Kata orang hidup itu seni. Pendapat ini mungkin ada benarnya, karena sejak
masa perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah Barat, seni seni musik, sastra, dan
ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan mengubah gaya hidup dan cara
berpikir kehidupan sehari-hari. Termasuk di dalamnya karya tulisan.
Menulis mengungkapkan rasa jiwa yang tertuang dalam lukisan-lukisan huruf
yang terlihat mati namun mempunyai kekuatan mendesain jiwa seseorang. Seseorang
pernah berkata: “Ada kuasa dalam perkataan”, maka, jika perkataan itu
dituliskan maka akan ada kuasa dalam tulisan. Supaya tulisan yang dilahirkan
dapat menghasilkan kehdiupan yang beradab maka, sang penulis membutuhkan kemampuan
seni merangkai kata, kalimat, dan paragraf yang tepat dan akurat.
Salah satu definisi “kata” dalam KBBI Online adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kata).
Ini menunjukan bahwa ber”kata” berarti mengeksplorasi jiwa seseorang (penulis).
Penulis yang merangkai kata menjadi kalimat dan kemudian paragraf akan memiliki
arti yang sangat mendalam dan membawa pesan dari sang penulis itu. Dengan demikian,
seorang penulis mestilah belajar untuk membangun dan membentuk struktur “jiwa”-nya
agar dapat memberi pesan yang berarti dan memaknai kehidupan para pembacanya.
Hari ini, 9 April 2020, saya mengikuti kuliah online via WA yang dikelola
oleh Omjay dan dimoderatori oleh Pak Bambang dengan pemateri Bapak Imam Fitri
Rahmadi langsung dari Austria karena, beliau sedang mengikuti kuliah S3 di
Johannes Kepler Universität Linz Austria sejak tahun 2019 sampai sekarang.
Sebelum masuk kepada materi kuliahnya, mari, sejenak mengenal lebih dekat Bapak Imam Fitri Rahmadi. Beliau adalah seorang dosen Universitas
Pamulang. Saat masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013), beliau sudah menulis
2 buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Pada penghujung kuliah S2
di Universitas Negeri Jakarta (2016), beliau mulai tertarik untuk menekuni
penulisan akademik dan, pada tahun 2017, ketika mulai menjadi dosen di
Universitas Pamulang, beliau menjadi pengelola jurnal, reviewer jurnal kampus
lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris untuk
keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri. Dalam studinya di luar negeri
itu, salah satu mata kuliah yang diambil adalah Academic Writing English. Beliau juga aktif mengelola blognya, tigabelase.wordpress.com, yang berisi tulisan tentang
bagaimana menulis dalam konteks akademik.
Pemilihan Kata, Penulisan Kalimat, dan
Penyusunan Paragraf
Seperti sebuah
bangunan yang kokoh yang memiliki dasar yang kuat, dan seperti tubuh yang hidup
mesti disokong oleh jiwa yang kuat, demikian juga menulis. Dasar menulis atau jiwa
dari sebuah tulisan, meliputi: pemilihan kata, penulisan kalimat, dan
penyusunan paragraf.
Marilah kita
menelusurinya satu per satu.
Pemilihan
Kata
Contoh
kalimat:
a) Ibu guru sedang “ngobrol-ngobrol” dengan
kepala sekolah (personal)
b) Ibu guru sedang “berbincang-bincang”
dengan kepala sekolah (formal)
c) Ibu guru sedang “berdiskusi” dengan
kepala sekolah (akademik)
Perbedaan satu
kata saja dapat merubah rasa dari kalimat yang ada.
Pemilihan
kata ini disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik,
diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk
mengungkapkan hal yang sama.
Penulisan
Kalimat
KBBI daring mengartikan
kalimat sebagai kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan
perasaan.
Terdapat empat
jenis kalimat:
- sederhana (simple sentence
- gabungan (compound sentence)
- kompleks (complex sentence)
- campuran.
Berikut contohnya:
Kalimat sederhana: Saya membaca tulisan di blog
Kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk
menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat.
Kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika
sedang bekerja dari rumah.
Kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk
menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja
dari rumah.
Penyusunan
Paragraf
KBBI daring
mendefinisikan paragraf sebagai bagian bab dalam suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Sebagai kumpulan
kalimat, paragraf terdiri dari satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide
pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting
sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Paragraf akan lebih enak
dibaca dan mudah dipahami, jika disusun secara deduktif.
