanya
apa yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit?
Rosmalinda
Karimun, Kepri
Jawaban
- Ada
yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik
lewat email ataupun telepon. Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja.
Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah
saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain, alhamdulillah
diterima.
- Pertimbangan
utama, biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya
secara bisnis tidak menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi
naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk
membeli. Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis;
bukunya laku atau tidak.
Pertanyaan
Kalau kita ingin membuat buku
kumpulan cerpen anak, apakah temanya harus satu atau boleh beda (yang
penting cerpen anak gitu) dan apakah harus buat outline dulu?
Makasih
Siti F R Simamora
Tanjungbalai-Sumut
Jawaban
Kalau cerpen, temanya tidak harus
satu. Boleh kumpulan cerpen.
Tetap harus buat outline biar
cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita.
Outline juga penting buat jadwal dan
target.
Pertanyaan
Perkenalkan pak, saya noralia dari
Semarang.
1.
Jujur pak, saya paling lemah jika
membuat tulisan fiksi, padahal sangat suka membaca novel, komik, dan
sejenisnya. Tetapi jika diminta menulis tulisan fiksi,,mesti bahasanya dan
alurnya amburadul. Malah cenderung pasaran ceritanya. Adakah kiat khusus jika
ingin menulis tulisan fiksi yang bagus pak?
2.
Saya lebih prefer menulis jika non
fiksi. Saya suka dengan teman2 keilmuan, pendidikan, sains,,mungkin karena
basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa
karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti.
Pertanyaan saya dari kumpulan karya tulis saya ini,apakah
bisa dibukukan pak? Jika bisa, apakah hasil riset nya juga perlu ditampilkan
juga?ataukah hanya sekedar pemaparan teori saja.
Terima kasih
Jawaban
Menulis itu;
1. Yang paling dikuasai
2. Yang paling disenangi
Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu
yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.
Sebenarnya tidak masalah mau menulis
fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya.
Kalau buku Non Fiksi, ada buku-buku
yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan
sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap.
Kalau buku yang bersifat umum, hasil
penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang
dengan bahasa yang populer.
Kumpulan karya tulis bisa dibukukan
dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana
karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk.
Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.
Pertanyaan
Mau nanya Pak Akbar, berapa kata
judul yg baik apa ada pembatasan
Jawaban
Judul buku biasanya 3 kata. Kalau
kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul.
Buku saya; UKTUB:
Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.
Pertanyaan
Saya pernah mengirim naskah tapi
judulnya diganti total oleh penerbit katanya biar lebih menjual.. bagaimana
menyikapi nya pak.
Ridwan Nurhadi
Jawaban
Beberapa judul saya disesuaikan oleh
penerbit. Kita ikuti saja. Bahkan beberapa judul artikel ada yang minta
dibuang, diubah, atau ditambahkan, kita ikuti saja
Tugas editor memang seperti itu.
Kalau ada yang kurang menarik, diganti.
Pertanyaan
Pak Akbar,
Jurus jitu untuk ibu2 yg berkarir dan
memiliki kewajibn sbg IRT untuk melawan rasa malas dalam menulis di era 4.0 ini
apa ya?
Anis JATIM
Jawaban
Era 4.0 menuntut disiplin diri yang
tinggi. Mohon ibu buat jadwal setiap hari: kapan urusan rumah tangga,
urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis.
Dijadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI.
Saya yakin pasti bisa menjadi penulis handal.
Mohon dicoba ya Ibu.
Pertanyaan
perkenalkan saya nurrifda dari
karimun kepri.
Pertanyaan saya:
Jika penerbit tidak menerima naskah
kita karena kurang lengkap, dan selanjutnya kekurangannya dilengkapi. Apakah boleh
mengirimkan naskah yang sudah lengkap kepenerbit yang sama atau harus cari
penerbit lain?
Jawaban
Pilihan ada pada kita, boleh mengirim
ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad,
apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di
Gramedia. Alhamdulillah diterima.
Yang tidak boleh adalah mengirim satu
naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah
diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.
Pertanyaan
mhn pencerahannya..apakah kita harus
fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal tema kita fokus saja ttg
motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks
jawaban
Kalau saya, fokus pada satu tema biar
"personal branding" kita menjadi kuat. Kita tidak bisa menjadi semua
orang soalnya. Jadi orang ahli secara mendalam dalam satu bidang itu jauh lebih
baik.
Pertanyaan
Kalo penerbit menolak itu biasa nya
di kata kan gak kelemahan tulisan kita?? Atau mkn lebih ke request
komersial gitu ya?? Tak akan bisa menjadi idealisme sendiri kalo begitu ya..
harus ikut aturan main.. atau ikit arus para konsumen kalo begitu ya.
Pertamyaan nya .. jika inhin menulis idealisme tentang sesuatu. Yg
menurut umum ini salah. Misalnya.... tapi ingin di terima di terbitkan gimana
tah?bisa gak ya?
Jawaban
Kalau mau menulis sesuai idealisme,
cari penerbit yang memang juga idealis. Menerbitkan memang untuk menyebarkan
gagasan. Namun demikian, biasanya bukan penerbit besar. Kalau penerbit
besar, memang harus kompromi dengan keinginan pasar. Atau, diterbitkan
sendiri.
Pertanyaan
Mohon maaf. Saya Wiwin dari
Subang.
Jika naskah kita pernah diterbitkan
di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak? Terima kasih.
Jawaban
Kalau artikel, hanya boleh dikirim ke
satu media, baik online maupun offline. Majalah online-nya apa?
Kecuali kalau di Blog sepeti
Kompasiana, boleh dikirim ke media massa yang lain.
Beberapa tulisan saya di Kompasiana
diminta oleh media untuk diterbitkan.
Pertanyaan
saya unih dari subang, pa Akbar sudah
menulis sejak SMA dan buku pertamanya tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa
masih SMA belajar menulisnya sama siapa apakah ada gurunya kalau boleh tahu
siapa gurunya? atau karena kerja keras sendiri cari sendiri dan usaha sendiri.
Ide ide muncul dari membaca atau dari mana bisa menjadi penulis yang hebat.
Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan
jawaban
Menulis itu memang butuh mentor. Dari
dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di pesantren. Selalu menyemangati
saya untuk menulis. Dulu, menulisnya di majalah dinding dan majalah siswa.
Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis buku. Silakan cari
mentornya. Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus. Dengan banyak membaca,
kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata.
Terus berlatih menulis, menulis, dan
menulis. Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan
banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku.
Happy Writing.
Salam Man Jadda Wajada.
Resume
Belajar Menulis Online Gel 7
Bersama
Bapak Akbar
Zainudin
5 April 2020
Penulis:
Grefer E. D. Pollo, dari SDH Kupang
Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
0 comments:
Post a Comment