Sunday, April 26, 2020

Mengenal struktur “jiwa” dari seorang penulis(kata, kalimat, paragraf) (rev.)


desainer jiwa

Kata orang hidup itu seni. Pendapat ini mungkin ada benarnya, karena sejak masa perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah Barat, seni seni musik, sastra, dan ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan mengubah gaya hidup dan cara berpikir kehidupan sehari-hari. Termasuk di dalamnya karya tulisan.



Menulis mengungkapkan rasa jiwa yang tertuang dalam lukisan-lukisan huruf yang terlihat mati namun mempunyai kekuatan mendesain jiwa seseorang. Seseorang pernah berkata: “Ada kuasa dalam perkataan”, maka, jika perkataan itu dituliskan maka akan ada kuasa dalam tulisan. Supaya tulisan yang dilahirkan dapat menghasilkan kehdiupan yang beradab maka, sang penulis membutuhkan kemampuan seni merangkai kata, kalimat, dan paragraf yang tepat dan akurat.



Salah satu definisi “kata” dalam KBBI Online adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kata).



Ini menunjukan bahwa ber”kata” berarti mengeksplorasi jiwa seseorang (penulis). Penulis yang merangkai kata menjadi kalimat dan kemudian paragraf akan memiliki arti yang sangat mendalam dan membawa pesan dari sang penulis itu. Dengan demikian, seorang penulis mestilah belajar untuk membangun dan membentuk struktur “jiwa”-nya agar dapat memberi pesan yang berarti dan memaknai kehidupan para pembacanya.



Hari ini, 9 April 2020, saya mengikuti kuliah online via WA yang dikelola oleh Omjay dan dimoderatori oleh Pak Bambang dengan pemateri Bapak Imam Fitri Rahmadi langsung dari Austria karena, beliau sedang mengikuti kuliah S3 di Johannes Kepler Universität Linz Austria sejak tahun 2019 sampai sekarang.



Sebelum masuk kepada materi kuliahnya, mari, sejenak mengenal lebih dekat Bapak Imam Fitri Rahmadi. Beliau adalah seorang dosen Universitas Pamulang. Saat masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013), beliau sudah menulis 2 buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Pada penghujung kuliah S2 di Universitas Negeri Jakarta (2016), beliau mulai tertarik untuk menekuni penulisan akademik dan, pada tahun 2017, ketika mulai menjadi dosen di Universitas Pamulang, beliau menjadi pengelola jurnal, reviewer jurnal kampus lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris untuk keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri. Dalam studinya di luar negeri itu, salah satu mata kuliah yang diambil adalah Academic Writing English. Beliau juga aktif mengelola blognya, tigabelase.wordpress.com, yang berisi tulisan tentang bagaimana menulis dalam konteks akademik.



Pemilihan Kata, Penulisan Kalimat, dan Penyusunan Paragraf

Seperti sebuah bangunan yang kokoh yang memiliki dasar yang kuat, dan seperti tubuh yang hidup mesti disokong oleh jiwa yang kuat, demikian juga menulis. Dasar menulis atau jiwa dari sebuah tulisan, meliputi: pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf.



Marilah kita menelusurinya satu per satu.



Pemilihan Kata

Contoh kalimat:

a)      Ibu guru sedang “ngobrol-ngobrol” dengan kepala sekolah (personal)

b)      Ibu guru sedang “berbincang-bincang” dengan kepala sekolah (formal)

c)      Ibu guru sedang “berdiskusi” dengan kepala sekolah (akademik)

Perbedaan satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat yang ada.



Pemilihan kata ini disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan hal yang sama.







Penulisan Kalimat

KBBI daring mengartikan kalimat sebagai kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.

Terdapat empat jenis kalimat:

  • sederhana (simple sentence
  • gabungan (compound sentence)
  • kompleks (complex sentence)
  • campuran.



Berikut contohnya:

Kalimat sederhana: Saya membaca tulisan di blog

Kalimat gabungan: Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat.

Kalimat kompleks: Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.

Kalimat campuran: Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.