Kalimat topik
menjadi paragraf
Kalimat topik
disusun menggunakan bentuk kalimat sederhana dengan meletakkan ide pengontrol (controlling
idea) pada setiap kalimat topik. Kalimat topik tersebut kemudian dikembangkan
menjadi paragraf dengan menambahkan bentuk kalimat penjelas yang dibuat bervariasi,
yakni terdiri dari kalimat gabungan dan kompleks, serta dilengkapi dengan
konjungsi sebagai transisi antar kalimat supaya paragraf mengalir dengan baik,
enak dibaca, dan mudah dipahami.
Contoh
paragraf yang baik
Bekerja dari
rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada
satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga
karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi
yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru
waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain
itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran
untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Berikut beberapa petikan dari sesi tanya-jawab.
Pertanyaan
1. Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda?
2. Adakah hambatan terbesar selama proses
kreatif ini?
3. Bagaimana Anda melihat fenomena literasi
pada generasi milenial saat ini? Terutama dengan maraknya medsos dan berita
hoaks.
Mohon
pencerahan. Terima kasih.
Dito Anurogo.
Dosen di
Unismuh Makassar.
Jawaban
Hi Pak Dito,
1. Proses dan rahasia kreatif yang saya
lakukan adalah dengan *membaca*. Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti
ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil
melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak
input sebelum outputnya ditulis.
2. Hambatan terbesar adalah mencari Niche
alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah
menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari
reserach gap sebagai novelty penelitian kita.
3. Literasi digital generasi milenial masih
sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah
ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang
kurang adalah literasi digital untuk keperluan akademin sebagai bekal generasi
milenial untuk belajar di era digital. Belum ada gerakan literasi digital yang
mengarah ke situ. Tahun kemarin saya meneliti literasi digital untuk keprluan
akademik bagi mahasiswa generasi milenial dengan hibah PDP Dikti. Senang jika
ada yang meneruskan penelitian itu.
Terima kasih,
salam saya dari dosen universitas pamulang.
Pertanyaan
Terimakasih pak
imam, setelah membaca dasar menulis jadi diingatkan kembali bahwa sebenarnya
cara menulis sdh dr SD dipelajari, tp selama ini menulis lupa menggunakan dasar
membuat paragraf dll. Pertanyaan: .Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat
untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana
menghubungkan antar paragraf
Bilal –
Bengkulu
Jawaban
Konjungsi
antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya. Sedangkan, konjungsi antar
paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya. Untuk menjawab ini harus melihat
gambaran besar struktur sebuah artikel. Jadi, dalam pendahuluan, penulis
mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis
mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh
satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya.
Jadi,
dilihat, kalau kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan konjungsi:
namun, padahal, dan lainnya.
Pertanyaan
Selamat
Siang pak. Maaf saya ingin bertanya : Dalam membuat kalimat harus
jelas topik yang dibahas/ fiutarakan. Apakah bisa untuk memperjelas
kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat menggunakan
bahasa lokal. Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal.
Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum.
Terimakasih
Rifatun
Salatiga
Jawaban
Bisa. Cara
penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih
penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila
sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua
orang sudah paham kalau itu istilah di luar bahasa Indonesia.
Pertanyaan
Salam
Beberapa saat
lalu saya cukup aktif berlatih menulis. Rasanya wkt itu agak lancar. Dalam
kurun wkt 2 th tdk latihan lg. Saat memulai jadi kaku dan terasa harus
mengulang dr awal. Mengapa begitu?
Isminatun,
Sukoharjo
Jawaban
Salam Ibu
Ismiatun,
Bahasa secara
alamiah memang seperti itu, baik dari segi writing, speaking, listening, maupun
reading. Jadi, itu normal karena otak belum terbiasa untuk mengolah bahasa
kembali.
Solusinya,
membiasakan diri kembali untuk menulis. Sebetulnya tidak mengulang dari awal,
Ibu tinggal me-recall/memanggil kembali kebiasaan Ibu dalam menulis dulu,
kemudian mulai dibiasakan lagi mulai dari sekarang hingga ke depannya.
Pertanyaan
Bagaimana
membuat pragraf yg tepat ?
