oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd
Pendidikan terus berkembang dari waktu ke waktu. Siap atau tidak siap.
Guru dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi menyikapi dan mengelola perubahan pendidikan yang ada.
Namun, tidak semua guru mampu melakukan itu, dan tidak setiap sekolah memiliki fasilitas dan sumber daya untuk hal itu.
Jika demikian, apakah guru harus menyerah dengan keadaan ini? Apa yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk memastikan pendidikan terus berjalan dan menjawab tantangan zaman?
Manusia dilengkapi oleh Allah dengan berbagai kemampuan. Ketika Allah menghadirkan seseorang ke dalam dunia, Allah mengaruniakan berbagai kemampuan itu ke dalam diri orang itu.
baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/mari-obati-lukamu.html
Misalnya berbagai kemampuan dan kecerdasan dalam hal berlogika, membangun emosi, spiritual, dan ketahanan diri dalam menghadapi tantangan.
IQ
Intelligent quotient (IQ) yang dimiliki oleh seorang guru akan menolong dia untuk mampu bernalar dan berpikir secara logis, terarah, terstruktur, sistematis, dan mampu mengelola keadaan dengan lebih akurat dan efektif.
Dengan demikian, berbagai persoalan dan masalah penalaran dapat diselesaikan dengan efektif.
baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/apakah-kamu-cantik.html
EQ
Selain itu, dengan kemampuan EQ yang baik, guru tersebut dapat mengelola emosi pada diri sendiri, peka terhadap emosi orang lain, memberi tanggapan dan melakukan negosiasi dengan orang lain secara emosional, serta memotivasi diri sendiri.
AQ
Adversity quotient (AQ) merupakan bagian yang diperlukan untuk mengukur kemampuan seorang guru dalam mengelola tekanan yang muncul dalam dirinya, menghadapi serta mengatasi kesulitan itu.
Tiga tingkatan dalam AQ
Tiga tingkatan yang dimaksud adalah quitters, campers, dan climbers.
Ketiganya digunakan untuk mengukur kemampuan AQ seseorang.
Orang tipe quitters (berhenti) adalah orang-orang yang tidak melanjutkan usaha untuk menyelesaikan masalahnya tetapi hanya mengeluh dan menyerah saat menghadapi kesulitan.
Seorang tipe campers (berkemah) akan berusaha menyelesaikan masalahnya pada awalnya. Tetapi belum lagi masalah diselesaikan secara tuntas, dia sudah tidak berusaha lagi karena merasa usahanya sudah cukup.
Seorang tipe climbers (pendaki) akan selalu berusaha untuk dapat menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi. Hal ini dilakukan agar masalahnya dapat diselesaikan dan dia dapat menikmati kebahagiaannya.
SQ
Keseimbangan dari 4 kemampuan di atas akan sangat menolong seorang guru untuk lebih produktif, kreatif, dan terus menjadi teladan sebagai seorang pendidik manusia, pendidik kehidupan, dan seorang arsitek jiwa.
Referensi: berbagai sumber
Luar biasa...inilah guru masa depan kita
ReplyDeleteterima kasih bu
DeleteTerima kasih, bagus enak dibaca saya akan pahami lebih dalam lagi. Lanjutkan 👍
ReplyDeleteterima kasih pak suharto. Salam sehat dan sukses pak
Deleteterima kasih atas tulisannya yg menginspirai
ReplyDeleteterima kasih om jay yang juga sudah memberi motivasi untuk terus menulis tiap hari
Delete