Penyusunan Paragraf

KBBI daring mendefinisikan paragraf sebagai bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Sebagai kumpulan kalimat, paragraf terdiri dari satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Paragraf akan lebih enak dibaca dan mudah dipahami, jika disusun secara deduktif.



Kalimat topik menjadi paragraf

Kalimat topik disusun menggunakan bentuk kalimat sederhana dengan meletakkan ide pengontrol (controlling idea) pada setiap kalimat topik. Kalimat topik tersebut kemudian dikembangkan menjadi paragraf dengan menambahkan bentuk kalimat penjelas yang dibuat bervariasi, yakni terdiri dari kalimat gabungan dan kompleks, serta dilengkapi dengan konjungsi sebagai transisi antar kalimat supaya paragraf mengalir dengan baik, enak dibaca, dan mudah dipahami.





Contoh paragraf yang baik

Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.



Berikut beberapa petikan dari sesi tanya-jawab.



Pertanyaan

1.   Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda?

2.   Adakah hambatan terbesar selama proses kreatif ini? 

3.   Bagaimana Anda melihat fenomena literasi pada generasi milenial saat ini? Terutama dengan maraknya medsos dan berita hoaks.

Mohon pencerahan. Terima kasih.

Dito Anurogo.

Dosen di Unismuh Makassar.



Jawaban

Hi Pak Dito,

1.      Proses dan rahasia kreatif yang saya lakukan adalah dengan *membaca*. Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum outputnya ditulis.

2.      Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian kita.

3.      Literasi digital generasi milenial masih sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang kurang adalah literasi digital untuk keperluan akademin sebagai bekal generasi milenial untuk belajar di era digital. Belum ada gerakan literasi digital yang mengarah ke situ. Tahun kemarin saya meneliti literasi digital untuk keprluan akademik bagi mahasiswa generasi milenial dengan hibah PDP Dikti. Senang jika ada yang meneruskan penelitian itu.

Terima kasih, salam saya dari dosen universitas pamulang.



Pertanyaan

Terimakasih pak imam, setelah membaca dasar menulis jadi diingatkan kembali bahwa sebenarnya cara menulis sdh dr SD dipelajari, tp selama ini menulis lupa menggunakan dasar membuat paragraf dll. Pertanyaan: .Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana menghubungkan antar paragraf

Bilal – Bengkulu



Jawaban

Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya. Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya. Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur sebuah artikel. Jadi, dalam pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya.

Jadi, dilihat, kalau kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan konjungsi: namun, padahal, dan lainnya.



Pertanyaan

Selamat Siang  pak.  Maaf saya ingin bertanya : Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ fiutarakan.  Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat  menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal.  Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum. 

Terimakasih

Rifatun Salatiga



Jawaban

Bisa. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham kalau itu istilah di luar bahasa Indonesia.



Pertanyaan

Salam

Beberapa saat lalu saya cukup aktif berlatih menulis. Rasanya wkt itu agak lancar. Dalam kurun wkt 2 th tdk latihan lg. Saat memulai jadi kaku dan terasa harus mengulang dr awal. Mengapa begitu?

Isminatun, Sukoharjo



Jawaban

Salam Ibu Ismiatun,

Bahasa secara alamiah memang seperti itu, baik dari segi writing, speaking, listening, maupun reading. Jadi, itu normal karena otak belum terbiasa untuk mengolah bahasa kembali.

Solusinya, membiasakan diri kembali untuk menulis. Sebetulnya tidak mengulang dari awal, Ibu tinggal me-recall/memanggil kembali kebiasaan Ibu dalam menulis dulu, kemudian mulai dibiasakan lagi mulai dari sekarang hingga ke depannya.



Pertanyaan

Bagaimana membuat pragraf yg tepat ?



RASITA

Kepala SDN 16 Penarik Kab Mukomuko Prov Bengkulu



Jawaban

Ini pertanyaan mendasar yang sangat penting.

Pahami kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum terlalu dalam membahas tentang penyusunan paragraf. Melalui pertanyaan ini, akan saya coba perdalam.