RASITA
Kepala SDN 16
Penarik Kab Mukomuko Prov Bengkulu
Jawaban
Ini
pertanyaan mendasar yang sangat penting.
Pahami
kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum terlalu dalam membahas
tentang penyusunan paragraf. Melalui pertanyaan ini, akan saya coba perdalam.
Itu dari segi
struktur. Kemudian, ini dari segi kalimat penjelasnya:
Praktik
menulis paragraf yang tepat, sekiranya begini. Selalu tanyakan
"what/why" apa atau kenapa dari kalimat topik.
Jika kalimat
topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya. Jika kalimat topik butuh
detail kenapa, maka jelaskan kenapanya.
Satu lagi,
jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan kata
"jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun, beberapa
paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan alternatif kata
"jika". Seperti itu kurang lebihnya.
Pertanyaan
Selamat malam
mas imam, senang sekali membaca artikel mas imam karena banyak menggunakan kata
dlm B.inggris ( saya guru b.inggris jadi lebih enjoy bacanya). Saya baru tahu
perbedaan penggunaan aku dan saya. waktu menulis di blog saya sempat bingung
pake aku atau saya. pertanyaan, untuk artikel bebas yang mana yang harus
digunakan. kata personal, formal atau akademik?
Jawaban
Artikel bebas
atau artikel populer bisa menggunakan antara kata personal atau formal. Yang
pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam penulisan akademik. Dalam
konteks blog, saya dan anda masih termasuk formal, para blogger profesional
banyak menggunakan kata ganti itu. Aku dan kamu bisa digunakan juga supaya terasa
lebih personal. Jadi, lihat kembali siapa pembaca.
Pertanyaan
Sebaiknya dlm
karya ilmiah menggunakan paragraf deduktif, induktif atau campuran . Atau
boleh semuanya. Mhn pencerahannya.mksih. Mukminin Lamongan
Jawaban
Secara umum,
boleh semuanya. Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah
dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam
penulisan artikel jurnal juga seperti itu. Sejauh saya mengamati, penerapan
paragraf deduktif, induktif atau campuran, itu hanya diaplikasikan dalam
reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah. Namun,
praktek dalam menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf deduktif.
Pertanyaan
Apakah dalam
penulisan paragraf dalam sebuah buku misalnya buku untuk materi pembelajaran
maka diksinya harus selalu akademik atau boleh bervariasi?
Agus Ponjong
Jawaban
Sekali lagi,
pemilihan diksi tergantung target pembaca. Dalam konteks buku pelajaran
sebaiknya gunakan diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu
akademik. Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan
akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi
akademik.
Pertanyaan
Apakah
menulis harus benar benar menggunakan kata baku meskipun untuk cerita
fiksi.
Ridwan
Nurhadi – Tangerang
Jawaban
Tidak.
Sederhananya, mengutip judul lagunya almarhum Glen Fredly, "terserah . .
." Sesuka penulisanya jika ingin menulis fiksi. Namun, ada satu hal yang
tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf pasti ada inti pesan yang ingin
disampaikan meskipun dalam penulisan fiksi.
Tetapi, dalam
penulisan paragraf tersebut tidak seketat penulisan non-fiksi.
Pertanyaan
Terimakasih
banyak bapak imam ilmu sangat bermanfaat, mohon maaf saya fatimah,s.si,
saya baru memulai menulis yang ingin saya tanyakan kepada bapak adalah tip dan
trik apa yang di gunakan agar tulisan kita terlihat baik dan menarik,dan
bagaimana cara kita memilih. Kata yang benar,dan bagaimana cara kita bisa
membuat kalimat campuran yang baik' terimakasih banyak atas bantuan nya
Jawaban
Tulisan yang
baik dan menarik adalah yang ditulis sesuai dengan kaidah penulisan, terutama
ini dalam konteks penulisan formal dan akademik.
Tips dan
trik:
Perbanyak
input: membaca
Berlatih:
mencoba sedikit demi sedikit beberapa dasar menulis yang sudah kita pelajari
Menulis:
rajin menulis
Kata yang
benar adalah kata yang digunakan sesuai dengan tujuan dan konteksnya. Kata yang
baik adalah kata yang bisa menyampaikan informasi sesuai yang diinginkan oleh
penulis sesuai dengan target pembaca. Pemilihannya berati disesuaikan dengan
tujuan, konteks, dan target pembaca.
