Sunday, November 22, 2020

Gunakan Kemampuanmu, Guru!

grefer pollo
oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd

Pendidikan terus berkembang dari waktu ke waktu. Siap atau tidak siap. 

Guru dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi menyikapi dan mengelola perubahan pendidikan yang ada.

Namun, tidak semua guru mampu melakukan itu, dan tidak setiap sekolah memiliki fasilitas dan sumber daya untuk hal itu.

Jika demikian, apakah guru harus menyerah dengan keadaan ini? Apa yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk memastikan pendidikan terus berjalan dan menjawab tantangan zaman?

Manusia dilengkapi oleh Allah dengan berbagai kemampuan. Ketika Allah menghadirkan seseorang ke dalam dunia, Allah mengaruniakan berbagai kemampuan itu ke dalam diri orang itu. 


baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/mari-obati-lukamu.html


Misalnya berbagai kemampuan dan kecerdasan dalam hal berlogika, membangun emosi, spiritual, dan ketahanan diri dalam menghadapi tantangan.


IQ  

Intelligent quotient (IQ) yang dimiliki oleh seorang guru akan menolong dia untuk mampu bernalar dan berpikir secara logis, terarah, terstruktur, sistematis, dan mampu mengelola keadaan dengan lebih akurat dan efektif. 

Dengan demikian, berbagai persoalan dan masalah penalaran dapat diselesaikan dengan efektif.


baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/apakah-kamu-cantik.html



EQ


Seorang guru juga diperlengkapi dengan emotional quotient (EQ). Melalui EQ, seorang guru dapat menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya dan juga merespon orang lain yang ada di sekitarnya secara bajik dan bijak. 


Selain itu, dengan kemampuan EQ yang baik, guru tersebut dapat mengelola emosi pada diri sendiri, peka terhadap emosi orang lain, memberi tanggapan dan melakukan negosiasi dengan orang lain secara emosional, serta memotivasi diri sendiri.


AQ


Adversity quotient (AQ) merupakan bagian yang diperlukan untuk mengukur kemampuan seorang guru dalam mengelola tekanan yang muncul dalam dirinya, menghadapi serta mengatasi kesulitan itu.


Tiga tingkatan dalam AQ


Tiga tingkatan yang dimaksud adalah quitters, campers, dan climbers. 

Ketiganya digunakan untuk mengukur kemampuan AQ seseorang.

Orang tipe quitters (berhenti) adalah orang-orang yang tidak melanjutkan usaha untuk menyelesaikan masalahnya tetapi hanya mengeluh dan menyerah saat menghadapi kesulitan.

Seorang tipe campers (berkemah) akan berusaha menyelesaikan masalahnya pada awalnya. Tetapi belum lagi masalah diselesaikan secara tuntas, dia sudah tidak berusaha lagi karena merasa usahanya sudah cukup.

Seorang tipe climbers (pendaki)  akan selalu berusaha untuk dapat menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi. Hal ini dilakukan agar masalahnya dapat diselesaikan dan dia dapat menikmati kebahagiaannya. 


SQ

Seorang guru yang memiliki kemampuan spiritual quotient (SQ) yang baik akan mampu mengelola persoalan dengan baik dan berdamai dengan persoalan itu. 

Lalu, dari upaya menyelesaikan persoalan itu mereka akan menemukan nilai dan makna hidup. 

Mereka yang termasuk berkembang baik dalam kemampuan ini akan bersikap fleksibel dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya.

Guru yang memiliki kemampuan SQ yang baik juga akan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, dapat menghadapi penderitaan dan sakit serta mengambil nilai dan makna dari sebuah kegagalan yang dialami. 


Keseimbangan dari 4 kemampuan di atas akan sangat menolong seorang guru untuk lebih produktif, kreatif, dan terus menjadi teladan sebagai seorang pendidik manusia, pendidik kehidupan, dan seorang arsitek jiwa. 


Referensi: berbagai sumber

6 comments:

  1. Luar biasa...inilah guru masa depan kita

    ReplyDelete
  2. Terima kasih, bagus enak dibaca saya akan pahami lebih dalam lagi. Lanjutkan 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih pak suharto. Salam sehat dan sukses pak

      Delete
  3. terima kasih atas tulisannya yg menginspirai

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih om jay yang juga sudah memberi motivasi untuk terus menulis tiap hari

      Delete