Itu dari segi struktur. Kemudian, ini dari segi kalimat penjelasnya:

Praktik menulis paragraf yang tepat, sekiranya begini. Selalu tanyakan "what/why" apa atau kenapa dari kalimat topik.

Jika kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya. Jika kalimat topik butuh detail kenapa, maka jelaskan kenapanya.

Satu lagi, jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan kata "jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun, beberapa paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan alternatif kata "jika". Seperti itu kurang lebihnya.



Pertanyaan

Selamat malam mas imam, senang sekali membaca artikel mas imam karena banyak menggunakan kata dlm B.inggris ( saya guru b.inggris jadi lebih enjoy bacanya). Saya baru tahu perbedaan penggunaan aku dan saya. waktu menulis di blog saya sempat bingung pake aku atau saya. pertanyaan, untuk artikel bebas yang mana yang harus digunakan. kata personal, formal atau akademik?



Jawaban

Artikel bebas atau artikel populer bisa menggunakan antara kata personal atau formal. Yang pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam penulisan akademik. Dalam konteks blog, saya dan anda masih termasuk formal, para blogger profesional banyak menggunakan kata ganti itu. Aku dan kamu bisa digunakan juga supaya terasa lebih personal. Jadi, lihat kembali siapa pembaca.



Pertanyaan

Sebaiknya dlm karya ilmiah menggunakan paragraf deduktif, induktif  atau campuran . Atau boleh semuanya. Mhn pencerahannya.mksih. Mukminin Lamongan



Jawaban

Secara umum, boleh semuanya. Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam penulisan artikel jurnal juga seperti itu. Sejauh saya mengamati, penerapan paragraf deduktif, induktif  atau campuran, itu hanya diaplikasikan dalam reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah. Namun, praktek dalam menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf deduktif.



Pertanyaan

Apakah dalam penulisan  paragraf dalam sebuah buku misalnya buku untuk materi pembelajaran maka diksinya harus selalu akademik atau boleh bervariasi?

Agus Ponjong



Jawaban

Sekali lagi, pemilihan diksi tergantung target pembaca. Dalam konteks buku pelajaran sebaiknya gunakan diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu akademik. Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi akademik.

Pertanyaan

Apakah menulis harus benar benar menggunakan kata baku meskipun untuk cerita fiksi. 

Ridwan Nurhadi – Tangerang



Jawaban

Tidak. Sederhananya, mengutip judul lagunya almarhum Glen Fredly, "terserah . . ." Sesuka penulisanya jika ingin menulis fiksi. Namun, ada satu hal yang tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf pasti ada inti pesan yang ingin disampaikan meskipun dalam penulisan fiksi.

Tetapi, dalam penulisan paragraf tersebut tidak seketat penulisan non-fiksi.



Pertanyaan

Terimakasih banyak bapak imam ilmu sangat bermanfaat, mohon maaf saya fatimah,s.si, saya baru memulai menulis yang ingin saya tanyakan kepada bapak adalah tip dan trik apa yang di gunakan agar tulisan kita terlihat baik dan menarik,dan  bagaimana cara kita memilih. Kata yang benar,dan bagaimana cara kita bisa membuat kalimat campuran yang baik' terimakasih banyak atas bantuan nya



Jawaban

Tulisan yang baik dan menarik adalah yang ditulis sesuai dengan kaidah penulisan, terutama ini dalam konteks penulisan formal dan akademik.



Tips dan trik:

Perbanyak input: membaca

Berlatih: mencoba sedikit demi sedikit beberapa dasar menulis yang sudah kita pelajari

Menulis: rajin menulis



Kata yang benar adalah kata yang digunakan sesuai dengan tujuan dan konteksnya. Kata yang baik adalah kata yang bisa menyampaikan informasi sesuai yang diinginkan oleh penulis sesuai dengan target pembaca. Pemilihannya berati disesuaikan dengan tujuan, konteks, dan target pembaca.



Kalimat campuran adalah gabungan dari kalimat gabungan dan kalimat kompleks. In rumusnya:



Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya.