Kalimat
campuran adalah gabungan dari kalimat gabungan dan kalimat kompleks. In
rumusnya:
Kalimat
gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for
(untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so
(sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata
seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although
(meskipun), while (sementara), dan lainnya.
Jika sudah
sesuai dengan kaidah di atas, kalimat campuran akan baik. Silakan lihat contoh
pada materi di blog.
Pertanyaan
Terima kasih
bagi pemateri dan moderator....
Melihat dan
menyimak tulisan bapak saya percaya bp sangat kompeten dalam bidang ini... Yg
saya tanyakn..
1. sejak kapan bapak memulainya dan adakah
perasaan jenuh bagaimana mengatasinya..
2. Pernahkah tulisan bapak tidak dhargai
orang dan bagaimana kita mnimbulkn kepercayaan kepd tulisan kita sendiri.?.
Makasih. Miseran dani. kalsel.
Jawaban
1. Saya mulai rajin menulis sejak kuliah S1
dengan mengikuti salah satu komunitas menulis tentang narasi lokal di sini: https://akumassa.org/id/author/imam-fitri-rahmadi
Jenuh sesekali datang. Caranya tutup
laptop, jalan keluar. Baru balik lagi dengan pikiran yang fresh
2. Pernah, jangankan orang lain, saya juga
pernah tidak menghargai tulisan saya sendiri. Menulis merupakan sebuah proses
yang lambat laun kita akan suka dengan tulisan kita sendiri. Selama proses
tersebut, "bodo amat" saja dengan semua kata orang. Silakan baca
tulisan saya 7 tahun silam, jelek banget.
Seperti
semangat yang selalu disampaikan Omjay, menulis saja terus dan buktikan apa
yang terjadi. Yang lebih penting, temukan motivasi internal dalam diri kenapa
harus menulis. Kalau motivasi internal sudah kuat, gak peduli kata orang,
menulis tetap jalan terus.
Jika kita
sendiri sudah suka dengan tulisan sendiri, itu sudah jauh dari cukup ketimbang
ambil hati komen orang lain.
Pertanyaan
1. Menulis yg kreatif tdk datang di bawah
pohon, ttp dg merenung melihat fenomena barangkali ide ada di situ, awal sy
bingung sekali krn pengalaman sy menulis artikel scopus berlatar blkng dasar
teori yg mengkerucut, nahh pertanyaan saya, yg mana yg dikatakan menulis itu
mudah jika tdk punya dasar literasi yg cukup
2. Jika itu mudah di tulis, apakah benar2
tdk pernah di tulis org lain tanpa hrs menulis studi pendahulu
3. Kebetulan sy riset ttg bimbilon yaitu
bimbingan online kebetulan sy merujuk pd artikel Khasvari dr Austria, ttg peningkatan
Social Presence Bagi pebelajar jarak jauh, barangkali bisa ada pencerahan dr
Mas Imam Fitri Rahmadi
Awal sy
gabung di grup ini unt referensi sy pd pengguna pebelajar jarak jauh
Terima kasih
Bu Iez dosen
Ikip Jember
Jawaban
1. Menulis personal seperti update status
dan lainnya mudah. Menulis formal seperti menulis berita dan laporan dormal
membutuhkan dasar literasi yang cukup. Menulis akademik seperti menulis laporan
penelitian dan artikel jurnal membutuhkan dasar literasi yang tinggi.
2. Ada yang bilang, tidak ada yang baru
selama masih berada di bawah sinar matahari, jadi segala kebaruan (inovasi)
yang ada pasti ada silsilahnya ke belakang, maka studi pendahuluan paling tidak
dengan _systematic literature review_ harus dilakukan. Apalagi menulis untuk
jurnal Scopus, novelty-nya harus kuat. Untuk menyatakan bahwa tulisan punya
kebaruan, tidak bisa hanya dengan klaim semata, tetapi harus dengan pembuktian
dari apa yang sudah dilakukan oleh penelitian sebelumnya ternyata belum
menyentuk pada fokus penelitian yang kita lakukan.
3. Saya perlu membaca artikelnya dulu.
Silakan bisa dilanjut via japri.
Terima kasih
Ibu Lez atas pertanyannya.