Jika sudah sesuai dengan kaidah di atas, kalimat campuran akan baik. Silakan lihat contoh pada materi di blog.



Pertanyaan

Terima kasih bagi pemateri dan moderator.... 

Melihat dan menyimak tulisan bapak saya percaya bp sangat kompeten dalam bidang ini... Yg saya tanyakn.. 

1.      sejak kapan bapak memulainya dan adakah perasaan jenuh bagaimana mengatasinya.. 

2.      Pernahkah tulisan bapak tidak dhargai orang dan bagaimana kita mnimbulkn kepercayaan kepd tulisan kita sendiri.?. Makasih. Miseran dani. kalsel.



Jawaban

1.      Saya mulai rajin menulis sejak kuliah S1 dengan mengikuti salah satu komunitas menulis tentang narasi lokal di sini: https://akumassa.org/id/author/imam-fitri-rahmadi

Jenuh sesekali datang. Caranya tutup laptop, jalan keluar. Baru balik lagi dengan pikiran yang fresh

2.      Pernah, jangankan orang lain, saya juga pernah tidak menghargai tulisan saya sendiri. Menulis merupakan sebuah proses yang lambat laun kita akan suka dengan tulisan kita sendiri. Selama proses tersebut, "bodo amat" saja dengan semua kata orang. Silakan baca tulisan saya 7 tahun silam, jelek banget.

Seperti semangat yang selalu disampaikan Omjay, menulis saja terus dan buktikan apa yang terjadi. Yang lebih penting, temukan motivasi internal dalam diri kenapa harus menulis. Kalau motivasi internal sudah kuat, gak peduli kata orang, menulis tetap jalan terus.

Jika kita sendiri sudah suka dengan tulisan sendiri, itu sudah jauh dari cukup ketimbang ambil hati komen orang lain.









Pertanyaan

1.      Menulis yg kreatif tdk datang di bawah pohon, ttp dg merenung melihat fenomena barangkali ide ada di situ, awal sy bingung sekali krn pengalaman sy menulis artikel scopus berlatar blkng dasar teori yg mengkerucut, nahh pertanyaan saya, yg mana yg dikatakan menulis itu mudah jika tdk punya dasar literasi yg cukup

2.      Jika itu mudah di tulis, apakah benar2 tdk pernah di tulis org lain tanpa hrs menulis studi pendahulu

3.      Kebetulan sy riset ttg bimbilon yaitu bimbingan online kebetulan sy merujuk pd artikel Khasvari dr Austria, ttg peningkatan Social Presence Bagi pebelajar jarak jauh, barangkali bisa ada pencerahan dr Mas Imam Fitri Rahmadi

Awal sy gabung di grup ini unt referensi sy pd pengguna pebelajar jarak jauh 

Terima kasih

Bu Iez dosen Ikip Jember



Jawaban

1.      Menulis personal seperti update status dan lainnya mudah. Menulis formal seperti menulis berita dan laporan dormal membutuhkan dasar literasi yang cukup. Menulis akademik seperti menulis laporan penelitian dan artikel jurnal membutuhkan dasar literasi yang tinggi.

2.      Ada yang bilang, tidak ada yang baru selama masih berada di bawah sinar matahari, jadi segala kebaruan (inovasi) yang ada pasti ada silsilahnya ke belakang, maka studi pendahuluan paling tidak dengan _systematic literature review_ harus dilakukan. Apalagi menulis untuk jurnal Scopus, novelty-nya harus kuat. Untuk menyatakan bahwa tulisan punya kebaruan, tidak bisa hanya dengan klaim semata, tetapi harus dengan pembuktian dari apa yang sudah dilakukan oleh penelitian sebelumnya ternyata belum menyentuk pada fokus penelitian yang kita lakukan.

3.      Saya perlu membaca artikelnya dulu. Silakan bisa dilanjut via japri.

Terima kasih Ibu Lez atas pertanyannya.



Pertanyaan

Apakah dalam ragam tulisan formal dan akademik harus selalu SPOK? Atau haruskah selalu ada unsur tersebut?







Jawaban

Tidak, susunannya bisa divariasi. Namun, minimal harus ada unsur Subjek dan Predikat untuk bisa sah diaggap sebagai kalimat.



Pertanyaan

Jika suatu bacaan terpatok pada EYD yang tepat, benar ataukah tidak jika nanti tulisan tersebut akan terasa lebih kaku, seperti saat kita sedang membaca tulisan ilmiah. Lain cerita kalau novel atau cerpen atau mungkin tulisan fiksi lain,, sepertinya tidak melulu menggunakan EYD yang baku. Mohon komentarnya. Susun

Noralia Semarang



Jawaban

Betul, tulisan fiksi lebih fleksibel daripada tulisan non-fiksi. Namun, kalau terkait EYD atau yang sekarang adalah PUEBI, kedua jenis penulisan harus sesuai dengan aturan PUEBI kalau tidak akan susah dipahami. Beda kalau terkait kata, kalimat, dan paragraf, karya fiksi terserah tidak harus sesuai dengan aturan dasar yang kita bicarakan barusan.



Pertanyaan

Penulisan kata yang kurang sesuai dengan tujuan atau kontek tulisan, seperti mestinya diksi tersebut lebih pada personal tetapi sebenarnya tujuan tulisan itu adalah laporan. Apakah ini tidak merupan bagian dari pembeda/sekat antara penulis dengan penerima laporan sehingga kedekatan secara personalpun dirasakan.

Dan apa dampak dari kesalahan diksi itu? Rusmin (G8-017) Kab. Barito Kuala KALSEL



Jawaban

Laporan dalam konteks pekerjaan memang harus dengan diksi yang formal untuk menunjukkan profesionalitas. Kedekatan personal dalam konteks kerja profesional justru menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja dekat secara personal, namun untuk urusan laporan kerja tetap formal.

Diksi yang salah membuat kalimat susah dipahami dan bisa berujung pada miskomunikasi.



Pertanyaan

Bagaimana cara mengembangkan tema jika sudah mentok Pak?

Budi Artopo

SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta



Jawaban

Lihat dari perpektif yang lain. Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.



Pertanyaan

Saya baru belajar menulis di mulai  pada group belajar. Dan selama ini saya menulis diblog tanpaenggunakan aturan sama sekali. Saya biarkan tulisan saya mengalir sebebas-bebasnya. Menulis bebas ada kenikmatan tersendiri.  Rasa takut kalau tulisan kita salah tak ada lagi. Namun jika saya mengikuti aturan yg detail tersebut saya malah blm . Apakah tulisan saya yg gaya bebas ini merupakan tulisan yg kurang benar. Dalam kaidah menulis?



Siti Fatimah Mojokerto



Jawaban

Kaidah menulis sesuai dengan konteksnya, dan lebih berlaku untuk penulisan formal dan penulisan akademik.

Dalam kasus Ibu Siti yang menulis di blog secara personal dengan gaya sesuka hati, sebetulnya sah-sah saja. Tidak ada yang melarang dan menyalahkan. Namun, bisa jadi tulisan akan sedikit susah dipahami karena tidak sesuai dengan kaidah yang lumrah.

Saran saya, sebebas-bebasnya menulis, sebaiknya kaidah dasar menulis tetap diterapkan meski tidak seketat kalau mau menulis formal atau akademik.



Semoga dengan mempelajari materi ini, para penulis dapat semakin memperkuat jiwanya sehingga, kata, kalimat, dan paragraf yang dituturkan akan membentuk jiwa-jiwa lain sehingga hidup semakin berwarna dan bermakna. Sang penulis adalah desainer jiwa.



RESUME

MATERI BELAJAR GELOMBANG 7

BERSAMA Imam Fitri Rahmadi

Kamis, 9 April 2020

Pertemuan ke-9



Penulis: Grefer E. D. Pollo, dari  SDH Kupang Prov. NTT, Blog: halobelajarsesuatu.blogspot.com, Email: greferedominggu.pollo@gmail.com, IG: ged.pollo

0 comments:

Post a Comment