Pertanyaan
Apakah dalam
ragam tulisan formal dan akademik harus selalu SPOK? Atau haruskah selalu ada
unsur tersebut?
Jawaban
Tidak,
susunannya bisa divariasi. Namun, minimal harus ada unsur Subjek dan Predikat
untuk bisa sah diaggap sebagai kalimat.
Pertanyaan
Jika suatu
bacaan terpatok pada EYD yang tepat, benar ataukah tidak jika nanti tulisan
tersebut akan terasa lebih kaku, seperti saat kita sedang membaca tulisan
ilmiah. Lain cerita kalau novel atau cerpen atau mungkin tulisan fiksi lain,,
sepertinya tidak melulu menggunakan EYD yang baku. Mohon komentarnya. Susun
Noralia
Semarang
Jawaban
Betul,
tulisan fiksi lebih fleksibel daripada tulisan non-fiksi. Namun, kalau terkait
EYD atau yang sekarang adalah PUEBI, kedua jenis penulisan harus sesuai dengan
aturan PUEBI kalau tidak akan susah dipahami. Beda kalau terkait kata, kalimat,
dan paragraf, karya fiksi terserah tidak harus sesuai dengan aturan dasar yang
kita bicarakan barusan.
Pertanyaan
Penulisan
kata yang kurang sesuai dengan tujuan atau kontek tulisan, seperti mestinya
diksi tersebut lebih pada personal tetapi sebenarnya tujuan tulisan itu adalah
laporan. Apakah ini tidak merupan bagian dari pembeda/sekat antara penulis
dengan penerima laporan sehingga kedekatan secara personalpun dirasakan.
Dan apa
dampak dari kesalahan diksi itu? Rusmin (G8-017) Kab. Barito Kuala KALSEL
Jawaban
Laporan dalam
konteks pekerjaan memang harus dengan diksi yang formal untuk menunjukkan
profesionalitas. Kedekatan personal dalam konteks kerja profesional justru
menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja dekat secara personal, namun untuk
urusan laporan kerja tetap formal.
Diksi yang
salah membuat kalimat susah dipahami dan bisa berujung pada miskomunikasi.
Pertanyaan
Bagaimana
cara mengembangkan tema jika sudah mentok Pak?
Budi Artopo
SDN MeLikan
Rongkop GunungkiduL Yogyakarta
Jawaban
Lihat dari
perpektif yang lain. Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis
dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari
sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.
Pertanyaan
Saya baru
belajar menulis di mulai pada group belajar. Dan selama ini saya menulis
diblog tanpaenggunakan aturan sama sekali. Saya biarkan tulisan saya mengalir
sebebas-bebasnya. Menulis bebas ada kenikmatan tersendiri. Rasa takut
kalau tulisan kita salah tak ada lagi. Namun jika saya mengikuti aturan yg
detail tersebut saya malah blm . Apakah tulisan saya yg gaya bebas ini
merupakan tulisan yg kurang benar. Dalam kaidah menulis?
Siti Fatimah
Mojokerto
Jawaban
Kaidah
menulis sesuai dengan konteksnya, dan lebih berlaku untuk penulisan formal dan
penulisan akademik.
Dalam kasus
Ibu Siti yang menulis di blog secara personal dengan gaya sesuka hati,
sebetulnya sah-sah saja. Tidak ada yang melarang dan menyalahkan. Namun, bisa
jadi tulisan akan sedikit susah dipahami karena tidak sesuai dengan kaidah yang
lumrah.
Saran saya,
sebebas-bebasnya menulis, sebaiknya kaidah dasar menulis tetap diterapkan meski
tidak seketat kalau mau menulis formal atau akademik.
Semoga dengan
mempelajari materi ini, para penulis dapat semakin memperkuat jiwanya sehingga,
kata, kalimat, dan paragraf yang dituturkan akan membentuk jiwa-jiwa lain
sehingga hidup semakin berwarna dan bermakna. Sang penulis adalah desainer
jiwa.
RESUME
MATERI BELAJAR GELOMBANG 7
BERSAMA Imam Fitri Rahmadi
Kamis, 9 April 2020
Pertemuan ke-9
Penulis: Grefer
E. D. Pollo, dari SDH Kupang Prov. NTT,
Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com,
IG: ged.pollo
0 comments:
Post a Comment